puncak tertinggi mencintai adalah mengikhlaskan, ketika kehilangan dan kita mengikhlaskan nya, percaya lah Allah pasti akan memberikan yang terbaik untuk kita.
itulah yang tengah dirasakan oleh Dinda, seorang gadis manis yang mana ia harus merelakan seseorang yang dia cintai untuk sahabat nya sendiri.
kesalahpahaman pun terjadi antara Dinda dan sahabat nya hingga membuat persahabatan mereka hancur.
akankah Dinda menemukan tambatan hati? dan apakah persahabatan Dinda bisa kembali membaik?
yuk mampir ke cerita author, semoga para readers suka ya🤗jangan lupa untuk, vote, like dan komen ya teman-teman 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Author_G, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 13
"maksud nya, saya juga belum tau siapa calon suami saya."jawab Dinda sembari tersenyum
"jadi kamu belum punya calon suami sekarang?"tanya Aryan lagi
"belum mas."jawab Dinda
"aku cerita sedikit ya. kemarin aku memang sudah ada seseorang yang memang aku harapkan untuk menjadi imam ku, namun Allah berkata lain pada akhirnya aku harus merelakan dia untuk bersanding dengan wanita lain. tapi aku sudah ikhlas mas, karena aku tau dia bukan jodoh ku."
"disaat saya berada di proses mengikhlaskan. ntah kenapa Allah hadirkan mas Aryan dalam hidup saya. barangkali Allah ingin aku melupakan masa lalu ku dengan cara bertemu dan berteman dengan mas Aryan."
"Dinda, aku tidak tau sejak kapan perasaan ini ada tapi demi Allah saya sudah jatuh cinta pada mu. sejak pertama kali kita bertemu. Dinda, jika saya menemui orang tua mu, apa kamu keberatan?"tanya Aryan serius
deg...
Dinda benar-benar tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Aryan.
"mas maaf, untuk saat ini tolong beri saya waktu, ya."ucap Dinda
"iya. Aku tidak memaksa mu, tapi yang jelas aku sudah mengutarakan perasaan ku. aku akan memperjuangkan mu, baik itu secara nyata atau melalui jalur langit tapi aku tidak akan memaksa Allah."jelas Aryan
Dinda hanya terdiam mendengar perkataan Aryan. ia bingung harus menjawab sepeti apa. ia melihat ketulusan dari mata Aryan tapi Dinda masih belum siap.
"berjuanglah jika Dinda memang pantas untuk di perjuangkan."ucap Dinda
"kamu pantas untuk diperjuangkan."jawab Aryan
"mas."ucap Dinda lirih
"kenapa? apa kamu tidak percaya dengan ku? aku akan memperjuangkan mu. sampai Allah merasa kalau aku pantas untuk mu."ucap Aryan
"bagaimana jika akhirnya kita tidak bersama?"tanya Dinda serius
"Ins syaa Allah bersama kok, kalaupun tidak, nggak apa-apa setidaknya aku pernah memperjuangkan mu."jawab Aryan
Dinda bingung mau menjawab apa lagi. Aryan yang melihat itu hanya tersenyum.
"udah, nggak usah dipikirin, kamu tinggal diam dan tunggu aja. Biar aku yang berjuang."ucap Aryan
Dinda hanya tersenyum dan di buat salah tingkah oleh Aryan.
"bunga nya, mbak?."tanya seorang anak kecil
Dinda menoleh ke arah anak itu. "berapa bunga nya satu?"tanya Dinda
"Lima ribu, mbak."jawab anak itu
"kamu suka bunga?"tanya Aryan
"Suka."
"mbak beli semua nya ya."ucap Dinda
"Alhamdulillah, terima kasih ya mbak."ucap anak itu
"sama-sama." Dinda pun mengambil dompet di dalam tas nya.
"ini uang nya, terima kasih ya."ucap Aryan pada anak itu
"terima kasih mas."ucap anak itu
"mas, nggak usah biar saya aja."tolak Dinda
"udah, ini bunga nya."ucap Aryan
"makasih ya mas."ucap Dinda
"sama-sama, ya udah aku duluan ya nanti kamu pulang nya hati-hati."ucap Aryan
"iya mas."
"ya Allah kalau dia yang terbaik, mudah kan lah ya Allah."ucap Dinda sembari tersenyum
...----------------...
ditempat lain, Dita sedang mempersiapkan untuk acara pengajian malam nanti. Dita merasa sedih karena sahabat nya tidak mendampingi nya. ya Semenjak Dinda tau siapa calon suami Dita, ia sedikit menjaga jarak dengan Dita dengan alasan sibuk.
"lho anak ummi kok sedih."ucap Bu Hafsah
"nggak kok ummi."jawab Dita
"kenapa nak?"tanya Bu Hafsah
"Dita sedih ummi, sekarang kok Dinda nggak pernah main sama Dita lagi, Dinda kenapa ya ummi akhir-akhir ini Dita perhatiin Dinda seperti menjauh dari Dita."
"Hmm, jadi itu alasan anak ummi sedih, mungkin itu perasaan Dita saja nak, seperti nya Dinda memang lagi sibuk sama butik nya maka nya dia belum bisa nemani kamu."
"Hmm, iya ummi."
"udah, nggak usah sedih lagi ya."ucap Bu Hafsah
Dita mengangguk dan tersenyum
...----------------...
suara adzan magrib berkumandang, Dinda segera mengambil wudhu dan melaksanakan sholat Maghrib.
selepas sholat Dinda bingung apakah dia harus datang atau tidak ke acara pengajian Dita.
"hmm, dateng aja dech kan Dita nggak tau apa-apa kasian juga dia sudah beberapa hari ini aku cuekin."ucap Dinda merasa bersalah
Dinda membereskan alat sholat nya kemudian ia mengganti pakaian nya dengan gamis berwarna putih. setelah merasa siap Dinda pun pergi ke rumah Dita.
"assalamu'alaikum Tante ."ucap Dinda
"wa'alaikumussalam, Masya Allah akhirnya Dinda Dateng juga."ucap Bu Hafsah
"maaf Tante beberapa hari ini Dinda sangat sibuk."ucap Dinda
"iya nggak apa-apa nak, kamu masuk aja Dita ada di dalam."ucap Bu Hafsah
Dinda pun masuk dan duduk disamping Dita.
"calon pengantin kok ngelamun sih." ucap Dinda
Dita pun menoleh ke arah suara, Dita terlihat terkejut.
"kamu kemana aja Din?."tanya Dita sedih lalu ia memeluk Dinda
"nggak kemana-mana aku sibuk cari uang dit, kan kata mu mau hadiah yang besar."goda Dinda
"udah nggak usah sedih lagi, kan aku udah disini."ucap Dinda
acara pengajian pun dimulai setelah selesai Dita juga menyampaikan salam perpisahan kepada kedua orang tua nya sebelum menikah. tangis haru dan bahagia mengiringi acara tersebut.
setelah acara selesai, Dita duduk bersama Dinda. "Din, malam ini nginap sama aku aja ya."pinta Dita
"hmm gimana ya."ucap Dinda
"ayo lah Din, udah lama lho kita nggak tidur bareng."rayu Dita
"ya udah dech iya."jawab Dinda
"yey terimakasih honey ku."ucap Dita sambil memeluk Dinda
"nanti kalau udah nikah, kamu mau kemana, dit?"tanya Dinda
"hmm, nggak tau mungkin ikut mas Rey aja mau nya kemana."ucap Dita
"kalau kamu udah nikah, aku nggak ada temen lagi dong."ucap Dinda
"ya kan kita masih bisa ketemu, Din."jawab Dita
"iya kalau suami mu ngizinin kalau nggak gimana dong?"tanya Dinda
"nggak mungkin nggak di izinin, Din. mas Rey pasti ngizinin kok."jawab Dita
"hmm, pokok nya kalau udah nikah harus nurut sama suami ya."ucap Dinda
"oke siap bos."jawab Dita
"eh kita nonton drama yuk udah lama lho kita nggak nonton bareng."rayu Dinda
"ayo Din, kita mau nonton drama apa?"tanya Dita
"hmm, apa aja dech, Dit."
"oke, kita nonton nya di kamar aja ya."
Dinda dan Dita pun masuk ke dalam kamar, mereka sudah menyalahkan laptop dan mulai menonton. keduanya sangat menyukai drama Malaysia apalagi kalau drama romantis.
"bagus juga nih drama, tapi sedih ya Din, masa sih calon nya nikah sama sahabat nya sendiri."ucap Dita
deg...
Dinda tersenyum "iya kasihan banget ya."ucap Dinda
"kalau aku di posisi itu, pasti udah aku jauhin sahabat nya."
"kalau aku melakukan itu? apa kamu mau, dit?"batin Dinda kemudian ia tersenyum
"nama nya juga nggak jodoh, dit."
"iya juga sih."
Bersambung
