Memiliki kecantikan dan kepintaran saja tidak cukup untuk membuat ibu mertuanya senang padanya. Elleana Bella, seorang wanita karier dan juga ibu yang baik untuk putranya.
Namun ia selalu di cap sebagai menantu yang buruk oleh ibu mertuanya, bahkan suaminya pun selalu memojokan dan menyalahkan dirinya dalam segala hal dan selalu membenarkan kata-kata ibunya.
Bagaimana cara Bella menghadapi sikap toxic ibu mertuanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QueenMama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Kesalahan pahaman yang fatal yang terjadi antara Bella dan ibu mertuanya, membuat Bella memutuskan untuk pergi meninggalkan rumah itu. Bella sudah sangat lelah jika setiap hari selalu berada argumen dan berselisih paham yang tiada ujungnya.
"Sudah cukup, sekarang aku kalah, aku menyerah. semuanya tidak mudah untukku tapi aku harus benar-benar harus pergimeninggalkan mu mas, sudah begitu banyak luka yang kau torehkan padaku hingga aku pun tak sanggup lagi menahan perihnya." Ucap Bella lirih dengan wajah yang masih menatap cermin mengobati luka yang di berikan suaminya.
Kini Bella sudah mantap dengan keputusannya untuk pergi meninggalkan rumah itu. Hatinya sudah hancur dan ia tidak ingin terus terbelenggu oleh suami dan ibu mertuanya di rumah itu, Bella tak ingin terus ditertindas oleh keadaan yang selalu memojokan nya dalam lubang yang sama setiap harinya.
Bella pun mulai bersiap memasukan barang-barang nya ke dalam tas, yang tidak terlalu besar untuk memudahkan nya pergi. "Sepertinya tabunganku sangat cukup untuk biaya beberapa bulan kedepan." Bella memasukan semua barang berharganya ke dalam tas dan mulai memesan taksi online.
"Ini sudah hampir tengah malam, mereka semua pasti sudah tertidur pulas." Gumam Bella yang mulai memindai seluruh ruangan yang tampak gelap dan sepi.
"Ini adalah waktu yang sangat baik untuk pergi dari tempat ini." Bella pun kembali ke kamar dan menggendong putranya perlahan ia pun berjalan mengendap-endap keluar dari rumah itu.
Kini Bella menatap sendu rumah yang sudah ia tempati beberapa tahun terakhir ini, dengan langkah pasti Bella menggendong putranya masuk ke dalam taksi yang sudah ia pesan beberapa menit yang lalu.
Bella benar-benar meninggalkan rumah yang sudah menjadi saksi bisu kebahagiaan dan kesedihan nya selama ini. Ia hanya berharap kepergiannya saat ini bisa membuat nya bahagia, aman dan damai.
Ia sudah tak ingin ada lagi pertengkaran dan kekerasan yang terlihat di mata putranya. "Aku berharap kau bahagia tanpa ada aku dan putra kita, di antara kalian berdua mas. Aku sudah lelah aku muak dengan sikap arogan mu, aku harap setelah keperganku kamu akan mengerti bagai mana hancurnya aku saat ini." Kini Bella pun naik ke kedalam taksi sebelum ada orang lain melihatnya.
Kepergian Bella kali ini cukup untuk merasakan ketidak berdayaan nya selama ini, hingga memutuskan untuk membawa pergi putranya dari rumah itu.
"Jalan pak," Seru Bella yang langsung di angguki oleh sang sopir.
Malam ini Bella berpikir akan menginap di hotel, karena ia tak mungkin untuk mencari rumah untuk ia tempati di waktu selarut
"Ma, kita mau kemana?" Tanya Zayn yang mulai mengucek matanya. Namun Bella hanya tersenyum tak menjawab pertanyaan putra nya, sedangkan Zayn sudah mengetahui pertengkaran di antara papa dan mama nya, membuatnya merasa sangat penasaran apa yang sebenarnya terjadi di antara kedua orang tuanya itu.
Bella mengsap lembut rambut putranya yang kini kembali tertidur pulas di pangkuannya. Hujan pun turun dengan deras membasahi bumi seakan tahu apa yang Bella rasakan saat ini.
"Hujan jika kau bisa menghapus jejak langkah manusia di bumi, maka hapuskan juga rasa sakit yang ada dalam hatiku ini. Jangan jadikan hamba orang pendendam walau apapun yang sudah terjadi dimasa lalu." Bella menatap derasnya air hujan di malam yang dingin itu.
Bella turu dari taksi dan berlari mencari tempat untuk berteduh. Kini Bella menatap nanar wajah putranya yang sudah tertidur pulas dalam gendongan nya lalu mengusap rambutnya dengan penuh kasih sayang. Dan melabuhkan beberapa kecupan di kepala putranya .
Bella hanya berharap pertengkaran di antara ia dan suaminya tidak memengaruhi psikologis putranya, dan membawa dampak buruk untuk perkembangan dan pertumbuhan putranya.
Kini Bella membawa masuk putranya kedalam hotel yang sudah ia pesan untuk malam ini. "Mama akan berusaha untuk tetap bisa membahagiakan mu nak, maafkan mama jika kamu pernah merasa sakit hati saat melihat perlakuan kasar papa mu."
***
Brakk...Ibu Maya merasa sangat kesal saat melihat tak ada apapun di atas meja. "Bella! Bella...!!" teriak ibu May. Namun tak ada jawaban apapun dari menantunya.
Ibu Maya berkacak pinggang dan merasa sangat kesal pada menantunya?, karena sejak tadi Bella tak menyahuti atau pun menghampiri nya. "Dasar menantu tidak berguna! sudah hampir siang masih tidur, kasihan sekali putraku." Ibu Maya pun mulai menggebrak meja menahan lapar, hari sudah semakin siang namun tak ada makanan apapun yang tertata di meja.
Dengan wajah kesal Kini ibu Maya pun mulai melangkahkan kakinya menuju kamar cucunya. Namun ia tak melihat ada siapapun yang berada di kamar itu. Kamar kosong tak berpenghuni membuat ibu Maya semakin murka.
Kini ibu Maya pun memanggil putranya dengan sangat kencang, lama menunggu namun Abimana puntak kunjung menghampiri nya membuat ibu Maya kembali memanggil putranya lebih kencang.
"Ada apa bu?" Abimana menghampiri ibunya dengan wajah bantalnya.
"Abi Bella tidak ada dirumah!" Ucap Ibu Maya yang langsung membuat putranya terkejut, namun itu hanya sementara setelahnya Abimana bersikap tak perduli dan berpikir jika Bella hanya keluar untuk berbelanja.
"Ibu tidak perlu khawatir, mungkin Bella sedang berbelanja sayuran di pasar." Jawab Abimana dengan entengnya.
"Tapi Abi, lemarinya pun kosong, mungkin saja dia pergi dari rumah ini." Ujar ibu Maya yang langsung membuat Abimana ketar ketir
"Itu tidak mungkin bu," Abimana langsung berlari karah kamar putranya dan melihat barang-barang istrinya pun sudah tak ada lagi di tempatnya.
"Baguslah jika dia memang susah pergi dari rumah ini, itu artinya tidak akan ada lagi orang yang akan membuatku kesal. " Ibu Maya tersenyum licik dan tak perduli dengan putranya yang kini tengah kebingungan mencari anak dan istrinya.
Di saat Abimana tengah kebingungan mencari anak dan istrinya, kini Bella mengajak putranya ke taman bermain dam bermain dengan sangat puas.
"Mama terima kasih sudah membawaku ke tempat seindah ini." Ucap Zayn yang kini tersenyum bahagia menatap wajah mama nya.
Bella sengaja membawa putranya ke tempat-tempat indah dan menyenangkan agar bisa mempermudah putranya untuk melupakan hal hal yang sudah terjadi dan ia lihat.
Kini Bella berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan sang putra. "Sama-sama nak, apa Zayn senang dengan kejutan mama? Bella tersenyum.
"Tentu saja Zayn sangat senang, susah lama sekali kita tak pernah bermain bersama. Papa juga selalu saja sibuk marah-marah tidak jelas." Ucap Zayn dengan wajah polosnya.
"Maafkan papa mu ya nak, insyaallah papa pasti bisa berubah menjadi yang lebih baik lagi." Bella mengecup puncak kepala putranya dengan penuh kasih sayang.
bersambung