NovelToon NovelToon
TERIKAT CINTA VAMPIRE TAMPAN

TERIKAT CINTA VAMPIRE TAMPAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Vampir
Popularitas:58.9k
Nilai: 5
Nama Author: Henny

Gelya akhir-akhir ini sering bermimpi bercinta dengan seorang lelaki misterius. Wajahnya tak jelas hanya tubuhnya yang terasa lebih dingin dari manusia biasa.
Sampai akhirnya, ia dipertemukan dengan lelaki tampan yang selalu hadir saat malam hari. Lelaki yang mampu mengguncang hati Gelya dan membuatnya jatuh cinta setengah mati. Lelaki yang ternyata selalu hadir dalam mimpi Gelya. Bagaimana percintaan antara manusia dan vampire ini terjalin? Ada misteri apa dibalik kedatangan vampire yang berusia hampir 2000 tahun itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Henny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kerja sama Zoran dan Zein

Zoran mengepalkan tangannya saat mendapatkan telepon dari Gelya yang menunjukan tangannya yang terluka.

"Ada apa tuan?" Tarno, sopir sekaligus asistennya.

"Kekasihku terluka. Aku harus ke sana malam ini juga. Aku takut luka itu akan berakibat infeksi padanya."

"Aku akan siapkan mobil."

"Terlalu lama jika harus menggunakan mobil. Perjalanan dari sini memakan waktu 3 jam. Aku takut racunnya terlanjur menyebar. Kamu gunakan mobil untuk membawa berkas-berkas kerja sama. Aku akan berlari dari sini." Zoran segera pergi dari jendela agar tak ada yang bisa melihatnya.

Sebagai salah satu vampire yang berusia tua, Zoran sudah berlatih sangat lama untuk bisa berlari melebihi kecepatan pesawat terbang. Pada saat-saat tertentu, ia bahkan bisa terbang. Makanya ia bisa tiba di rumah Mila tak sampai satu jam. Zoran memang merasa sangat lelah. Apalagi ia belum minum darah malam ini. Namun kekhawatiran nya pada Gelya lebih besar dari kondisinya yang lapar.

Ia dengan mudah dapat membuka pintu rumah itu dan masuk ke dalamnya. Di lihatnya Gelya yang tertidur sambil duduk di atas ranjangnya. Kehadirannya ternyata membuat Gelya terbangun.

"Zoran?"

Zoran langsung duduk di tepi ranjang. Wajahnya terlihat marah. Tangannya memegang lengan Gelya yang sudah diperban.

"Sakit?"

"Sedikit. Tadi dokter Zein sudah menyuntikan obat penghilang rasa sakit."

"Dokter Zein?"

"Iya. Dokter yang merawat bibiku di rumah sakit. Tadi dia yang menolong aku. Kalau dia tak datang aku mungkin sudah dicekik oleh mahluk itu."

"Aku harus memeriksa lukamu."

"Dokter Zein sudah menjahitnya."

"Ini bukan luka biasa, Gelya." Zoran masih nampak marah. Ia perlahan membuka perban yang membungkus luka Gelya. Matanya dengan awas melihat luka itu.

"Mahluk yang menyerang kamu adalah dracula sekaligus juga manusia serigala. Namanya Tirgel. Semua vampire takut padanya karena kekuatannya tak terkalahkan. Ia bisa memasuki alam mimpi manusia."

"Apakah dracula makanannya adalah darah?"

"Tidak juga. Dia bisa hidup tanpa darah. Namun dracula selalu membutuhkan pengantin yang akan diubahnya menjadi mahluk yang sama dengannya. Tirgel awalnya manusia serigala yang digigit oleh seorang dracula." Zoran mengendus luka di lengan Gelya. "Apa yang diberikan dokter itu padamu?"

"Aku tak tahu. Ada cairan berwarna kuning yang dia siram ke lukaku."

Zoran menatap Gelya. "Kamu merasa ada sesuatu yang panas di sekujur tubuhmu?"

"Tadinya. Sewaktu mahluk itu menggaruk aku. Tapi setelah dokter Zein mengobati lukaku, rasa panas hanya di sekitar lukaku saja."

"Racun dracula itu belum menyebar di tubuhmu. Mungkin karena obat yang diberikan dokter itu. Namun aku harus mengeluarkan racun di lukanya. Kalau dibiarkan, tanganmu akan busuk."

"Caranya?"

"Aku harus mengisap racun itu. Namun aku butuh bantuan dokter Zein. Kamu akan merasa sakit yang luar biasa karena itu kamu membutuhkan obat bius yang hanya bisa diberikan oleh dokter itu."

"Zein akan tahu kalau kamu seorang vampire."

"Aku akan menghipnotisnya setelah itu. Kamu punya nomor telepon dokter itu?"

"Iya."

Gelya segera menelepon dokter Zein. Butuh 3 kali panggilan barulah dokter Zein menerima panggilannya.

"Dokter, ada sesuatu dengan lukaku. Aku pikir kalau kita harus ke rumah sakit."

"Aku akan menjemputmu, Gelya."

"Tidak usah. Aku akan pergi dengan pacarku." kata Gelya saat melihat Zoran yang menggeleng. Gelya tahu kalau Zoran tak suka Zein menjemputnya.

"Baiklah. Aku akan ke rumah sakit sekarang."

30 menit kemudian....

Mereka bertiga sudah ada di ruangan Zein.

"Boleh kita bicara berdua?" tanya Zoran begitu mereka tiba di rumah sakit.

"Baiklah." Zein dan Zoran berdiri agak jauh dari tempat Gelya duduk.

"Aku tahu kalau kamu mengerti luka apa yang Gelya alami." kata Zoran sedikit berbisik.

"Ya."

"Racunnya memang tak menyebar, namun lukanya itu akan membusuk karena racun yang tertinggal di sana. Aku butuh kamu melakukan anestesi pada Gelya. Aku yang akan mengisap racunnya. Aku tak ingin Gelya mengalami kesakitan yang amat dalam."

Zein mengangguk. "Kamu tahu kalau obat anestesi itu tersimpan di lemari khusus. Ada CCTV di ruangan itu. Aku butuh bantuan mu untuk bisa mengambilnya. Aku tahu kamu itu apa, Zoran."

"Baiklah. Kita akan bekerja sama untuk menyelamatkan Gelya."

"Kamu tak perlu menghipnotis aku setelah kita selesai menolong Gelya. Aku tak akan pernah mengatakan pada siapapun kalau kamu itu sebenarnya mahluk mati."

Zoran tersenyum sinis. "Ayo kita kerjakan."

Zoran dan Zein keluar dari ruangannya. Zoran menghipnotis petugas keamanan sedangkan Zein masuk ke ruangan penyimpanan obat. Ia menuliskan daftar obat keluar. Setelah Zein selesai dengan tugasnya, Zoran pun menghapus rekaman itu lalu membuat sang petugas keamanan tertidur.

Gelya duduk di atas sofa. Zein pun menyuntikan obat bius itu. Setelah Gelya mengatakan kalau ia tak merasakan apa-apa lagi pada tangannya, Zoran pun mengusap luka Gelya. Gadis itu merasakan panas yang mulai muncul di luka itu.

"Sakit, Gel?" tanya Zein.

"Ya. Dan agak panas." jawab Gelya sambil meremas tangan Zein.

"Sabar ya, sayang." Zein kembali mengusap luka Gelya dan membuang racun itu ke sebuah ember kecil yang sudah Zein siapkan.

"Sakit....!" Gelya mulai merintih.

Zoran mengusap wajah Gelya yang sudah berkeringat. "Aku tahu ini sakit. Namun aku yakin kamu bisa menahannya karena obat bius ini menolongmu sehingga rasa sakitnya berkurang. Sedikit lagi ya?"

Gelya mengangguk.

Zoran melanjutkan tugasnya. Zein menambahkan dosis obat bius itu. Gelya berusaha agar tak bersuara. Ia memejamkan matanya dan mengigit bibirnya. Rasa sakit itu semakin bertambah.

"Sudah selesai." kata Zoran. Saat ia menatap Gelya, wajah Zoran nampak lemah dan bibirnya terluka.

"Zoran, kamu kenapa?" tanya Gelya.

"Aku mungkin hanya terlalu lelah karena belum makan." Zoran yang menyadarkan kepalanya di sandaran sofa.

"Zein, apakah di sini tak ada darah?" tanya Gelya.

"Aku tidak tahu."

Gelya mengulurkan tangannya. "Minumlah darahku, Zo."

"Gelya, jangan!" Cegah Zein.

"Tidak, Gel." Zoran menggeleng. Wajahnya semakin pucat.

"Minumlah, Zoran. Aku tak mau sesuatu yang buruk terjadi padamu."

Zoran pun mengeluarkan taringnya. Ia memang sangat lemah. Perlahan ia menancapkan taringnya di pembuluh darah yang ada di tangan Gelya dan langsung meminum darahnya.

"Cukup! Kamu bisa membuatnya kehabisan darah." Zein menahan kepala Zoran. Lelaki itu pun melepaskan tangan Gelya. "Maaf."

"Sebentar lagi matahari akan keluar. Ini sudah hampir setengah enam pagi . Kamu tidak akan bisa pulang ke rumahmu." Zein membuka sebuah pintu yang ada di ruangnya. Ternyata itu sebuah kamar. "Aku biasa tidur di sini kalau tak sempat pulang. Gelya, tidurlah di atas ranjang. Kamu akan sangat mengantuk setelah ini. Zoran dapat masuk ke dalam lemari. Aku pastikan kamu akan aman di sana sampai malam nanti."

Zoran mengangguk. Ia memang sudah merasakan aura panas di sekitar kulitnya karena hari yang telah pagi. Ia mencium Gelya. Lalu masuk ke dalam lemari yang ada di sana. Tempatnya memang kurang nyaman karena tubuh Zoran yang tinggi. Namun ia merasa aman di sini.

Sebelum tidur, Gelya mengirim pesan pada bibinya. Ia mengatakan tak bisa pulang karena sedang menggantikan temannya untuk jaga malam sampai pagi.

Gelya pun langsung tertidur setelah ia memejamkan matanya. Zein sendiri meninggalkan kamarnya itu dan memilih tidur di sofa.

*********

Gelya bangun saat waktu sudah menunjukan pukul 10 pagi. Ia merasakan tubuhnya agak lemah dan masih sedikit pusing. Matanya menatap lemari pakaian yang ada di sudut ruangan. Ia kemudian melangkah perlahan keluar dari ruangan itu.

Dokter Zein masuk ke ruangnya setelah Gelya selesai mencuci wajahnya.

"Makanlah bubur ayam ini dan habiskan 2 butir telur ayam kampung yang sudah aku rebus. Setelahnya minum vitamin penambah darah dan tidurlah lagi untuk memulihkan tenagamu. Jangan lupa minum susunya."

"Terima kasih ya, dok."

"Aku ada jam operasi sedikit lagi. Kalau kamu mau tidur, jangan lupa kunci pintunya dari dalam. Nanti selesai aku melakukan operasi, aku akan memeriksa lukamu."

Gelya mengangguk. Ia menghabiskan semua makanan dan minuman yang Zein bawakan untuknya. Setelah meminum obat dan vitaminnya, Gelya kembali ke kamar dan tidur.

***********

Zein selesai operasi saat jam sudah menunjukan pukul 6 sore. Tak lupa ia mengambil satu kantong darah dari bank darah dan menyimpannya di lemari pendingin untuk Zoran.

"Lukanya sudah mengering. Jangan dulu kena air ya?" pesan Zein.

"Apakah aku sudah boleh pulang? Aku takut bibi ku mencari aku."

"Tenang saja, ini kan akhir bulan. Biasanya orang yang kerja di bank akan lembut."

"Benar juga." Gelya tersenyum. Berarti dia bisa menunggu Zoran sampai bangun.

"Dokter, apakah anda tahu kalau Zoran adalah seorang...."

"Aku tahu sejak pertama melihatnya." kata Zein.

"Tapi kamu tak akan mengatakan pada orang lain kan?"

"Tenang saja, Gelya. Rahasia kekasih mu aman di tanganku. Hanya saja jika aku boleh memberi saran, jangan dekat dengan mahluk seperti mereka. Karena pada dasarnya mereka itu adalah mahluk yang sudah mati. Mengapa kamu harus membiarkan dirimu di kuasai oleh seorang vampire?"

Gelya tersenyum. "Aku jatuh cinta padanya sebelum aku tahu kalau dia seorang vampire, dok."

"Tapi ....!" Kalimat Zein terhenti karena pintu kamar terbuka. Nampak Zoran keluar dengan wajah yang tak sepucat semalam. Gelya langsung berlari dan memeluk Zoran. "Kamu baik-baik saja?" tanya Gelya.

"Ya." Zoran menatap Zein. "Aku mencium bau darah."

Zein menunjuk kulkasnya. Zoran membuka dan menemukan kantong berisi darah itu. Ia meminumnya sampai habis. Zein melihatnya namun Gelya memalingkan wajahnya.

"Terima kasih untuk semuanya, dokter." Zoran membersihkan bibirnya dengan tissue. Ia menatap Gelya. "Ayo sayang, mari kita pulang."

Gelya mengangguk. Ia menerima ukuran tangan Zoran. "Dokter, terima kasih ya?"

Zein hanya mengangguk. Ada rasa kecewa dalam hatinya melihat Gelya yang nampak bahagia bersama kekasihnya. Zein merasa berkewajiban untuk menyadarkan Gelya untuk lepas dari pesona seorang vampire.

**********

Bagaimana kisah selanjutnya ?

1
irish gia
semoga lekas sembuh ka
⒋ⷨ͢⚤ Icʝιвяιℓ ємя_Adindawait㊍㊍
moga cepat sembuh mba Heny dan selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa
Virgo Virgo
kirax Tuhan pulihkan/Pray/
neng ade
semoga cepat sembuh ya thor dan pulih kembali
gia nasgia
syafakillah Thor🤲🙏
Eka ELissa
cepet cmbuh Mak ...😘😘😘 setia mnanti mu
Meylan Basiru
Waalaikum salam... semoga cepat sembuh mbak Enny.. Aamiin
Anie Sandi
gws ya mom author, Gbu
Eci Rahmayati
cepett sembuh KK dan sehat kembali secepatnya aamiin 🤲
Arayangita Ayan
Semoga lekas sembuh...aminnn
Apriyanti
waalaikumsalam
semoga cepat sembuh thor🙏
Novi
semangat sembuh y Mak 😇🙏🤗
Andriyani
Wa'alaikumussalam semoga cepet sembuh dan bisa segera melanjutkan karya tulis nya lagi Aamiin
Khusnul Khotimah
semoga lekas sembuh ,dan segala penyakitnya ibu diangkat sama Allah dan sehat kembali segala urusannya di mudahkan sama Allah
Tria 'Blt'
Waalaikumsalam,,,Iya gpp kak Enny ,,tetep setia menunggu...
Buat kak Enny semoga cepet sembuh ,,dan di angkat semua penyakitnya... Aamiiiin,,, 🤲🥰
Hasanah Darsono
wa'alaikumussalam,,,semoga cepat sembuh dan bisa beraktifitas lg ya thor
Nona
iya ngk apa" thor smoga lekas sembuh. semangaaat 💪 🥰
Neng Ati
semoga lekas sembuh mami eini,semangat secepatnya bisa beraktivitas kembali ya
tintiin21
semoga lekas sembuh dan sehat kembali seperti sediakala thor... 💪💪💪💪
Maria Kibtiyah
walikumsalam.. semoga lekas sehat kembali kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!