Penyesalan Suami: Mengejar Cinta Mantan Istri

Penyesalan Suami: Mengejar Cinta Mantan Istri

Part 1 ~ Kecelakaan yan tak terhindar

Raka tengah menyiapkan kejutan untuk sang kekasih Riska Maharani. Hari ini, tepat satu tahun mereka menjalin hubungan. Raka berniat melamar sang kekasih dengan kejutan ini.

"Kamu pasti suka sama kejutan ini," gumam Raka dengan senyum mengembang sempurna.

Suara dering ponsel mengalihkan perhatian Raka. Ia merogoh saku, mengambil ponsel. Tertera nama Bayi di layar. Raka segera mengangkat panggilan itu.

"Iya, Bay," jawabnya.

"Lo, masih pacaran sama Riska?"

"Masih. Kenapa?"

"Gue takut lo gak percaya sama omongan gue. Jadi, sebaiknya lo datang aja ke alamat yang akan gue kirim ke lo!"

Panggilan terputus. Raka menatap ponselnya bingung. Jujur, ia tak paham dengan apa yang Bayu, sahabatnya, maksud. Tak lama, sebuah pesan masuk dari Bayu. Ada alamat sebuah apartemen di sebuah bilangan apartemen yang cukup mewah di Jakarta. Ada juga sebuah foto yang terlampir di sana.

Betapa terkejutnya Raka melihat foto seorang wanita yang tengah bergelayut manja pada pria yang usianya cukup jauh dari dirinya. Wanita itu, adalah gadisnya. Gadis yang akan ia lamar sebentar lagi.

Tanpa sadar, Raka menggenggam erat ponsel di tangannya. Ia segera berlari menuju mobil. "Tidak, Raka! Bisa jadi pria itu kakak sepupu Riska. Jangan percaya dengan foto itu dengan mudah. Ya, itu benar!"

Raka mencoba meyakinkan hatinya dengan kalimat positif itu. Meski sejujurnya, jantung Raka berdegup dengan cepat. Pikiran negatif pun mulai menyerang. Raka menginjak gas dalam-dalam. Berharap segera sampai di alamat yang Bayu kirimkan.

Tiba di alamat itu, ia segera berlari menuruni mobil menuju lift. Memencet angka yang Bayu kirimkan padanya. Tiba di lantai itu, ia mencari unit yang sudah Bayu beritahu. Rupanya, Bayu sudah menantinya tak jauh dari unit itu.

"Lo harus sabar. Ngerti, 'kan?"

Hanya anggukkan kepala yang Raka berikan. Tangannya mulai terangkat untuk mengetuk pintu. Setelah menarik napas dalam, ia mulai mengayunkan tangan itu untuk mengetuk pintu.

Satu kali ketukan, tidak ada sahutan dari dalam. Kembali Raka mengetuk untuk yang kedua kalinya. Kali ini, jauh lebih keras dari sebelumnya. Tak lama, terdengar suara pintu yang terbuka.

"Siapa, ya?" tanya pria itu.

Tatapan Raka mulai menilai pada pria itu. Mulai dari kepala, sampai ke ujung kaki. Pria itu hanya menggunakan bathrobe. Membuat pikiran Raka berubah kalut. Dengan napas terengah, Raka mendorong pria itu dan memaksa masuk.

"Hei, berhenti! Siapa kau berani masuk ke apartemenku!" teriak pria itu.

Raka tak memperdulikan teriakan pria itu. Ia terus mencari keberadaan Riska di sana. Sementara Bayu, menahan langkah pemilik apartemen. Pandangan Raka tertuju pada sebuah pintu yang tertutup. Jantungnya semakin berdegup cepat saat akan membuka pintu tersebut.

Terlihat seorang wanita tengah berbaring di atas ranjang. Namun, ia menghadap ke arah jendela. Raka berjalan perlahan ke arah wanita itu.

"Raka!" ucap wanita itu terkejut.

Wajahnya berubah pucat, saat melihat kekasih yang dipacarinya selama satu tahun ini, muncul di hadapannya. Riska menggak salivanya kasar, melihat wajah Raka yang memerah menahan amarah.

"Aku menahan diri untuk tidak menyentuhmu selama satu tahun ini. Tapi, nyatanya kau mengobral diri dengan murahnya pada pria lain!" desis Raka.

Ia tak menyangka, gadis yang begitu ia cintai, ternyata dengan mudahnya mengobral tubuh pada pria lain. Raka menghela napas dalam dan menatap penuh kecewa pada sang kekasih.

"Mulai hari ini, hubungan kita berakhir," tekan Raka pada setiap kata-katanya.

Pria itu pun pergi meninggalkan tempat itu. Ia tak peduli dengan teriakan Riska yang memanggil dirinya. Dengan hati yang hancur, Raka pergi mengendarai mobilnya. Ia tak mempedulikan rambu lalu lintas. Langit mendung, mengiringi hatinya yang terluka. Gerimis mulai membasahi bumi.

***

Di dunia ini selalu ada yang bertolak belakang. Ada suka, ada pula duka. Ada sedih, ada tawa. Ada sakit, ada sehat. Bila Raka dalam kondisi sedih, patah hati dan terluka, maka berbeda dengan seseorang. Seseorang yang sedang tersenyum bahagia. Ia baru saja kembali dari melakukan wawancara kerja.

Mereka mengatakan, bahwa ia sudah bisa bekerja di perusahaan itu mulai awal bulan nanti. Ia mendatangi salah satu halte bus tempat ibu dan ayahnya berjualan.

"Ibu, Bapak," panggilnya ceria.

Kedua orang tua itu tersenyum menatap kedatangan putri semata wayang mereka. "Bagaimana hasilnya?" tanya sang ibu.

"Resti sudah akan mulai bekerja awal bulan nanti, Bu," jawabnya bahagia.

"Syukurlah. Anak ibu memang pintar," puji sang ibu.

"Iya, Bu. Bapak sangat bangga padamu, Nak. Ke depannya, bekerjalah dengan baik. Mengerti," nasihat sang ayah.

"Iya, Pak. Resti mengerti." Resti memeluk orang tuanya erat.

"Pulanglah, Nak. Kamu pasti lelah," ucap sang ibu.

"Tapi, Resti mau bantu ibu dan bapak di sini." Resti memanyunkan bibirnya.

"Tidak usah, Sayang. Pulanglah. Kamu butuh istirahat," titah sang ayah.

"Ya, sudah. Resti pulang dulu ya, Pak, Bu. Jangan pulang terlalu malam. Tidak baik untuk kesehatan Bapak dan Ibu."

"Iya. Sebentar lagi kami pulang."

Resti pun berpamitan dan pulang. Kedua orang tua itu tersenyum pada putri mereka. Bersyukur, memiliki putri cantik dan pengertian seperti Resti.

"Mudah-mudahan, Resti bisa bekerja dengan baik, ya, Pak," harap sang ibu.

"Resti pasti bisa, Bu. Kita harus yakin," ucap pria paruh baya tersebut menenangkan istri tercintanya.

Saat gerimis mulai turun, pasangan itu pun membereskan barang dagangannya. Meski hanya sekedar tukang gorengan, mereka tetap bersyukur. Dengan penghasilan serba pas-pasan, mereka berhasil membuat Resti mendapat gelar sarjana.

Belum sempat mereka kembali, hujan deras sudah mengguyur bumi. Akhirnya, kedua paruh baya tersebut memilih berteduh di sana sebelum beranjak pulang. Banyak orang yang menggunakan sepeda motor berhenti sesaat, untuk sekedar menggunakan jas hujan. Ada pula, yang memang ingin berteduh.

Pengendara motor pun mulai meninggalkan halte. Hanya tersisa beberapa orang saja yang masih berteduh. Termasuk orang tua Resti. Namun, sebuah mobil melaju dengan kencang dan hilang kendali. Menyebabkan kecelakaan yang tak bisa dihindari.

"Bapak!" teriak ibu Resti yang melihat mobil itu mendekat.

Suara tabrakan yang keras, membuat masyarakat sekitar yang melihat, berteriak histeris. Beberapa orang terluka parah, termasuk pasangan yang biasa berjualan di sana. Sementara kondisi mobil pun ringsek. Masyarakat mulai mendekat, dan melihat si pengendara yang menabrak.

Rupanya, sang pengendara pun tak sadarkan diri. Tak lama, terdengar sirine ambulance mendekat. Entah siapa yang berinisiatif untuk memanggil mereka. Satu persatu korban dibawa ke rumah sakit terdekat. Termasuk, pengendara mobil itu.

***

Resti berlari menuju ruang Instalasi Gawat Darurat. Ia diberitahu salah satu pelanggan orang tuanya, mengenai kecelakaan yang menimpa mereka.

"Ibu, Bapak," panggil Resti lirih.

Resti menangis melihat kondisi mereka yang cukup parah. Bahkan, ada banyak alat yang terpasang di tubuh mereka.

***

visual Raka dan Resti

Terpopuler

Comments

nova sari

nova sari

aku vote ka

2024-05-20

1

Haryanti Rayyan

Haryanti Rayyan

aku mampir KA Ruth. keren ceritanya.

2023-07-24

2

Queenzee🕊

Queenzee🕊

pingin tak comot itu visual si Raka 🤣

2023-07-23

3

lihat semua
Episodes
1 Part 1 ~ Kecelakaan yan tak terhindar
2 Part 2 ~ Yatim piatu
3 Part 3 ~ Pertemuan pertama
4 Part 4 ~ Rencana pernikahan
5 Part 5 ~ Hanya belum siap
6 Part 6 ~ Perubahan Raka
7 Part 7 ~ Interogasi
8 Part 8 ~ Terluka lagi
9 Part 9 ~ Alasan yang tidak masuk akal
10 Part 10 ~ Lagi dan lagi
11 Part 11 ~ Alasan di balik pernikahan
12 Part 12 ~ Harapan
13 Part 13 ~ Bali
14 Part 14 ~ Bertemu Riska
15 Part 15 ~ Resah
16 Part 16 ~ Undangan
17 Part 17 ~ Apartemen Riska
18 Part 18 ~ Kejadian tak terduga
19 Part 19 ~ Ancaman Dewi
20 Part 20 ~ Mencari sebuah jawaban
21 Part 21 ~ Periksa Kehamilan
22 Part 22 ~ Resign
23 Part 23 ~ Kebetulan
24 Part 24 ~ Kedatangan Riska
25 Part 25 ~ Hasil karya Raka
26 Part 26 ~ Peringatan
27 Part 27 ~ Khawatir
28 Part 28 ~ Kemarahan Raka
29 Part 29 ~ Dirawat
30 Part 30 ~ Mari bercerai!
31 Part 31 ~ Kembali berubah
32 Part 32 ~ Topeng
33 Part 33 ~ Perdebatan
34 Part 34 ~ Tragedi
35 Part 35 ~ Kehilangan
36 Part 36 ~ Pembelaan Raka
37 Part 37 ~ Permintaan Dewi
38 Part 38 ~ Keinginan Resti
39 Part 39 ~ Saling merindu
40 Part 40 ~ Menculik?
41 Part 41 ~ Pria dari masa lalu
42 Part 42 ~ Tak sama
43 Part 43 ~ Takdir?
44 Part 44 ~ Kemarahan Raka
45 Part 45 ~ Permintaan Riska
46 Part 46 ~ Mencari jejak
47 Part 47~ Frustasi
48 Part 48~ Teman?
49 Part 48~ Teman?
50 Part 49 ~ we are friend
51 Part 50 ~ Dia?
52 Part 51 ~ Pertemuan
53 Part 52 ~ Yogyakarta
54 Part 53 ~ Teman lama
55 Part 54 ~ Permintaan maaf
56 Part 55 ~ Dimas kembali
57 Part 56 ~ Benci atau rindu?
58 Part 57 ~ Dipukul
59 Part 58 ~ Berkelahi?
60 Part 59 ~ Rumah sakit
61 Part 60 ~ Amarah
62 Part 61 ~ Kecewa
63 part 62 ~ Kedatangan Bayu
64 Part 63 ~ Kiriman bunga
65 Part 64 ~ Raka dan Bayu
66 Part 65 ~ Ungkapan Dimas
67 Part 66 ~ Riska kembali lagi
68 Part 67 ~ Kecelakaan
69 Part 68 ~ Rumah sakit
70 Part 69 ~ Panik
71 Part 70 ~ Amnesia
72 Part 71 ~ Bicara dengan Riska
73 Part 72 ~ Mencoba mengingat
74 Part 73 ~ Berubah
75 Part 74 ~ Di rumah sakit
76 Part 75 ~ Janda
77 Part 76 ~ Penghalang
78 Part 77 ~ Pertemuan di makam
79 Part 78 ~ Tidak amnesia
80 Part 79 ~ Orang di balik kecelakaan Raka
81 Part 80 ~ Ancaman
82 Part 81 ~ Terbongkar
83 Part 82 ~ Hampir saja
84 Part 83 ~ Koma
85 Part 84 ~ Apartemen Dimas
86 Part 85 ~ Duka
87 Part 86 ~ Lebih baik
88 Part 87 ~ Raka cemburu
89 Part 88 ~ Tamu tak diundang
90 Part 89 ~ Permintaan maaf
91 Part 90 ~ Rindu?
92 Part 91 ~ Tidak peka?
93 Part 92 ~ Menyadari
94 Part 93 ~ Dating
95 Part 94 ~ Di restoran
96 Part 95 ~ Akibat patah hati
97 Part 96 ~ Merindukan Dimas
98 Part 97 ~ Kedatangan Dimas
99 Part 98 ~ Dimas Pamit
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Part 1 ~ Kecelakaan yan tak terhindar
2
Part 2 ~ Yatim piatu
3
Part 3 ~ Pertemuan pertama
4
Part 4 ~ Rencana pernikahan
5
Part 5 ~ Hanya belum siap
6
Part 6 ~ Perubahan Raka
7
Part 7 ~ Interogasi
8
Part 8 ~ Terluka lagi
9
Part 9 ~ Alasan yang tidak masuk akal
10
Part 10 ~ Lagi dan lagi
11
Part 11 ~ Alasan di balik pernikahan
12
Part 12 ~ Harapan
13
Part 13 ~ Bali
14
Part 14 ~ Bertemu Riska
15
Part 15 ~ Resah
16
Part 16 ~ Undangan
17
Part 17 ~ Apartemen Riska
18
Part 18 ~ Kejadian tak terduga
19
Part 19 ~ Ancaman Dewi
20
Part 20 ~ Mencari sebuah jawaban
21
Part 21 ~ Periksa Kehamilan
22
Part 22 ~ Resign
23
Part 23 ~ Kebetulan
24
Part 24 ~ Kedatangan Riska
25
Part 25 ~ Hasil karya Raka
26
Part 26 ~ Peringatan
27
Part 27 ~ Khawatir
28
Part 28 ~ Kemarahan Raka
29
Part 29 ~ Dirawat
30
Part 30 ~ Mari bercerai!
31
Part 31 ~ Kembali berubah
32
Part 32 ~ Topeng
33
Part 33 ~ Perdebatan
34
Part 34 ~ Tragedi
35
Part 35 ~ Kehilangan
36
Part 36 ~ Pembelaan Raka
37
Part 37 ~ Permintaan Dewi
38
Part 38 ~ Keinginan Resti
39
Part 39 ~ Saling merindu
40
Part 40 ~ Menculik?
41
Part 41 ~ Pria dari masa lalu
42
Part 42 ~ Tak sama
43
Part 43 ~ Takdir?
44
Part 44 ~ Kemarahan Raka
45
Part 45 ~ Permintaan Riska
46
Part 46 ~ Mencari jejak
47
Part 47~ Frustasi
48
Part 48~ Teman?
49
Part 48~ Teman?
50
Part 49 ~ we are friend
51
Part 50 ~ Dia?
52
Part 51 ~ Pertemuan
53
Part 52 ~ Yogyakarta
54
Part 53 ~ Teman lama
55
Part 54 ~ Permintaan maaf
56
Part 55 ~ Dimas kembali
57
Part 56 ~ Benci atau rindu?
58
Part 57 ~ Dipukul
59
Part 58 ~ Berkelahi?
60
Part 59 ~ Rumah sakit
61
Part 60 ~ Amarah
62
Part 61 ~ Kecewa
63
part 62 ~ Kedatangan Bayu
64
Part 63 ~ Kiriman bunga
65
Part 64 ~ Raka dan Bayu
66
Part 65 ~ Ungkapan Dimas
67
Part 66 ~ Riska kembali lagi
68
Part 67 ~ Kecelakaan
69
Part 68 ~ Rumah sakit
70
Part 69 ~ Panik
71
Part 70 ~ Amnesia
72
Part 71 ~ Bicara dengan Riska
73
Part 72 ~ Mencoba mengingat
74
Part 73 ~ Berubah
75
Part 74 ~ Di rumah sakit
76
Part 75 ~ Janda
77
Part 76 ~ Penghalang
78
Part 77 ~ Pertemuan di makam
79
Part 78 ~ Tidak amnesia
80
Part 79 ~ Orang di balik kecelakaan Raka
81
Part 80 ~ Ancaman
82
Part 81 ~ Terbongkar
83
Part 82 ~ Hampir saja
84
Part 83 ~ Koma
85
Part 84 ~ Apartemen Dimas
86
Part 85 ~ Duka
87
Part 86 ~ Lebih baik
88
Part 87 ~ Raka cemburu
89
Part 88 ~ Tamu tak diundang
90
Part 89 ~ Permintaan maaf
91
Part 90 ~ Rindu?
92
Part 91 ~ Tidak peka?
93
Part 92 ~ Menyadari
94
Part 93 ~ Dating
95
Part 94 ~ Di restoran
96
Part 95 ~ Akibat patah hati
97
Part 96 ~ Merindukan Dimas
98
Part 97 ~ Kedatangan Dimas
99
Part 98 ~ Dimas Pamit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!