Mamamu Menjadi Istriku

Mamamu Menjadi Istriku

Penghianatan Cinta

Betapa sakit dan hancurnya hati ini. Melihat kekasihku bermesraan dengan pria lain di belakangku. Awalnya aku tidak percaya dengan yang dikatakan teman-temanku.

Karena rasa percaya diriku padanya, yang telah berjanji akan sampai jenjang pernikahan. Namun yang kulihat dengan mata kepalaku sendiri, membuatku tersadar. Bukan hanya satu atau dua kali wanita itu membohongiku. Awalnya aku biasa saja melihat mereka jalan berdua. Namun ini tidak bisa ditolelir lagi.

"Sayang, aku tidak ada waktu. Karena aku sedang sibuk. Maafkan aku, yah."

Kubaca pesan singkat yang dikirim olehnya tadi sore. Sebenarnya aku mengajaknya makan malam dan ingin melamarnya malam ini juga. Tapi dia malah ada pekerjaan yang tidak bisa ditunda.

"Kamu jangan ganggu aku dulu, deh. Plus, Sayang. Aku sudah katakan, aku ada pekerjaan mendadak hari ini. Besok saja kita makan malamnya, yah."

Satu lagi pesan yang ia tulis beberapa waktu lalu saat kucoba menelponnya. Aku ingin bicara baik-baik padanya. Ingin tahu pekerjaan apa yang harus dilakukannya lagi. Padahal teman sekantornya sudah pulang semua. Bahkan sudah kutanyai teman-temannya yang satu kantor dengannya. Hari ini adalah malam Minggu dan esoknya hari libur. Sebagai pasangan kekasih, ingin rasanya mengabadikan momen lamaran yang sempurna untuknya.

Aku buka ponselku kembali dan ku kirimkan sebuah pesan untuknya, "Kapan kamu selesainya? Aku akan menjemputmu malam ini. Meski telat, tidak apa. Aku akan menunggumu di depan kantor."

Mungkin aku hanya orang yang bodoh. Yang bisanya diperlakukan seperti ini oleh gadis yang kucintai. Janji setia hanyalah janji belaka. Hanya ucapan manis dari bibir seorang yang sedang jatuh cinta. Penghianatan cinta selalu menjadi masalah utama dalan hubungan. Selingkuh mungkin mudah tapi menjaga komitmen untuk setia itu sulit. Aku juga kerap tergoda oleh beberapa temanku yang bahkan lebih cantik darinya. Namun aku selalu menjaga komitmen kesetiaan. Tanpa tahu kekasihku berbuat lain di belakangku.

Aku juga sudah memeriksa kantor tempatnya bekerja. Saat ini sudah tidak ada lagi orang yang bekerja. Hanya ada petugas keamanan saja yang mendapat shift malam.

"Sampai kapan kamu berbohong padaku, Clarissa? Jelas-jelas aku melihatku berdua dengan dia. Tapi aku tidak berani berterus terang, aku mengikutimu."

Walau hanya melihat dari jauh, kulihat kemesraan mereka. Tidak seperti seorang teman biasa. Bahkan lebih dari yang seharusnya. Saat kulihat pria itu mencumbu Clarissa dengan ganasnya. Aku tidak menyangka mereka akan berbuat seperti itu.

"Aku sudah memasang mikrofon di dekat meja mereka. Apa kamu mau dengar?" Suara telepon dari salah satu temanku.

Sebuah pesan masuk dari seorang pemuda yang pekerjaannya penguntit. Yah, berkat pekerjaannya, apa salahnya membantu teman yang membutuhkan ini? Aku sudah memintanya melakukan investasi rahasia. Setelah mendengar kabar perselingkuhan kekasihku dengan pria lain.

"Kirimkan padaku. Aku ingin mendengar pembicaraan mereka." Akhirnya aku bisa mendengar apa yang mereka katakan di belakangku. Aku ingin tahu, apakah dia masih setia atau tidak. Meskipun sudah jelas dia seringkali bersama pria itu.

Akhirnya aku pun memutuskan untuk mendengarkan apa yang mereka bicarakan. Laptop yang aku bawa adalah milik temanku yang biasa digunakan untuk investigasi. Tentunya ini sudah terhubung dengan mikrofon kecil yang baru saja dipasang olehnya.

"Ohh, jangan di sini, dong. Nanti ketahuan sama orang. Kita nginap di hotel saja malam ini," ucap Clarissa manja dan dengan suara mendesah.

"Aku selalu terganggu sama pacarmu yang bodoh itu. Juga tidak tahan ketika kamu bersamanya. Jujur aku merasa cemburu saat kamu bersamanya." Pria itu tak lain dan tak bukan adalah teman Clarissa, Yulian Marcelo.

"Tenang saja, Yulian. Kan kamu tahu, orang pertama yang membuatku keenakan itu kamu. Dan si Devan tidak pernah aku kasih. Lagian dianya bego banget, deh. Masa orang secantik ini tidak mau nidurin. Ya, jadinya aku selingkuh, deh. Daripada gak kuat nahan diri."

Apa? Apa yang dia katakan barusan? Apakah benar yang aku dengar? Bagaimana bisa seperti itu? Kalian jahat. Kamu sudah memberikan kehormatanmu pada pria itu, kan? Mengapa kamu menjadi seperti ini?

Rasa kesalku semakin memuncak. Ingin rasanya kudatangi dan kuhajar pria itu. Jadi selama ini hubungan mereka sampai ke tahap itu? Denganku saja hanya sebatas pegangan tangan dan hanya sekedar hampir berciuman. Namun tidak terpikirkan untuk melakukan lebih jauh lagi.

"Aku kesal dengan pacarmu itu. Memang dia bukan laki-laki atau memang lemah? Heh, aku tidak bisa membayangkan bagaimana dia bisa melakukan malam pertama denganmu. Pasti dia akan kecewa, hahaha! Atau malah bersyukur karena aku sudah mendahuluinya."

Sudah cukup pria itu mengataiku seperti itu. Dia menghinaku sampai seperti seorang pscundang. Kulangkahkan kakiku untuk masuk ke dalam restoran dan akan memukuli pria tidak bermoral itu. Jika bisa, ingin ku kirim dia ke alam kubur untuk membuatku puas. Namun aku tidak bisa main fisik dengan perempuan. Meski ingin menyakiti hatinya.

"Apa yang kamu lakukan? Kau tidak bisa pergi ke sana, Devan. Lebih baik kamu ikhlaskan saja dia bersama orang lain." Sahabatku datang menegur dan menghentikan langkahku.

"Aku sangat kesal dengannya! Lepaskan aku, Eric! Aku ingin memukulnya sampai puas!" Kalau tidak dipegangi aku pun sebenarnya tidak berani menghadapi selingkuhan Clarissa.

Yulian memiliki badan besar dan bertato. Juga seorang yang belajar bela diri dengan gelar sabuk hitam. Tidak mungkin bagiku mengalahkan pria kurang ajar itu. Keputusan Eric untuk menahanku memang benar. Ini demi kebaikan wajah dan tubuhku ini.

"Sudahlah, Dev. Percuma juga kamu melakukan ini. Lagian dia lebih kuat darimu. Sekarang lihat dirimu, Devan. Badanmu yang kurus ini, mana bisa dibandingkan badan badas seperti Yulian."

"Aku tahu itu, Ric. Tapi aku ingin membalaskan dendamku pada mereka. Terutama pada Clarissa yang telah menghianati kesetiaanku. Aku tidak bisa terima itu, Ric."

"Sudahlah ... lebih baik kita pikirkan caranya membalas dendammu. Bagaimana kalau kita ngopi? Atau sekali-kali minum, deh. Kita pikirkan cara balas dendam yang gila!"

Entah dengan cara apa dia meyakinkanku. Tapi memang tubuhku saat ini sudah lemas. Dengan perut yang keroncongan akibat menahan lapar. Dari tadi sore sudah berniat untuk melamar Clarissa. Sehingga rela menahan lapar sampai masuk tempat lamaran. Ternyata ekspektasi tak sesuai kenyataan.

Pada akhirnya Eric mengajakku pergi dan untuk pertama kalinya aku minum. Mungkin ini hari tersial dalam hidupku. Mengapa orang yang paling aku cintai berselingkuh? Bahkan kurasa itu sudah lama terjadi. Hingga puas aku minum sampai mabuk. Kesadaranku telah hilang entah ke mana. Entah apa yang aku lakukan sampai keluar dari bar, aku berjalan sempoyongan.

"Huahaha! Kamu memang wanita jahat! Clarissa! Mengapa kamu menghianatiku? Kamu satu-satunya yang kucintai. Tapi bagaimana denganmu?"

Saat aku berjalan gelimpungan, kurasa aku melihat Clarissa. Namun terlihat lebih dewasa dan lebih berisi. Maksudku tubuhnya sangat menggoda pria kesepian ini.

***

Episodes
1 Penghianatan Cinta
2 Cantik Seperti Dia
3 Tekad Sekuat Baja
4 Panggilan Sayang
5 Ke Pasar Sama Kakak Cantik
6 Sah Jadi Istriku
7 Malam Panjang
8 Wajah Yang Murung
9 Ucapan-Ucapan Dari Teman
10 Karena Ini Jalan Ninjaku
11 Kenekatan Clarissa
12 Status Ayah Tiri
13 Teman Lama
14 Orang Tua Clarissa
15 Kabar Kehamilan Clarissa
16 Lari Dari Kenyataan
17 Pernyataan
18 Menjadi Pria Sejati
19 Hal Yang Mustahil
20 Bukti Rekaman
21 Toko Bunga Keluarga
22 Sahabat Sejati
23 Pelanggan Toko
24 Teman Yang Numpang Makan
25 Kembali Ke Rumah Sakit
26 Melihat Dalam Gelap
27 Baikan
28 Tidur Berdua
29 Dua Wanita Penting
30 Keluarga Tante Laura
31 Kabar Mengejutkan
32 Matt Si Teman Lama
33 Membalas Suster Gila
34 Kondisi Serius
35 Rayuan Tanpa Rasa Bersalah
36 Baru Menikah Punya Cucu
37 Mimpi Yang Indah
38 Bersembunyi Dari Orang
39 Penjelasan Matt
40 Tekanan Dari Clarissa
41 Kuda Besi
42 Masalah Dengan Wanita Mengikuti
43 Kirana Pergi
44 Bata Beti
45 Nasihat Mama
46 Hari Biasa Saja
47 Sikap Dingin Kirana
48 Tekanan Pekerjaan
49 Para Wanita Kantor
50 Puncak Kemarahanku
51 Teman Dan Istriku
52 Mama Selalu Di Hati
53 Penjelasan Kirana
54 Kasih Sayang Istri
55 Main Di Kamar Mandi
56 Dilayani Istri Tercinta
57 Emosi Dua Wanita
58 Klarifikasi Mama
59 Pelanggan Nomor Satu
60 Wanita Mengesalkan
61 Di Rumah Membosankan
62 Berhutang
63 Kembalinya Sahabat
64 Ajakan Teman Kantor
65 Ngopi Sore Hari
66 Menghadiri Pesta
67 Desahan Di Toilet
68 Memutarbalikan Fakta
69 Pulang Untuk Makan
70 Pelayanan SPG Cantik
71 Seperti Pindahan
72 Tawaran Matt
73 Kesalahpahaman
74 Ke Kantor Polisi
75 Gang Sempit
76 Aku Tak Peduli Lagi
77 Saatnya Beraksi
78 Dendam Kesumat
79 Hati Yang Tertutup
80 Permintaan Maaf Kirana
81 Diluar Dugaan
82 Panggung Permainan
83 Sekumpulan Hewan Liar
84 Kebenaran Terungkap
85 Tangisan Seorang Gadis
86 Pertama Kali Ke Hotel
87 Takut Ketahuan
88 Menjadi Viral
89 Kompensasi
90 Ajakan Gila
91 Empat Mata
92 Kehangatan
93 Mulai Dari Awal Lagi
94 Pemandangan Indah
95 Teman Baru
96 Aku Mati?
97 Gelap Dan Dingin
98 Kebohongan Nyata
99 Sifat Busuk Sebenarnya
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Penghianatan Cinta
2
Cantik Seperti Dia
3
Tekad Sekuat Baja
4
Panggilan Sayang
5
Ke Pasar Sama Kakak Cantik
6
Sah Jadi Istriku
7
Malam Panjang
8
Wajah Yang Murung
9
Ucapan-Ucapan Dari Teman
10
Karena Ini Jalan Ninjaku
11
Kenekatan Clarissa
12
Status Ayah Tiri
13
Teman Lama
14
Orang Tua Clarissa
15
Kabar Kehamilan Clarissa
16
Lari Dari Kenyataan
17
Pernyataan
18
Menjadi Pria Sejati
19
Hal Yang Mustahil
20
Bukti Rekaman
21
Toko Bunga Keluarga
22
Sahabat Sejati
23
Pelanggan Toko
24
Teman Yang Numpang Makan
25
Kembali Ke Rumah Sakit
26
Melihat Dalam Gelap
27
Baikan
28
Tidur Berdua
29
Dua Wanita Penting
30
Keluarga Tante Laura
31
Kabar Mengejutkan
32
Matt Si Teman Lama
33
Membalas Suster Gila
34
Kondisi Serius
35
Rayuan Tanpa Rasa Bersalah
36
Baru Menikah Punya Cucu
37
Mimpi Yang Indah
38
Bersembunyi Dari Orang
39
Penjelasan Matt
40
Tekanan Dari Clarissa
41
Kuda Besi
42
Masalah Dengan Wanita Mengikuti
43
Kirana Pergi
44
Bata Beti
45
Nasihat Mama
46
Hari Biasa Saja
47
Sikap Dingin Kirana
48
Tekanan Pekerjaan
49
Para Wanita Kantor
50
Puncak Kemarahanku
51
Teman Dan Istriku
52
Mama Selalu Di Hati
53
Penjelasan Kirana
54
Kasih Sayang Istri
55
Main Di Kamar Mandi
56
Dilayani Istri Tercinta
57
Emosi Dua Wanita
58
Klarifikasi Mama
59
Pelanggan Nomor Satu
60
Wanita Mengesalkan
61
Di Rumah Membosankan
62
Berhutang
63
Kembalinya Sahabat
64
Ajakan Teman Kantor
65
Ngopi Sore Hari
66
Menghadiri Pesta
67
Desahan Di Toilet
68
Memutarbalikan Fakta
69
Pulang Untuk Makan
70
Pelayanan SPG Cantik
71
Seperti Pindahan
72
Tawaran Matt
73
Kesalahpahaman
74
Ke Kantor Polisi
75
Gang Sempit
76
Aku Tak Peduli Lagi
77
Saatnya Beraksi
78
Dendam Kesumat
79
Hati Yang Tertutup
80
Permintaan Maaf Kirana
81
Diluar Dugaan
82
Panggung Permainan
83
Sekumpulan Hewan Liar
84
Kebenaran Terungkap
85
Tangisan Seorang Gadis
86
Pertama Kali Ke Hotel
87
Takut Ketahuan
88
Menjadi Viral
89
Kompensasi
90
Ajakan Gila
91
Empat Mata
92
Kehangatan
93
Mulai Dari Awal Lagi
94
Pemandangan Indah
95
Teman Baru
96
Aku Mati?
97
Gelap Dan Dingin
98
Kebohongan Nyata
99
Sifat Busuk Sebenarnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!