Seorang gadis muda, reinkarnasi dari seorang Assassin terhebat di masanya terdahulu. Gadis tersebut tidak menyadari bahwa ia adalah reinkarnasi Assassin tersebut.
Ia menjalani hidupnya dengan biasa-biasa saja. Sampai akhirnya, ia bertemu dengan seorang wanita dewasa yang ternyata adalah mentor Assassin itu. Wanita ini sudah hidup beratus-ratus tahun lamanya hanya untuk bertemu dengan gadis ini dan akan melatihnya sampai gadis itu siap menghadapi lawannya sendirian karena perlu diketahui, gadis muda itu adalah reinkarnasi terakhir dari Assassin itu.
Tugasnya adalah mencegah lawannya yang juga bereinkarnasi sampai masa di mana gadis itu hidup. Lawannya berencana menguasai suatu pemerintahan di kotanya dengan cara yang kotor.
Ternyata tugasnya tidak hanya itu saja. Ia juga menanggung nasib dunia.
Nasib dunia berada di tangannya.
Mampukah dia menyelamatkan dunianya? Atau dunianya harus punah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Big.Flowers99, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejutan
"Hei, wajahmu terluka," kata Kylo.
"Oh, iya."
Nathalia bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan luka tersebut.
Di kamar mandi, ia membasuh wajahnya lalu bercermin sejenak. Nathalia mengamati kalungnya itu. Ia bingung sekaligus heran, mengapa batu permatanya menyala. Sedikit terang daripada biasanya. Nathalia mencoba memegang batu tersebut. Tidak ada reaksi apa-apa yang tejadi pada dirinya. Ia berusaha mengabaikannya saja.
Kejadian aneh terjadi. Saat Nathalia hendak mematikan keran air dengan cara menutup lubang keran air menggunakan telapak tangan, tiba-tiba keran tersebut terlepas. Akibatnya, air keluar sedikit deras. Sempat mengenai seragamnya. Nathalia kebingungan bagaimana cara memperbaikinya. Ia sangat panik sampai-sampai keran yang dipegangnya menjadi retak, pecah lalu hancur.
Haduh. Belum gajian suruh ganti. Tapi gak apa-apalah. Aneh sekali. Kenapa keran ini menjadi mudah hancur. Padahal cuma dipegang doang.
Dengan berani dan rasa tanggungjawab, Nathalia akan melaporkan kejadian ini kepada atasannya. Bahkan kalau perlu kepada Arumi. Nathalia mengambil plastik untuk menahan air supaya tidak keluar terus-menerus. Setelah selesai, ia keluar.
Nathalia melihat atasannya sedang berbicara dengan Kylo. Ia dapat mendengar pembicaraan mereka dari kejauhan. Rupanya, Kylo mendapat teguran dari atasannya atas sikap tak sopan kepada salah satu pelanggan. Namun, Kylo berdalih pelanggan tersebut yang memulainya terlebih dahulu. Atasannya tidak perduli dengan alasannya. Ada Brandon dan Floryn di sisi sebelah mereka berdua.
"Permisi, Pak. Maaf, saya membuat kesalahan," kata Nathalia yang sudah menghampiri mereka. Atasannya lalu menghentikan sejenak percakapannya dengan Kylo.
"Apa itu??" Tanya atasannya. Nathalia menunjukkan keran yang sudah hancur kepadanya.
"Saya tidak sengaja menghancurkannya. Akan saya ganti esok hari. Bisakah potong gaji saya saja bulan ini??" Atasannya sangat terkejut melihat keran yang sudah menjadi puing di tangan Nathalia. Beliau menarik nafas dalam-dalam. Pasalnya, keran itu sangatlah mahal. Namun, beliau melihat ada rasa tanggungjawab di diri Nathalia.
"Ya ampun. Ini tidak bisa sembarang keran di pasang. Di sini sudah memakai keran otomatis. Keran ini sudah satu paket dengan sensornya, letaknya di wastafel itu," ucap atasannya.
"Hmm, kalau begitu saya akan ganti semuanya?? Bagaimana??" Tanya Nathalia.
"Hmm... Akan saya rundingkan dengan Ibu Arumi dulu."
Lalu ia pergi ke ruangan Arumi.
Brandon dan Floryn yang mendengar Nathalia menghancurkan keran, terheran-heran. Kylo yang mendengar dan menyaksikan buktinya, terkejut wajahnya.
"Bagaimana bisa ini hancur???" Tanya Kylo.
"Mungkin sudah terlalu lama," kata Nathalia.
"Tidak mungkin. Baru seminggu yang lalu diganti," ucap Brandon.
"Betul. Dan keran ini adalah keran dengan bahan kualitas terbaik. Jadi tidak mudah hancur," lanjut Floryn.
Nathalia sendiri tidak tahu-menahu bagaimana bisa keran tersebut hancur ditangannya. Ia menjelaskan semua kejadiannya kepada ketiga rekannya itu.
"Nathalia. Kamu menghancurkan apa??"
Nathalia menoleh ke belakang. Rupanya Arumi yang bertanya. Nathalia menunjukkan keran yang sudah hancur berkeping-keping.
"Ya, seperti itulah. Padahal baru minggu kemarin," kata atasan karyawan sambil menggaruk-garuk kepalanya. Arumi tersenyum geli.
"Sudahlah. Ganti saja lagi. Mungkin kamu membeli barang dengan kualitas rendah," kata Arumi. Arumi meminta pecahan keran itu kepada Nathalia. Nathalia memberikannya.
"Atau bisa jadi kekuatannya melebihi orang pada umumnya," lanjutnya dengan suara berbisik dan hanya terdengar oleh Nathalia seorang. Tampak wajah keheranan dari Nathalia. Melihat keheranannya, Arumi tersenyum lalu membuang pecahan itu.
"Kalau begitu, saya beli dulu," ucap atasan karyawan.
"Baiklah." Arumi kembali ke ruangannya.
Nathalia terlihat melamun, memikirkan ucapan Arumi barusan.
"Hoi! Jangan melamun," kata Kylo seraya menjentikkan jarinya tepat di hadapan wajah Nathalia.
"Oh iya." Nathalia tersadar dari lamunannya lalu kembali bekerja. Kylo menatapnya sambil menggelengkan kepalanya.
Tak lama berselang, Brandon dipanggil oleh atasannya untuk membantunya memasangkan keran. Brandon protes mengapa tidak memanggil ahlinya sekalian. Atasannya berdalih hal itu dilakukan untuk mempersingkat waktu. Brandon pasrah saja menerimanya.
Setelah selesai, Brandon melihat Nathalia membersihkan meja dengan malas-malasan. Dalam benaknya, ia menduga bahwa Nathalia masih memikirkan kejadian tadi. Sepertinya, ia merasa bersalah atas kesalahannya. Brandon datang bermaksud menghibur hatinya.
"Nathalia, te..."
Brandon tidak sempat menyelesaikan ucapannya karena dirinya dibanting oleh Nathalia secara tiba-tiba. Penyebabnya adalah saat tangan Brandon hendak menepuk pundak Nathalia, tiba-tiba Nathalia menangkap tangannya lalu membanting tubuhnya. Brandon tidak dapat mencegah hal itu karena sedemikian cepatnya kejadian itu terjadi.
"Awwhh..."
"Oh, maaf. Aku tidak sengaja."
Kylo dan Floryn menyaksikan Nathalia yang membanting Brandon dengan mudahnya terkejut dan terheran-heran. Bahkan hanya menggunakan satu tangan saja. Hal itu sangat tidak masuk akal mengingat Nathalia adalah seorang gadis sedangkan Brandon adalah laki-laki. Dari bentuk badannya sudah jelas perbedaannya. Lebih besar Brandon daripada Nathalia.
Brandon bangkit sambil mengelus-elus punggungnya.
"Ah, aku yakin kamu adalah pemain gulat," kata Brandon sambil menyeringai dan mengeluh kesakitan. Nathalia segera membantu Brandon untuk duduk di kursi.
"Apa penyebabnya sampai-sampai kau dibanting olehnya, Brandon??" Tanya Kylo.
"Adududuh... Aku hanya ingin menghiburnya. Kayaknya dia kepikiran dengan kejadian tadi. Mengelap mejanya malas sekali. Baru saja tanganku hendak memegang pundaknya, dia membantingku dengan sangat cepat," kata Brandon sambil memperagakan kejadian saat dia dibanting.
"Maaf. Aku tidak bermaksud begitu," ucap Nathalia.
"Ya ya. Tak masalah. Sepertinya aku butuh bantuan Floryn untuk mengurut," kata Brandon menyeringai kepada Floryn.
"Dasar mencari kesempatan," ucap Floryn kesal.
Semua berjalan dengan seperti biasanya. Tidak ada keributan atau kejadian aneh terjadi. Arumi pulang ke kediamannya saat sore hari.
Malam pun tiba. Restoran semakin penuh saja dengan banyaknya pelanggan.
"Floryn, siapa mereka??" Tanya Nathalia seraya menunjuk ke arah dua orang yang dianggapnya aneh. Bagi Nathalia, dua orang itu seperti bukan manusia.
"Kenapa?? Apa ada yang aneh??" Tanya Floryn.
"Ya. Lengannya robot. Wajahnya manusia. Tetapi, memiliki mata seperti robot," kata Nathalia. Floryn tertawa geli.
"Mereka itu manusia. Hanya saja, tubuhnya dimodifikasi dengan robotik. Berbagai alasan mendasari kenapa mereka melakukan hal itu. Ada yang karena kecelakaan, ada juga yang ingin mempermudah pekerjaan mereka. Contohnya, mata robot itu. Dengan mata itu, dia bisa menangkap objek yang bergerak cepat. Ia juga tidak akan merasakan kelelahan di matanya. Pasti dia bekerja di depan komputer seharian," jelas Floryn. Nathalia mengangguk mengerti.
"Ada juga yang menggunakannya sebagai kejahatan," lanjutnya menambahkan.
"Apa berguna barang seperti itu??"
"Tentu saja. Lengan robotik itu mampu mengangkat benda berat, memberikan daya hancur yang kuat. Bagi penjahat, lengan itu bisa digunakan untuk menghabisi korbannya," kata Floryn.
"Daripada begitu, kenapa tidak menyelamatkan orang yang terkena kejahatan??" Tanya Nathalia.
"Apa yang kau harapkan ketika menjadi pahlawan, Nathalia? Pahlawan hanya mengorbankan dirinya sendiri untuk keselamatan orang lain. Ketika dia mati, tidak mendapatkan apa-apa. Paling hanya mendapat penghargaan saja," kata Kylo.
"Setidaknya, berbuat baik akan menghasilkan perbuatan baik juga, iya kan?? Kita berbuat baik, pasti orang berbuat baik kepada kita juga," kata Nathalia.
"Jangan berharap perbuatan baik dibalas dengan kebaikan juga, Nathalia. Sering terjadi, perbuatan baik dibalas dengan kejahatan. Dan ada suatu saat jika kamu melakukan satu kejahatan, padahal kamu sudah banyak melakukan kebaikan, namun yang akan diingat oleh orang-orang adalah kejahatanmu yang hanya sekali itu," kata Brandon. Nathalia diam sejenak. Ia bertanya-tanya, apa benar yang dikatakan Brandon?
Waktu berlalu sampai akhirnya sudah waktunya bagi mereka untuk menutup restoran tersebut. Kylo mematikan sistem robot yang ada di sana dan meletakkannya pada suatu ruangan, sekalian diisi dayanya. Brandon dan Floryn membersihkan area. Nathalia merapikan beberapa meja dan bangku yang acak-acakan.
Keadaan di luar sangat sepi. Nathalia bertanya kepada Brandon, mengapa sepi? Padahal biasanya selalu ramai. Brandon menjawab bahwa sebagian orang sedang menghadiri pesta kembang api, letaknya di stadion yang akan diresmikan sebentar lagi.
Tiba-tiba, pintu terbuka dengan sangat kencang. Ada seseorang yang mendobraknya. Orang tersebut melemparkan gas bius kearah mereka. Brandon, Floryn dan Kylo jatuh pingsan. Atasannya yang baru saja selesai mengerjakan laporan, tidak sempat berbuat apa-apa karena sudah dibekap oleh salah satu dari mereka. Karyawan lainnya pun bernasib sama seperti ketiga rekan Nathalia. Namun, tidak bagi Nathalia yang tiba-tiba saja sudah mengenakan pakaian dari ruang jubah di The Secret.
Terdiri dari, masker hitamnya yang mampu menangkal segala zat dan gas bahkan gas beracun sekalipun. Jubah yang mirip seperti jaket dengan panjang sepahanya. Sarung tangan hitam dengan belati kecil tersembunyi di baliknya. Pedang yang sudah terpasang di tubuh Nathalia.
Beberapa temannya datang, sekitar 6 orang. Total ada 7 orang. Batu permata yang ada pada kalung tersebut menyala berwarna merah. Ketujuh orang tersebut sangat heran dengan penampilannya. Tidak hanya mereka, bahkan Nathalia sendiri pun keheranan. Ia mengamati tubuhnya sendiri. Bagaimana bisa pakaian yang ada pada rumahnya, tiba-tiba sudah terpakai olehnya.
Dari belakang, ada sosok The Ghost yang menghadang pintu keluar. Ketujuh orang itu tidak akan mampu kabur.
"Sial! Habisi mereka berdua! Kalian berempat lawan gadis hitam itu. Kalian berdua, ikut denganku menghajar wanita putih ini."
Nathalia berhadapan dengan empat orang. Berbagai pukulan dapat dihindari oleh Nathalia. The Ghost menyaksikan aksinya sambil mematahkan serangan yang dilancarkan ke arahnya.
Salah satu dari keempatnya mengeluarkan kapak. Dengan refleknya, Nathalia mengeluarkan pedang dari sarungnya. Kedua senjata itu beradu. The Ghost sudah membunuh ketiga orang itu. Lalu ia membantu menghabisi empat sisanya yang sedang menyerang Nathalia.
Pertarungan dimenangkan oleh Nathalia dan The Ghost. Nathalia heran dengan kejadian barusan. Tiba-tiba saja ia dapat bertarung dengan baik, padahal sebelumnya ia tidak pernah bisa bertarung. Nathalia menatap The Ghost sejenak. Begitu juga sebaliknya. Lama mereka saling menatap sebelum akhirnya The Ghost pergi menggunakan pistol katrolnya.
Nathalia hendak mengejarnya namun tidak jadi karena ketiga temannya sudah mulai sadar.
Nathalia kebingungan dengan penampilannya. Ia tidak mau berpenampilan seperti ini dihadapan mereka. Secara perlahan-lahan, pakaiannya menghilang sehingga Nathalia kembali memakai seragamnya.
"Uh, apa yang terjadi??" Tanya Brandon. Nathalia berpura-pura siuman dari pingsannya.
Mereka bertiga baru sadar jika ada perampokan. Ditandai dengan adanya tujuh jasad di sekitar mereka. Floryn memanggil pihak berwajib. Saat datang, mereka ditanya tentang kejadian secara rinci dan jelas. Tidak ada yang bisa menjelaskan apa yang terjadi. Bahkan Nathalia pun bungkam.
Dari kejauhan, The Ghost berdiri menyaksikan kejadian yang terjadi di Rott Restaurant. Di sebelahnya, ada tiga orang berjubah menghampirinya.
"Terlalu cepat untuk memunculkan kekuatan itu kan, Sensei??" Tanya orang berjubah coklat.
"Ya. Nathalia sudah mulai bisa mengendalikan kekuatannya. Gaya bertarungnya sedikit hebat walaupun masih acak-acakan. Tetapi jika dilatih, sepertinya akan jadi hebat," kata The Ghost.
"Anda benar, Master. Satu hal lagi. Sepertinya dia tidak perlu alat kecil untuk menyembunyikan senjata dan pakaiannya," kata orang berjubah biru.
"Iya, benar. Sepertinya ayahnya yang memodifikasi batu permata itu. Bagaimana cara kinerja, kita tidak tau. Yang terpenting adalah terus awasi dia," kata The Ghost.
"Baik, Sensei," kata orang berjubah merah.
Di sisi lain, dari gedung Parvita Company, seorang pria berjas hitam terlihat mengaktifkan penglihatan ajaibnya. Ditandai dengan bola matanya yang memunculkan titik berwarna putih. Terlihat juga, bola matanya seperti diubah sedemikian rupa sehingga dapat melihat sesuatu dari kejauhan. Pria itu menghadap ke arah luar dari sisi gedung yang terbuat dari kaca bening.
Tiba-tiba, ada seseorang muncul dari kaca tersebut. Bayangan pria itu memakai topi kerajaan zaman dahulu.
"Sepertinya dia masih hidup dan mampu bertahan hidup," ucap pria berjas hitam.
"Itu artinya kau gagal membunuhnya 19 tahun yang lalu," ucap pria berpakaian kerajaan.
"Padahal orangtuanya sudah kubunuh. Seharusnya dengan mental yang lemah, dia tidak mampu bertahan hidup sampai sekarang."
"Itu karena ada orang yang membuatnya tabah. Kau tau apa yang kau harus lakukan??"
"Ya. Aku sudah tau namanya. Datanya ada di tanganku."
"Bagus. Bunuh orang tersayangnya, maka dengan begitu dia akan lemah dan mudah dibunuh. Bahkan dia bisa membunuh dirinya sendiri."
"Benar sekali. Dan aku sudah tau dimana orang tersayangnya tinggal." Pria berjas hitam itu tersenyum jahat.