Karel Ivander Aswangga adalah seorang laki-laki yang mempunyai sikap dingin, keluarga yang berantakan serta penghianatan dari orang yang dia cintai membuat laki-laki itu mudah tersulut amarah dan merasa tidak ada satu orang pun yang tulus mencintai nya. Dia menutup diri dari yang namanya wanita untuk melindungi hati nya agar tidak kembali terluka.
Chelsya Fermonica Zamora, gadis cantik yang mempunyai sikap bar-bar dan ceria, setiap harinya dia akan terus menerbitkan senyum di bibirnya, gadis yang berlatar belakang orang kaya, tidak pernah kekurangan materi maupun kasih sayang dalam hidupnya, hampir semua orang menyukai nya karena sikap nya yang ceria.
Gadis itu mengincar sebuah perusahaan impian nya, sekaligus untuk melatih kemampuannya dalam dunia bisnis. Namun siapa sangka, jika ternyata pemilik perusahaan tempat nya bekerja adalah seorang laki-laki yang dia kenal dan harus menghadapi sikap Tuan nya itu yang begitu berubah-ubah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anak Sakura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memulai Peperangan
Karel terdiam sambil menatap Mora yang makan dengan lahap, padahal tadi gadis itu menuduh nya memberikan racun pada makanan itu, namun sekarang gadis itu makan seolah sudah tiga hari tidak makan saja.
Sebenarnya Karel malas berlama-lama bersama gadis itu, emosi nya selalu saja naik turun di buat gadis itu, baginya Mora adalah spesies paling mengerikan yang baru dia temui.
Di tambah pikiran Karel yang kalut karena kedatangan Gracel tadi membuat lelaki itu ingin segera pulang, namun yang sekarang dia lakukan malah menatap Mora yang mengacuhkannya dan fokus dengan makanan di hadapannya.
"Jorok banget cara makan kamu" celetuk karel, Mora melirik sinis, lalu kembali menyuapkan makanan yang tersisa ke dalam mulut nya.
"Biarin aja lah om, emang harus banget aku peduli" ketus Mora, gadis itu mengusap bibirnya menggunakan telapak tangan. Karel bergidik melihatnya.
"Cuci tangan bodoh, perempuan kok jorok" Mora malah mendekat, gadis itu ingin mengerjai bos nya dengan mengusap kan tangan nya yang kotor ke jas mahal yang di kenakan Karel. Namun Karel yang dapat membaca pikiran Mora itu langsung saja menghindar.
"Heh mau apa kamu, jangan macam-macam ya, gaji kamu selama 3 bulan juga ngga bakal cukup buat bayar jas saya."
"Ck katanya Karel itu lelaki dingin, kejam, ngga punya hati. Tapi apa kaya kucing aja tingkahnya, tidur aja sana tuan." ucap Mora dengan enteng, Karel melotot mendengar hal itu.
"Jaga bicara kamu" bentak karel, lelaki itu merasa heran, bagaimana bisa Mora mengetahui sikap buruk nya. Padahal selama ini dia selalu berusaha menutupi sikap buruk nya itu dari dunia.
"Omm" Mora mendekat, tangannya mengusap hidung, Karel yang melihat nya menatap dengan jijik.
"Bersihkan tangan mu Mora" Bentak Karel
"Hehe di mana ? di sini tidak ada kamar mandi" Karel mendorong Mora yang mendekat ke arahnya, lelaki itu menarik baju Mora dari samping, membawa gadis itu pergi ke salah satu sudut ruangan itu.
"Buka matanya, dari sana juga kelihatan kalau ada kamar mandi di sini" lelaki itu kembali mendorong bahu Mora ke wastafel, Mora memanyunkan bibirnya, lalu mencuci kedua tangannya hingga bersih.
"Bisa ngga om kalau ngomong tu jangan kasar gitu, percuma ganteng kalau nyakitin" Ucap Mora masih dengan bibir yang manyun, Karel menghela nafas, gadis di depannya ini sebenarnya sedang cosplay jadi apa sih, kenapa mendadak sifat nya seperti remaja baru puber.
"Terserah" Karel meninggalkan gadis itu, menghampiri pintu, Mora mengikuti dari belakang sambil terus menggerutu, Karel menghentikan langkahnya hingga Mora menabrak punggung Karel.
"Aduh keras banget sih" ucap Mora sambil berdecak, tangannya mengusap kening nya yang baru saja membentur punggung Karel.
Karel memutar bola matanya, lalu membuka rak pintu itu hingga terbuka sempurna, ruangan kerja Karel terlihat, Mora langsung saja keluar, gadis itu ingin cepat keluar dari ruangan tersembunyi Karel yang menyeramkan.
"Mana laporan nya ?" tanya Karel pada Mora, Mora menepuk jidat nya, gadis itu melupakan laporan yang tadi Karel beri.
"Masih di dalam om" ucap Mora sambil tersenyum paksa.
"Kenapa kamu selalu ceroboh Mora" Karel memijat pelipisnya, merasa lelah sekaligus pusing dengan gadis di samping nya itu.
"Maaf tuan, saya akan mengambil nya" Mora kembali ingin membuka rak itu, namun tidak bisa.
"Tidak perlu, sudah saya bawa" Karel menaruh berkas itu di atas meja dengan kasar. Mata nya menatap lurus pada Mora dengan tajam. Mora yang mendapat tatapan itu sedikit takut, dia tau dia memang ceroboh hari ini. Dia akui itu.
"Lain kali perhatikan lagi kinerja kamu, saya paling benci dengan gadis ceroboh" ucap lelaki itu, lalu pergi meninggalkan Mora.
Karel berlalu pergi, lelaki itu mengendarai mobil bersama sang asisten meninggalkan perusahaan, saat ini Karel ingin menemui teman-temannya.
"Percepat mobilnya" ucap Karel yang di angguk ki sang asisten, mobil melaju dengan kecepatan tinggi membelah jalanan sore itu, rintik hujan mulai turun sepanjang perjalanan.
Sejenak ingatan Karel kembali pada Gracella, andai saja wanita itu tidak menghianati nya pasti dia tidak akan se kacau sekarang, namun Karel tak lagi ingin mengingat saat-saat itu.
Beberapa menit berkendara, mobil pun telah tiba di tempat tujuan, Karel turun dari mobil dan memasuki sebuah bangunan besar yang di depannya terdapat tulisan besar klan Shriekthrush.
Dalam ruangan itu, terlihat Andra, Gilang, dan Rafka sedang berbincang serius.
"Rel, duduk gih" Andra langsung memberikan tempat untuk Karel duduk, lelaki itu menatap Karel serius.
"Jadi gimana, kalian bilang ada perkembangan soal kasus nya" ucap Karel dengan raut wajah datar, saat Andra memberikan informasi tadi, Karel cepat-cepat menyelesaikan pekerjaan nya.
"Pembunuh nya udah keluar Rel, kita semua udah bikin rencana buat tangkap itu orang, kali ini kita harus ambil resiko, kemungkinan kekalahan pun akan kecil, karena kali ini kita buat rencana yang cukup bruntal." ucap Andra dengan mimik wajah serius, lelaki itu menjelaskan rencana mereka dalam pertempuran kali ini, bagaimanapun ini kasus lama, dan mereka semua tidak ingin lagi memberikan kesempatan untuk pecundang itu.
***
Mora pulang dari kantor dengan wajah lelah, gadis itu langsung berjalan menuju dapur, menuang air dari lemari pendingin dan langsung meminumnya.
Mora duduk di kursi meja makan, sambil memikirkan pekerjaan kantor nya, gadis itu masih memikirkan perkataan Karel yang mengatai nya bodoh dan ceroboh.
Padahal sebelumnya Mora selalu teliti akan apapun, baru kali ini dia melakukan kecerobohan yang tak cukup satu kali, entah apa yang terjadi padanya.
"Non Mora udah pulang" ucap bibi yang tiba-tiba mendatangi Mora, Mora tersenyum dan memberikan anggukan.
"Kok pulang nya ngga kaya biasanya non" tanya bibi
"Iya nih bi, lumayan sibuk tadi di kantor" wanita paruh baya itu mengangguk.
"Mau makan sekarang non ? biar bibi panaskan makanan nya" tanya wanita paruh baya itu.
"Boleh deh bi, tapi Mora mau membersihkan diri dulu" sahut gadis itu sambil berdiri, Mora melangkah meninggalkan ruang makan menuju kamar.