NovelToon NovelToon
Luka Cinta Tak Berobat

Luka Cinta Tak Berobat

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Romansa / Menikah Karena Anak
Popularitas:52.2k
Nilai: 5
Nama Author: Meindahfizz88

Luka Cinta Tak Berobat

Aisyah Humaira adalah seorang gadis desa yang tinggal di rumah majikan sang mama, selama tinggal di rumah sang majikan Aisyah bersahabat baik dengan putra rumah megah itu. Ia juga dianggap seperti anak seperti anak sendiri oleh sang majikan. Namun setelah kejadian naas itu telah mengubah segalanya. Aisyah gadis yang ceriah berubah menjadi gadis pemurung dan pendiam. Aryan yang selalu curhat dengan Aisyah tiba-tiba berubah menjauh, bahkan dia menawarkan diri pada orang tuanya untuk melanjutkan studinya di luar negeri saat tahu kehamilan Aisyah. Aryan tak ingin dimintai pertanggungjawaban karena tak memiliki rasa pada sahabatnya. Akhirnya Aisyah memutuskan membesarkan anaknya seorang diri. Aisyah lebih memilih menyembunyikan Ayah dari anak yang dikandungnya hingga pergi dari rumah megah itu. Ia akan membawa lukanya sendiri, tak perlu ada orang lain ikut merasakannya karena kesalahannya di malam itu. Cintanya hanyalah sebuah batas impian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meindahfizz88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 19

Malam yang sepi merasuki kalbu,

Lukisan bayangan tak ingin pergi,

Rasa tak mampu ditepis,

Menjerat tiap detak nadi,

Memujamu ditarikan helaan nafas,

Meniti jalan rindu kasih.

***

Seorang pria tengah menatap langit-langit kamar dengan perasaan hampah. Entahlah, seperti ada yang kosong. Perasaan hampa kini menyelimuti relung hati. Sesekali tangan kekarnya menyeka air mata yang membasahi wajah.

Suara ketukan dari luar pintu tak dihiraukannya.

Ada perasaan kecewa menyeruak setelah sekian tahun tak bertemu dengannya.

" Buka pintunya, Sayang!" teriak Nandini.

Sebagai seorang ibu, dia sangat khawatir karena sampai saat ini belum ada yang mengisi perut putranya.

" Aryan, nanti kamu sakit lagi." teriaknya.

Nandini mencoba minta bantuan pada suaminya agar membujuk putra mereka agar segera makan. Sebuah nampan yang berisikan nasi dan lauk pauk di tangan sang mama, tangan terasa pegal karena Aryan tidak membuka pintu sejak tadi.

" Mari bibi yang bawain nyonya." ucap Bu Rasti mengambil alih nampan tersebut.

Nandini cemberut dan kembali ke kamarnya. Berharap suaminya akan berhasil membujuknya.

" Aryan kenapa, Bi?" tanya Abraham sedikit penasaran.

" Kurang tahu tuan, tapi den Aryan belum makan hingga sekarang.

Keningnya berkerut keheranan menatap pembantunya," Bukankah tadi Aryan masuk ke ruangan dapur? Kenapa tiba-tiba murung seperti itu?" batinnya berucap.

Sedangkan Aryan kini tertidur dengan pulas

di kasur empuknya.

" Aisyah," teriaknya seketika.

Sontak pria itu terbangun ketika melihat wajah sahabatnya dalam mimpi. " Dia sedang bersama siapa?" tanyanya dalam kesendirian.

Aryan melihat Aisyah seperti menggandeng tangan seorang anak mungil. Dengan cepat menepis pikiran itu. Keringat dingin mulai membasahi kening dengan deru nafas memburu.

" Mana mungkin, tadi itu hanyalah mimpi belaka. " ucapnya lagi sembari menarik selimut menutupi tubuhnya.

Aryan berbalik kiri dan kanan agar tidurnya kembali nyenyak seperti tadi. Namun semuanya sia-sia, matanya saat ini sulit terpejam.

" Astaga, aku belum menghubungi Zahra," ucapnya terlihat panik.

Sebenarnya dia ingin memberitahukan kejutan dengan kepulangannya di Indonesia tali saat ini pikirannya benar-benar kacau.

" Mungkin aku akan tenang jika sudah menelepon Zahra." gumamnya.

Tangan itu menekan tombol menelpon sang pujaan hati, Zahra masih mengabaikan teleponnya hingga membuatnya meremas ponsel.

" Ini baru jam sembilan, tidak mungkin kan Zahra tidur secepat ini.

Kegelisahannya semakin menghantui malam itu. Sahabat pergi menjauh tak pernah ada kabar sedangkan sang kekasih kini telah berubah.

" Aryan, kenapa tidak keluar makan, Nak?" suara sang ayah mengagetkannya.

Ternyata Abraham kembali ke kamar putranya ketika mengingat bahwa putranya belum makan. "Kalau sakit siapa yang repot?" pikirnya.

Dengan terpaksa Aryan beranjak dari tempat tidurnya membukakan pintu ayahnya.

" Ayah temani kamu makan, yah!" bujuknya.

Abraham juga bingung tiba-tiba sikap putranya berubah menjadi pemurung.

Aryan mengangguk cepat menerima tawaran sang ayah. Mungkin saat ini waktu yang tepat bertanya, ke mana perginya Bi Marni dan Aisyah Sahabatnya.

Keduanya berjalan beriringan menuju ruang makan. Timbul banyak pertanyaan di benaknya.

" Bagaimana jika Ayah berpikir aneh-aneh tentangku bersama Aisyah.

Seketika pria itu menggeleng kecil dengan hati berdebar-debar.

" Bi Marni pergi kemana, Ayah?"

Pertanyaan itu sontak membuat Abraham tercengang sesaat lalu tangannya kini mengambil air minum untuk diteguknya.

" Dia sudah pulang di desanya, saatnya dia istirahat.

" ucap Bram.

Aryan semakin bingung dan masih menunggu penjelasan selanjutnya dari ayahnya.

Bibir itu terasa keluh ingin menanyakan seseorang yang pernah membuatnya berwarna namu enggan. Bibir itu seolah terkatup dan terkunci.

" Besok, ayah mau mengunjungi salah satu pesantren hampir di seberang desa. Ayah ingin berbagi rezeki pada mereka. Menurut cerita, pesantren itu baru saja didirikan beberapa tahun ini, namun penghuni santri-santri di sana Masya Allah.

Aryan hanya terdiam mendengar penuturan ayahnya sambil menikmati makanan yang dihidangkan malam ini.

" Mau ikut menemani, Ayah?"

***

Berbeda halnya dengan kekasihnya Zahra, seharian ia menghabiskan waktu untuk bersama Alvin pacar barunya. Kini ia seolah hidup dan terasa bebas tanpa tekanan siapa pun. Malam yang dingin menusuk dinding kulit membuatnya sedikit menggigil.

" Dingin?" ucap Alvin menatap wajah Zahrah.

Wanita itu mengangguk sembari tersenyum tipis.

" Pakaian ini!" titahnya lalu memberikan jaket pada sang kekasih.

" Terimakasih," ucap Zahra.

" Kita pulang, yah. Mama dan ayah pasti gelisah menungguku," ucapnya terlihat khawatir.

Alvin menuruti dan segera mengajaknya masuk ke mobil.

"Besok masih pengen jalan-jalan," tawar Alvin.

Zahra dengan senyum sumringan menerima tawaran itu.

Bagaimana kalau kita ke pantai?"

ucap Zahra.

" Aku hanya ikut kamu saja," ujarnya.

Keduanya saling melempar senyum kebinaran seolah anak ABG yang jatuh cinta.

1
Nasechah
lanjjut
Dian Isnawati
lanjut
Daulat Pasaribu
knp up sedikit thor
Nasechah
semangat up nya thor
Dian Isnawati
lanjut
Ambo Nai
cepat bongkar keburukan Zahara
Daulat Pasaribu
jgn di kasih ampun lah Thor si aryan
Meindah88
Sabar kak😍
Anonymous
kok nggantung bgt thor...
Nasechah
yahhh kok dikit banget up nya, padahal slalu d tunggu
Daulat Pasaribu
lanjut Thor knp upnya makin sikit thor
Nasechah
jangan lama2 y kak up nya, penasaran ama ending nya
Daulat Pasaribu
jgn sampai di maafkan sama aiyah begitu mudah bayangkan bertahun tahun.
Dian Isnawati
lanjut
Nasechah
makin penasaran sama ceritanya
Daulat Pasaribu
mampoos kau Aryan
kalau bisa dpt balasan lebih parah kau aryan
Daulat Pasaribu
biarkan saja.midah mudahan aisyaha dpt jodoh yg lebih baik
MeiSusi Lowati
satu kata.... SOOOKOOOR
Bunda Vitaliq
bagus ceritanya AQ suka
Daulat Pasaribu
kpn si Thor si Zahra ini ketahuan selingkuh....klau bisa Thor dua cecunguk (Aryan&Zahra) itu kena balasan setimpal timpalnya.
Meindah88: sabar kak🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!