NovelToon NovelToon
Bukan Ayahku

Bukan Ayahku

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Mafia / Teen School/College / Identitas Tersembunyi / Persahabatan
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Dian Lestari

Diora Macaspa, Siswi kelas 2 SMA negeri kota Jakarta.

Ia tinggal bersama ayahnya yang bernama Levianant Macaspa. Ayahnya hanya, bekerja sebagai mandor. Di sebuah perusahaan konstruksi terbesar di kota J. " Nebula Corporation ". Namun, ayahnya sering mendapat tungas di luar kota bahkan luar pulau. Perlahan-lahan, rahasia demi rahasia terungkap !

Siapa ?
Apa ?
Dimana ?
Kapan ?
Bagaimana ?
Kenapa ?

semua akan terjawab.


#DL_ian

#@dl_ian_dian192122 (ig)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dian Lestari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 13

Tuan Azriel, membawa Diora ke rumah sakit dan dirawat intensif. Karena, darahnya benar-benar disedot banyak. Bahkan, tanpa mengunakan alat kesehatan berstandar.

Beberapa orang kabur dengan membawa kantong berisi darah Diora. Tentu saja anak buah tuan Azriel tak akan melepaskan mereka.

tep.. tep.. tep.. suara langkah lari seseorang di koridor rumah sakit.

" Om,. apa yang terjadi pada temanku ? " tanya Krisan.

" Teman mu hampir diculik. dan kehilangan darah saja. saat ini, sedang dicarikan pendonor yang cocok. " jelas Azriel. adik dari bapaknya Krisan.

" Apa golongan darahnya ? " tanya Krisan.

" AB- kalo tidak salah " jawab Azriel.

" Astaga. . aku B " jawab Krisan mendadak sedih.

" Kita tunggu Levi saja dia kan bapaknya pasti darahnya cocok " ucap Azriel. mencoba menenangkan keponakan yang seperti adiknya itu.

Krisan duduk di bangku tunggu. Tidak lama kemudian, rombongan Armey, Frans, Vivian , Tio, Sera, Pricila dan Brian juga datang. Mereka, curiga karena Diora tidak segera kembali sampai jam pulang. Lalu, mendapat kabar bahwa Diora di rumah sakit dari Krisan.

" Gimana keadaan Diora kak ? " tanya Armey, disusuk Tio, Frans dan Brian.

" Butuh donor katanya. AB- " ucap Krisan lesu.

" Ayo kita tes golongan darah ! " Ajak Frans.

" Takut jarum " jawab sera.

" ngak sakit cuma kek di cium semut aja. " bujuk Vivian.

" ngak mau udah ngak usah ikut ! " Brian malah jalan lebih dulu menuju laboratorium.

Setibanya disana mereka antri untuk melakukan tes golongan darah.

beberapa menit setelah tes hasilnya keluar.

Armey dan Vivian golongan darah B+.

Tio, dan Pricila O+. terakhir Frans dan Sera A+. Brian AB- jadi, brian langsung melakukan Donor. usia 17+ (walau brian kurang dari 17th ) namun, berat badan dan tensi darahnya seimbang jadi bisa mendonorkan darahnya.

Brian sedikit lemas setelah mendonorkan

" ini minum susunya.. " pricila menyodorkan sebotol susu dari laboratorium tadi.

Brian menegak nya pelan-pelan. " makasih " ucapnya.

" Kak, om Levi udah tau belom anaknya masuk rumah sakit ? " tanya Armey ke Krisan karena ia tidak kenal dengan Azriel.

" Udah, beliau lagi dijalan langsung kesini. " jawab Krisan.

tap.. tap.. tap...

Langkah kaki pria dewasa setengah berlari. Ia adalah Levi, ia berlari menuju ruang perawatan putrinya walau sebenarnya dia juga terluka. Dahinya berdarah, lebam di sudut bibir dan bekas luka di tangan dan lengannya.

" Tuan,. anda harus di sterilkan dulu.. " Ucap perawat yabg mengejarnya.

Azriel menepok jidatnya. " Astaga,. " guman Azriel melihat Levi yang bucin abis sama putrinya sampai tidak memperdulikan ia terluka atau apa.

" Bagaimana keadaan Diora ? Putriku ? sudah sadar ? " Cecar Levi ke Azriel.

Azriel mengkode agar Levi tetap tenang. karena dia sedang di lihat anak-anak SMA disini.

" Om, anda terluka sebaiknya di obati dulu. kalau Diora sadar ia tidak akan mengenali anda kalau anda kacau begini " ucap Krisan.

" Itu benar om. kami masih akan menunggu disini menjaga Diora. " ucap Brian Cs.

" Baik. Terimakasih.. terimakasih... " ucap Levi.

Levi membersihkan dirinya baru ke ruang perawatan untuk mengobati lukanya.

" Levi, saya pamit undur diri. mereka sudah ditemukan. Biar saya saja yang tangani !. kamu jaga putrimu dulu. Lagi pula, tugas sudah selesai. Istirahat lah dulu. " Titah tuan Azriel.

" baik. terimakasih tuan.. " jawab Levi.

" Iya,. tetap tenang dan kalem. saya duluan. " pamit Azriel. Levi hanya menganggukkan kepala.

Levi melangkah ke ruang perawatan Diora.

Langkah nya gontai di sepanjang koridor.

' Bagaimana ini.. Diora, dia tidak tahu apa-apa. Tapi, karena aku.. aku jadi membahayakan nyawanya.. '

Levi sedih dalam hati.

" Om, om sudah di obati ? " tegur Armey. Armey menyusul ke ruang perawatan Levi.

" iya. " jawab Levi datar.

" Om tidak ke laboratorium ? Diora masih membutuhkan beberapa kantong darah. " Krisan yang memberitahu.

" Diora.. golongan darah kami tidak sama. dia punya darah yang sama dengan ibunya. " Levi tertunduk sedih, ia menutupi wajahnya dan menangis.

" Memangnya golongan darah om apa ? " Brian yang bertanya.

" O+ " jawab Levi.

" Jangan pesimis om.. pasti ada kiriman dari bank darah. mari kita berpikir positif saja dan berdoa " Pricila mencoba memberi semangat dengan berpikir positif.

" Iya.. baik.. Terimakasih,. kalian teman-teman yang baik. " ucap Levi tulus.

" Kami kan best friend forever om.. " balas Armey mencoba mencairkan suasana.

**

Malam hari di rumah sakit kota J.

Tinggal Levi di ruang perawatan Diora. karena sudah malam. Teman-teman Diora sudah pulang dan akan mengunjungi Diora besoknya lagi.

Keadaan Diora berangsur normal. Ia telah mendapat beberapa kantong darah tadi.hanya saja, ia belum sadarkan diri. Dokter bilang itu karena efek shock yang dialami tubuhnya.

Levi terus terjaga, sambil meng-genggam tangan mungil putrinya.

" Jangan mati..hiks.. jangan tinggalkan aku... sejak hari itu..hiks.. aku cuma punya kamu agar aku bisa tetap hidup.. nak.. kamu anakku... kau tau aku sangat menyayangimu kan... bangun lah... hik.. hik.. hiks.. bangun lah.. " Levi menangis sesegukan.

"hiks.. hiks... "

Tidak lama kemudian ada pergerakan kecil di jari Diora.

" A..yah.. Haus.. " ucap Diora saat matanya terbuka.

" hik.. kamu.. bang..un.. nak.. " Levi terbata sambil menghapus air matanya.

" hm.. " guman Diora mengangguk kepala pelan.

Levi memberikan air putih seperti maunya Diora dan menyuapinya pelan.

" Ayah.. " panggil Diora.

" Ya,. sayang.. mau apa ? ayah panggil dokter ya.. " tanya Levi.

Diora mengelengkan kepalanya.

" ayah kenapa nangis ? Karena ayah luka.. ?" ucap Diora masih lemas.

" kelilipan. Ayah tidak apa-apa. " jawab Levi. Levi pun menekan bel. untuk memanggil perawat.

Perawat datang dan memeriksa Diora.

selesai di periksa Diora di sarankan untuk istirahat lagi.

" A..yah.. " panggil Diora.

" Iya, ada apa sayang ? " tanya Levi.

" ke..napa.. bohong,.janji nya seminggu, ini sudah tiga belas hari.. " ucap Diora perlahan.

" Ah, maafkan ayah nak.. pekerjaan ayah lebih lama dari waktu yang ayah janjikan.. kamu sangat kesepian ya.. ayah tidak akan ambil Dinas keluar pulau atau kota lagi.. " janji Levi.

Diora tersenyum lemah.

" Nanti.. ayah.. di.. pecat.. loh.. " ucap Diora masih mengkhawatirkan ayahnya.

" Tidak akan.. ayah kan karyawan yang berjasa. haha " balas Levi berusaha tertawa.

" Tidur lagi sana.. " ucap Levi mengelus kepala Diora pelan.

Diora menganggukan kepala. Ia langsung terlelap. mungkin efek suntikan obat dan transfusi darah ia jadi lebih gampang ngantuk.

Keesokan harinya...

SMA negeri kota J.

" Jadi, kita mau jenguk bawa apa ini ? kue atau buah ? " Armey menanyai lagi. karena teman-temannya sebagian mau membawa kue sebagian mau membawa buah.

" Dia baru donor harus banyak makan manis biar tambah energi. " timpal Brian.

" Tapi, buah lebih bagus di jamin ngak ada pantangan. " timpal Frans.

" tapi kan Diora cuma donor bukan operasi pasti ngak ada pantangan ! " Vivian yang setuju argumen Brian.

" Buah lebih baik dan sehat untuk orang yang lagi sakit.. " Pricila lebih setuju usul Frans untuk membawa buah.

" Voting aja udah.. voting ! " Armey menengahi.

" Kue, kue ! " Brian dan Vivian.

" Buah, Buah. " Frans dan Pricila.

" Armey !!! " Mereka ber empat menunggu jawaban Armey.

" (nyengir tanpa dosa) Buah.. " jawab Armey pelan.

" Huh,.. " desah Brian.

" Final ayo kita beli buah. " ajak Frans.

Tio ada latihan basket jadi tidak bisa ikut. kalau Sera latihan nari. Jadi, mereka berdua ngak ikut menjenguk Diora ke rumah sakit.

Sampai di toko buah pun mereka masih bingung mau bawa apa.

" Buah naga ngak sih yang bagus untuk nambah darah.. " Pricila.

" Pisang kaya kalsium.. " Brian lagi.

" mangga aja udah manis, " Armey.

" Apel ngak sih di mana-mana yang dibawa itu apel.. " Vivian.

" Buah Naga yang merah udah paling bener. " timpal Frans.

" Voting lagi ni ? " tanya Armey.

" Beli aja buah sesuai kepercayaan masing-masing terus bawa udah beres ! " Brian yang memutuskan kali ini.

" ya udah lah.. " Mereka membeli buah masing-masing satu kilo. Udah kayak mau buka toko buah aja.

Sesampainya dirumah sakit.

Krisan sudah datang lebih dulu. Sudah ada parsel buah dinakas, beberapa kotak kue, dan beberapa box makananan.

" Cih, curang ! " cibir Brian..

" Kalah cepet kita sama sendok berlian ! " bisik Armey ke Brian dan Frans.

Krisan melirik mereka, dan..

" kalian mau jualan buah ? " cibir Krisan dengan muka songong nya.

" Makasih udah jenguk.. Duduk, duduk.. " Diora mempersilahkan teman-temannya duduk. Ada karpet di lantai bekas ayah Levi tidur semalam.

" Ayah Levi kemana ra ? " tanya Armey.

" Oh, ngurus administrasi. " jawab Diora.

" Udah bisa pulang ? " tanya Brian Pricila.

" iya, udah bisa. Bisa langsung aktifitas juga yang ngak berat. " jelas Diora.

Kruyukk... suara perut Armey berbunyi dengan nyaring..

plak.. Frans menepok jidatnya sendiri.

" Astaga.. " desah Frans pelan.

" bukan temen aku sumpah " Vivian sambil mengangkat dua jarinya.

" Sori.. Laper.. " Armey nyengir.

" Haha " Mereka semua tertawa.

" Tuh, kotak makan. udah aku bawain banyak. Makan sana ! " titah Krisan.

Ia memang sudah memperkirakan teman-teman Diora pasti langsung ke RS dari sekolah. Jadi, Krisan sengaja bawa banyak kotak makan siang untuk makan bersama.

" Makasih yang mulia.. " Armey pencitraan.

" Jangan terlalu di puji mey.. mekar bunga krisan di hidung nanti ! "cibir Brian.

" Udah sana pada makan.. " ucap Krisan lagi.

Levi masuk ke ruangan.

" Wah, ramai sekali. " sapa Levi.

" Selamat siang om ! " Seru mereka bersamaan.

Krisan, Brian, Pricila, Vivian, Armey, dan Frans bergiliran menyalami ayah Levi.

" ya.. ya.. Yuk di lanjut makannya. " ajak Levi.

Lalu, Levi mengambil sekotak dan membukanya langsung. Ia memposisikan diri akan menyuapi Diora.

" Ayah.. Diora bisa makan sendiri. " tolak Diora pelan, ia malu lah udah 16 tahun tapi makan disuapi ayahnya.

" kamu kan lagi sakit ! Aaah.." tolak Levi, lalu memperagakan agar Diora membuka mulutnya.

Diora memutar bola matanya malas. Ia juga salah tingkah. Namun, Diora tetap membuka mulutnya.

***

###

1
Nourisna
whallaahh kakk berarti tgl 24 gk update dong 😥😭,
DL_ian: Ngak,. nanti tanggal 25😓👍
total 1 replies
Bening
cerita nya bgus
cuma nma org awalAn nya huruf besar
DL_ian: Terimakasih kak, nanti akan saya revisi👌
total 1 replies
Bening
awalan paragap harus di awali huruf besar.
nma orang awalan nya hrus hruf besar
Bening: nanti, akn ku baca lagi
DL_ian: Baik,terimakasih,../Good/
total 2 replies
secangkir kopi
episode yang bagus kakak semangat
DL_ian: makasih
total 1 replies
secangkir kopi
wah 50 Rp itu aku juga mau
DL_ian: ntar minta sama ayah levi. tapi harus muji beliau lebih tampan dari KJ dulu.
total 1 replies
DL_ian
Silahkan dibaca guys..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!