NovelToon NovelToon
Pembalasan Lewat Tubuh Yang Ku Pinjam.

Pembalasan Lewat Tubuh Yang Ku Pinjam.

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Mengubah Takdir / Fantasi Wanita
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

Anara gadis 25 tahun mengalami kecelakaan setelah mengetahui perselingkuhan calon suaminya dengan kakak tirinya. Tubuhnya yang tidak berdaya dan dinyatakan koma, tetapi ternyata arwahnya gentayangan. Arwah bisu itu harus menyaksikan banyaknya kepalsuan yang terjadi selama hidupnya. Ibu diri yang dianggap sudah sebagai ibu kandungnya yang ternyata juga selama ini hanya berpura-pura baik kepadanya. Tetapi takdir berkata lain, Dokter tidak bisa menyelamatkan Anara.
Anara menangis meminta keadilan untuk hidupnya, meminta kesempatan agar diberi kehidupan kembali untuk membalaskan dendam pada orang-orang yang telah menyakitinya.
Siapa sangka di saat matanya terbuka, Anara
berubah menjadi anak kecil yang berusia 6 tahun, walau tubuh Itu tampak kecil, tapi sisi dewasanya masih ada. Anara gunakan kesempatan itu untuk membongkar kepalsuan ibu tirinya.

Jangan lupa untuk ikuti terus novel saya.

Follow Ig saya : Ainuncefenis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 7 Protes.

Haris yang membawa Nara duduk di salah satu bangku sembari makan eskrim.

"Apa es krim coklatnya enak?" tanya Haris.

"Ini enak sekali, Om!" jawabnya yang tampak menikmati eskrim tersebut.

"Syukurlah kalau enak! Om akan belikan lebih banyak lagi untuk kamu," ucap Haris.

"Terima kasih Om," jawab Nara yang terlihat begitu menggemaskan. Haris tersenyum mengusap-usap pucuk kepala Nara.

Pandangan mata Nara melihat ke arah samping Haris yang ternyata terlihat Nindy dan juga Tami.

"Pa!" tegur Nindy.

"Eh! Kalian sudah kembali," sahut Haris.

"Siapa ini, Mas?" tanya Tami tampak kebingungan yang matanya fokus pada anak kecil itu yang justru saat Tami melihat yang wajahnya tampak menyebalkan.

"Bukankah anak ini yang tadi!" ucap Nindy yang masih mengingat bahwa tadi dia telah bertabrakan dengan Nara.

"Kamu mengenalnya Nindy?" tanya Haris.

"Anak ini tadi sangat ceroboh dan bertabrakan denganku," jawab Nindy.

"Astaga jelas-jelas dia yang tidak lihat-lihat jalan," batin Nara dengan kesal.

"Mas, memang anak ini siapa dan kenapa kita ada bersama Mas?" tanya Tami.

"Ini Nara dan Nara ini juga akan tinggal bersama kita," ucap Haris.

"Apa!" pekik Nindy dan Tami secara bersamaan dengan wajah mereka yang tampak kaget.

"Apa Nindy tidak salah dengar?" tanya Nindy memastikan yang membuat Haris menjalankan kepala.

"Memang ini siapa. Mas? kenapa juga harus tinggal bersama kita dan apakah dia kenapa Mas atau bagaimana?" tanya Tami.

Nara yang terlihat berdiri di depan ibu dan anak itu.

"Hallo Tante perkenalkan saya ini Nara, senang bertemu dengan Tante dan Nara akan tinggal bersama Tante," ucap Nara dengan bijak yang tersenyum sembari mengeluarkan tangan

"Mas apa-apaan ini? kenapa punya banyak pikiran untuk membawa orang asing ke rumah kita?" protes Tami yang pasti tidak setuju.

"Kamu belum berkenalan dengan Nara. Ayo berkenalan dulu dengan saya akan jelaskan semuanya," ucap Haris.

Nara tampak mencium punggung tangan Tami dan terlihat jelas bahwa Tami tidak ikhlas melakukan hal itu.

Nara juga melakukan hal yang sama pada Nindy.

"Eiuuuu...." tiba-tiba saja Nindya merasa sangat jijik dengan mengibaskan tangannya yang ternyata Nara begitu jahil membuat telapak tangan yang di kotor dengan bekas es krim.

"Kamu apa-apaan sih!" kesal Nindy.

"Maaf Tante Nara tidak sengaja," ucap Nara merasa bersalah.

"Nindy kamu jangan berlebihan, namanya juga anak kecil wajar saja seperti itu," sahut Haris.

"Tapi jijik sekali, Pah!" kesal Nindy.

"Syukurin emang enak! Aku jauh lebih jijik melihat dirimu!" batin Nara yang merasa puas telah mengerjai Nindy yang padahal hal-hal itu belum seberapa.

***

"Mas bagaimana mungkin punya pikiran membawa anak kecil itu masuk rumah kita. Kita sama sekali tidak tahu siapa dia," protes Tami yang sudah sampai rumah kepada suaminya.

Nara juga ikut pulang Tetapi dia menunggu di luar.

"Benar! Pah! Aku sama sekali tidak setuju jika dia masuk ke rumah ini!" tegas Nindy.

"Nara itu anak yatim piatu. Dia tidak memiliki tempat tinggal dan orang tua. Memberi anka yatim makan tidak akan membuat saya miskin. Nara juga tidak akan mengganggu apapun yang ada di rumah ini. Kalian juga terlalu berlebihan. Jadi biarlah Nara tetap tinggal di rumah ini!" tegas Haris.

"Tapi......"

"Tidak ada tapi-tapi yang mengambil keputusan adalah saya!" tegas Haris yang membuat Nindy dan Tami tidak bisa berkutik lagi.

Nara yang menunggu di luar pasti mendengar perdebatan itu.

"Kenapa? apa kalian takut jika aku masuk rumah ini. Lihat saja aku akan menggunakan kesempatan ini dengan menggunakan tubuh anak kecil ini untuk membongkar siapa kalian sebenarnya?"

"Kalian tidak akan bisa lagi membohongi Papa, sekarang aku adalah lawan kalian dan aku akan membalas semua perbuatan kalian!" batin Nara Dalam hati penuh dengan dendam.

Jika berbicara dengan orang lain maka dia adalah anak kecil dan suara lucu itu juga terdengar sangat menggemaskan, tetapi jika dia sudah membatin maka suara dewasanya akan kembali.

Nara melihat ke arah mobil yang berhenti tepat di depan rumah sang pengemudi keluar yang tak lain adalah Heri.

Heri yang berjalan terus melihat Nara tampak kebingungan yang mungkin bukan bertanya siapa Nara dan kenapa bisa ada di situ.

"Hallo Om!" sapa Nara dengan melambaikan tangannya sembari tersenyum mereka.

"Kamu siapa?" hanya Heri kebingungan.

"Saya Nara, adik dari kak Nindy," jawab Nara dengan mengeluarkan tangannya.

"Adik Nindy! sejak kapan dia punya adik. Apa Tante Tami Tami tanpa ada yang mengetahui hamil," ucap Heri dengan kebingungan.

"Sayang kamu sudah sampai?" tiba-tiba saja Nindy datang.

"Sayang kamu jelaskan padaku apa benar dia adik kamu?" tanya Heri.

"Tidak, sejak kapan pula aku punya adiknya," jawab Nindy yang tampak begitu kesal melihat Nara.

"Sana kamu dipanggil Papa!" ucap Nindy.

"Baik!" jawab Nara dengan tersenyum yang langsung memasuki rumah.

"Sayang siapa anak kecil itu?" tanya Heri yang masih begitu penasaran.

"Aku juga tidak tahu dari mana Papa mendapatkan gelandangan itu. Kamu harus tahu bahwa dia akan tinggal di rumah ini dan aku tidak tahu apa pikiran Papa sampai memiliki ide seperti itu," ucap Nindy yang sejak tadi tidak berhenti protes.

"Apah!" Heri juga terlihat kaget mendengarnya.

"Aku benar-bener gila dengan keputusan Papa!" ucap Nindy tampak frustasi dengan menyibak rambutnya ke belakang.

Nara benar-benar tinggal di rumah itu dan sekarang Haris sedang mengajaknya ke dalam kamar.

"Nara untuk sementara kamu tidur di kamar anak Om dulu ya, nanti Om akan renovasi kamar tamu menjadi kamar kamu yang penuh dengan boneka dan tokoh-tokoh kartun kesukaan kamu," ucap Haris yang memperlakukan Nara begitu sangat baik.

"Nara tidak apa-apa jika harus tidur di sini. Nara suka dengan kamar ini," ucap Nara.

"Benarkah! Ini adalah kamar anak Om. Sekarang dia sedang di rumah sakit yang sudah 1 bulan koma. Orang-orang bilang Om sangat egois yang masih berharap jika anak Om akan sembuh dan akan kembali sadar sehingga Om tidak ingin melepaskan alat medis di tubuhnya," ucap Haris dengan mata berkata-kata yang pasti akan kembali sedih jika mengingat Anara.

"Jadi Papa tetap mempertahankan ku dan tidak mendengarkan orang-orang itu yang ingin menyingkirkan. Kesempatan yang sekarang Anara dapatkan akan Anara gunakan dengan baik. Anara tidak akan pernah tenang dan mungkin tidak bisa pergi begitu saja sebelum kejahatan mereka semua terbongkar," batin Nara dengan mata berkaca-kaca.

"Om, harus percaya jika anak Om pasti akan sembuh. Om jangan terlalu memikirkannya dan lebih baik memikirkan kesehatan," ucap Nara yang pasti itu pesan sesungguhnya untuk ayahnya. Dia sangat bersyukur bisa berbicara seperti itu.

"Iya, kamu benar! Saya memang harus memikirkan kesehatan saya. Semoga kamu betah tinggal di rumah ini dan kalau kamu membutuhkan sesuatu kamu bisa meminta bantuan kepada Bibi," ucap Haris.

"Pasti Om!" sahut Nara dengan tersenyum lebar.

"Baiklah! Kalau begitu Om harus pergi dulu. Kamu sebaiknya beristirahat," ucap Haris yang membuat Nara menganggukkan kepala dan Haris langsung meninggalkan Nara.

"Akhirnya aku bisa kembali ke dalam kamar ini. Aku benar-benar sangat merindukan tempat ini," batin menara yang langsung menjatuhkan tubuhnya di atas panjang yang mana dia benar-benar sangat merindukan tempat itu.

Bersambung.......

1
Osie
penulisnya msh byk typo tapi gpp ceritanya bagus
Nur Adam
lnjut
Osie
msh awal awal moga ke depannya tdk mengecewakan
Osie
moga antara bisa balas dendam ke orang orang yg udah jahat dia
Osie
aku mampiiirrr..selalu suka ceeita transmigrasi..apalagi MC nya sosok tangguh n gak cengeng..
dan pastinya ku harap ini cerita sp end..sumpeh capek bgt baca cerita udah baca berbab" eh diujung malah diganting kayak jemuran...gariiinngggg bookk
ChikoRamadani
kenapa tiba" om haris menghilang?
ChikoRamadani
Akhirnya terbongkar sudah kebusukan tami, yang sudah menggelapkan uang perusahaan melalui perantara rudi yg sering sekali mentransfer ke rekening tami....
apa setelah ini ada kejutan lainnya yang akan terbongkar??? wah, pasti seru ini...
⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾
bagus sekali 🥰🥰🥰❤️❤️❤️
Naufal Affiq
lanjut thor
ChikoRamadani
Sangat menarik...
Ceritanya bagus, Konfliknya tidak terlalu bertele2 dan Sesuai alurnya jadi gak buat bosan ...
Penyampaian kosakatanya mudah dipahami....

Semoga sukses kakk othor❤️
ChikoRamadani
lanjut dong thor, seru nih ceritanya...
kasian anara dikeliling orang jahat yang suka berkhianat apalagi ibu tiri & kakak tirinya, ingin menguasai apa yg dimiliki anara... termasuk heri, berselingkuh dgn kakak tiri anara.
Angga Gati
cuz meluncur baca kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!