Penyesalan Suami: Mengejar Cinta Mantan Istri
Raka tengah menyiapkan kejutan untuk sang kekasih Riska Maharani. Hari ini, tepat satu tahun mereka menjalin hubungan. Raka berniat melamar sang kekasih dengan kejutan ini.
"Kamu pasti suka sama kejutan ini," gumam Raka dengan senyum mengembang sempurna.
Suara dering ponsel mengalihkan perhatian Raka. Ia merogoh saku, mengambil ponsel. Tertera nama Bayi di layar. Raka segera mengangkat panggilan itu.
"Iya, Bay," jawabnya.
"Lo, masih pacaran sama Riska?"
"Masih. Kenapa?"
"Gue takut lo gak percaya sama omongan gue. Jadi, sebaiknya lo datang aja ke alamat yang akan gue kirim ke lo!"
Panggilan terputus. Raka menatap ponselnya bingung. Jujur, ia tak paham dengan apa yang Bayu, sahabatnya, maksud. Tak lama, sebuah pesan masuk dari Bayu. Ada alamat sebuah apartemen di sebuah bilangan apartemen yang cukup mewah di Jakarta. Ada juga sebuah foto yang terlampir di sana.
Betapa terkejutnya Raka melihat foto seorang wanita yang tengah bergelayut manja pada pria yang usianya cukup jauh dari dirinya. Wanita itu, adalah gadisnya. Gadis yang akan ia lamar sebentar lagi.
Tanpa sadar, Raka menggenggam erat ponsel di tangannya. Ia segera berlari menuju mobil. "Tidak, Raka! Bisa jadi pria itu kakak sepupu Riska. Jangan percaya dengan foto itu dengan mudah. Ya, itu benar!"
Raka mencoba meyakinkan hatinya dengan kalimat positif itu. Meski sejujurnya, jantung Raka berdegup dengan cepat. Pikiran negatif pun mulai menyerang. Raka menginjak gas dalam-dalam. Berharap segera sampai di alamat yang Bayu kirimkan.
Tiba di alamat itu, ia segera berlari menuruni mobil menuju lift. Memencet angka yang Bayu kirimkan padanya. Tiba di lantai itu, ia mencari unit yang sudah Bayu beritahu. Rupanya, Bayu sudah menantinya tak jauh dari unit itu.
"Lo harus sabar. Ngerti, 'kan?"
Hanya anggukkan kepala yang Raka berikan. Tangannya mulai terangkat untuk mengetuk pintu. Setelah menarik napas dalam, ia mulai mengayunkan tangan itu untuk mengetuk pintu.
Satu kali ketukan, tidak ada sahutan dari dalam. Kembali Raka mengetuk untuk yang kedua kalinya. Kali ini, jauh lebih keras dari sebelumnya. Tak lama, terdengar suara pintu yang terbuka.
"Siapa, ya?" tanya pria itu.
Tatapan Raka mulai menilai pada pria itu. Mulai dari kepala, sampai ke ujung kaki. Pria itu hanya menggunakan bathrobe. Membuat pikiran Raka berubah kalut. Dengan napas terengah, Raka mendorong pria itu dan memaksa masuk.
"Hei, berhenti! Siapa kau berani masuk ke apartemenku!" teriak pria itu.
Raka tak memperdulikan teriakan pria itu. Ia terus mencari keberadaan Riska di sana. Sementara Bayu, menahan langkah pemilik apartemen. Pandangan Raka tertuju pada sebuah pintu yang tertutup. Jantungnya semakin berdegup cepat saat akan membuka pintu tersebut.
Terlihat seorang wanita tengah berbaring di atas ranjang. Namun, ia menghadap ke arah jendela. Raka berjalan perlahan ke arah wanita itu.
"Raka!" ucap wanita itu terkejut.
Wajahnya berubah pucat, saat melihat kekasih yang dipacarinya selama satu tahun ini, muncul di hadapannya. Riska menggak salivanya kasar, melihat wajah Raka yang memerah menahan amarah.
"Aku menahan diri untuk tidak menyentuhmu selama satu tahun ini. Tapi, nyatanya kau mengobral diri dengan murahnya pada pria lain!" desis Raka.
Ia tak menyangka, gadis yang begitu ia cintai, ternyata dengan mudahnya mengobral tubuh pada pria lain. Raka menghela napas dalam dan menatap penuh kecewa pada sang kekasih.
"Mulai hari ini, hubungan kita berakhir," tekan Raka pada setiap kata-katanya.
Pria itu pun pergi meninggalkan tempat itu. Ia tak peduli dengan teriakan Riska yang memanggil dirinya. Dengan hati yang hancur, Raka pergi mengendarai mobilnya. Ia tak mempedulikan rambu lalu lintas. Langit mendung, mengiringi hatinya yang terluka. Gerimis mulai membasahi bumi.
***
Di dunia ini selalu ada yang bertolak belakang. Ada suka, ada pula duka. Ada sedih, ada tawa. Ada sakit, ada sehat. Bila Raka dalam kondisi sedih, patah hati dan terluka, maka berbeda dengan seseorang. Seseorang yang sedang tersenyum bahagia. Ia baru saja kembali dari melakukan wawancara kerja.
Mereka mengatakan, bahwa ia sudah bisa bekerja di perusahaan itu mulai awal bulan nanti. Ia mendatangi salah satu halte bus tempat ibu dan ayahnya berjualan.
"Ibu, Bapak," panggilnya ceria.
Kedua orang tua itu tersenyum menatap kedatangan putri semata wayang mereka. "Bagaimana hasilnya?" tanya sang ibu.
"Resti sudah akan mulai bekerja awal bulan nanti, Bu," jawabnya bahagia.
"Syukurlah. Anak ibu memang pintar," puji sang ibu.
"Iya, Bu. Bapak sangat bangga padamu, Nak. Ke depannya, bekerjalah dengan baik. Mengerti," nasihat sang ayah.
"Iya, Pak. Resti mengerti." Resti memeluk orang tuanya erat.
"Pulanglah, Nak. Kamu pasti lelah," ucap sang ibu.
"Tapi, Resti mau bantu ibu dan bapak di sini." Resti memanyunkan bibirnya.
"Tidak usah, Sayang. Pulanglah. Kamu butuh istirahat," titah sang ayah.
"Ya, sudah. Resti pulang dulu ya, Pak, Bu. Jangan pulang terlalu malam. Tidak baik untuk kesehatan Bapak dan Ibu."
"Iya. Sebentar lagi kami pulang."
Resti pun berpamitan dan pulang. Kedua orang tua itu tersenyum pada putri mereka. Bersyukur, memiliki putri cantik dan pengertian seperti Resti.
"Mudah-mudahan, Resti bisa bekerja dengan baik, ya, Pak," harap sang ibu.
"Resti pasti bisa, Bu. Kita harus yakin," ucap pria paruh baya tersebut menenangkan istri tercintanya.
Saat gerimis mulai turun, pasangan itu pun membereskan barang dagangannya. Meski hanya sekedar tukang gorengan, mereka tetap bersyukur. Dengan penghasilan serba pas-pasan, mereka berhasil membuat Resti mendapat gelar sarjana.
Belum sempat mereka kembali, hujan deras sudah mengguyur bumi. Akhirnya, kedua paruh baya tersebut memilih berteduh di sana sebelum beranjak pulang. Banyak orang yang menggunakan sepeda motor berhenti sesaat, untuk sekedar menggunakan jas hujan. Ada pula, yang memang ingin berteduh.
Pengendara motor pun mulai meninggalkan halte. Hanya tersisa beberapa orang saja yang masih berteduh. Termasuk orang tua Resti. Namun, sebuah mobil melaju dengan kencang dan hilang kendali. Menyebabkan kecelakaan yang tak bisa dihindari.
"Bapak!" teriak ibu Resti yang melihat mobil itu mendekat.
Suara tabrakan yang keras, membuat masyarakat sekitar yang melihat, berteriak histeris. Beberapa orang terluka parah, termasuk pasangan yang biasa berjualan di sana. Sementara kondisi mobil pun ringsek. Masyarakat mulai mendekat, dan melihat si pengendara yang menabrak.
Rupanya, sang pengendara pun tak sadarkan diri. Tak lama, terdengar sirine ambulance mendekat. Entah siapa yang berinisiatif untuk memanggil mereka. Satu persatu korban dibawa ke rumah sakit terdekat. Termasuk, pengendara mobil itu.
***
Resti berlari menuju ruang Instalasi Gawat Darurat. Ia diberitahu salah satu pelanggan orang tuanya, mengenai kecelakaan yang menimpa mereka.
"Ibu, Bapak," panggil Resti lirih.
Resti menangis melihat kondisi mereka yang cukup parah. Bahkan, ada banyak alat yang terpasang di tubuh mereka.
***
visual Raka dan Resti
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
nova sari
aku vote ka
2024-05-20
1
Haryanti Rayyan
aku mampir KA Ruth. keren ceritanya.
2023-07-24
2
Queenzee🕊
pingin tak comot itu visual si Raka 🤣
2023-07-23
3