Arsy Lovita, seorang istri yg menghabiskan seluruh hidupnya dengan berbakti pada sebuah keluarga yang tak pernah bersikap baik padanya, bahkan Killian sang Suami tak pernah mencintainya dan selalu saja menyiksa lahir bathin Arsy. Di tengah keputusasaan, Arsy berhasil kabur dengan membawa anak laki-lakinya. Namun sayang di tengah pengejaran Arsy mengalami kecelakaan.
Pamela Grizella, seorang perempuan yang terlahir dengan sendok emas. Gadis dengan sifat angkuh, keras dan bar-bar tapi tidak ada yang mengerti dengan sifat asli gadis itu yang berhati lembut. Saat dia mengejar sang tunangan yang bernama Arsenio, di tengah jalan sebuah mobil dari arah berlawanan bertabrakan dengan mobilnya.
Apa yang akan terjadi jika dua jiwa wanita yang berbeda karakter, tertukar saat kecelakaan?
Cekidot yuk...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13. Menjelaskan Kesalahpahaman.
Dengan perasaan entah, Arsy mulai mendekat ke arah dimana Arsenio sedang duduk. Gaya duduk lelaki yang katanya dingin itu begitu seperti Bos mafia yang terkadang ia tonton, lelaki itu mengangkat satu kaki menumpuk di kaki lainnya dengan merentangkan kedua tangan di masing-masing pinggiran sofa.
"Kau lama menunggu," Zayn menyapa lebih dulu, tangan Arsy masih bergelayut di lengan Zayn.
Zayn membantu Arsy duduk, wanita itu hanya menurut. Lalu Zayn duduk di samping, tak jauh dari Arsy.
"Lumayan," jawab singkat Arsenio.
Arsy belum berani menatap ke arah Arsenio, namun mendengar suara berat dan terkesan dingin itu akhirnya ia penasaran dan langsung menatap wajah Arsenio.
"Kabarmu baik, Pamela?" pertanyaan Arsenio terdengar basa-basi bukan rasa perduli.
"Seperti yang Anda lihat," jawab Arsy tak kalah dingin, entah kekuatan darimana wanita yang mengisi tubuh Pamela itu bersikap seperti itu. Mungkin karena ia juga bisa merasakan perasaan Pamela, mencintai seseorang tetapi tak dianggap apalagi lelaki itu katanya bermain wanita.
Kening lelaki dingin itu mengernyit, lelaki yang sering mendapatkan sapaan hangat dari Pamela kini malah merasa Pamela bersikap dingin padanya. Ah, bagaimana tidak berubah dingin, dia terpergok Pamela sedang bersama wanita di dalam mobil waktu itu, padahal wanita itu adalah sepupu nya. Bahkan ia dipukuli Zayn sebelum bisa memberikan penjelasan. Pamela juga sepertinya belum memeriksa semuanya karena terlanjur kecelakaan, apalagi kabarnya Pamela hilang ingatan.
"Bisa aku bicara berdua saja dengan Pamela," kesan dari suara Arsenio begitu tegas dan tak ingin dibantah.
"Adikku masih lemah, ingatan nya pun masih belum kembali. Meskipun kalian bicara berdua, tak akan ada perbedaan dengan adanya aku disini." Zayn menolak mentah-mentah.
Arsenio menegakkan tubuh, menyatukan kedua tangan ingin terlihat sedikit hangat. Ia menatap Pamela penuh penyesalan, "Aku datang untuk minta maaf, semua yang terjadi padamu karena mengejar ku tapi saat itu aku bahkan tidak tau kau mengejar mobilku. Disini aku perlu jelaskan, wanita yang bersamaku di dalam mobil saat kau mengejar ku adalah adik sepupuku. Dia baru saja pulang dari London, dia tinggal disana sejak kecil dan baru kembali kesini. Karena orang tuanya sudah meninggal, aku yang menjadi Wali-nya menjemput dia ke Bandara sendiri untuk memastikan dia aman. Nama nya Calista, putri dari adik Ibuku."
Arsy melirik Zayn, begitu pun Zayn. Mereka berdua tentu saja terkejut dengan penjelasan tapi tak serta merta percaya sepenuhnya.
"Saya yakin Tuan Zayn belum memeriksa indentitas wanita yang bersama saya hingga terjadi kesalahpahaman, Pamela juga sepertinya belum memeriksa karena kecelakaan. Jadi karena kini saya sudah menjelaskan, silahkan Anda memeriksa perkataan saya. Saya berani jamin, saya tidak mengkhianati pertunangan saya dengan Pamela." Arsenio mengakhiri perkataannya dengan menarik nafas kasar.
"Baiklah, saya dan Pamela akan memeriksa semuanya. Tapi jika semuanya memang terbukti benar, apa Anda masih ingin meneruskan pertunangan ini?" tanya Zayn dengan serius, dia tidak ingin adiknya terus tersakiti dengan sikap dingin Arsenio. Jikalau memang benar Arsenio tidak berkhianat, namun sikap dingin lelaki itu tetap saja sangat menyakiti adiknya.
"Apa Pamela mengatakan ingin putus pertunangan?" Arsenio malah balik bertanya. Lalu lelaki itu menatap mata Arsy dengan penuh intimidasi. "Kamu ingin memutuskan pertunangan?"
Arsy yang ditatap malah salah tingkah, dirinya bukan Pamela. Bagaimana ia bisa memutuskan, akhirnya Arsy melirik lagi ke arah Zayn.
Yang dilirik malah ikut terdiam, dia juga kebingungan. Keputusan ada di tangan Pamela, sedangkan yang berurusan tidak ada disana bersama mereka.
Melihat Zayn juga kebingungan, Arsy memberanikan diri mengambil keputusan "Sebelum saya menjawab, bisakah Anda menjawab lebih dulu pertanyaan Kakak saya tadi. Apa Anda masih ingin meneruskan pertunangan ini, Tuan Arsenio?"
"Ya. Saya masih ingin meneruskan pertunangan ini, karena semua hanyalah kesalahpahaman." Dengan yakin Arsenio menjawab.
Arsy menarik nafas, ia memegang tangan Zayn meminta dukungan. Zayn akhirnya mengangguk, akan menerima keputusan Arsy yang sekarang mengisi tubuh adiknya jadi ia pikir Arsy mempunyai hak membuat keputusan.
"Tuan Arsenio, saya dan kakak akan memeriksa lebih dulu perkataan Anda benar atau tidak. Jika terbukti benar, saya masih akan menjalin pertunangan dengan Anda namun ada syarat nya." Ujar Arsy.
"Baik, katakan." Jawab Arsenio, wajah lelaki itu sangat datar, Arsy bahkan tak bisa menebak orang seperti apa tuangan dari Pamela itu.
"Saya memang belum mengingat kehidupan saya sebelum kecelakaan, tapi menurut kak Zayn hubungan kita tidak harmonis sebagai tunangan. Saya dengar di dalam hubungan kita, saya lah yang terus berusaha mengerti Anda. Saya selalu mengalah dan saya begitu mencintai Anda. Jadi bisakah jika pertunangan ini dilanjutkan, Anda bersikap lebih lembut dan terbuka pada saya. Jangan bersikap dingin dan lebih memperhatikan saya. Lihatlah... karena Anda tidak terbuka pada Pamela, m-maksudku pada saya... Akhirnya saya salah paham Anda sudah berkhianat, bukan? Itu pun, jika memang Anda jujur," Arsy semakin mengeratkan genggaman nya di tangan Zayn, sebenarnya ia sangat gugup karena Aura Arsenio lebih dingin dari sikap Killian padanya.
"Baik, saya akan menyetujui apapun syarat nya." Sekali lagi tak ada keraguan dalam perkataan Arsenio.
"Oke, sekarang berikan kami waktu menyelidiki ucapan mu. Dua hari lagi kami akan mengabari keputusan kami, bagaimana?" Ujar Zayn.
"Baik, kalau begitu saya permisi. Saya tunggu kabar dari kalian," dengan sigap Arsenio berdiri, bangkit dari sofa. Tubuh gagah lelaki itu begitu terlihat menonjol, memang sebanding dengan tubuh Killian dan Zayn yang sama-sama berotot. Namun wajah dan aura Zayn yang terkesan baik dan ramah berbanding terbalik dengan Killian dan Arsenio yang dingin.
Setelah kepergian Arsenio, tanpa menunggu lagi Zayn langsung menelepon seseorang untuk menyelidiki kebenaran dari perkataan Arsenio. Tak butuh waktu lama, di pagi itu Zayn mendapatkan jawaban. Semua yang dikatakan Arsenio ternyata benar, tetapi Zayn belum puas menimang dia masih belum terima perlakuan Arsenio pada Pamela selama ini. Benarkah lelaki dingin seperti Arsenio bisa berubah?