NovelToon NovelToon
Menuju Sukses Bersama Ayahku

Menuju Sukses Bersama Ayahku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:870
Nilai: 5
Nama Author: Monica Wulan

seorang anak perempuan bercita-cita untuk sukses bersama sang ayah menuju kehidupan yang lebih baik. banyak badai yang dilalui sebelum menuju sukses, apa saja badai itu?

Yok baca sekarang untuk tau kisah selanjutnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Monica Wulan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Memaafkan

Suasana masih hangat ketika tiba-tiba seorang warga, Pak Karto, mengajukan pertanyaan yang membuat suasana sedikit tegang kembali. "Pak Ramlan," suara Pak Karto sedikit ragu, "Bagaimana dengan pak Arkan dan Zulaikha? Mereka yang memfitnah Bapak. Apakah Bapak memaafkan mereka?"

Pertanyaan itu membuat Aisyah mengerutkan dahi. Ia masih menyimpan sedikit kekesalan pada Arkan dan Zulaikha. Ramlan sendiri terdiam sejenak, merenungkan pertanyaan tersebut. Ia melihat wajah Aisyah dan beberapa warga yang terlihat masih ragu.

Setelah beberapa saat terdiam, Ramlan menjawab dengan tenang, "Huftt Arkan adikku. Meskipun dia sudah melakukan kesalahan besar, saya tetap sayang padanya. Saya memaafkannya." Suaranya terdengar tulus, namun ada sedikit kekecewaan yang tersirat.

"Tapi, saya tidak punya banyak uang untuk membantu Arkan mengganti rugi kerugian warga," lanjut Ramlan. "Saya sendiri juga mengalami kerugian karena fitnah mereka." Ia menghela nafas panjang. "Saya hanya petani biasa."

Pak Muhlis langsung menimpali, "Itu bukan urusan Pak Ramlan, jangan dipikirkan Arkan dan Zulaikha yang harus bertanggung jawab atas kesalahan mereka sendiri. Mereka yang harus mengganti rugi kerugian warga."

Beberapa warga lain mengangguk setuju. "Benar, Pak Muhlis Itu kesalahan mereka. Pak Ramlan sudah cukup menderita."

"Ya, saya setuju," kata seorang ibu-ibu. "Mereka harus belajar dari kesalahan mereka. Jangan sampai kejadian ini terulang lagi."

Aisyah pun ikut angkat bicara, "Ayah sudah memaafkan Paman Arkan. Tapi Paman Arkan dan Bibi Zulaikha harus bertanggung jawab atas perbuatan mereka." Ia menatap ayahnya dengan penuh pengertian.

Ramlan tersenyum, "Terima kasih atas pengertian kalian semua. Saya harap kejadian ini menjadi pelajaran bagi kita semua. Mari kita jaga kerukunan dan persatuan di desa kita." Ia berharap Arkan dan Zulaikha dapat belajar dari kesalahan mereka dan bertanggung jawab atas perbuatan mereka. Suasana kembali tenang, dengan pemahaman dan kesepakatan bersama untuk menyelesaikan masalah ini dengan bijak.

Suasana rumah Arkan mencekam. Arkan menghempaskan tubuhnya ke sofa, wajahnya dipenuhi amarah. Motor barunya, Honda baru kesayangannya, telah terjual. Namun, uangnya masih kurang untuk mengganti rugi kerugian warga.

"Zulaikha!" suaranya menggelegar.

Zulaikha masuk, wajahnya dipenuhi riasan tebal. Ia terlihat sangat menor, namun ekspresi wajahnya menunjukkan ketidaksukaan.

"Apa lagi sih Mas?" tanyanya, nada suaranya tinggi.

"Uangnya masih kurang! Kita harus segera melunasi kerugian warga sebelum mereka mengamuk!" Arkan membentak.

"Lalu?" Zulaikha mengangkat alisnya. "Apa hubungannya denganku? kamu kan kerja mas masa ngga punya tabungan.. "

"Kita jual saja mas kawinmu!" Arkan berkata tanpa berpikir panjang. Ia merasa frustrasi dan putus asa.

Zulaikha langsung berteriak, "Apa?! Jual mas kawin?! Gila kamu mas! Bagaimana aku bisa pamer nanti?! Aku sudah janji akan memakai kalung emas itu di acara arisan minggu depan!" Ia sangat marah. Kehidupan mewah dan pamerannya adalah segalanya baginya.

Arkan mengusap wajahnya kasar. "Zulaikha, ini bukan soal pamer! Ini soal warga, apa kamu mau hah warga kembali mengamuk!!"

"Aku nggak peduli! Aku nggak mau mas kawinku dijual!" Zulaikha membentak lagi, matanya berkaca-kaca, bukan karena sedih, tetapi karena marah.

Arkan menghela nafas panjang. "Baiklah. Kalau begitu, hubungi Luna. Suruh dia mengirimkan uang. Katakan saja aku sakit parah." Ia memberikan ponselnya kepada Zulaikha.

Zulaikha mengerutkan kening. "Sakit parah? Ide bodoh apa lagi ini?"

"Itu satu-satunya cara.Kau tidak mau mas kawinmu dijual kan?" kata Arkan, nada suaranya sedikit tegas. Ia tahu istrinya sangat egois dan hanya mementingkan penampilan.

Zulaikha berpikir sejenak. Ia memang tidak ingin mas kawinnya dijual. Kehilangan emas-emasnya akan membuatnya kehilangan gengsi di kalangan teman-temannya.

"Baiklah," kata Zulaikha akhirnya. "Aku akan menelepon Luna. Tapi kalau dia nggak mau mengirim uang, aku akan tetap menolak jual mas kawin ku!" Ia mengambil ponsel Arkan dan langsung menghubungi Luna, anak perempuan mereka yang tinggal di kota. Ia tahu Luna memiliki penghasilan yang cukup baik. Ia yakin Luna akan mengirimkan uang yang dibutuhkan. Egoisme dan kesombongan mereka berdua sama-sama kuat.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

i "*Halo lun, kirimkan ibu uang nak untuk biaya ayahmu sakit disini, uang ibu kurang.. "*

L "Ayah sakit bu? Ayah sakit apa? Dan ibu butuh uang berapa nanti luna kirim.. "

i "Ayah sakit keras nak, ibu butuh 10 juta. 5 juta untuk pengobatan ayah, sisa nya untuk makan nak sama biaya tebus ijazah adikmu.. "

L " Loh bu, kok banyak banget 10 juta? tabungan luna mana cukup bu sebanyak itu. lagian yah kebutuhan luna di kota juga banyak... "

i "Alah lun masa sama orang tua aja kamu perhitungan sih, ini ayahmu lohh lagi sakit. kamu tega gitu biarin ayah mu sakit, nanti ayah mati nyesel kamu... "

L "Ck, yaudah nanti luna usahain.Udah ya luna pusing.. "

*Tut*

Luna mengerutkan kening, mendengarkan penjelasan ibunya melalui telepon. Sepuluh juta? Untuk biaya pengobatan ayahnya? Luna menghela nafas. Ia sebenarnya punya uang sebanyak itu, tapi uang itu sudah ia sisihkan untuk liburan mewahnya di kota. Bayangan pesta, klub malam, dan barang-barang branded memenuhi pikirannya.

Luna berpikir keras. Mencari uang sepuluh juta dalam waktu singkat? Sulit! Menggunakan tabungannya untuk keperluan orang tua? Mustahil! ia lebih mementingkan gaya hedonnya di kota.

"Ah, sudahlah," gumam Luna. "Cari om-om aja lagi." Ia tersenyum senang "Kali ini aku harus dapat yang royal."

Ia segera bersiap-siap. Ia memilih gaun mini berwarna merah menyala yang memperlihatkan lekuk tubuhnya. Ia merias wajahnya dengan tebal, menonjolkan fitur-fitur wajahnya yang cantik. Ia menyemprotkan parfum mahal, mencoba menarik perhatian.

"Malam ini, aku harus mendapatkan lebih dari sepuluh juta," gumamnya sambil tersenyum penuh percaya diri.

Luna memasuki klub malam itu dengan percaya diri. Musik berdebar-debar, lampu remang-remang, dan aroma alkohol memenuhi ruangan. Pandangannya langsung tertuju pada seorang pria yang duduk sendirian di salah satu sofa. Pria itu terlihat cukup muda, berpenampilan menarik, dan terlihat kaya. Ini adalah mangsanya malam ini.

Dengan langkah gontai dan penuh rayuan, Luna mendekati pria tersebut. "Hai," sapa Luna dengan suara lembut dan menggoda. Ia menyentuh lengan pria itu dengan lembut.

Pria itu tersenyum, "Hai juga. Senang bertemu denganmu."

"Aku Luna," kata Luna, menunjukkan senyum manisnya.

"Aku Doni," jawab pria itu. "Mau bergabung denganku?"

"Tentu," jawab Luna. Ia mendekatkan wajahnya ke Doni, berbisik di telinganya. "Tapi aku punya syarat. Lima juta."

Doni tersenyum, "Lima juta? Baiklah. Tapi, untuk mendapatkan lebih dari itu, kau harus bermain juga dengan kedua temanku."

Luna berpikir sejenak. Lima juta memang sudah cukup untuk ibunya, tapi jika bisa lebih... "Baiklah," jawab Luna. "Berapa kalau dengan mereka?"

Doni tersenyum licik. "Lima belas juta. Untuk kami bertiga."

Mata Luna berbinar. Lima belas juta! Itu jauh lebih baik. "Setuju!" jawabnya.

Doni langsung menggendong Luna, tanpa basa-basi lagi. Luna tertawa kecil, merasakan sentuh an Doni di tubuhnya. Ia merasa senang dan lega. Uangnya sudah aman, bahkan lebih banyak dari yang ia harapkan. Malam ini akan menjadi malam yang menyenangkan dan menguntungkan baginya. Ia tidak peduli dengan moral dan etika, yang terpenting adalah uang. Ia hanya memikirkan kesenangan dan kepuasan dirinya sendiri. Di sepanjang perjalanan menuju kamar, Luna terus membayangkan bagaimana ia akan menghabiskan uang yang akan ia dapatkan.

*Jangan lupa Like ya guys, makasih❤*

1
caca
cocok deh adik kakak nggak beres thor
caca
astagah ampunn bik otak mu
caca
bik zulaika sumpah ngeselin /Panic/
Proposal
Bagus Kaka🌟💫, jangan lupa mampir karyaku juga yaa🥰🙂‍↔️
Titus
Karakternya juara banget. 🏆
Monica Wulan: makasih kak udah mampir di cerita baruku
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!