Sudah jatuh tertimpa tangga, itulah sebuah ungkapan yang tepat untuk seorang Gadis cantik bernama Safira Navia, Beasiswa yang tiba tiba di cabut oleh pihak kampus setelah kepergian Ibunya membuat Safira langsung melemas seketika.
Pekerjaannya yang hanya sebagai pelayan Cafe pun tidak mencukupi biaya kuliah nya, mundur dari bangku perkuliahan nya pun tidak mungkin karena hanya tinggal sedikit menuju gelar Sarjana nya.
yuk ikuti ceritanya, bagaimana Safira menjalani semua kehidupannya, selamat membaca semoga suka dengan ceritanya.
.
.
.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jeny chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 menolak di sisinya
Al dan Safira makan dalam keadaan hening tanpa perbincangan, Safira yang memang pendiam malas sekali kalau harus memulai percakapan pertama, hingga makan selesai baru lah Al yang berbicara.
"Setelah selesai temui saya di ruang kerja. "
titah Al dan Safira mengiyakannya.
Selang beberapa menit Al masuk ke ruang kerjanya, ternyata Safira pun datang lalu di minta duduk oleh Al.
Safira duduk sambil membuka buku yang ada di meja di hadapannya, buku yang membuatnya pusing menurut Safira dan memilih menyimpannya kembali.
Al hanya tersenyum menggelengkan kepalanya melihat tingkah Safira, Al langsung beranjak sambil membawa sebuah kertas lalu duduk di hadapan Safira.
"Ini masalah perjanjian awal kita, kamu masih ingat kan?? "
ucap Al dan Safira mengangguk menerima kertas yang di sodorkan oleh Al.
"Perjanjian nya sampai kamu lulus Sarjana, hanya tinggal beberapa bulan lagi kamu lulus dan itu artinya perjanjian kita selesai, kamu gak berniat selamanya ada di samping saya Safira?? "
jelas Al dan Safira langsung tersentak kaget mendengarnya.
"Saya sengaja memanggil kamu ke ruangan ini untuk membahas nya, saya gak jamin kalau membahas di luar ruangan ini akan berakhir baik, karena kamu selalu membuat saya kalap. "
ucap Al kembali saat melihat Safira hanya diam tanpa memberikan komentar.
Safira mendelik mendengar ucapan Al yang membuatnya kesal, Al hanya mengangkat bahunya melihat respon Safira.
"Aku gak ada niatan untuk melanjutkan lagi kontraknya Mas, cukup sampai aku lulus kuliah saja dan gak akan memperpanjang nya. "
ucap Safira dengan nada serius nya dan Al hanya mengangguk saja.
"Oke kalau begitu, tadinya saya berharap kamu mau selamanya ada di samping saya. " ucap Al.
"Maaf Mas aku gak mau selamanya jadi pemuas kamu, karena aku juga punya mimpi dan cita cita untuk kehidupan kedepan. " jelas Safira.
Al langsung menyimpan kembali kertasnya dan menatap Safira saat ini, sebenarnya Al terlalu gengsi untuk meminta dan memohon pada Safira dan akhirnya Al hanya pasrah untuk saat ini.
"Semua fasilitas yang saya sediakan gak kamu pakai Safira, uang pun hanya sedikit yang di pergunakan, saya akan memberikan semua untuk kamu nanti saat kontrak berakhir, saat kamu wisuda kelulusan nanti, terimalah semua pemberian saya dan Apartemen ini juga saya akan berikan untuk kamu, semua surat surat kepemilikan sudah menjadi atas nama kamu. "
jelas Al dengan nada tak ingin di bantah dan Safira hanya mengiyakannya saja.
Safira memilih pamit keluar dari ruang kerja Al dan langsung menuju kamarnya, dia ingin beristirahat namun harus membersihkan tubuhnya yang lengket karena saat pulang belum masuk kedalam kamar mandi.
Al di ruangannya langsung terdiam, dia sangat menginginkan Safira menjadi miliknya selamanya namun di sisi lain Al juga takut masa lalunya kembali dan menghancurkan semuanya.
"Ikuti alurnya saja kalau begini, aku percaya dengan catatan takdir. "
gumam Al yang termenung saat Safira meninggalkan ruangan kerjanya.
.
.
.
Keesokan harinya......
Safira baru selesai dengan masakannya, dia sedikit terlambat pagi ini padahal ada bimbingan skripsi jam sembilan pagi, semalam Al kembali dini hari dan langsung menggempurnya tanpa jeda sampai Safira merengek meminta berhenti barulah Al melepasnya.
"Kayanya makanannya di bekal saja, takut gak keburu dan Dosen nya malah gak mau lagi bimbingan kalau telat. "
gumam Safira saat selesai dengan masakannya dan menata di atas meja makan lalu menyiapkan kotak bekal nya.
Safira langsung berangkat tanpa kembali ke kamar untuk pamit pada Al, karena dia takut di tahan Al dan malah terlambat lagi.
Safira menggunakan ojeg online agar cepat sampai ke kampusnya dan benar saja hanya sepuluh menit akhirnya Safira sampai lalu menuju ruangan Dosen nya setelah membayar ongkos ojeg nya.
Safira bersyukur karena dia tidak telat sama sekali dan Dosen nya pun tidak bermasalah, hanya satu jam pembahasan akhirnya selesai juga bimbingannya dan Safira lolos tinggal nunggu sidang.
Safira tersenyum saat melihat Maya yang berlari kecil menghampirinya, Safira sampai menggelengkan kepala melihat tingkah Maya.
"Fira aku lolos tinggal nunggu sidang, kamu bagaimana?? "
ucap Maya saat berada di hadapan Safira sambil tersenyum senang.
"Aku juga udah lolos tinggal nunggu jadwal sidang juga. "
ucap Safira dan membuat Maya langsung senang.
Kedua nya langsung menuju kantin karena perut Safira sudah keroncongan sekali, Maya memesan makanan sedangkan Safira hanya minum saja karena dia akan memakan makanan yang di bekalnya.
Di Apartemen saat ini Al sedang memakan makanan yang di siapkan Safira, hari ini dia akan berdiam di rumah dan tidak akan kemanapun karena dia sedang malas sekali dengan udara luar.
"Safira lolos dan tinggal nunggu jadwal sidang, hanya sebentar lagi berarti waktunya. "
gumam Al saat melihat info dari kampus nya.
Handphone Al berdering dan ternyata asisten nya yang menghubungi, Al langsung mengangkatnya dan Al langsung terdiam saat mendengar penjelasan asistennya itu.
"Jadwalkan lusa kalau dia ingin bertemu karena besok saya gak bisa ke kantor. "
ucap Al di ujung sambungan telephone nya.
Al menghela nafasnya lalu meninggalkan meja makan setelah meminum air, Al ingin ketenangan sekarang dan tidak mau di ganggu.
Di tempat Safira saat ini.....
Safira dan Maya memilih berjalan jalan siang ini menuju kawasan keramaian, cukup sudah beberapa bulan kemarin keduanya di sibukkan dengan kegiatan kampusnya.
"Setelah lulus kamu mau kemana Fira?? "
tanya Maya saat Safira asik dengan game nya.
"Aku mau meraih cita cita, disain grafis yang aku kuasai akan aku kembangkan. "
jawab Safira dengan senyum manisnya.
"Semoga sukses dan jangan lupakan aku Fira, aku mau kembali ke kampung dan membantu keuangan keluarga angkat aku disana, dengan ilmu yang menjadi bekal juga. "
ucap Maya dan Safira mengaminkannya.
Keduanya larut di area game master sampai sore menjelang dan Safira memilih langsung pulang sedangkan Maya pamit menuju urusannya yang tidak Safira ketahui.
Safira mulai memikirkan masa depannya sekarang, walaupun impian nya sudah kandas tapi masa depannya harus tetap di lalui, Safira tidak pernah mengharapkan pasangan karena dia sudah tidak layak memilih, dirinya sudah kotor dan Safira bertekad memulai masa depannya yang harus indah.
"Walaupun aku sebatang kara tapi aku yakin bisa melalui semua nya. "
gumam Safira saat menuju unit Apartemen nya.
Safira sampai di depan pintu Apartemen nya dan alangkah kaget saat pintu terbuka ternyata Al sedang menunggunya dekat pintu dengan tangan yang bersidekap d dadanya dan jangan lupakan senyum menyeringainya.
Safira terdiam sesaat dan langsung masuk kedalam karena Al memberikan kode padanya, Safira masuk dan mengikuti Al menuju dapur membuat Safira bingung.
.
.
.
Bersambung.......