NovelToon NovelToon
Aku Mencintainya Lebih Dulu

Aku Mencintainya Lebih Dulu

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: muliyana setia reza

Laura dan Morgan telah menjalin hubungan sejak mereka duduk dibangku SMA. Bahkan, Morgan berjanji ketika dewasa kelak dirinya akan menikahi Laura. Namun nasib berkata lain, tiba-tiba saja Morgan dijodohkan oleh orang tuanya dengan wanita lain.

Bagaimana nasib Laura kedepannya? Yuk simak kisah mereka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon muliyana setia reza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ditabrak Oleh Orang Yang Tak Bertanggungjawab

Laura berangkat ke kampus dengan penuh semangat karena hari itu adalah hari dimana ia akan kembali menjual gorengan buatannya.

Ditiap langkahnya, Laura selalu berdo'a meminta kebaikan dari Allah untuk selalu melancarkan setiap langkah yang ia ambil.

“Ke kampus ya Pak,” ucap Laura memasuki angkutan umum.

“Siap!” seru sopir angkutan umum.

Pagi itu, jalan raya cukup padat dan untungnya Laura bisa berangkat lebih awal. Meskipun, jam 3 pagi Laura harus bangun menyiapkan bahan gorengannya.

“Apa itu, Mbak?” tanya seorang Ibu yang duduk disisi kiri Laura.

“Gorengan, Bu!” seru Laura.

“Dijual?” tanya Ibu itu memastikan.

“Iya, Bu. Perbiji saya jual 2 ribu,” jawab Laura sambil membuka tutup kotak gorengan jualannya.

“Ukurannya besar-besar ya. Mau deh Mbak, Ibu beli 5 campur ya.”

Laura lebih dulu mengucapkan syukur dan memasukan gorengan campur ke dalam kantong plastik. Kemudian, memberikannya kepada Ibu yang duduk disampingnya.

“Terima kasih, Bu.”

Laura pun sampai di kampus dan ketika sedang melewati koridor, Laura langsung dihentikan oleh beberapa mahasiswa dan juga mahasiswi yang ingin membeli gorengan.

“Kamu yang kemarin jualan gorengan itu, 'kan? Aku beli 3 dong!”

“Aku mau 5 ya, semuanya tahu isi!”

Laura sibuk melayani pembeli, sampai Laura sendiri tidak sempat melihat siapa yang datang membeli dan terus memasukan gorengan terus ke dalam plastik.

Saat semuanya sudah pergi dengan gorengan mereka masing-masing, Laura pun bisa bernapas lega seraya mengucapkan syukur Alhamdulillah.

Ketika Laura hendak melanjutkan langkahnya, Hanif datang bersama beberapa temannya untuk membeli gorengan Laura.

“Apakah masih ada?” tanya Hanif pada Laura.

“Masih, mau berapa?” tanya Laura.

“Aku borong semuanya,” jawab Hanif.

Zoey datang dan langsung menyela ucapan Hanif yang ingin memborong semua gorengan Laura.

“Jangan diborong semua dong, aku juga mau. Pisang gorengnya masih, 'kan?” tanya Zoey memastikan.

“Kamu mengalah tidak apa-apa, 'kan? Kebetulan Zoey suka pisang goreng,” ujar Laura pada Hanif yang sebelumnya akan memborong semua sisa gorengan Laura.

Hanif mempersilakan Zoey mengambil semua pisang goreng tersebut, sekaligus membayar pisang goreng yang dibeli Zoey.

“Eh serius? Thank's ya,” ucap Zoey dan buru-buru pergi dengan membawa pisang goreng tersebut.

Laura tersenyum lega dan membungkus semua sisa gorengan tersebut untuk diberikan kepada Hanif.

“Semuanya berapa?” tanya Hanif.

“Semuanya 36 ribu.”

Hanif memberikan uang 50 ribu tersebut kepada Laura dan tidak meminta kembalian. Laura tentu saja tidak ingin menerima uang kembalian tersebut cuma-cuma dan memaksa Hanif untuk mengambil kembaliannya.

“Baiklah, aku terima,” ucap Hanif karena Laura terus memaksa mengembalikan uang kembali Hanif.

***

Laura menghela napas panjang karena akhirnya jam kelas sudah berakhir. Siang itu, Laura memutuskan untuk membeli bahan-bahan gorengan di pasar yang letaknya tidak terlalu jauh dari kampus, hanya 5 menit saja jika berjalan kaki.

Saat Laura ingin menyebrangi jalan raya, dari arah selatan ada motor yang terus mengebut. Laura yang tak sempat menghindar, akhirnya tertabrak dan si penabrak pergi begitu saja dengan motornya tanpa menoleh sedikitpun ke arah Laura yang sudah tergeletak diaspal.

Orang-orang yang menyaksikan tabrak lari itupun berbondong-bondong menghampiri Laura dan membawa Laura ke klinik karena kedua lutut Laura terluka, serta bagian kepala Laura mengeluarkan darah.

Hanif yang samar-samar melihat Laura dari kejauhan, berlari secepat mungkin untuk memastikan apakah wanita yang mengalami tabrak lari itu adalah Laura ataukah bukan.

“Astaghfirullah, Laura!” Hanif terkejut karena ternyata Laura menjadi korban tabrak lari.

“Adik ini mengenal cewek ini?” tanya salah satu warga yang menolong Laura.

“Ini teman saya, Pak. Biar saya saja yang membawanya ke rumah sakit,” pungkas Hanif panik.

Beberapa saat kemudian.

Laura akhirnya siuman setelah beberapa jam tak sadarkan diri. Gadis itu merintih kesakitan karena seluruh tubuhnya terasa sakit.

“Kamu?” Laura cukup terkejut melihat Hanif berada dihadapannya.

“Syukurlah kamu sudah sadar. Aku sudah menghubungi orang toko dan sebentar lagi mereka akan sampai,” terang Hanif.

“Apakah kamu yang membawaku kemari? Aku tidak punya banyak uang. Seharusnya kamu membawaku pulang saja,” ucap Laura yang bingung harus membayar biaya rumah sakit pakai apa.

“Kamu tidak perlu khawatir soal biaya rumah sakit. Semua sudah aku tanggung dan kamu tidak perlu menggantinya,” balas Hanif.

Hanif tidak terlalu memedulikan masalah biaya rumah sakit. Yang Hanif pedulikan sekarang adalah kondisi kesehatan Laura setelah mengalami kecelakaan tabrak lari.

“Terima kasih telah membayar biaya rumah sakit aku. Mulai besok aku akan mencicil melunasi biaya pengobatan ku,” ujar Laura yang tidak ingin berhutang budi kepada Hanif.

“Soal itu tidak usah kamu pikirkan. Lebih baik kamu beristirahat.”

Siti dan Pak Saiful datang setelah mendapat kabar dari Hanif bahwa Laura kecelakaan.

Mereka terlihat khawatir dengan kondisi Laura yang ternyata cukup parah.

Laura terlebih dulu meminta maaf kepada Siti dan Pak Saiful yang telah repot-repot datang menjenguk dirinya.

“Pak Saiful dan Kak Siti tidak perlu khawatir. InsyaAllah Laura baik-baik saja dan kalau boleh, Laura ingin segera pulang,” ujar Laura.

Pak Saiful mengucapkan terima kasihnya kepada Hanif yang telah membawa Laura ke rumah sakit. Pak Saiful bahkan berniat untuk membayar biaya rumah sakit Laura, namun Hanif menolak niat tersebut karena ia juga ingin membantu Laura.

Melihat sikap Hanif yang sangat baik itu, Siti dengan mudah mengambil kesimpulan kalau Hanif memang menyukai Laura dan tentu saja Siti mendukung perasaan Hanif untuk Laura.

Pak Saiful tidak bisa berlama-lama di rumah karena masih ada hal penting yang harus ia kerjakan. Saat itu juga, Pak Saiful pamit dan meminta Siti untuk tetap berada di rumah sakit menemani Laura.

“Maaf ya Kak, tidak seharusnya Kak Siti ada disini,” ucap Laura sungkan.

“Kamu kok bicara begitu, La? Lebih baik kamu istirahat untuk memulihkan tenagamu. Oya, yang menabrak kamu bagaimana? Apakah sudah tertangkap?” tanya Siti penasaran.

“Aku tidak tahu, Kak Siti. Semuanya terjadi begitu saja dan bangun-bangun ternyata aku sudah ada disini,” jawab Laura yang memang langsung pingsan setelah ia jatuh ke aspal.

Hanif yang baru saja mendapat telepon dari orang rumah, memutuskan untuk pulang dan akan datang kembali besok sore.

“Hanif, kamu tidak perlu datang kemari. Kamu pasti sangat sibuk,” ucap Laura.

“Besok sore tolong ya datang kemari. Soalnya aku mau pulang dulu dan malamnya baru kembali,” sahut Siti yang membuat Laura semakin sungkan.

Hanif pun pamit dan bergegas pergi meninggalkan rumah sakit.

“Kamu seharusnya lebih peka lagi, Lala.”

Laura tidak mengerti yang dimaksud oleh Siti dan hanya diam sambil menatap langit-langit rumah sakit.

1
Anonymous
Updet dong
Agustin Indah Setiyaningsih
jijik ya sama kelakuan mu Rani..sdh tahu ndk cinta,masih ajj nemplok kaya parasit.
Levita Sari
lanjuttt kk😁
ISTRI SIRI TUAN RIZAL: Siap Kk 😍
total 1 replies
Bai ye
tokoh inspiratif untuk para wanita. Laura hebat bisa ngadepin semuanya dg jiwa raga yg super cool
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!