NovelToon NovelToon
Mamamu Menjadi Istriku

Mamamu Menjadi Istriku

Status: tamat
Genre:Beda Usia / Romansa / Dendam Kesumat / Tamat
Popularitas:68.2k
Nilai: 5
Nama Author: Wanto Trisno 2

Berawal dari perselingkuhan seorang pacar yang mengakibatkan diriku dalam titik terendah. Secara tidak sengaja bertemu dengan seorang wanita yang menjadi jembatan bagiku untuk membalaskan dendam ini.

Namaku Devan Juliardi, menikah dengan Kirana Larasati yang merupakan mama dari pacarku Clarissa. Kehidupan buruk masih menderaku dengan kabar kehamilan Clarissa hingga penghianatan Kirana terhadapku.

Setelah kekecewaan yang aku dapatkan dari kedua wanita itu, aku memutuskan hidup yang baru. Meninggalkan urusan pernikahan dan fokus mencari kebahagiaan dan mendapatkan apa yang aku inginkan. Meski bayangan masa lalu terus menghantuiku, dengan berbagai upaya mereka agar aku kembali. Namun tidak semudah itu, Ferguso.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanto Trisno 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Teman Lama

Menunggu adalah pekerjaan yang membosankan. Apalagi disaat seperti sekarang ini. Namun aku juga bingung, apa yang harus kulakukan. Jika aku hubungi Kirana, mungkin dia akan terganggu urusannya. Juga tidak tahu dia sedang berurusan apa. Apa dia seperti anaknya, Clarissa? Ah, pagi-pagi pikiran anehku berkecambah, eh berkecamuk.

Tidak ada yang tahu pasti dirinya seperti apa di belakangku. Namun yang pasti, sebuah nyawa lebih penting dari semua urusan balas dendam ini. Setelah lima menit berlalu, kini saatnya membuka hapeku dan mengirim pesan pada istriku.

"Hari ini sibuk apa? Kok tiba-tiba pergi dari rumah? Apa tidak bisa pulang ke rumah?"

Aku mengirimkan pesan dengan hati-hati. Tidak ingin mengganggu apa yang ia kerjakan. Tapi untuk masalah ini, setidaknya aku ingin tahu, apakah kepergiannya mendadak atau tidak. Mana yang lebih penting antara urusannya atau anaknya yang di rumah sakit.

"Aku ada urusan sebentar, Sayang." Wah, sudah pakai sayang-sayang segala. "Nanti sebentar lagi pulang, kok. Kamu jangan khawatir, setengah jam lagi aku pulang."

"Apa urusanmu keluar? Apa itu penting banget? Lebih penting urusanmu atau urusan keluarga?" tanyaku dalam pesan yang ku kirimkan.

Ternyata itu tidak sederhana yang kupikirkan. Aku tidak menyangka akan lebih lama lagi. Padahal hanya ingin memberitahu anaknya di rumah sakit.

"Ada apa sebenarnya, sih? Aku akan pulang sekarang! Iya, aku tidak akan pergi lagi, deh. Sebelum pamit sama kamu. Tunggu aku di rumah, yah."

Aku langsung menelpon Kirana dan ingin menjelaskan secara langsung. Mungkin dia tidak terlalu sibuk dan kuharap dia nggak marah juga, sih.

"Halo, sebenarnya ada apa? Aku akan pulang sekarang juga, tunggu aku di rumah, yah!"

"Tidak. Kamu ke rumah sakit sekarang juga. Aku membawa Clarissa ke rumah sakit. Ku tunggu secepatnya, yah. Aku gak perlu jelasin di telpon. Nanti ku jelaskan saja di sini."

Saat ku katakan Clarissa di rumah sakit, dia menutup panggilannya. Dan aku pun mengirim lokasi keberadaanku. Siapa tahu dia akan segera datang ke rumah sakit ini.

Sekali lagi harus menunggu dokter menangani Clarissa. Saatnya mengembalikan charger pada pemiliknya. Meski belum selesai ngecas, kurasa ini saja sudah cukup. Ini juga bisa hidup selama satu atau dua jam lagi.

Pertama kuketuk pintu di mana pemilik charger dirawat. Dan seorang wanita mempersilahkanku masuk ke dalam. Dan ternyata di sana ada seorang perempuan yang sedang dirawat. Mungkin seumuran denganku.

"Permisi, selamat pagi. Ini, saya mau kembalikan charger. Maaf lama, dan terima kasih sudah diperbolehkan meminjam ini." Aku berkata seperti itu dan kulihat perempuan itu terlihat tidak asing.

"Devan? Kamu Devan, bukan? Wah, kebetulan sekali, kamu yang meminjam cas-casanku, toh. Sudah lama tidak ketemu, yah." Dan ternyata perempuan itu memang bukan orang asing. Dia adalah teman satu sekolah dulu.

"Sudah lama juga, Kintani. Tak ku sangka kita sudah bertemu lagi. Sudah berapa tahun yah, kita tidak ketemu."

Setelah beberapa tahun tidak bertemu, ternyata Kintani semakin cantik. Dan tubuhnya juga wow banget. Meski dari dulu dia juga merupakan kembang sekolah. Dan banyak yang mengincar dia, termasuk diriku. Tapi kupikir dia sudah berpacaran dengan lelaki yang lebih kaya dariku. Maka dari itu, aku mundur teratur.

Hingga pada akhirnya bertemu dengan Clarissa dan berpacaran dengannya. Mungkin Kintani tidak tahu aku sudah menikah. Atau bagaimana, aku tidak tahu menahu. Soalnya aku juga tidak mengundang siapapun. Hanya beberapa teman Kirana yang tidak ku ketahui siapa. Dan juga beberapa teman mamaku yang juga tidak tahu siapa-siapa saja orangnya. Memang pergaulanku tidak seluas itu. Maka tidak heran kalau tidak banyak teman yang kumiliki.

"Hehehe ... kamu masih kayak dulu, yah? Kurasa dari dulu tampianmu sama saja. Begitu sederhana dan rapih. Meski tidak memakai pakaian resmi, kurasa kau salah satu anak idola saat sekolah dulu. Hanya saja kamu orang gak peka sama cewek."

"Nggak peka? Aku? Apa maksudmu bilang begitu?" Sungguh aku tidak tahu apa yang dia katakan. Mungkin kah ada perempuan yang menyukaiku atau bagaimana, dulu? Ah, kurasa ini hanya bualannya saja. Lagian aku tidak terlalu dekat dengan para perempuan.

Aku ingat dulu aku sering menjadi bahan ledekan para perempuan di sekolah. Entah itu teman satu kelas atau beberapa anak yang membentuk genk. Dan salah satu dari anak genk termasuk dia juga.

Dia lebih muda dariku tiga tahun. Namun karena aku yang sering tidak masuk sekolah, terkadang aku juga tinggal kelas beberapa kali. Maka dari itu, aku sampai satu kelas dengan Clarissa. Berkenalan dengannya sampai berpacaran bertahun-tahun lamanya. Dan akhirnya aku menikah dengan mamanya Clarissa karena ingin membalas perselingkuhannya.

Aku tidak ingin memberitahu tentang statusku pada Kintani. Semoga saja tidak bertanya, "Apakah kamu punya pacar?" atau, "Apa kamu sudah menikah? Punya anak berapa? Dan siapa namanya?"

Sungguh aku tidak bisa mengatakan apapun jika sampai ditanya oleh perempuan yang sudah lama tidak bertemu. Dia sedang tiduran dan wajahnya terlihat pucat pasi. Karena dia sedang sakit, aku jadi tidak bertanya padanya. Kami juga tidak terlalu akrab dan jarang selalu terlibat obrolan saat-saat di sekolah dulu.

"Kamu dulu tidak pernah peka, tau. Hahaha! Aku sampai keinget dulu, kamu dikejar-kejar sama cewek. Tapi kamu yang jutek dan dingin. Jadi cewek mau dekat jadi nggak berani. Emm, kamu ternyata tambah ganteng juga, sih? Bagaimana jika mereka tahu, kamu masih seperti dulu, yah?"

"Aku tidak tahu, lah. Lagian kamu tidak ngasih tahu aku. Eh, kamu sakit apa memangnya? Cepat sembuh, yah." Sekedar basa-basi saja karena tidak tahu harus membahas apa. Dari dulu aku selalu kikuk saat berada di dekatnya. Dan tidak pernah bertanya terlebih dahulu.

"Iya juga, sih. Hehehe. Kamu memang masih sama kayak dulu. Tapi setidaknya kamu masih ingat denganku. Jadi tidak begitu masalah. Minta nomor telepon, dong!" pinta Kintani. Dia langsung mengambil hapenya.

Sebelum itu, aku berikan dahulu chargernya. Lagian kan urusanku sudah selesai. Dan tinggal menunggu kedatangan Kirana saja. Setelah dia datang, sudah pasti akan ada peristiwa yang terjadi. Segala sesuatunya aku harus bersiap melewatinya sekuat tenaga.

"Eh, kamu belum selesai ngecas, kan? Hehh? Itu hape kamu sama denganku? Wahaha, ternyata kita satu hati, yah. Gimana? Aku minta krisnya, yah!" Kris(QR)

Kami saling bertukar nomer dengan cepat dengan kris saja. Memang di era modern semua serba instan. Tidak harus mengatakan nomor satu persatu. Asalkan masih dekat seperti saat ini.

"Oke, aku sudah menyimpan nomormu. Aku coba hubungi, yah, hehehe," kekeh Kintani sambil senyum. Sungguh senyumnya itu manis sekali. Meski terlihat sedang sakit. Tapi aura kecantikannya tetap terpancarkan.

Kulitnya yang putih banget, rambutnya pendek dan matanya yang bulat. Tapi entah mengapa aku malah suka itu. Padahal aku biasanya lebih tertarik pada perempuan berambut panjang dan mata yang tidak terlalu besar. Tapi ini beda dari yang ku bayangkan tentang perempuan berambut pendek.

***

1
Ron Bae
mungkin nulis novel nya lg dalam keadaan mabuk ya..cerita pada gk jelas,tau2 cerita nya udah menikah.
Ron Bae
bnyk ngelantur gk jelas,baca nya gk bisa konsen..jadi malas baca nya
火凤凰: Pesan author : Kalau suka, lanjutkan baca. Bila tidak suka, tinggalkan saja.
total 1 replies
Purtra
ini cerita.a cowo.a goblog bgt dah dah tau mantan.a dah di tiduri banyak cowok ko masih di temnenin cerita.a merendahkan martabat Coco bgt...ngga seru judul.a balas dendam cerita.a cowo.a kaya budak ngga seru cerita.a hasus.a cowo.a membalas biar cerita.a imbang antara baik dan buruk jadi trlihat menarik
火凤凰: iya, terima kasih masukannya
total 1 replies
Devil of death
banyak ngelantur.lucu kagak mlah mlas bacanya, mc nya kbnyan kata pikiran yg gk tau jelas.
火凤凰: Makasih masukannya, Beb.
Jangan bosen ngasih masukan, yah
total 1 replies
PANITIA KIAMAT
aduh Devan, hanya sebuah balas dendam kau nikahi mamanya dan sekarang kau bingung kenapa Clarissa dijual?, aduhh kalo balas dendam langsung entot mamanya atau yang sadis kek, ehh ini malah dinikahin
Joko
tambal lagi thor
Joko
up nya tambahin lagi dong thorrr
火凤凰: ditunggu yah🙏
total 1 replies
Black & White
Semangat thorr updatenya....
火凤凰: terima kasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!