NovelToon NovelToon
Kekasih Virtual

Kekasih Virtual

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis / Cinta Terlarang / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:747
Nilai: 5
Nama Author: wanudya dahayu

~♡Cinta ini bukan terlalu cepat bersemayam di dada
Tidak juga terlalu cepat mematri namamu di sana
Hanya saja semesta terlambat mempertemukan kita
Sayang, rindu ini bukannya ******
yang tak tahu diri meski terlarang.
Maka ...
Jangan paksa aku melupakan
sungguh aku belum lapang~♡


"Aku tahu dan menyadari ini salah, tapi Aku tidak bisa menghentikannya, jika ini adalah takdir, bukankah hal yang sia-sia jika Aku menghindarinya, sekuat apapun Aku menghindar tetap saja Aku tidak akan pernah bisa lari dari perasaan ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wanudya dahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mencari jawaban

Rangga tersenyum melihat layar ponselnya menampilkan sosok yang sangat ia kenali.

Kirana putri, seseorang yang selalu memiliki tempat khusus di hati dan pikirannya.

"Aku pun juga sangat merindukanmu," ucap Rangga lirih seusai membaca bait puisi yang Kirana tulis di postingan media sosialnya.

Seolah dia tahu pada siapa sajak-sajak rindu itu Kirana alamatkan, dan dia memang tidak salah kata-kata rindu itu memang kirana tulis untuk Rangga seorang.

Begitu saja barisan kata-kata bermunculan di fikiran Rangga menanggapi puisi rindu yang Kirana tuliskan.

Usah kau mendepa rindu, sayang

Kau tak kan bisa

Sebab ia tak ada ujungnya

Bahkan setelah pertemuan itu, tak juga surutkan rindu

Ia malah semakin hebat mengikat malam-malam sepiku

@Ranggadipta

Setelah ia menulis balasan puisi tersebut, Rangga langsung mengirim pesan, sebab terakhir kali yang ia tahu nomor ponselnya telah diblokir oleh Kirana, jadi otomatis Rangga tidak bisa menghubungi gadis itu lagi, dan inilah kesempatannya untuk berbicara dengan Kirana mumpung ia tengah mengaktifkan kembali akun media sosial miliknya.

("Kirana putri, akhirnya aku bisa menghubungimu, tolong jangan blokir nomorku lagi aku ingin menyampaikan sesuatu padamu, entah bagimu ini penting atau tidak tapi bagiku ini sangat berarti, jadi aku mohon sekali saja ijinkan aku bicara denganmu.")

Begitulah pesan yang Rangga kirimkan untuk Kirana.

Rangga tidak berhenti mengecek notifikasi di ponselnya, berharap Kirana segera membalas pesan darinya, namun setelah menunggu beberapa lama ternyata Kirana tidak juga membalas pesan tersebut, ada rasa kecewa yang Rangga rasakan, dia berfikir mungkin Kirana memang sudah tidak ingin berbicara lagi dengannya.

Sambil menghela nafas panjang ia mematikan ponselnya begitu saja.

"Sudahlah kalau begitu," ucapnya lirih penuh kekecewaan.

Sementara itu tidak jauh di sudut kota lain Kirana masih memandangi layar ponselnya, ia tahu dan sudah membaca puisi balasan dari Rangga, pun pesan yang telah Rangga kirimkan untuknya.

Kirana ingin membalasnya tapi ia merasa ragu dan bingung juga dengan apa yang akan ia katakan.

akhirnya ia hanya memandangi pesan itu dan membacanya sekali lagi dan mengulanginya lagi tapi tak ada sedikitpun keberanian untuk membalasnya.

Kirana menerka-nerka sebenarnya apa yang ingin Rangga bicarakan dengannya, bukankah sudah tidak ada kepentingan lagi di antara mereka, apa jangan-jangan Rangga ingin menyampaikan tentang pernikahannya dengan Della, ya Tuhan seandainya itu benar lebih baik ia tidak perlu mendengarnya, pasti akan sangat menyakitkan, tapi di sisi lain Kirana juga penasaran dengan apa yang akan disampaikan oleh Rangga.

Akhirnya setelah menimbang-nimbang Kirana pun membuka kembali nomor ponsel Rangga yang sudah ia blokir beberapa bulan lalu.

Kemudian ia pun mengirimkan pesan lewat aplikasi whatsap di ponselnya.

("Assalamualaikum, Mas Rangga, boleh aku tahu apa yang ingin kamu bicarakan?")

Rangga akhirnya merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur berharap ia bisa tertidur pulas malam ini, tapi ternyata matanya tidak bisa terpejam sama sekali, pikirannya begitu tidak tenang hingga sulit untuk mengistirahatkan pikirannya sendiri.

Ia pun menoleh ke atas nakas di samping tempat tidurnya, sebab terlihat ponselnya menyala.

Lalu bergegas ia mengambil ponsel tersebut. Senyumnya tiba-tiba mengembang ketika ia melihat ternyata seseorang yang sangat ia harapkan yang telah mengirimkannya sebuah pesan untuknya.

Ia langsung membuka pesan tersebut dan membacanya.

Ah ... tidak, Rangga merasa tidak cukup puas hanya dengan membalas lewat ketikan, lalu langsung saja ia menelfon gadis yang berada di kota sebelah itu.

Setelah beberapa saat akhirnya Kirana mengangkat telefon dari Rangga dengan jantung yang berdegup tidak beraturan.

"Mas Rangga," sapanya.

"Hai, Ki ... selamat malam, ya ...Tuhan senang sekali bisa mendengar suara kamu lagi," sahut Rangga antusias.

"Mas Rangga ingin menyampaikan apa?" tanya Kirana, membuka obrolan.

"Banyak, Ki, sebenarnya banyak yang ingin aku sampaikan ke kamu," jawab Rangga.

"Bicara saja, silakan," kata Kirana lagi.

"Kamu baik-baik saja, kan? aku mencemaskanmu, sejak pertemuan terakhir kita aku tidak tahu kenapa aku jadi kepikiran kamu terus, aku sadar seharusnya aku tidak perlu seperti ini kan, sebab aku tahu suami kamu pasti sudah menjagamu dengan baik, tapi tetap saja aku tidak bisa berhenti memikirkan kamu," jelasnya panjang lebar.

"Iya, Mas aku baik-baik saja, Mas Rangga tidak perlu mengkhawatirkanku," jawabnya datar.

"Ki, aku ingin menemui kamu, boleh, kan?" tanya Rangga hati-hati.

"Untuk apa?" Kirana sedikit terkejut dengan permintaan Rangga tersebut.

"Entahlah, hanya saja aku begitu ingin menemui kamu, setidaknya aku hanya ingin memastikan keadaanmu, itu saja," jelasnya.

"Lewat telefon kan bisa, Mas Rangga tidak perlu jauh-jauh menemuiku," jawab Kirana.

"Tapi aku ingin, Ki, aku sangat ingin bertemu denganmu, aku merindukanmu," jawabnya bersungguh-sungguh, seolah-olah dia tidak peduli dengan status Kirana saat ini.

"Nanti kalau mbak Della tahu dia bisa marah, Mas," kata Kirana lagi.

"Tidak apa-apa, aku tidak permasalahkan hal itu, atau begini saja aku datang ke rumahmu, meski akan sangat berat untukku tapi aku juga ingin mengenal seperti apa suamimu, setidaknya aku bisa pastikan kamu berada bersama orang tepat, agar aku tenang melepasmu," jelas Rangga.

"Sepertinya itu tidak perlu,"

"Apa kamu keberatan jika aku bertemu dengan suami kamu? aku janji tidak akan buat masalah, aku hanya ingin pastikan kamu dalam keadaan baik, dan itu bukan cuma untuk kamu, tapi untuk aku juga, supaya hatiku tenang, karena jujur sejak terakhir kita bertemu, hatiku bahkan pikiranku tidak pernah merasa tenang, kumohon beri aku kesempatan sekali saja," pintanya dengan penuh harap.

Hati Kirana malah terasa sakit mendengar setiap ucapan dari Rangga, sampai saat ini pun ternyata Rangga masih mengira kalau dia telah menikah dengan Satya, Kirana jadi berfikir kembali mungkinkah membohongi Rangga akan statusnya ini adalah sebuah kesalahan, mungkin tidak seharusnya ia berbohong terhadap Rangga, mungkin dengan begitu ia akan punya kesempatan untuk memiliki Rangga lagi seutuhnya, tapi bukankah dengan begitu ia akan menyakiti hati Della juga Satya. Ia tidak menginginkan itu, ia tidak bisa merebut Rangga dari Della, mana mungkin ia bisa berfikir egois seperti itu.

Meski sebenarnya saat ini pun ia telah sangat melukai hati Satya dengan pengkhianatannya, tapi ia tidak ingin menambah luka itu lagi.

"Aku yang akan menemuimu, Mas," akhirnya Kirana mengiyakan ajakan Rangga untuk bertemu.

"Jangan, Ki, aku tahu kondisimu aku mana tega membiarkanmu menempuh perjalanan jauh untuk menemuiku," kata Rangga.

"Maksudku aku bisa menemui Mas Rangga di suatu tempat asal tidak di rumahku," jelasnya lagi.

"Baiklah, kapan kamu ada waktu? aku akan ke kotamu kita bertemu di taman tempat kita bertemu pertama kali waktu itu, bagaimana?" katanya.

"Baiklah, nanti aku kabari," jawab Kirana singkat.

"Aku tidak sabar ingin segera menemuimu, Ki," kata Rangga merasa lega.

Entah mengapa kali ini Rangga begitu antusias untuk bertemu dengan Kirana, dia tahu bahwa Kirana telah menikah dengan orang lain, tapi sungguh ia tidak dapat menutupi perasaan bahagianya untuk bertemu dengan Kirana kali ini.

Demikian pun dengan Kirana, ia tidak dapat memungkiri kalau ia pun juga sangat ingin bertemu dengan Rangga, bahkan keinginan itu jauh lebih besar dari sebelumnya, mungkin karena calon bayi di dalam perutnya yang juga menginginkan bertemu dengan ayahnya.

Kirana tersenyum sendiri ketika memikirkannya.

"Seandainya keadaan tidak serumit ini, aku pasti dengan bersemangat akan memberi tahukan keberadaanmu yang tengah bertumbuh di sini," ucapnya lirih sambil meraba perutnya seolah ia tengah berbicara dengan buah cintanya.

"Lusa kita berdua akan bertemu dengannya, ayahmu, ... tentu saja," ucapnya lagi.

Malam ini Kirana tidak dapat memejamkan matanya, ada perasaan yang tidak bisa ia jelaskan namun sungguh perasaan itu mampu membuatnya terjaga sepanjang malam, ada rasa bahagia hingga hatinya tak henti berdebar, seperti saat itu ... saat pertama kali ia memutuskan untuk bertemu dengan Rangga, perasaan itu muncul lagi, pertemuan yang singkat namun mampu membuatnya terikat selamanya dengan sosok laki-laki bernama Rangga, namun di sisi lain ada perasaan takut yang teramat besar menghantuinya. Ia takut jika pertemuannya nanti dengan Rangga hanya akan memperpanjang deretan luka yang selama ini ia rasakan.

"Semoga segalanya membaik, Tuhan," lirih pintanya sebelum akhirnya ia terlelap dalam tidurnya.

Kirana

Sekiranya namamu akan selalu menjadi dzikir syahdu di setiap malam-malamku

Seluruh aku berkiblat pada ufuk yang denyar di kedua matamu .

Maka ...

Akan kujemput dan kuikat dirimu lewat mantra suci ini di sepanjang doaku.

Aku mencintaimu

@Ranggadipta

1
Alphonse Elric
Gak nyangka endingnya bakal begini keren!! 👍
Laura Rivera 🇨🇴❤️
Lucu banget! 😂
pelangisenja
sederhana dan ringan untuk dibaca, tapi serius ceritanya bikin salting sendiri 🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!