Guru killer, yang ada dibenak semua orang pasti seorang guru yang galak dan suka menghukum siswanya bukan?
Begitu pula yang dialami oleh Evangeline Dorius (18 tahun) yang sangat tidak menyukai seorang guru killer karena selalu menyulitkannya atau memberinya tugas yang banyak.
Namun, apa jadinya jika guru killer itu jatuh cinta kepada dirinya? Bagaimana reaksi Eva terhadap pernyataan cinta Pak Theo?
Ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NKS Iravati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13 - Menjenguk
Masih di mall Rich
Eva dan kedua sahabatnya pun sudah keluar dari gedung bioskop karena film yang mereka tonton sudah selesai.
Mereka pun memutuskan pulang karena memang hari sudah mulai gelap dan waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam. Grace mengajak Eva dan Mitha naik di mobilnya karena memang mereka akan menjenguk Mama Jessy.
Namun, sebelum menjenguk diperjalanan Grace menghentikan mobilnya yang dia kendarai sendiri.
"Ngapain berhenti Grace?" Tanya Mitha.
Namun, yang ditanya sudah melengos keluar dari mobil. Eva dan Mitha pun bisa melihat Grace yang melangkahkan kakinya menuju ke sebuah toko buah.
Tak berapa lama kemudian, Grace pun kembali dengan menenteng beberapa kantong belanjaan yang didalamnya berisi buah-buahan segar.
"Loh buahnya banyak banget buat apaan Grace?" Mitha bertanya.
"Kita kan mau jenguk Tante Jesy, gak afdol dong kalo gak bawa buah tangan." Ujar Grace. Mitha pun menganggukkan kepalanya.
Namun, berbeda dengan Eva yang sedari tadi duduk di bangku belakang. "Ngapain repot-repot beliin buah sih. Udah jenguk mama aja udah seneng kok." Ucap Eva yang merasa tidak enak.
"Shut! Udah-udah lagian cuma beli buah doang. Yuk jalan, takutnya kemalaman lagi." Ujar Mitha.
*
Menempuh perjalanan selama 20 menit tidak membuat Eva, Mitha dan Grace lelah, beruntung bagi mereka jalanan tidak sedang macet. Biasalah jalan-jalan di ibu kota pasti akan macet jika sudah jam pulang kantor.
Mereka bertiga pun memasuki pekarangan yang indah ditumbuhi oleh berbagai macam bunga. Lalu masuk ke dalam rumah.
"Duduk dulu ya." Ucap Eva mempersilahkan Mitha dan Grace duduk di sofa ruang tamu.
Eva pun beranjak menuju dapur, namun betapa kagetnya dia ketika melihat sang Mama sedang berada di dapur. "Mama kenapa disini? Kan udah Eva bilang istirahat aja!" Sentaknya dengan nada khawatir.
"Mama udah baikan kok, itu Mitha sama Grace kan? Tumbenan mereka mampir."
"Katanya mau jengukin mama. Mama kesana aja, Eva mau bikin minuman sebentar." Ucapnya.
Mama Jessy pun sudah duduk di sofa dihadapan sahabat putrinya. Mengobrol santai menanyakan kabar. Sampai akhirnya Eva datang dan akhirnya mereka pun membicarakan hal-hal absurd. Bagi Eva dan kedua sahabatnya mengobrol dengan Mama Jessy seperti bicara layaknya sahabat bukan sebagai orang tua. Karena Mama Jessy yang pandai menempatkan dirinya di situasi yang tepat.
Bagi orang tua yang memiliki seorang anak gadis atau anak yang sedang beranjak dewasa, sangat dianjurkan untuk menempatkan diri menjadi sahabat, guna menjadi teman curhat atau sebagai tempat berkeluh kesah anak-anak ketika lelah melewati harinya.
*
*
Hari Senin pagi.
Seperti biasa, setelah menikmati indahnya akhir pekan para siswa dan pekerja kantor akan bersiap guna menyambut cerahnya hari Senin. Walaupun ada juga yang berharap hari Senin akan mendung lalu turun hujan, biasalah pemikiran para siswa yang tidak ingin upacara pagi.
Disisi lain, Eva sedang terburu-buru berlari takut ia terlambat masuk ke sekolah. Itu karena bus yang dia tumpangi tadi mengalami mogok sehingga terpaksa dia harus berjalan setengah perjalanan menuju sekolah.
Sambil berlari Eva melihat perlahan-lahan pintu gerbang yang ditutup.
"Hosh…. Sedikit lagi…." Ucapnya terengah-engah.
Pintu gerbang pun ditutup tepat saat Eva baru saja sampai di depan gerbang.
"Pak buka gerbangnya." Ucap Eva kepada pak satpam dengan nafas tersengal-sengal.
"Waduh neng, gerbang gak bisa dibuka. Tunggu upacara selesai dulu." Sahut pak satpam.
Eva pun menghela nafasnya, seberapa dia akan memohon pasti saja tidak akan dibiarkan masuk kedalam. Dilihatnya beberapa siswa yang berada di luar bersama dengannya karena terlambat.
Tiba-tiba suara yang familiar di telinga Eva memanggilnya.
Bersambung…..
...Selamat Natal bagi yang merayakan 🙂...