11
Anggi Putri Nugroho, wanita cantik yang baru menyelesaikan pendidikan kedokterannya di usia 23 tahun. Memiliki kepercayaan diri tingkat tinggi membuat Dokter Anggi tanpa segan menerima tantangan dari kedua sahabatnya untuk menakhlukan seorang laki-laki asing yang mereka temui di club. Hingga akhirnya kisah rumit percintaannya 'pun dimulai.
Ig : Ratu_Jagad_02
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu jagad 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
"What?" suara Bela mendominasi di panggilan *video cal*l kali ini saat mendengar ucapan Anggi. "Jadi, si Morgan itu dari keluarga Gloendra?" tanyanya tak percaya.
"Lalu bagaimana, akhirnya dia menjawab ajakanmu untuk pacaran atau justru dia tolak?" tanya Kia.
"Aku bahkan tidak berani bertanya lagi. Kalian pasti tahu seberapa malunya aku 'kan. Gila, ini benar-benar gila. Aku mengira seorang anak konglomerat sebagai seorang gigolo? Oh Tuhan, Anggi!" Anggi benar-benar merutuk dirinya sendiri saat ini.
"Tapi, tampangnya memang seperti gigolo 'kan? Wajar saja kalau kau menduga dia gigolo." timpal Bela.
"Iya sih, tapi aku terlanjur malu. Bisakah kita menggagalkan tantangan itu sekarang? Aku tidak mau lagi bertemu dengannya." ucap Anggi.
"Oh, jadi seorang Anggi yang selama ini dikenal dengan kemampuannya dalam menaklukan laki-laki sudah tidak ada?" pancing Kia.
"Iya kau benar. Yang ada adalah Anggi yang meminta membatalkan tantangan karena pesonanya tidak lagi bisa memperdaya laki-laki, hahaha." timpal Bela.
Hati Anggi terasa disiram bensin dengan jumlah banyak, lalu dikobarkan api di sekelilingnya, hingga hati Anggi benar-benar terasa panas sekarang. Apa katanya tadi, seorang Anggi kehilangan pesonanya? Oh tidak mungkin!
"Kalian dengar, dalam waktu satu bulan, aku pasti bisa menaklukan Morgan. Pegang kata-kataku!" ucap Anggi.
"Kami sangat menunggu hal itu." ucap Bela dan Kia bersamaan.
Setelah sambungan telepon mati, Anggi segera membasuh wajahnya dan menggunakan skincare rutin miliknya. "Apa kata mereka tadi? Anggi kehilangan pesonanya? Kurang ajar! Harga skincare-ku saja lebih mahal dari gaji UMR Depok. Sembarangan!" Anggi meremas botol skincare-nya dan membayangkan wajah Morgan. "Morgan Gloendra, lihat saja kau akan aku dapatkan." tekadnya.
*
Pagi sekali, Anggi telah siap dengan setelan yang sudah tampak rapi. Ia segera melajukan mobilnya menuju rumah sakit. Namun saat di jalan yang dipenuhi oleh orang-orang yang sedang olahraga, tanpa sengaja ia melihat keberadaan Morgan diantara banyaknya orang di sana.
"Misi pertama akan dimulai." ucapnya yakin.
Anggi menghentikan kendaraannya di pinggir jalan, ia langsung turun dari mobil dan membuka kap bagian depan mobil. Tanpa pikir panjang, Anggi lantas menarik salah satu dari banyaknya kabel yang ada di sana hingga terlepas.
"Perfect!" gumamnya saat ia meyakini mobilnya dalam kondisi mogok.
"Maaf Mba, ada yang bisa saya bantu?" tanya seseorang pada Anggi.
"Tidak, mobilku tidak apa-apa." jawab Anggi meyakinkan.
"Oh maaf, saya pikir mogok."
"Tidak, mobilku baik-baik saja."
"Baiklah, kalau begitu saya permisi."
"Iya silahkan."
Anggi menatap orang tadi sejenak. Melihat orang itu yang tadi menyapanya terkait mobil, ia jadi semakin yakin bahwa Morgan 'pun pasti akan terkecoh. Ya ia sangat yakin dengan rencananya kali ini.
Dring! Dring!
"Halo ada apa?" tanya Anggi pada si penelepon. Namun matanya justru sibuk mengawasi seseorang di ujung jalan sana. "Mm Kak, aku mungkin akan terlambat, maaf ya."
"Kenapa?" tanya Zonya, kakak dari Anggi.
Anggi melirik ke belakang. Ia tersenyum saat melihat Morgan berjalan semakin dekat padanya bersama rombongan laki-laki lain yang juga melakukan olahraga. "Mmm mobilku mogok." ucap Anggi keras agar bisa didengar oleh Morgan.
"Mogok? Kau pasti tidak pernah men-servis mobilmu ya?"
"Iya, aku juga tidak tahu tapi yang pasti aku sedang di jalan sekarang, maaf kalau aku terlambat. Bye Kak."
Tut!
Anggi memutus sambungan teleponnya dan kembali melirik belakang dengan ekor matanya. Senyumnya kian tercetak jelas saat melihat Morgan kian mendekat. Dan drama 'pun dimulai.
"Aduh, bagaimana ini? Aku bisa dimarah habis-habisan oleh Kak Zoe kalau sampai telat." ucapnya sembari terus melirik Morgan. "Ahh kenapa pakai acara mogok segala sih." rutuknya lagi.
Morgan yang menyadari keberadaan Anggi memilih untuk tetap melanjutkan larinya. Anggi yang melihat Morgan mengacuhkannya 'pun berpikir untuk kembali melanjutkan dramanya.
"Aduh, bagaimana ini." ucapnya keras agar Morgan mendengar. Namun laki-laki itu justru tetap melanjutkan langkahnya tanpa berniat membantu dirinya.
"Mobilnya kenapa, Mbak?" tanya seseorang dari arah belakang.
Anggi tidak langsung menjawab, ia kembali melihat ke arah Morgan dan laki-laki itu benar-benar melanjutkan larinya tanpa berniat membantunya sedikitpun, membuat Anggi benar-benar merasa kesal. "Mobil saya mogok, Mas." ucapnya akhirnya.
"Boleh saya lihat?"
"Memang Mas bisa?" tanya Anggi tak yakin.
"Saya montir, Mbak."
"Oh, begitu ya? Silahkan kalau begitu."