Lanjutan If I Met You First...
- Jessica adalah seorang sarjana sejarah dan harus bekerja di museum New York di bulan Desember dimana semua orang antusias dengan natal. Kedatangan Nick yang seorang pemilik restauran halal untuk menumpang di museum karena lebatnya salju, membuat keduanya menghabiskan malam itu sambil melihat-lihat museum. Hingga Jessica harus mencari artifak yang hilang dan Nick membantunya. Lama-lama keduanya pun jatuh cinta.
- Joy bekerja sebagai konsultan finance ketika hendak ke Washington DC, terjebak dengan salju dan terpaksa tinggal di kota kecil bernama Crystal Valley. Disana joy bertemu dengan Ben, seorang pemilik rumah sakit kecil dan juga toko roti di kota itu. Joy yang tidak bisa kemana-mana, mau tidak mau membantu Ben membuat cookies untuk Natal. Ben pun semakin tertarik dengan Joy tapi saat gadis itu harus kembali ke Washington DC, Ben bisa melihat bahwa dirinya tidak pantas dengan gadis kota yang kaya raya seperti Joy.
7th generation of klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Usul Joy
The Plaza Manhattan
Akhirnya Jessica dan Nick bersama dengan Deshaun dan Shawna datang ke tempat Miranda Cogsworth tinggal. LeShawn sedikit sedih karena harus berpisah dengan bintang Bethlehem yang dia sukai tapi Shawna mengatakan bahwa itu bukan milik mereka dan harus dikembalikan.
Wanita paruh baya yang masih energik itu menerima rombongan yang datang dengan mempersilahkan keluarga Deshaun Barton untuk mengambil makanan yang sudah disiapkan bagi para tamu.
Sementara LeShawn sibuk mengambil makanan dengan ditemani salah seorang pegawai hotel, Miranda Cogsworth menerima kotak kado natal dan membukanya.
"Oh my God ... Ini sangat indah!" ucap pemilik The Plaza Manhattan itu sambil mengambil bintang Bethlehem dari akrilik yang sudah dibersihkan oleh Deshaun sebelum dibawa ke The Plaza.
"Maafkan kami, Mrs Cogsworth. Kami sungguh tidak tahu jika itu adalah barang berharga keluarga anda," ucap Deshaun Barton dengan wajah penuh sesal.
"Aku malah bersyukur kamu tidak tahu dan masih dijaga bahkan dipakai di pohon Natal keluarga kalian," senyum Miranda Cogsworth. "Jangan khawatir, aku akan menggantikan bintang pohon natal kalian."
"Tidak perlu, Mrs Cogsworth. Kami bisa melindungi harta keluarga Cogsworth saja, itu sebuah keajaiban Natal," ucap Deshaun tidak enak.
"No, no, no. Tidak bisa begitu, Mr Barton. Nanti biar diurus oleh sekretaris aku."
***
Deshaun dan Shawna tampak terkejut saat mereka mendapatkan cek dengan jumlah cukup lumayan dan sebuah bintang pengganti di pucuk pohon Natal. Keluarga Barton pun berpamitan pulang sementara Jessica dan Nick masih berada di The Plaza untuk berbicara tentang bagaimana bisa mengetahui siapa yang membawa pulang bintang Bethlehem milik keluarga Cogsworth.
***
"Jadi kamu mantan militer?" tanya Miranda sambil menikmati acara minum teh sore bersama Jessica dan Nick.
"Yes Mrs Cogsworth," jawab Nick sopan.
"Panggil aku Miranda saja Nick. Aku lebih suka tidak terlalu formal.
"Baiklah ... Miranda."
"Jadi kamu menelusuri pergerakan bintang Bethlehem itu ?" tanya Miranda sambil menyesap tehnya.
"Yes, Miranda. Aku meneliti masing-masing kamera CCTV dan setelah yakin, aku bawa ke Jessica dan dia tahu siapa pria yang bersama anak kecil itu."
"Aku langsung ke rumah Deshaun, Miranda, dan kita terkejut melihat bintang milik keluarga Cogsworth berada di pucuk pohon Natal di ruang keluarga mereka," sambung Jessica.
"Syukurlah sudah ketemu dan aku akan menyimpannya di brankas supaya tidak jalan-jalan lagi!" kekeh Miranda Cogsworth.
Jessica dan Nick masih berada di The Plaza bersama Miranda untuk makan malam sakalian disana. Malamnya Nich mengantarkan Jessica ke apartemennya.
"Kita jalan kaki saja, Jess? Biar mobilku disini?"
"Sekalian saja bawa mobilnya Nick, biar kamu sekalian pulang," jawab Jessica santai.
Nick hanya manyun karena keinginannya berjalan bareng dengan Jessica ditanggapi berbeda oleh gadis itu. Memang sih dari segi praktis, dirinya tidak perlu bolak balik dari apartemen Jessica ke The Plaza tapi kan ...
"Oke Jess." Nick pun menggandeng tangan Jessica menuju parkiran.
Jessica melirik ke arah tangannya yang digandeng Nick. "Kok aku digandeng?"
"Biar kamu tidak hilang!"
Jessica tertawa. "Oh ya ampun Nick, asal deh!"
Nick hanya tersenyum manis.
***
Crystal Valley, kantor Mr Boulvedeer
Enam pria dan tiga wanita yang sudah berumur itu menatap Joy yang membalas tatapan mereka sambil tersenyum manis. Kesembilan orang itu membaca hasil postingan Joy di blognya.
"Aku tidak tahu kalau kamu sangat memuji kota kami, Joy," ucap Mayor Boulvedeer sebagai pemimpin kota Crystal Valley.
"Aku suka disini dan kalian sangat ramah padaku saat dalam kesulitan. Lagipula, acara Natal kalian bisa dipromosikan jadi bisa menarik wisatawan untuk berlibur disini. Aku juga lihat hotel ada, tinggal bisa ditambah lagi jika ada dananya. Atau ... Apakah kalian bersedia jika perusahaan keluarga aku berinvestasi disini?" tawar Joy.
"Maaf Joy, siapa keluarga kamu?" tanya Mary, pemilik penginapan.
"Papa saya adalah Shane O'Grady, pemilik O'Grady brew dan pabrik baja di Boston serta Mancehster. Ibuku Apsarini Neville, akuntan."
Ben langsung menoleh ke arah rak minuman dan terdapat bir hitam dari pabrikan O'Grady. Ya Tuhan, dia putri pemilik pabrik bir favorite para penduduk Crystal Valley?
"Apakah kamu yakin kalau papamu mau investasi disini ?" tanya Mayor Boulvedeer.
"Aku rasa papa setuju dan kakakku Jordan juga pasti suka kota ini," jawab Joy.
"Jordan? Jangan bilang kakak kamu Jordan O'Grady mantan pemain Manchester United?" tanya Ben dengan wajah terkejut.
"Yes."
Ben memegang pelipisnya. Fix! Aku tidak menyangka akan mencium bibir putri pengusaha terkenal.
***
Disaat para tetua berunding, Ben mendekati Joy yang sedang berbalas pesan dengan Shane dan Jordan.
"Apakah kamu yakin, Joy?" tanya Ben sambil duduk di sebelah Joy.
"Soal apa, Ben?" Joy menoleh ke Ben dan menatap bingung.
"Investasi disini. Kamu tahu, disini memang butuh biaya besar untuk investasi dan beberapa investor dulu sudah mau menanamkan modalnya tapi mereka menolak permintaan Mayor Boulvedeer untuk tidak merusak habitat asli," jawab Ben.
"Aku yakin mereka hendak menghancurkan hutan pinus yang kita lihat bintang di bukit kan?" senyum Joy. "Tandanya mereka tidak mau repot. Padahal ada tempat yang menurut aku cocok dibangun resort."
"Dimana?" tanya Ben.
"Dekat rumah Benny."
Ben mengangguk. "Cocok disana tapi apa bisa?"
"Harus diakali Ben dan menurut aku investor yang dulu datang tidak mau repot dan membuang uang banyak buat buka jalan lagi."
Joy dan Ben menoleh saat Mayor Boulvedeer memanggil. Keduanya pun menghampiri meja pertemuan dan menunggu hasil perundingan.
"Joy, kami sudah sepakat. Jika memang papa kamu setuju dan proposal sudah diterima kami, maka bisa dipertimbangkan perusahaan papa kamu sebagai investor," ucap Mayor Boulvedeer.
"Baik."
"Kapan kira-kira papamu bisa datang?" tanya Mary.
"Insyaallah tahun depan karena sudah masuk tri semester awal untuk mengembangkan usaha. Tadi aku sudah mengirimkan semua data ke Papa dan Jordan. Biasanya mereka akan datang sendiri untuk melihat seberapa akurat data yang aku berikan," jawab Joy.
Mayor Boulvedeer mengangguk. "Semoga kabar baik ya Joy."
"Aamiin."
Ben hanya diam saja. Semakin jauh perbedaan kami berdua. Joy benar-benar rich girl. Pria itu menghela nafas panjang.
***
Yuhuuuu up Siang Yaaaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
ini mah bukan di ajak ke arena tembak or bela diri. tapi langsung nyemplung k Empang. 🫢😁😁😁😁
waduh siapa tuh?? kenapa juga Ben mau dilempar ke empang yang legendaris.. prank kali ya,, ujian buat Ben karena Ben gak bisa menembak dan gulat.. bisa nya gulat dengan adonan kue 🤭😅😅
yang satu langsung to the point
tinggal nya nunggu jawaban si kembar