Menjadi orang baik dan tulus tidak lantas membuat seseorang terhindar dari masalah atau cobaan seperti yang dialami oleh wanita cantik bernama Regina. Karena kebaikan untuk membantu sahabatnya. Dirinya harus kehilangan hal berharga dalam hidupnya.
Tidak ada yang percaya dengan keterangan dari mulutnya. Dia mendadak disebut sebagai pembohong dan wanita murahan oleh pacarnya sendiri. Hingga laki laki yang telah mengambil kegadisannya menyelamatkan Regina dari kata pembohong. Penyelamatan itu hanya sementara waktu. Justru penyelamatan itu adalah awal penderitaan Regina.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Linda manik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kecurigaan Melati
"Kamu kenapa sih harus bersikap seperti itu mas?" tanya Melati kesal. Melati dapat melihat sikap Kevin yang menunjukkan kekesalan hatinya secara terang terangan karena Regina tidak kunjung turun. Sikap Kevin itu membuat Melati tidak enak hati kepada sahabatnya.
"Bersikap seperti apa maksud mu sayang?"
"Kamu menunjukkan sikap kesal mu itu kepada Melati. Aku tidak enak mas. Regina sahabat ku. Seharusnya kamu juga bersahabat dengan dia atau tidak menyinggung perasaannya."
Kevin tertawa. Dia memang sengaja bersikap seperti itu supaya Regina tidak nyaman. Lebih tepatnya, dia juga tidak nyaman jika ada Regina di dalam mobilnya.
"Jangan memikirkan orang lain ketika kita bersama meskipun itu sahabat mu sendiri. Aku paling tidak suka diganggu jika bersama kamu. Seharusnya dia merepotkan kekasihnya bukan merepotkan kita berdua."
"Dia sahabatku mas."
"Benar, apa karena kalian bersahabat. Kamu juga merepotkan kekasihnya?"
"Iya tidak lah. Mana mungkin itu."
"Begitu juga sebaliknya. Seharusnya dia tidak merepotkan aku meskipun aku kekasih sahabatnya. Aku hanya mau direpotkan oleh kamu saja sayang."
"Gombal."
"Tidak. Itu nyata."
Melati dan Kevin tertawa bersama. Kata kata Kevin bisa membuat suasana hati Melati membaik karena kejadian tadi. Melati mengartikan perkataan kekasihnya sebagai ungkapan cinta. Tentu saja dirinya suka melihat sikap Kevin yang tidak mau melirik wanita mana pun selain dirinya.
Tapi kemudian Melati tiba tiba terdiam. Dia memikirkan Regina yang akhir akhir ini terlihat aneh di matanya.
Mulai dari wanita itu mendadak sering sakit dengan tubuh kurusnya, tidak selera makan dan dirinya pernah melihat Regina makan mangga muda yang ada disakitar kampus mereka.
Apa yang ditunjukkan oleh tubuh Regina. Sebenarnya, Melati curiga jika ada sesuatu yang tidak beres pada sahabatnya itu. Dia mencurigai Regina sedang hamil muda dan Melati hanya memendam kecurigaannya itu dalam hati. Dan sudah berkali kali, Melati menepis kecurigaannya itu karena gaya pacaran Regina dan Reza tergolong normal.
Bisa dikatakan gaya berpacaran dirinya dan Kevin yang lebih bebas dibandingkan dengan gaya berpacaran Regina dan Reza. Regina dan Reza hanya mencuri kesempatan di kampus untuk menghabiskan waktu bersama. Regina juga bukan gadis yang bebas keluar rumah. Sahabatnya itu bisa keluar rumah selain ke kampus hanya ke rumahnya.
Hal yang mustahil jika Regina dan Reza melakukan hal yang melewati batas. Lagipula, Melati juga mengetahui prinsip Regina yang akan memberikan kesuciannya di malam pertama pernikahannya kelak. Regina dan dirinya bukan penganut pergaulan bebas.
Tapi semakin Melati menepis kecurigaannya itu. Tubuh Regina menegaskan dirinya sedang hamil. Di jam pagi perkuliahan, Melati juga sering memperhatikan Regina yang sedang menahan rasa mual. Terkadang gejala asam lambung dan masuk angin juga seperti itu. Tapi tidak mungkin, Regina masuk angin setiap hari. Dan hari ini, karena kondisinya yang lemah. Sahabatnya itu sampai meminta tolong untuk menumpang di Mobil kekasihnya. Hal yang paling aneh sepanjang persahabatan mereka.
"Mas, sepertinya aku mencurigai sesuatu dengan Regina."
Akhirnya Melati tidak sanggup memendam kecurigaannya. Berbagi cerita dengan Kevin sepertinya lebih aman daripada berbagi cerita dengan salah satu teman mereka di dalam ruangan. Kevin tidak mungkin menceritakan sesuatu yang belum jelas tentang kecurigaannya kepada Regina sedangkan dengan teman teman satu ruangan nya tidak bisa ditebak apakah mereka bisa menyimpan rahasia atau tidak.
"Jangan membicarakan orang lain sayang. Fokus saja untuk kebahagiaan kita berdua," jawab Kevin dengan cuek. Tatapannya fokus ke jalanan tapi hatinya berusaha menebak kecurigaan kekasihnya itu.
"Tolong, dengar kan aku mas. Aku mencurigai Melati sedang hamil muda."
"Apa?. Hamil?" tanya Kevin terkejut. Hatinya berusaha menebak kecurigaan kekasihnya tapi tidak menyangka jika kecurigaan Melati itu mencurigai Regina hamil. Seketika hatinya takut jika itu benar benar terjadi.
"Iya mas. Tapi jangan bilang bilang sama orang ya," kata Melati takut. Dia takut kecurigaannya tersebar yang membuat sahabatnya itu nanti harus menanggung malu. Padahal seharusnya dia tidak perlu takut akan hal itu karena Kevin sama sekali tidak tertarik untuk berkenalan dengan siapa pun teman temannya.
Kevin menganggukkan kepalanya samar dengan hati yang tidak menentu. Dia tidak ingin hal itu terjadi otaknya berpikir cepat jika apa yang dilakukan Regina saat ini berhubungan dengan kecurigaan kekasihnya.
Kevin menduga sebelumnya jika Regina ingin meminta pertanggungjawaban atas kejadian malam itu. Dan setelah berpikir, Kevin yakin jika Regina ingin memberitahukan kehamilan itu. Karena jika meminta pertanggungjawaban sudah sejak awal, Regina menuntut itu dari dirinya.
Kevin mengusap wajahnya dengan kasar. Melati menjelaskan alasan dirinya yang mencurigai Regina dan memang semuanya itu mengarah jika wanita itu sedang hamil muda.
"Tidak mungkin hanya sekali melakukan wanita itu langsung hamil," kata Kevin dalam hati. Laki laki itu terdiam mendengar kata demi kata yang keluar dari mulut kekasihnya tentang Regina.
"Jika seandainya Regina hamil. Siapa laki laki itu. Reza tidak mungkin," kata Melati. Kevin merasaka jantungnya berdenyut lebih kencang. Perkataan kekasihnya itu seakan menekankan jika karena kejadian malam itulah Regina hamil yang tak lain karena perbuatannya.
"Mungkin kecurigaan mu yang terlalu berlebihan sayang," kata Kevin. Dia mengatakan hal itu untuk menghibur dirinya sendiri karena dia sangat berharap kekasih sahabatnya itu tidak hamil.
"Aku juga berharap seperti itu mas. Hamil di luar nikah pasti berat meskipun pada akhirnya nanti si laki laki bertanggung jawab. Aku juga tidak dapat membayangkan bagaimana kemarahan om Bayu dan tante Siska jika Regina ternyata hamil. Mereka sangat menjaga Regina dan adik adiknya dengan peraturan yang sangat ketat. Ah, jangan sampai itu terjadi pada sahabatku."
Melati menggelengkan kepalanya. Dia berharap kecurigaannya tidak benar. Semoga saja. Regina sakit bukan karena hamil muda melainkan karena memang benar benar sakit maag.
"Kamu sakit mas?" tanya Melati tiba tiba. Di kening kekasihnya sudah mengucur keringat dan wajah kekasihnya juga terlihat sangat pucat.
"Hanya sedikit lelah saja sayang," jawab Kevin berbohong. Keringat itu karena kegelisahan hatinya memikirkan apa yang diceritakan Melati tentang Regina. Jika benar wanita itu hamil, apa yang harus dia lakukan sebagai pemilik benih.
Berkali kali Kevin menarik nafas panjang dan mengusap wajahnya. Andaikan Melati tidak ada di dalam mobil itu bisa dipastikan dirinya akan berteriak karena kegelisahan dalam hatinya. Sama seperti Regina. Kini, Kevin juga menyesali kejadian yang di luar dugaannya itu. Andaikan dirinya mengetahui jika acara mabuk mabukan bersama Melati dan sahabatnya itu menyakibatkan seorang gadis kehilangan kesuciannya. Kevin tidak akan bersedia menerima ajakan Melati untuk pergi ke club itu. Karena malam itu. Melati yang lebih menginginkan pergi ke club dibandingkan dirinya sehingga rela berbohong kepada Regina supaya wanita itu bersedia membantu Melati menjaga mamanya.
semoga ni orang mati