Aira harus menelan pil pahit, ketika Andra kekasih yang selama ini dicintai dengan tulus memilih untuk mengakhiri hubungan mereka, karena terhalang restu oleh orang tua karena perbedaan keyakinan.
padahal Aira sedang mengandung anak dari kekasihnya.
apakah Aira akan mampu bertahan dengan segala ujian yang dihadapinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arij Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 2
keesokan harinya keluarga Aira datang menjemput Aira dan untuk berpamitan kepada penghuni kos. Mereka semua tidak tau kalau Aira pergi karena ada rahasia besar yang dia simpan. Yang mereka tau Aira pergi untuk mengikuti orang tuanya yang pindah keluar pulau. Begitupun ditempat kerja Aira, semuanya tau kalau Aira pergi mengikuti orang tuanya.
Dalam perjalanan ke rumah, Aira terus diam berpikir dan melamun. dalam pikirannya Aira berpikir seandainya, seandainya dan seandainya ia tidak terbuai dengan kata kata itu, tidak terbujuk dengan kekasihnya. tapi Aira sangat tulus dengan kekasihnya tapi apa daya semua hanya kamuflase kekasihnya saja. Dalam diamnya Aira terus menangis tanpa air mata agar keluarganya tidak mengetahuinya, tapi mau ditutupin seperti apapun pasti keluarganya mengetahui apa yang Aira rasakan. Aira masih sangat bersyukur dalam keadaan begini Aira tidak ditinggalkan atau di usir oleh keluarganya. malah mereka setuju jika Aira berpisah dengan kekasihnya. Keluarga Aira tidak mengizinkan Aira berpindah kepercayaan seperti keluarga kekasihnya. Keluarga Aira merangkul dan mendukung Aira, mereka tidak menghujat bahkan siap menanggung malu akibat perbuatan Aira.
Maka dari itu Aira memutuskan untuk milih berpisah daripada membuat keluarganya kecewa untuk kedua kalinya.
Sedangkan keluarga Aira yang meliat Aira melamun sepanjang perjalanan, hanya bisa menghela nafas dan mendiamkannnya, mereka paham akan yang Aira rasakan. Bagaiman rasanya menanggung beban berat, menanggung malu, tapi mau bagaimana itu yang mereka sepakati bersama. Agar anak mereka tidak melakukan kesalahan fatal untuk kedua kalinya.
...****************...
Sesampainya dirumah sederhana mereka, Aira masih tetap berdiam dan melamun.
"Aira, ini udah sampai rumah ndok, cepat turun ndok, gak usah melamun terus, sudah sana masuk rumah, makan terus istirahat, Mamakmu pasti sudah masak masakan kesukaanmu," kata bapak.
" Iya pak, maaf," ucap Aira. Kemudian Aira turun dari mobil tanpa banyak kata meninggalkan semua orang dalam diamnya.
Sesampai dikamar Aira menumpahkan kesedihannya dengan menangis, Aira menutup mukanya dengan bantal agar suara tangisnya tidak terdengar oleh semua orang dirumah.
Tanpa Aira sadari bahwa kedua orang tua Aira mendengar tangis anaknya.
" pak, piye iki, aku gak tegel ndelok anakku kyok ngene ( pak, bagaimana ini, aku gak tega melihat anakku kayak begini)," kata ibu Aira sambil menangis.
" huf... lah meh piye meneh Mak, aku kiyo ora tegel tapi wes piye meneh, mungkin dalane yo kudu kyok ngene ndisek ( huf... La mau bagaimana Mak, aku juga gak tega, tapi mau bagaimana lagi, mungkin jalannya harus seperti ini dulu)," jawab bapak dengan suara lirih.
" yoweslah Mak, dungokke wae mugo anakke kuat, iklas lan sabar ( ya sudahlah Mak doakan saja semoga anaknya kuat, iklas dan sabar )," sambung bapak Aira.
...****************...
Malamnya mamak Aira memanggil untuk makan.
"Aira, ndok maem sek yo, ben perute gak sakit, kuwe durung maem Ket tekan omah mau, ( Aira, makan dulu yuk, biar perutnya gak sakit, kamu belum makan dari tadi ketika sampai rumah)," kata mamak.
" iya Mak," jawab Aira.
Aira keluar mengikuti mamak menuju ruang makan untuk makan malam. Disana sudah berkumpul keluarga Aira untuk makan, ada bapak, mamak dan kedua adik Aira menunggu Aira untuk makan malam.
"mbak, maem yang banyak ya" kata adik Aira yang perempuan bernama Dina.
" iya mbak, biar gak sakit lagi," sambung adiknya yang bungsu bernama Damar.
"em... ," jawab singkat Aira.
Seluruh keluarga hanya bisa saling memandang dan melirik atas jawaban singkat Aira.
Mereka kemudian makan dalam keadaan hening dan diam, padahal sebelum kejadian ini terjadi keluarga Aira selalu dalam suasana hangat, mereka saling canda tawa walaupun dalam kegiatan makan.
"Aku sudah selesai," ucap Aira. Aira berdiri kemudian pergi menuju kamar.
Mereka hanya bisa saling pandang dengan.
"Huf... lanjutkan makannya," ucap bapak.
Mereka melanjutkan makannya.
Selesai makan mamak membawa piring kedapur untuk dicuci, sedangkan Dian membersihkan dapur. bapak dan damar menuju ke kamar masing masing.
Mereka merenung memikirkan anak dan kakak mereka, memikirkan kedepannya bagaimana, apa yang harus mereka lakukan agar anak dan kakak mereka kembali seperti semula, ceria dan periang, tidak seperti sekarang yang hanya bisa diam dan melamun.
Sedangkan mamak dan Dina masih didapur membersihkan piring kotor.
"Mak, mbak kenapa?, mbak masih sakit?," tanya Dina kepada mamak.
Mamak mendesah panjang, kemudian menjawab dengan pelan. "hah... mbakmu sedang ada masalah, masalah yang mungkin akan membuat kita semua akan ikut merasakan dampaknya, tapi mamak harap kalian semua tidak menyalahkan mbak ataupun meninggalkan mbak dalam keterpurukan, kita saling menguatkan."
"Iya Mak, aku tidak akan menyalahkan mbak atau meninggalkan mbak, mungkin kalau aku yang di posisi mbak pasti tidak akan kuat," jawab Dina.
" Ya sudah, kalau sudah selesai cuci piringnya kamu masuk kamar, kerjakan tugasnya, besok kan masih sekolah," Kata mamak.
"Iya Mak, aku duluan Mak," Jawab Dina.
"Iya," kata mamak.
Sedangkan dikamar yang lain Aira selalu melamun dan melamun. tiada waktu tanpa melamun.
"Mas Andra, kenapa kamu begitu tega sama aku, kamu jahat mas, jahat jahat jahat," Sambil menangis Aira terus memaki Andara.
"Aku sayang banget sama kamu, tapi kenapa rasa sayangku ini tak ada artinya, aku sakit mas, sakit, hiiks... hiks... hiks... Bagaimana aku bisa hidup tanpamu, bagaiman caranya aku membesarkan anak ini, aku gak bisa mas, hiks... hiks... hiks... ," sepanjang malam Aira hanya menangis menangis dan menangis, menangisi keputusan yang harus dia ambil, dia bingung apa yang harus dia perbuat.
Setiap malam, tepat tengah malam orang tua Aira selalu berdoa dan memohon untuk anaknya agar bisa menerima dengan ikhlas cobaan yang mereka hadapi.
Aira pun tidak lupa dibangunkan oleh orang tuanya untuk melakukan sholat taubat dan sholat malam, agar menebus dosa yang dia perbuat. Meminta kepada yang maha kuasa agar segala diampuni karena telah lalai dalam menjalankan perintahnya dan diberi ketenangan dalam batinnya.
"Aira ayo bangun, sholat taubat, ayo bangun bertaubatlah minta ampunan kepada yang maha kuasa, agar segala perbuatanmu dapat diampuni, digugurkan segala dosa dosamu," kata bapak.
" hem... ," jawab Aira. kemudian Aira bangun dan pergi untuk mengambil wudhu dan sholat
Aira berdoa dan meminta ampun atas kesalahannya dan dosanya.
" ya Allah, ampunilah segala dosa dosa hamba, dosa dosa yang selama ini hamba perbuat. Ampunilah hamba atas kelalaian hamba, ampunilah hamba karena melupakanmu, tunjukkan hamba menuju jalanmu, kuatkan hamba atas ujian ini, ampuni hamba ya Allah, tunjukkanlah hamba menuju jalanmu, hiks... hiks... Hiks...,"
"ya Allah kabulkan lah doa hamba, hanya kepadamu hamba memohon dan meminta," ucap Aira dalam doanya sambil menangis, Aira berdoa dengan sungguh sungguh karena selama ini melupakan Tuhannya.
.
.
.
.
Bersambung..........
...***************...
salam hangat kakak kakak semua, semoga suka dengan tulisan pertama aku, maaf kalau masih ada salah kata.