NovelToon NovelToon
AFTER FIVE YEARS

AFTER FIVE YEARS

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Pernikahan Kilat / Cerai / Beda Usia / Pelakor / Mengubah Takdir
Popularitas:33.1k
Nilai: 5
Nama Author: yaya_tiiara

Sassy Savannah menempelkan kepalanya di kaca jendela kereta, yang akan membawanya kembali ke tanah kelahirannya. Lima tahun bukan waktu singkat, untuk mengubur kenangan yang telah terjadi. Apalagi harus kembali berhadapan dengan orang dari masalalunya, yang hingga saat ini masih bersemayam di lubuk hatinya paling dalam. Rasanya malas harus kembali bertemu dengan mantan suaminya, yang mencampakkannya dengan semena-mena.
Aidan Darma Saputra, lelaki yang dicintainya sekaligus di bencinya. Dia telah menorehkan sebuah kesakitan, juga sekaligus kebencian dalam jiwanya. Hanya karena sebuah aduan tidak berdasar yang di tuduhkan padanya, dia dengan teganya mencampakkan dirinya.
Dengan kekuatan yang tersisa, Sassy bisa keluar dari istana yang mengurungnya selama ini. Berbekal tekad kuat dan dorongan semangat dari ke dua orangtuanya, Sassy melanjutkan hidup jauh dari lelaki yang di cintainya sekaligus orang yang mematahkan harapannya bisa bersanding hidup bersama sampai ajal memisahkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yaya_tiiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13 : Kembalinya sang pengganggu

Sudah hampir pukul 21.00 WIB, ketika mobil Bian berhenti di depan rumahnya. Sassy segera membuka sabuk pengaman, dan hendak keluar ketika bosnya menanyakan hal pribadi.

"Tadi kamu di panggil Kinan, karena kesiangan" ucap Bian, sambil mematikan mesin mobilnya.

"Iya Pak" jawab Sassy pendek.

"Besok-besok, jangan sampai kesiangan lagi" nasehat Bian bijak.

"Saya juga gak bermaksud begitu, tapi seperti yang bapak tau kemacetan di Jakarta parah banget" sanggah Sassy berani.

"Kamu bisa, berangkat lebih pagi lagi" ujar sang bos tak mau di bantah.

"Saya usahakan, Pak."

"Jadi, di sini kamu tinggal. Kenapa, gak dengan orang tuamu?" tanya Bian keheranan. "Saya pikir, kamu masih di rumah yang lama."

"Saya sudah dewasa, Pak" jawab Sassy bosan. "Lagipula bukan urusan bapak, saya mau tinggal dimana pun" ucapnya sinis.

"Kenapa kamu marah? Memangnya, saya sudah menyinggung kamu."

"Ya, apa perlunya bos seperti anda bertanya hal-hal pribadi pegawainya."

"Entahlah! Mungkin, karena kamu adiknya Rian? Jadi saya merasa bertanggung jawab, atas keselamatan kamu."

"Tolong rasa iba bapak, berikan pada yang lain. Saya gak butuh, rasa simpati. Saya perempuan mandiri, dan pernah hidup terpisah dengan orangtua selama beberapa tahun."

"Saya percaya, tapi apa gak lebih baik dekat dengan orang tuamu? lagipula, lebih dekat ke resto apabila di rumah lama."

"Iya sih, tapi terimakasih untuk perhatiannya, saya senang hidup sendiri" ucap Sassy, sambil membuka pintu mobil. "Selamat malam, Pak. Besok-besok, jangan repot-repot nganter saya."

"Kenapa? Ada yang marah?" tanyanya, menatap wajah Sassy sambil tersenyum miring.

"Mbak Kinan, yang marah sama saya" adu Sassy.

"Biarin aja! Kinan emang kayak gitu, tapi percayalah hatinya baik."

"Terserah bapak, saya permisi!"

Tanpa perlu mendengar jawaban, Sassy keluar dari dalam mobil. Sudah cukup ia diinterogasi oleh bosnya, yang ingin ikut campur urusan hidupnya.

"Sassy, tunggu!" panggil Bian, agak keras.

"Iya, Pak!" jawab Sassy, sambil membungkukkan badannya pada jendela mobil.

"Besok, saya jemput" ucap Bian, sembari menyalakan mesin mobilnya. "Enggak ada, penolakan" lanjutnya begitu melihat bibir Sassy akan terbuka.

"Tapi, Pak..."

"Percaya sama saya, gak akan ada yang negur kamu. Sekali pun itu, Kinan."

Mobil segera melaju, meninggalkan kepulan asap di belakangnya. Buru-buru Sassy membuka pagar rumahnya, tetapi dari seberang jalan sebuah mobil menyorotkan lampunya. Ia mengangkat tangan, untuk menutupi silaunya. Kendaraan yang cukup di kenalnya, berhenti tepat di depannya.

"Jadi, diam-diam kamu udah punya pacar" ucap pengendara mobil itu sarkas.

"Aidan!" seru Sassy terkejut.

"Jangan kaget, aku baru pulang dari luar kota. Ketika ada mobil berhenti di depan rumah mu, aku pikir orang lain ternyata mantan ku yang habis berkencan."

"Urusi saja, urusan mu. Jangan ikut campur, Aidan !" sentak Sassy geram. "Kenapa sih, selalu saja mengganggu" lanjutnya lagi.

"Hahaha!" tawanya berderai. "Sorry, aku cuma mau ngasih oleh-oleh" ucapnya, sembari turun dari kendaraannya.

"Aku gak butuh, berikan saja pada kekasih mu" tolak Sassy tegas.

"Clara sudah aku beri, tinggal kamu yang belum kebagian. Sebagai tetangga yang baik sekaligus mantan mu, bukan sebuah dosa memberikan buah tangan yang gak berharga ini. Ambillah!" Dengan memaksa, Aidan memberikan paper bag yang di bawanya. Tangan mereka bersentuhan sesaat, menimbulkan efek yang sangat besar. Sassy dengan terpaksa mengambilnya, lalu berbalik masuk ke halaman rumahnya. Tetapi dengan tanpa malunya, Aidan mengikutinya.

"Kenapa ikut masuk?" tanya Sassy merasa keberatan.

"Kamu gak kasian sama aku, yang baru kembali" sahut Aidan menghiba. "Tawarin minum dulu, kek!"

"Ngarep banget, sih!"

"Kamu tau sendiri, di rumah aku gak ada yg melayani..."

"Makanya, cepetan nikah. Situ kan, udah punya calon istri!?" putus Sassy kesal.

"Tenang aja, kami gak buru-buru kok" sahut Aidan tenang.

Pintu terbuka ketika Sassy sudah berada di teras, Bik Marni tersenyum melihat kedatangannya.

"Baru pulang, Non" sapanya lembut.

"Iya, bik."

"Bibik, udah sediakan makan malam" lanjut Bik Marni memberitahu.

"Saya sudah makan, bik. Buatkan saja kopi, buat tamu yang gak tau malu ini" ujarnya, melirik Aidan yang sudah duduk di kursi. "Sekalian tolong bawakan tas sama kantong ini."

"Baik Non, bibik permisi dulu."

Sassy duduk di samping Aidan, terpisah oleh meja kaca. Lelaki tampan itu tengah duduk, sambil menyilangkan kakinya. Terlihat berwibawa, dengan cambang tipis menghiasi wajahnya.

"Kenapa liat-liat?" tanya Aidan, menyadari sedang di pandangi.

"Siapa, yang liat kamu? Ke-geer-an banget!"

"Bilang aja, kamu rindu aku."

"Ngarep banget!"

"Siapa laki-laki, yang mengantar mu pulang?" tanya Aidan, memecah keheningan. "Kalo di liat dari mobilnya, sepertinya aku kenal."

"Bukan, urusan kamu!"

"Akan jadi urusan aku, seandainya kamu memacari orang yang salah."

"Huh!" dengus Sassy kencang. "Sejak kapan, kamu jadi wali ku?" tanyanya, sambil memiringkan kepalanya.

"Saat kamu pindah ke rumah pemberian ku, maka aku berjanji akan melindungi diri mu."

"Kenapa, baru sekarang?" tanya Sassy lagi. "Dulu kamu, kemana? Ketika aku mengalami pelecehan, kamu lebih mempercayai sepupu mu" tuturnya dengan nada getir.

"Apa kata mu?!" tanya Aidan terkejut. "Kenapa waktu itu, kamu diam saja?"

"Karena kamu, gak ngasih kesempatan buat ku bicara. Kamu lebih mempercayai, apa yang terlihat?"

"Siapa yang gak akan percaya, dengan omongan Cindy? Kamu dan laki-laki yang entah siapa namanya, tengah tertidur di ranjang yang sama."

"Aku juga gak, tau siapa dia?"

"Tolong Sassy, ceritakan semuanya. Jangan, ada lagi kebohongan..."

"Untuk apa? Toh gak ada gunanya kini, mereka sudah berhasil memisahkan kita berdua" cepat-cepat Sassy memotong kalimat yang akan di ucapkan.

"Maksud kamu?"

"Aku di jebak oleh Mami mu, dan Cindy yang menaruh obat tidur di minuman ku."

"Kamu pasti bohong, gak mungkin Mami berbuat jahat sama menantunya. Lalu, kenapa gak cerita dari pertama?"

"Sudahlah Aidan, untuk apa mengorek masa lalu? Kamu tau, perbedaan kita sungguh besar. Mami mu mengharapkan menantu, yang satu circle dengan beliau."

"Non, ini kopinya" suara bik Marni, menengahi obrolan mereka. Perempuan bertubuh gempal itu membawa baki berisi minuman, beserta camilannya.

"Makasih, bik" ucap Sassy pelan.

"Sama-sama, Non."

Asisten rumah tangga itu, segera berlalu ke dalam. Tinggal ke duanya, yang terdiam dengan pikiran masing-masing. Sebagai tuan rumah yang baik, Sassy menawarkan minuman pada Aidan. Mantannya itu terlihat syok, mungkin kaget mendengar pengakuannya. Walaupun terlambat, ia lega rasanya. Menyampaikan kebenaran, yang sekian lama ia kubur dalam-dalam. Biarlah Aidan tau, bagaimana keluarganya memperlakukan dirinya ketika lelaki itu tak di sisinya.

Ada kelegaan di hati Sassy, sekali pun mereka tak mungkin bersama kembali.

      ****

1
sur yati
buang ke laut sessy
Rohmi Yatun
beri pelajaran tu ama bian.. sassy jgn diam aja.. gemes banget jdinya😇😇
Rohmi Yatun
kak author .. ditunggu up selanjutnya ya.. lama banget ni baru nongol.. semoga kedepannya gk ada kendala lg dgn akun nya ya🤗🤗
Putu Suciptawati
kutunggu ya akkak
Rohmi Yatun
ni mana lanjutannya yaaa... /Sweat/
Nana Tulipa
Hati² Bian, cobaanmu datang di awal pernikahan😃
Rafika Adami
ditingal kapok bian
Holipah
cepat banget Thor jngn bkn gara2 bian
Holipah
ada pelakor baru lgi ky nya
Holipah
makan tuh terong letoy🤣🤣
Holipah
si tua kasih karma dong Thor
Holipah
udh rianty miskin kn si tua itu nnti mna mau si pelakor nempel
Holipah
dua racun
Holipah
bkn nyesel si tua itu Thor
Holipah
bikin senjata si tua letoy Thor 😅 tua2 g ada ahlak
Holipah
tua2 g pada tau diri karma karena menyakiti menantu mu & pitnah jga
Putu Suciptawati
nah siapa lagi yg datang cari pak hendra? aidan kah? bs tambah stres thu aidan kalo lihat sassy dan bian disana
Putu Suciptawati
kinan kah calon ibu tiri aidan?
skyvanita iriani
bian laki2 yg plin plan tdk bisa tegas sama diana.
Duwi Rosadah
males dengan karakter bian.. jadi males baca
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!