NovelToon NovelToon
Tuhan, Apa Salahku?

Tuhan, Apa Salahku?

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam / Pihak Ketiga / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga)
Popularitas:38.6k
Nilai: 5
Nama Author: Siti H

Anna, seorang wanita yang berjuang dari penderitaannya karena mendapatkan suami pemalas dan juga mertua yang membencinya serta istri dari ipar-iparnya yang selalu menghasut sang mertua untuk menciptakan kebencian padanya. siapakah Ana sebenarnya, bagaimana kisah masa lalunya, sehingga membuat ibu mertuanya begitu membencinya dan siapa dalang dari semua kebencian tersebut?

Bagaimana kelanjutannya, ikuti kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tigabelas

Johan mendengus kesal saat melihat sikap ibunya yang tiba-tiba saja menjemput uang hasil penjualan tanah tersebut, bahkan yang semakin membuatnya gemes pada sang ibu ialah dengan membawa Irfan bersama.

Ia mengambil sebatang rokok, lalu menyulutnya dengan pemantik api dan bergegas meninggalkan rumah.

Aku memasuki kamar dan tak ingin melihat kebersamaan Rumi ibu mertuaku dengan Irfan yang terasa menyakitkan hati.

Ku dengar Wita keluar dari kamar dan mendapati ibu mertuaku bersama suaminya dengan sebuah tas yang menggantung dipundak dan berisikan uang seratus juta.

"Wah, uangnya sudah dapat ya, Bu?" tanya Wita yang terdengar sangat menjijikkan. Ia orang yang paling aktif saat mendengar atau melihat ibu mertuaku banyak uang.

"Iya. Ini untuk menyuap pamanmu yang polisi itu untuk menahan berkas Irfan agar tidak dinaikkan kasusnya," sahut Rumi tanpa beban.

Tak berselang lama, tampak Pak Alex datang ke rumah dengan pakaian biasa, bukan pakaian dinas.

"Assalammualaikum," ucap pria bertubuh tambun dengan perut yang membuncit bak wanita hamil tujuh bulan.

"Waalaikumsalam," sahut Rumi dari dalam rumah.

Pria itu masuk dengan cepat dan menuju ruang keluarga tempat dimana mereka menunggu.

"Bagaimana, Mbak? Apakah sudah ada uangnya?" tanya pria itu dengan tak sabar.

"Ada, dua puluh juta-kan?" tanya pria itu, lalu duduk.di sofa yang terbuat dari kayu jati.

"Ada." Rumi lalu mengeluarkan dua puluh ikat uang dalam jumlah yang pas.

Alex dengan cepat menghitungnya dan ia menganggukkan kepalanya. "Pas, Mbak!" ia memasukkannya ke dalam balik jaketnya. "Kamu ya, Fan. Jangan lagi nyusahin ibumu, dengar!" pesannya dengan sedikit kesal.

Irfan mencebikkan bibirnya dan terlihat tak acuh dengan apa yang dikatakan sang paman.

"Kalau begitu saya balik, Mbak. Saya akan urus secepatnya,"

"Iya, Lex. Jangan sampai Irfan masuk penjara, ya." pintanya penuh harap.

Pria itu menganggukkan kepalanya , lalu berpamitan dan pergi meninggalkan rumah tersebut.

Setelah Alex pergi. Wita terlihat tak sabar untuk mendapatkan sisa uang yang ada ditangan oleh ibu mertuanya. "Bu, kami kurang untuk membayar upah tukang. Ibu bisa-kan untuk bantu?" rengeknya dengan wajah memelas.

Rumi menghela nafasnya dengan berat. Lalu ia mengeluarkan uang tersebut dan memberikannya pada sang menantu, tentu saja hal tersebut membuat Irfan dan sang istri tersenyum licik.

"Makasih ya, Bu. Kamu emang yang terbaik," ucap keduanya dengan penuh kepalsuan.

Setelah mendapatkan uang tersebut, keduanya keluar dari rumah dan menuju ke kota untuk membeli sesuatu.

Aku mencoba menarik nafasku yang terasa berat. Mengapa mereka memperlakukan bang Johan dengan begitu berat sebelah, apa salahnya?

Ku tahu bang Johan sedikit nakal dan juga pengguna sabu. Tetapi ia tidak pernah mencuri ataupun membuat kejahatan lainnya.

Jika dibanding oleh Irfan adik iparku, ini sudah yang kedua kalinya ibuku menjual kebun hanya untuk menyuap petugas agar berkasnya tidak dinaikkan.

Ku coba memejamkan mataku, aku ingin beristirahat. Memikirkan semuanya membuat kepalaku terasa sangat berat malam ini.

Ku dengar ibu mertuaku memasuki kamarnya, dan aku berusaha untuk tidak lagi perduli.

****

Pagi menjelang. Seperti biasanya. Rutinitas yang ku jalani membantu ibu mertuaku menyiapkan barang dagangannya. Ku racik bumbu seperti biasanya dan ku ikut memasak lauk pauk untuk dijual dikantin.

Saat bersamaan, ku lihat Fina datang bersama dengan anak lelakinya, lalu masuk dengan terburu-buru. Ia bagaikan tak sabar untuk memasuki rumah. Wanita itu menuju dapur dan menghampiri ibu mertua yang sedang mengaduk sayuran yang hampir mateng.

"Bu, kata bang Heru ibu baru saja jual kebun. Jadi dia minta uang untuk membangun dapur kami! kan ibu tau kalau dapur kami masih belum selesai!" sungut Fina dengan wajah masam. Ia tak sudi dan tidak rela jika Wita yang kenyang sendiri, maka ia harus mendapatkan bagiannya.

"Bentar, ibu masih selesaikan memasak rendang ini," ucapnya dengan santai.

Deeeeeegh....

Jantungku seolah berhenti berdetak. Bagaimana bisa ibu mertuaku sesantai itu memberikan uang pada kedua menantunya, sedangkan bang Johan yang sudah mencari pembeli untuk tanah tersebut tidak ada diberi sedikitpun, bahkan sebungkus rokok pun tidak, apalagi ucapan terimakasih.

Hatiku pedih, tetapi aku harus berbuat apa? Ini sungguh tal adil bagiku dan juga bang Johan.

Ku lihat Ibu mertuaku menyelesaikan memasaknya, dan ia pergi ke kamarnya, lalu mengambil dompet dan memberikan uang 30 juta untuk menantu kesayangannya yang selalu dibanggakannya itu.

Rasanya sangat sakit saat melihat semua itu didepan mataku. Saat bersamaan, puteraku baru bangun tidur dan menghampiriku. "Bu, susu," pintanya padaku. Dan aku baru saja mengingat jika susu kental manis yang menjadi minumannya sudah habis.

"Nanti ya, ibu beli. Warung masih tutup," ucapku, sembari berharap jika sang ibu mertua berbaik hati memberi anakku uang untuk membeli sekaleng susu kental manis.

Ku lihat Alif merajuk, ia belum minum susu dari tadi malam, dan meminta pagi ini juga.

"Nek, minta duit buat jajan bakso," Bihan anak Fina, menadahkan tangannya pada Rumi sang nenek.

"Nih" dengan mudahnya wanita paruh baya itu memberikan selembaran uang seratus ribu pada bocah yang hampir sebaya dengan anakku.

Dari arah belakang, Fatah juga berlari menghampiri. "Nek, aku juga minta," anak Wita tak mau ketinggalan.

Lalu Rumi memberinya tanpa berfikir dua kali.

Seketika Alif merengek meminta susu karena sudah sangat haus. "Bu, susu," pintanya lagi.

Perlahan ibu mertuaku mengancingkan dompetnya, lalu bergegas masuk kedalam kamar tanpa memperdulikan Alif yang sedang merengek.

Seketika hatiku sangat sakit. Ku gendong Alif yang bertubuh mungil meski usianya sudah lima tahun, namun ia berperawakan pendek.

"Ya, sudah. Ayo kita ke warung!" ucapku sembari menahan bulir bening yang hampir jatuh dipelupuk mataku.

Mereka boleh tidak mengacuhkanku, tetapi jangan pada puteraku, bukankah ia cucu mereka juga? Atau bikan? Bathinku bergejolak, rasanya aku ingin berteriak mengeluarkan segala keresahanku.

disisi lain, Fina tersenyum sumringah dengan uang yang ditangannya, lalu dengan santainya ia membawa Bihan pulang dari rumah ibu mertuaku.

Aku melihat wanita itu mengendarai motor baru yang juga pemberian ibu mertuaku keluar dari simpang rumah dengan wajah yang berbinar.

Ku coba sekuat hatiku menahan bulir bening itu agar tidak jatuh. Ku rogoh saku celanaku dan mengambil dompet untuk membeli susu kental manis yang diminta oleh Alif.

Setelah selesai, aku kembali ke rumah tersebut, dan membuat segelas susu hangat untuk puteraku, bahkan anakku tak pernah berani untuk meminta apapun pada sang nenek.

Sesaat Wita datang menghampiriku dengan wajah yang sangat masam. "Kak, si Fina itu menjijikkan, ya. Datang-datang minta uang, gak ada malunya," ucapnya dengan wajah bersungut.

Seketika aku meliriknya, lalu tanpa menjawab aku pergi meninggalkannya.

1
we
kapan ya kena karma nya
Tiah Fais
dua menantu ular semua
V3
yaaa smg ja si Rumi sadar klu dh dzolim sama menantu dan cucu nya ,, sdgkn Menantu-menantu kesayangan nya mana ada yg ngurusin
V3
siapa jg yg Benalu ,, dasar si Wita gak tahu diri , gak punya otak
Ira Sulastri
Kenapa tipu kawan dalam mencari pekerjaan, tau begitu lebih baik jd art saja
Ira Sulastri: Bukan kak author, saya orang JaBet
❤Lembayung Jingga❤: kakak orang Malaysia, ya?
total 2 replies
Ira Sulastri
Anna semoga dg semua ujian yg sudah kau lalui, kau biSa lebih mendekatkan diri dg sang pencipta. Dengan begitu jalan atau langkah yg akan kau ambil di berikan kemudahan kelancaran dan keberhasilan... Aamiin 🤲🏻
Ira Sulastri
Anna dr awal menikah mmg kamu ga ada lihat kl mertua ga setuju kamu menikah dg anak lakinya? Mmg anak laki2 sampai kapan pun akan selalu menjadi milik ibunya tp kl sdh menikah yg ada di prioritaskan antara ibu dan istri untuk nafkah ya di utamakan istri dulu biarpun harus seimbang dg ibunya
Ira Sulastri
Mba Anna kl MMG ini pengalaman pribadi, boleh lah kita jadi wanita yg sabar mengalah tp jangan terlalu bodoh jg. Apalagi mba punya teman yg berhasil dalam usaha online coba minta di ajari, siapa tau suatu saat dg ke gigihan mba bs sukses apalagi mba pintar masak
Ira Sulastri
Jadi wanita sabar dan baik hati boleh dan harus tp wajib pula cerdas/ cerdik jangan bodoh jadi mudah di bodohi orang lain
Ira Sulastri
Anna kl suami kamu ga bisa memberikan nafkah terlebih2 ke bahagian untuk apa kamu pertahankan, coba untuk sekarang aja seperti itu bagaimana dg masa depan kamu terlebih anakmu nanti
Tuti Rusnadi
Saat kondisi seperti Bu Rumi sekarang, terlihat yang sayang dari hari atau yang hanya lips service.... semangat Anna dan Alif, kehidupan mulai berpihak ke kalian
Heri Wibowo
lanjut
Andini Andana
emang harus dikasi sakit dulu ya, baru sadar Bu Rumi 😋 waktu sehat hati nurani mati, nanti mau mati beneran baru hati nya terbuka /Sweat/
Ai Emy Ningrum: iyah , setelah 50 chapter , barulah bu Rumi diberi kan ujian dlm bentuk penyakit oleh othornya 🤣🤣🤣
total 1 replies
Andini Andana
udah Wita suruh gantiin aja tuh nyapu pantai kalau masih maksa juga suruh jenguk ibu nya 😋
Ai Emy Ningrum: jgn jg setengah hari..setengah jam ato setengah menit aja udh semaput kek nya tu org 😒😒
Andini Andana: yakin kuat tiyap hari nyapu area seluas itu? baru setengah hari juga pasti minta berhenti /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 3 replies
Wanita Aries
Nah lho baru kliatan nnti mana menantu yg tulus ma modus
Upik Sampang
sudah sadar belum Bu Rumi,,siapa menantu yg baik dan tulus,.siapa yg cuma mau duitmu aja..
Meli Anja
lanjut kak..karma mulai datang buat bu rumi nikmati bu...biar bisa tau mana anak dan.menantu yang tulus atau mau dekat saat sehat dan banyak uang aja..
Nurgusnawati Nunung
Johan begitu sayang sama ibunya. padahal sikap ibunya selalu berbeda dengan anak yang lain. semangat thor, lanjut
yamink oi
up maning kak
Ai Emy Ningrum: siyap /Good//Good/
total 1 replies
Parno Parno
astaghfirullah ujiannya begitu berat, semoga bisa bahagia bersama keluarga mu ya Anna.....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!