Takdir seakan mempermaikan kehidupan Syakira Anastasia. Kehidupannya yang bergelimang harta, terlahir dari keluarga mapan, gak pernah sekali pun membuatnya menangis karena derita.
Namun takdir membawanya pada seorang pria beruban, dengan fisik bak pria matang.
Membawanya pada hubungan yang gak pernah ia bayangkan. Mampu kah Syakira menjalani perannya sebagai seorang istri di usia labilnya? Atau berakhir menderita seperti yang di inginkan Jims Prayoga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mahlina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13 Kita putus!
“Ini berkasnya, mbak! Silahkan di tanda tangani, sebagai pernyataan persetujuan dari pihak keluarga pasien!” ujar Ratna, sembari menyerahkan bagian lembar yang harus di tanda tangani Syakira.
“Saya harus tanda tangan di sini, Sus?” tanya Syakira, dengan mengarahkan pena pada bagian yang harus di tanda tangani.
“Benar, mbak!”
Ratna berseringai, dengan kening mengkerut menatap Syakira, ‘Kamu gak tau aja, dengan kamu menandatangani surat itu! Kamu sebagai orang yang bertanggung jawab atas pasien. Setuju untuk membiayai pasien hingga sembuh, tapi jangan harap… Tuan Yoga membiarkan ayah mu ke luar dari rumah sakit dalam keadaan bernyawa. Jika ia gak bisa mempermainkan mu!’ batin suster Ratna.
Tangan Wili terulur, menutup berkas yang berada di hadapan Syakira, bertanya dengan penuh selidik.
“Kamu yakin gak mau baca isi nya, Ra?” tanya Wili.
Syakira menghembuskan nafasnya dengan kasar, menatap tajam Wili, “Gak penting, yang penting itu aku harus segera tandatangani ini… biar papa bisa cepat di tangani dokter, Wil!”
Sreeek.
Dengan lancang, Wili merebut berkas dari tangan Syakira dan membaca poin penting baginya.
Ratna mengepalkan tangannya, menatap gak suka Wili, ‘Kurang ajar nih bocah, bisa jadi penghambat kalo sampai Syakira terpengaruh dengan ucapan nya! Ini sama aja dengan ancaman buat Tuan Yoga!’
‘Tuh kan benar! Gimana bisa Syakira harus menanggung biaya rumah sakit untuk sekali operasi om Bayu! Syakira mau dapat uang dari mana! Belum lagi selama om Bayu mendapat perawatan, ini sama aja buat Syakira bangkrut!’
Suster Ratna berdehem, mengingatkan Syakira, “Ehem, ayah anda harus segera menjalani operasi, mbak!”
Sreeeek.
Syakira kembali merebut berkas dari tangan Wili dengan tatapan galak.
“Udah baca nya kan! Sekarang biarkan aku menjalani tugas ku, Wil!”
“Ra, jangan di tanda tangani, Ra! Ini rumah sakit gak benar Ra! Kita bisa pindahkan om Bayu ke rumah sakit lain, rumah sakit yang lebih masuk akal, Ra!” Wili ngegas.
“Wil, kamu gak dengar apa yang di katakan dokter Eli dan suster Ratna barusan! Papa aku harus segera mendapatkan tindakan! Aku gak mau papa aku kenapa kenapa Wil!” Syakira ngotot.
Grap.
Wili mencekal pergelangan tangan Syakira, mencoba menghentikannya untuk tanda tangan.
Wili menggeleng, hendak memberikan masukan pada Syakira, “Tapi, Ra! Setahu aku… biaya operasi gak semahal itu! Kita bisa …”
Syakira tersenyum sinis pada Wili, “Tolong jangan halangi aku, Wil! Setidak nya jangan hentikan aku untuk melakukan yang terbaik untuk papa ku! Kecuali kamu menginginkan papa ku gak selamat!”
“Bukan itu maksud ku, Ra. Aku cuma …” belum selesai Wili bicara, Serli datang menarik bahu Wili hingga membuat pria itu menghadap ke arahnya.
Bak petasan banting, Serli terus berkicau. Seakan mengalihkan perhatian Wili untuk tetap fokus padanya.
“Kalian di sini? Aku cari cari! Kenapa kalian bisa ada di sini? Apa kalian sudah melihat korban tewas di ruang jenazah? Apa benar salah satu dari mereka ada om Bayu atau tante Sasmita?” cecar Serli ingin tahu, tanpa ragu menarik lengan Wili untuk kembali menatapnya.
Sementara kehadiran Serli bagi Syakira, bak dewi penolong. Syakira berhasil membubuhkan tandatangannya, pada surat pernyataan yang di berikan suster Ratna tanpa gangguan dari Wili.
“Tolong lakukan apa pun untuk kesembuhan papa saya ya, sus! Saya mohon banget!” pinta Syakira dengan menangkupkan ke dua tangannya di depan wajah.
Ratna tersenyum ramah, mencoba menenangkan Syakira, “Semua petugas medis yang terlibat dalam operasi… pasti akan melakukan yang terbaik untuk ayah mbak! Jangan lupa berdoa untuk kesuksesan jalannya operasi ya, mbak!”
Syakira mengagguk.
“Kalo begitu saya permisi! Saya harus memberi tahu dokter Eli akan hal ini!” ucap suster Ratna.
“Kapan kira kira, papa saya di operasi sus?”
“Secepatkan, mbak bisa kembali ke ruang UGD. Tunggu keterangan dokter Eli. Saya permisi, mbak!” ucap suster Ratna sebelum berlalu meninggalkan Syakira.
Bukannya menjawab pertanyaan Serli. Sebaliknya, Wili mengajukan pertanyaan dengan tatapan menyelidik pada satu sahabatnya ini.
“Dari mana aja kamu, Ser! Baru kelihatan! Jarak parkiran ke ruang UGD itu gak jauh loh! Tapi kenapa kamu dan mang Dadang gak muncul muncul juga? Kenapa baru muncul sekarang?” cecar Wili.
“A- aku tadi mules, terus aku takut juga kalo pergi sendiri. Jadi tadi ke toilet minta di antar mang Dadang.” cicit Serli dengan tatapan memelas menutupi rasa gugupnya.
Wili menatap Serli gak percaya, “Yakin kamu?”
Tanpa basa basi pada Wili. Syakira menyeret Serli pergi dengan menggandeng tangan Serli.
“Ayo, Ser! Gak perlu jawab pertanyaan orang yang gak perduli dengan kondisi sulit teman nya” ketus Syakira, dengan ekor mata melirik Wili yang tertinggal di belakang ke duanya.
Wili menelan salivanya sulit, menatap punggung wanita yang ia cintai dengan tatapan gak percaya.
‘Syakira menilai aku gak peduli sama dia? What? Aku pacarnya!’ batin Wili.
Wili mengejar Syakira, mencoba meminta penjelasan dari Syakira.
“Kamu kenapa, Ra? Apa yang udah Wili lakuin sama kamu? Terus tadi kamu di UGD ngapain? Siapa yang ada di ruang UGD, Ra? Bukan Om Bayu kan, Ra?” cecar Serli menatap Syakira dengan tatapan meyakinkan.
Sementara Wili dengan langkah lebarnya, berhasil menyusul Syakira dan Serli.
Grap.
Wili mencekal pergelangan tangan Syakira. Namun gak membuat Syakira menghentikan langkahnya.
“Ra! Tunggu aku, Ra! Maksud kamu apa ngomong gitu ke aku? Aku peduli sama kamu, Ra! Aku sayang sama kamu, Ra! Aku cinta sama kamu, Ra! Kamu mau ke mana si Ra!” cecar Wili.
“Bukan urusan mu! Mulai detik ini, kamu bukan siapa siapa aku, Wil! Kita putus!” tegas Syakira, dengan menyapu air mata di pipinya dengan kasar.
Syakira menghempaskan tangannya dari Wili, menatap Wili dengan tatapan kecewa.
“Kamu memang orang yang aku cintai! Tapi bisa bisanya kamu berniat mencegah ku untuk melakukan yang terbaik untuk papa ku! Papa aku lagi kritis, butuh penangan secepatnya! Jahat kamu, Wil!” seru Syakira dengan penuh penekanan.
Bersambung…
Hayo hayo hayo... Aku tunggu bintang 5 loooh dari kalian 😁
