Cintaku, Mentok Di Perjaka Tua

Disepanjang perjalanan kembali dari lokasi syuting, Juned tidak berhentinya tertawa. Pemuda itu sungguh merasa sangat geli. Sedangkan Andra hanya bis menggelengkan kepalanya pelan melihat tingkah sang asisten.

" Seneng banget sih lo Ned," ucap Andra singkat.

" Haahah, bang bos nggak lihat tadi mukanya si Agatha. Buset dah kayak mau makan orang. Mana mulutnya nganga, untung aja nyamuk nggak masuk. Hahaha sumpah geli banget Juned lihatnya."

Juned masih tak habis-habisnya menertawakan ulah Agatha. Menurut Juned yang sudah lumayan lama bekerja dengan Andra, ia tentu tahu siapa yang benar-benar ingin bekerja secara profesional dengan yang caper. Dan, Agatha masuk dalam kategori caper. Juned yakin kalau Agatha pasti tidak membaca skrip syuting kali ini. Terlihat sekali wajah kecewa dari model wanita itu saat Andra meninggalkan lokasi syuting terlebih dulu.

" Bang mau mampir dulu nggak sebelum pulang," tanya Juned setelah selesai dengan tertawanya.

" Iyo, mau beli sesuatu buat kucrit. Besok dia mau merit, gue mau kasih hadiah buat dia."

Juned mengangguk paham. Meskipun saat bersama adik dan kakak itu sering berantem layaknya kucing dan tikus, tapi sangat jelas sekali mereka saling sayang.

Sedangkan di kediaman Dwilaga beberapa orang sudah datang. Mereka akan mengadakan pengajian jelang pernikahan. Pun dengan kediaman William. Sahabat Charles yang tiga orang itu tentu tidak ketinggalan yakni Rama, Juna dan Sukhdev. Tapi Rama dan Juna tidak membawa istri mereka karena memiliki anak kecil.

" Waaah kampret gue nggak nyangka lo bakalan dapet adiknya Dokter Dika, buseet keluarga Dwilaga cuy," ucap Rama memulai pembicaraannya. Rama jelas mengenal baik Dokter Dika dan Silvya. Bukan hanya sekali mereka terlibat sebuah urusan tapi sangat sering. Dokter Dika yang menangani istri Rama saat kecelakaan hebat yang hampir meregang nyawa istrinya.

" Yoi, ku pikir dia bakalan jadi sama si model ituuuh," timpal Juna.

Charles hanya membuang nafasnya kasar. Dia jelas tahu ketiga sahabatnya itu sama sekali tidak menyukai hubungannya dengan Agatha. Tidak hanya sekali dua kali Charles disindir oleh ketiga sahabatnya itu mengenai siapa Agatha tapi Charles selalu tidak pernah ambil pusing.

" Udah deh, jangan pada berisik. Udah kan besok gue merit. Dan bukan sama si Agatha." Charles berucap pasrah di depan sahabat-sahabatnya.

" Nih ye Caca, gue kasih tahu. Agatha itu model nggak apa ya, kurang lah. Oke dia bagus sebagai model. Karena NO juga pakai dia, tapi asli pribadinya nggak banget. Jadi asli, di anggak worth it buat dijadiin istri." Juna mulai berbicara serius kali ini. Dia tentu paham akan hal tersebut, karena meskipun tidak secara langsung dia sering bersinggungan dengan para model yang berseliweran di Star Building.

" Sekarang pertanyaan gue deh Ca, kok lo nggak pake dia buat jadi model perhiasan William Diamond. Nah loh napa tuh," ucap Sukhdev yang sedari tadi masih belum angkat bicara.

Charles terdiam, apa yang dikatakan oleh Sukhdev tiba-tiba menelusup pikirannya. Selama mengenal dan berpacaran dengan Agatha, Charles sama sekali tidak tertarik untuk menjadikan Agatha model di perusahaannya.

Satu hal yang ingin dia tekankan bahwa dia tidak ingin membuat skandal adanya hubungan spesial yang memengaruhi pekerjaan. Dan kedua, sang ibu serta Cilla adiknya juga tidka menyukai Agatha.

Cilla sebagai manajemen yang mengurus hal promosi dan sebagainya itu tentu tidka akan setuju kalau Agatha yang jadi modelnya.

" Soalnya abang-abang semua. Cilla nggak suka sama tuh model. Banyak sekali skandalnya. Makanya Cilla Big No kalau di dijadiin model di William Diamond."

Cilla langsung berlaku setelah memberi suguhan untuk sahabat kakaknya itu. Juna, Rama dan Sukhdev langsung tertawa terbahak-bahak saat mendengar jawaban ketus dari Cilla. Sudah bersahabat lama, tentu mereka tahu bagaimana sifat Cilla.

" Ternyata emang nggak dapat restu lo bro ma si Agatha. Bagus, mungkin Rinjani, adik Dokter Dika beneran jodoh lo," ucap Rama yakin.

Charles hanya terdiam. Memang benar, banyak orang yang menentang hubungannya dengan Agatha waktu itu. Tapi pernikahannya dengan Rinjani ini apakah bisa dikatakan jodoh? Sedangkan mereka sudah membuat kesepakatan bahwa mereka akan berpisah setelah setahun menjalani masa pernikahan.

Charles benar-benar mengunci rapat mulutnya agar tidak ada seorang pun yang tahu mengenai hal tersebut kecuali dia dan Rinjani. Ia pun berharap Rinjani juga tidak membocorkan hal ini kepada siapapun. Beruntung juga waktu itu Agatha marah-marah, sehingga Charles urung untuk memberitahukan rencananya.

Waktu itu Charles sebenarnya ingin mengatakan pada Agatha bahwa pernikahannya hanya akan berjalan satu tahun. Dan setelah berpisah dia kaan menikahi Agatha.

Namun, semuanya kini berubah, dan entah akan seperti apa nanti jika dia benar-benar berpisah dengan Rinjani sesuai dengan kesepakatan. Kembali kepada Agatha adalah sesuatu yang tidak mungkin. Banyak hal negatif wanita itu yang mulai terkuat satu demi satu. Meskipun Charles belum tahu itu apa tapi ia yakin lambat laun fakta itu pasti akan tampak.

Meninggalkan Charles dan teman-temannya. Seusai acara pengajian di keluarga Dwilaga kini Rinjani duduk dihadapan semua anggota keluarga. Ada ayah dan bundanya juga ketiga kakak laki-lakinya.

Aryo membuang nafasnya secara perlahan. Besok putri bungsunya akan menikah dengan begitu maka tanggung jawab sebagai orang tua akan usai karena akan berpindah kepada suami dari sang putri. Tapi saat mengingat kelakuan putrinya yang masih suka sembarangan dan kekanak-kanakan membuat Aryo begitu berat melepas Rinjani.

" Jan, besok kamu udah jadi milik suamimu. Setelah Charles mengucapkan kata akad, ayah sebagai orang tua terlepas semua kewajiban terhadapmu. Kamus sepenuhnya milik suami mu. Ingat, patuh kepada suami, jangan ngeyel."

" Bunda juga pesen, bicara sopan kepada suamimu. Bagaimanapun surga mu ada di sana setelah kalian menikah nanti."

Bukan hanya ayah dan bundanya yang memberi petuah, tapi Radi, Dika dan Andra juga. Rinjani mendengarkan dengan seksama. Tidak ada kesedihan di wajah gadis itu.

" Tenang semua, hanya setahun kom Jani nikah. Nanti Jani akan kembali lagi pulang hahaha." Jani mengatakan hal tersebut dalam hati. Ya jelas tidak mungkin dia frontal mengatakannya langsung. Bisa dibejek sama seisi rumah yang ada.

Jani hanya mengangguk-anggukan kepala setiap menerima petunjuk dari masing-masing personil Dwilaga.

Setelah usai, Jani masuk ke kamarnya. Ia melepaskan semua pakaian nya dan menggantinya dengan baju tidur. Sebuah koper besar sudah ada di sebelah lemari pakaian. Gadis itu sudah mengepak beberapa pakaian dan keperluan lain yang ia butuhkan. Dimana akan dia bawa untuk pindahan.

" Nikah, married, dan apalah itu. Yang penting aku bisa lebih bebas dari sebelumnya haaaah!! Welcome yo the freedom!!"

Drtzzzz

" Ya hallo"

" Hallo Jan, ini aku. Masih inget kan?"

TBC