NovelToon NovelToon
Tuan Willy: Duda Mencari Cinta

Tuan Willy: Duda Mencari Cinta

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Ibu Pengganti
Popularitas:1M
Nilai: 4.8
Nama Author: nenah adja

Mata kecil itu berpendar melawan rasa bosan di tengah hiruk pikuk orang dewasa, hingga matanya berbinar melihat seorang gadis cantik, terlihat anggun dengan raut keibuan. Ini dia yang di carinya.

Kaki kecilnya melangkah dengan tatapan tak lepas dari gadis bergaun bercorak bunga dengan bagian atas di balut jas berwarna senada dengan warna bunga di gaunnya.

Menarik rok gadis tersebut dan memiringkan wajah dengan mata mengerjap imut.

"Mom.. Kau.. Aku ingin kau menjadi Mommyku.."

"Anak kecil kau bicara apa.. Ayo aku bantu mencari Ibumu.."

"Tidak, Ibuku sudah tiada, dan aku ingin kau yang menjadi Mommy ku."

"Baiklah siapa namamu?."

"Namaku Daren, Daren Mikhael Wilson aku anak dari orang terkenal dan kaya di kota ini, jadi jika kau menikah dengan Daddyku kau tidak akan miskin dan akan hidup senang."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TW 12: Menguji

"Mom dan Dad, kalian sedang berkencan?" mendengar suara Daren, Isa menggeliatkan tubuhnya agar terlepas. Namun, Willy justru mengeratkan pelukannya di pinggang Isa.

Menarik dan menegakan posisi Isa agar berdiri sejajar dengannya "Ya dan kau mengganggu kami Boy.." kata Willy dengan ringan, Tangan Willy masih bertaut di pinggang Isa dan membuat jantung Isa berdebar kencang, apa katanya, kencan?. Yang benar saja.

"Hmm, aku pikir mom pergi

"Bukankan..aku sudah berjanji.. akan tinggal disini." Isa berkata dengan gugup sambil terus berusaha melepaskan diri. Daren mengangguk.

"Ini masih malam, tidurlah kembali."

"Bolehkah aku tidur denganmu, Mom?." Daren mengerjapkan matanya dengan lucu, bagaimana mungkin Isa mampu menolak.

"Tentu, ayo.." Isa mendorong tubuh Willy berada di dekapan pria itu sungguh tidak nyaman, aroma tubuh dan tangan Willy yang melingkari pinggangnya seolah menguarkan aura panas yang membuat Isa berdebar kencang, Isa menghampiri Daren, namun Daren justru berbalik ke belakangnya..

"Denganmu juga Dad.." Isa menelan ludahnya kasar saat tatapannya bertemu dengan Willy.

Isa menggeleng memberi isyarat agar Willy menolak, dan biarkan saja Isa yang menemani Daren tidur, namun bukannya menuruti Willy justru berkata "Tentu.."

Isa mendengus, tentu saja bukankah Willy memang tidak suka di atur orang lain.

.

.

.

"Apa yang.. kau lakukan, kenapa melihatku seperti itu!." Isa baru bisa protes saat Daren sudah tertidur.

Sejak tadi sepanjang Isa membacakan buku cerita Daren, Willy terus menatapnya, dan yang membuat Isa tidak nyaman adalah Willy menatapnya dengan datar dan tajam.

Willy mengedikkan bahu acuh "Aku hanya mengawasimu." Isa mengerutkan keningnya.

"Apa kau sungguh tidak percaya padaku." Isa mengeram marah.

"Tidak ada yang tahu hati seseorang."

"Jika tidak percaya, kenapa harus aku yang ada di sini sekarang."

"Karena Daren menginginkanmu." Isa mendengus.

"Dengar tuan sombong, meski aku punya niat jahat aku tidak mungkin melakukannya di depan mu."

"Apa itu berarti kau memang berniat jahat.."

Isa mengacak rambutnya frustasi "Itu hanya perumpamaan tuan.."

"Baiklah, jika kau tidak percaya hentikan saja ini." Isa menyibak selimutnya, dan bangun dari tempat tidur, Isa tidak terima di curigai.

Willy mengerutkan keningnya melihat Isa mengenakan piyama panjang dan longgar, Willy sudah biasa melihat para wanita yang seksi bahkan mengenakan lingerie sekalipun, tapi kenapa melihat Isa yang tertutup membuatnya penasaran ada apa di balik piyama kebesarannya itu.

Willy menggeleng, tadi saat ia naik ke tempat tidur, Isa dan Daren sudah berada di sana dan menutup tubuh mereka dengan selimut, dan sekarang saat melihatnya dia sedikit terpaku, ada apa dengannya?.

Bagus sekali meski dalam hati Willy merasakan perasaan aneh, tapi wajahnya masih saja datar.

"Bukankah justru tidak masuk akal jika aku tidak curiga..?" Willy melipat tangannya di dada. "Bagaimana pun kau adalah orang asing, lalu bagaimana bisa kau tidak memiliki tujuan, ah.. Benar tujuanmu adalah untuk kontrak kerja kita bukan.."

Isa terdiam, benar itu alasan awalnya. Tapi Isa sungguh tidak bermaksud jahat atau bahkan mencelakai Daren.

"Dan itu berarti kau juga tidak tulus. Dengar Nona aku akan selalu mengawasimu." Willy menatap Isa dari atas ke bawah, seolah sedang memindai seluruh tubuh Isa.

Isa mendengus "Bukankah kau membuang waktumu, tidakkah lebih baik kau segera mencari calon Ibu sesungguhnya untuk Daren. Benar aku memang tidak tulus, jadi segeralah carilah yang tulus mencintai Kau dan Daren. Dengan begitu aku juga tak perlu berpura- pura lagi." Isa mendengus lalu pergi dari kamar Daren

Pria sombong menyebalkan, keterlaluan.

Setelah pintu tertutup Willy menarik sudut bibirnya sangat tipis dengan mata yang masih menatap pintu kamar Daren yang tertutup.

Ada yang menarik dari apa yang di lakukan Isa, dia pergi dengan marah tapi dia tidak berniat membanting pintu, seperti takut Daren terbangun dari tidurnya, Isa menutupnya secara perlahan, padahal jika dia mau Isa bisa melampiaskan amarahnya dengan membanting pintu keras.

Namun dari sejak awal perdebatan mereka Isa seolah mengontrol suaranya agar tidak terlalu keras hingga akan mengusik Daren yang tertidur di sebelah mereka.

Willy melihat ke arah Daren lalu mengusap kepala kecil putranya itu "Sepertinya pilihanmu memang bagus.." meski begitu Willy harus terus melihat sampai dimana Isa bertahan.

...

"Selamat pagi.." Isa melongokkan wajahnya di pintu kamar Daren.

"Pagi Mom.." Daren tengah mengenakan seragamnya, di sebelahnya ada pelayan yang bersedia dengan pakaian Daren di tangannya.

Pelayan mengangguk pada Isa dan di balas dengan senyuman oleh Isa. "Sudah siap semua?."

Daren mengangguk.

Isa meraih sisir dari pelayan dan merapikan rambut Daren "Uh.. Tampan sekali." Isa mengecup pipi Daren "Baiklah ayo kita sarapan, lalu berangkat sekolah."

"Bukankah hari ini ada les matematika?" Isa menggandeng Daren menuruni tangga.

"Ya,"

"Bagus, mom akan lihat sepintar apa Daren saat berhitung."

"Aku tidak suka, berhitung membuat pusing." Daren berucap dengan malas.

"Benarkah?."

Daren mengangguk "Aku akan mengantuk."

Isa terkekeh melihat Daren berkata dengan memelas, seolah berkata "Jangan pergi ke tempat les.' "Padahal matematika sangat penting,.. Hmm begini saja jika Daren dapat seratus Mom akan ajak Daren pergi ke taman bermain."

"Sungguh?" Isa mengangguk.

"Yeay.."

"Hanya jika kau dapat nilai seratus, ingat itu."

"Aku akan mendapatkannya," Daren berkata dengan yakin dan penuh semangat.

Daren melompat- lompat dengan gembira, hingga Isa tertawa melihat tingkahnya. Isa dan Daren masih asik mengobrol hal- hal kecil sambil terus melangkah ke ruang makan, saking asiknya mereka tak menyadari di belakang mereka ada Willy yang sejak tadi mendengar percakapan keduanya.

Langkah Willy sangat pelan mengimbangi dari jarak jauh, suara tawa Daren dan Isa terdengar seperti nyanyian di telinga Willy, sudah sejak lama harusnya pagi yang ceria bagi Daren itu ada, Willy menunduk melihat ke arah kakinya yang terus melangkah, Jika saja Joana masih hidup mungkin suasana seperti ini akan ada setiap saat, dan tentu Daren tidak akan kesepian.

Willy melihat Daren sudah duduk di kursi makan sedangkan Isa menyiapkan bekal untuk Daren yang dia masukkan ke dalam kotak makan.

"Kau ingin ini..?"

"Sedikit saja Mom, aku tidak suka sayur.." Isa menggeleng.

"Sayuran baik untukmu, agar tumbuh sehat, da kuat. Kau tahu Popeye..?"

"Siapa itu?"

"Popeye adalah tokoh kartun, yang akan menjadi kuat jika makan sayur, kau tahu tangannya akan membesar jika dia memakan bayam, dan dia bisa menghadapi semua penjahat." Daren mengerjapkan matanya, melihat Isa mengangkat tangannya membentuk binaragawan.

"Benarkah?."

"Ya, dan sayur juga membuat pintar.. Bukankah kau ingin dapat seratus.."

"Baiklah, aku akan makan banyak sayur."

"Bagus sekali, mom akan masukan banyak sayuran disini." Isa tersenyum.

"Pagi Boy.." Willy mengecup dahi Daren, lalu beralih pada Isa.. "Pagi, Mommy." Isa membelalakan matanya saat Willy tiba- tiba saja mengecup dahinya.

"Kau cantik sekali hari ini." tanpa rasa bersalah Willy melewatinya dan duduk di sebelah Daren, bibir Willy menyeringai melihat Isa menatapnya tajam dengan tangan mengepal erat.

Dasar tuan sombong, kurang ajar!, Isa mengumpat dalam hati. Apa yang seperti ini juga ada di dalam kontrak, jika iya Isa ingin mengubah isi kontraknya, enak saja Willy terus bersikap seenaknya.

Jika terus begini dia yang rugi..

....

1
𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄
hwaiting
saingan masuk rumah 🤣🤣🤣
aman author suka atau tidak Tetap di lanjut membaca.. komentar positif negatif tu lumrah bikin semangat denyut² enak 🤣
Bunda Nana
my sweet daddy kok gak da thor
Ceu Nah: pindah ke apk sebelah kk
total 1 replies
hmmp memaksa kamu Willy.. mencari keuntungan pada gadis 😒
Kesian.... Mangsa keadaan di persulitkan lagi 🥴/Panic/
Bzaa
semangat isa
Bzaa
menarik
Bzaa
semangat isa
Bzaa
hadirrr
ciri² bgmn itu isa 🤣/Sweat/
Rossa Simangusong
dramanyaaa 🤣🤣🤣
jatuh cinta pada Duda... wahhh isa /Awkward/
Sabaku No Gaara
Luar biasa
nahhhh nyonya Simon, pengaruh buruk mu d ikuti oleh Lucas anak mu.. cisss/Panic/
kambing willy ... niat dlm DiAM 🤣🤣🤣
Anggun Yulianti
Luar biasa
Aq Retno
bagus
#ayu.kurniaa_
.
Rina Arie
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!