Saat cinta menyapa, mampukah Resti menepis rasa dendam itu?
Restina Adelia, menerima pinangan Raka Abhimana. Pernikahan mereka, hanya diwarnai pertengkaran demi pertengkaran. Suatu hari, Raka pulang dalam keadaan mabuk, hingga membuka rahasia kematian orang tua Resti.
Resti pun memutuskan pergi dari kehidupan Raka. Saat itulah, Raka menyadari perasaannya pada Resti. Mampukah Raka menemukan Resti? Bagaimana cara Raka meyakinkan Resti, bahwa hanya Resti pemilik hatinya, setelah Raka menyakiti Resti terus menerus?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ruth89, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 13 ~ Bali
Sabtu pagi, Resti dan Raka bersiap menuju Bali. Itu adalah hadiah dari kedua mertuanya. Mereka tak membawa banyak barang. Hanya keperluan pribadi saja.
Bak pasangan yang baru saja menikah, keduanya selalu bergandengan tangan. Sesekali, senyum indah menghiasi wajah mereka. Resti merasa senang, melihat Raka yang dulu kembali lagi.
Setelah menempuh perjalan udara selama lebih dari satu jam, mereka pun tiba di bandara internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali. Dari sana, mereka segera menuju Nusa Dua, lokasi resort yang telah di pesan kedua orang tua Raka tepat berada di sana.
Resti terpesona, melihat pemandangan resort yang begitu mengagumkan. Seumur hidup, ini kali pertama baginya menginjakkan kaki di pulau Dewata, Bali. Apalagi, ia bisa melihat pantai dari kamarnya.
"Ternyata, benar kata orang. Bali itu, seperti surganya dunia," ucap Resti pelan.
"Kamu ... belum pernah ke Bali?" tanya Raka.
Gelengan kepala serta wajah malu-malu, Resti perlihatkan padanya. Raka pun merangkul pundak sang istri mesra, seraya menatap pantai yang terlihat dari kamar mereka.
"Kapan-kapan, kita ke sini lagi, ya," ucapnya kemudian.
Dengan semangat, Resti menganggukkan kepala. Mereka pun memutuskan menikmati waktu dengan mengelilingi area sekitar resort lebih dulu. Raka akan mengajak Resti melihat tempat wisata yang ada di Bali, besok. Sepanjang minggu ini, Raka akan membawa istrinya itu melihat keindahan pulau Dewata.
"Sudah sore. Kita kembali ke resort dulu, ya. Besok, kita lanjutkan lagi," ujar Raka.
"Hemm. Tapi, kita sekalian makan malam dulu, ya, Mas. Jadi, gak perlu keluar kamar lagi. Aku capek," pinta Resti.
Raka menjawil ujung hidung Resti. "Kita bisa pesan, Sayang. Ada room service," jelas Raka.
"Memangnya ada hal seperti itu?" tanya Resti.
Raka terkekeh melihat tingkah polos sang istri. Kamu benar-benar polos, gumamnya.
"Jelas ada, Sayang. Apalagi, resort ini adalah resort mewah. Berbeda dengan hotel biasa." Raka menjelaskannya pada Resti.
Resti hanya membulatkan bibirnya. Mereka pun melanjutkan perjalanan kembali menuju resort. Tidak butuh waktu lama, mereka tiba di sana. Resti segera membersihkan diri. Sementara Raka, menghubungi bagian room service. Hari itu pun mereka lalui dengan kebahagiaan.
***
Keesokan harinya, mereka menuju tempat yang sudah Raka rencanakan. Jari mereka saling bertaut satu sama lain. Seakan tak ingin berpisah. Menikmati pemandangan yang disuguhkan pulau itu. Sepanjang perjalanan, Resti tak pernah berhenti berdecak kagum.
Lelah menjelajah, Raka mengajak sang istri makan siang lebih dulu. Mereka pun menuju salah satu restoran terdekat dari tempat wisata yang mereka kunjungi. Usai makan siang, Raka dan Resti kembali menjelajah.
Menjelang sore, Raka dan Resti berjalan menuju pantai yang ada di dekat resort. Resti ingin sekali melihat sunset. Karen itu, Raka mengajaknya ke pantai.
"Mas," panggil Resti.
"Iya?" sahut Raka.
"Terima kasih," ucap Resti dengan senyum mengembang.
"Untuk?" Wajah Raka jelas menampakkan kebingungan mendengar ungkapan sang istri.
"Karena, Mas, mau mencoba membuka hati untukku," jawabnya. Binar bahagia terlihat di mata Resti.
"Itu semua, karena kamu pantas mendapatkan cinta. Seharusnya, akulah yang berterima kasih. Sudah ratusan kali aku menyakitimu, tetapi kamu tetap mencintaiku," ujar Raka.
Raka memeluk Resti erat dan mengecup keningnya. Wanita itu menikmati kecupan hangat yang suaminya berikan. Tak lama, matahari mulai tenggelam. Mereka menikmati setiap momen yang terukir di sana.
"Ayo, kita kembali. Besok, aku akan bawa kamu ke tempat yang lebih indah lagi," ajak Raka.
"Kemana?" tanya Resti penasaran.
"Rahasia!" bisik Raka.
Resti melipat wajahnya. Raka tertawa melihat wajah Resti yang lucu.
"Aku akan kasih tahu. Tapi ada syaratnya."
Mata Resti berbinar senang. "Apa?"
"Aku mau minta jatah sama kamu. Kita, sudah lama tidak memadu kasih," pinta Raka.
Wajah Resti memerah sempurna. Ia merasa sangat malu, mendengar kata-kata yang Raka ucapkan. Ia mengerti apa yang Raka mau. Raka terbahak melihat wajah menggemaskan istrinya. Ia pun menggamit jemari Resti.
***
Pagi harinya, Raka bangun dengan wajah cerah. Ia bahkan menatap wanita yang masih terlelap di sampingnya lekat. Sepertinya, Resti sangat lelah. Wajar saja, malam tadi, Raka benar-benar melampiaskan kerinduannya pada sang istri.
Tak lama, Resti mulai menggeliat. Saat membuka mata, ia terkejut melihat Raka yang menatapnya. Ia pun menarik selimut, menutupi wajahnya.
"Kenapa ditutupi, Sayang. Aku suka liat wajah kamu yang baru bangun tidur. Cantik alami," rayunya.
"Aku malu, Mas," jawab Resti.
"Kenapa mesti malu? Aku, 'kan suami kamu," ujar Raka.
"Tapi ...."
"Kita mandi bareng aja!"
Raka segera mengangkat tubuh Resti dan membopongnya menuju kamar mandi. Suara tawa mereka terdengar menggelegar dari dalam sana.
Kpan lgi nie kax🥰🥰🥰🥰🥺🥺🥺🥺🥺🥺