NovelToon NovelToon
Pangeran, Selir Tidak Ingin Mati

Pangeran, Selir Tidak Ingin Mati

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:24.8k
Nilai: 5
Nama Author: Zhuzhu

Lin Muwan terkubur di makam kuno Permaisuri Qing dari Era Jingyuan yang tidak dikenal ketika menjalankan misi mencari jejak sejarah.

Namun, dia kemudian terbangun di tubuh selir Pangeran Kesembilan Dinasti Jing yang dibenci karena merupakan keturunan pemberontak. Lin Muwan kemudian menyadari bahwa dia datang ke masa saat Permaisuri Qing hidup.

Plum dan aprikot yang mekar di taman adalah kesukaannya, namun kehidupan yang bagus bukan miliknya. Hidupnya di ujung tanduk karena harus menghadapi sikap suaminya yang sangat membencinya dan masih mencintai cinta pertamanya. Dia juga mau tidak mau terlibat dalam persaingan takhta antara putra Kaisar Jing.

Pangeran Kedua yang lemah lembut, Pangeran Keempat yang penuh siasat, Pangeran Kesembilan yang dingin, siapakah di antara mereka yang akan menjadikannya Permaisuri? Dapatkah dia kembali ke kehidupan asalnya setelah hidupnya di Dinasti Jing berakhir?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhuzhu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 23: ADIK IPAR, PERLUKAH AKU BANTU?

Lin Muwan merasa puas. Sesaat kemudian dia merasa kecut.

Kuda ini membawanya lari dari Murong Changfeng, membuatnya meninggalkan pria itu di parit entah sebelah mana. Namun, secara kebetulan pula kuda ini membawanya ke tempat yang entah apa namanya.

Dia ceroboh. Saat berangkat bersama Murong Changfeng, dirinya hanya melihat-lihat pemandangan dan tidak memperhatikan arah.

Sekarang setelah melarikan diri, hasil perbuatannya itu malah membawa kesulitan besar untuknya. Di mana dia sekarang? Ke arah mana dia harus pergi agar sampai ke istana kediaman Pangeran Kesembilan?

Tidak ada orang di sini. Jalan begitu kosong dan sunyi. Bangunan-bangunan di sini tidak menyalakan lentera di rumahnya.

Hanya ada beberapa lentera tergantung di pinggir jalan, jaraknya pun terpaut jauh antara satu sama lainnya. Keadaannya berbanding terbalik dengan tempat-tempat yang dilaluinya sebelum ini.

“Aku harusnya tahu diri bahwa aku bukan orang lokal. Percuma saja sudah lari tapi malah tersesat,” ucapnya pada diri sendiri.

Tidak ada kompas, tidak ada penunjuk jalan yang bisa membantunya. Lin Muwan menengadah melihat langit.

Bintang-bintang berkelip seolah sedang menemaninya, mengajaknya bicara agar tidak menyerah. Pemandangan seindah itu memberinya sedikit kesan yang dalam.

“Kalian yang sangat bagus dipandang ini apakah masih bisa aku saksikan nanti? Oh, tiba-tiba saja aku rindu dunia asalku.”

Makam kuno runtuh. Dia dan rekan timnya terkubur di dalam sana. Beruntung jika ada yang mengetahuinya dan berbaik hati melapor ke markas.

Mungkin jasadnya masih bisa diselamatkan dan dimakamkan dengan layak. Jasad dari Permaisuri Qing yang berada dalam peti mati itu, yang sekarang hidupnya dijalani oleh Lin Muwan mungkin juga masih bisa diselamatkan dan dirawat.

“Ini sudah lewat tengah malam,” ucapnya. Lin Muwan melihat bulan yang menggantung bulat di angkasa. “Satelit alami ini benar-benar memberiku bantuan besar.”

Seingatnya, Istana Pangeran Kesembilan ada di sebelah selatan ibu kota. Jaraknya tidak terlalu jauh dari istana kekaisaran dan dapat ditempuh dalam waktu setengah jam.

Jika dihitung dari waktu ketika dia meninggalkan istana, harusnya sudah lima belas menit berlalu. Hanya tinggal setengah perjalanan lagi.

Posisi bulan malam ini memberinya bantuan besar. Setelah menghitung dengan cermat dengan mempertimbangkan musim dan perputaran waktu, Lin Muwan akhirnya tahu ke arah mana dia harus pergi.

“Aku tidak percaya tidak bisa menemukan jalan pulang. Hutan belantara itu saja sudah kutaklukan, jalan sekecil ini tidak akan menyulitkanku.”

Setelah beberapa saat menunggang kuda, Lin Muwan akhirnya tiba di jalan utama. Setelah turun dari kuda, Lin Muwan berjalan menyusuri jalan besar itu sendirian. Tidak ada yang menyapanya karena tidak ada yang mengenalnya di sini.

Lucu sekali memang, pikirnya. Bahkan di kediaman pun kemungkinan besar sebagian pelayan tidak tahu seperti apa sebenarnya penampilan Lin Muwan, yang selama tiga tahun ini jarang keluar dari Paviliun Zhouhua.

Tapi, keuntungan dari hal itu ialah dia bisa berjalan tenang ke manapun dia pergi. Sekalipun ada yang pernah mengenalnya dahulu, mereka akan pura-pura tidak tahu untuk mengamankan nyawa sendiri.

“Bukankah ini adik ipar kesembilan?”

Suara orang mengagetkan Lin Muwan. Seorang pemuda berpakaian abu-abu dengan santai berjalan kepadanya. Tangannya memegang sebuah kipas lipat.

Di belakangnya, seorang pengawal menyertai. Wajah pria itu tampan, tapi bibirnya agak pucat. Lin Muwan baru sadar kalau pakaian abu-abu yang dikenakan olehnya adalah sebuah jubah berbulu.

“Adik ipar?” Lin Muwan mengernyit. Insting lamanya memberi tahu siapa sosok pria itu. Dia adalah Murong Tianlei, Pangeran Kedua Dinasti Jing.

Lin Muwan tidak ingat pernah bertemu orang ini sebelumnya. Tidak ada kesan khusus yang ditinggalkan tubuh ini terhadap sosok tersebut. Jika begitu, maka kemungkinan mereka memang belum pernah bertemu sebelumnya.

“Pangeran Kedua,” ucap Lin Muwan.

Murong Tianlei tersenyum ramah. Pengawalnya memberi tahu Lin Muwan ada di sini bersama seekor kuda.

Dilihat dari penampilannya, sepertinya Lin Muwan baru saja menempuh perjalanan. Pikirnya, Murong Changfeng juga ada di sini. Tapi kemudian dia sadar kalau Murong Changfeng tidak mungkin berjalan santai bersama Lin Muwan.

“Nona Lin, sedang apa kau di sini? Di mana Adik Kesembilan?”

Meski Murong Tianlei terlihat ramah, Lin Muwan tidak berani percaya. Setiap orang di sini selalu punya wajah cadangan untuk ditunjukkan dalam berbagai situasi.

Bahkan dia saja juga harus menyiapkan wajah cadangan itu agar bisa menyelamatkan hidupnya. Murong Tianlei yang seorang pangeran sudah jelas tidak sederhana sepert kelihatannya. Tapi wajah cadangan yang digunakan Murong Tianlei ini bukannya terlalu murahan?

“Terperosok parit,” ucap Lin Muwan sekadarnya.

“Kenapa bisa terperosok?”

“Aku yang membuatnya terperosok. Pangeran ingin membantunya membalas dendam? Kalian saudara, sudah sewajarnya saling membantu.”

Murong Tianlei tertawa kecil sambil menggelengkan kepalanya. Putri Marquis Yongning tidak pernah menunjukkan diri saat masa kejayaan keluarganya.

Setelah masuk ke istana kediaman Pangeran Kesembilan pun tidak pernah menunjukkan diri di depan publik secara terang-terangan dan hanya berdiam diri di Paviliun Zhouhua sepanjang hari.

Dia hanya dengar setelah Marquis Yongning dieksekusi dan sisa keluarganya diasingkan, Lin Muwan seperti kehilangan hidupnya.

Hidup segan, namun mati pun tidak bisa. Tidak pernah peduli pada segala bentuk penindasan yang diterima di kediaman. Ketika bertemu Murong Changfeng, hanya tatapan kosong dan kebisuan yang ditunjukkan.

Tapi yang dia temui hari ini sungguh sangat berbeda. Lin Muwan terlihat sangat energik. Yang paling penting adalah sikapnya barusan, tidak seperti seseorang yang selalu dikurung di kamar kerja. Murong Tianlei merasa melihat gaya lama Marquis Yongning ketika masih berjaya, acuh tak acuh dan berkata sesukanya.

“Aku bukan orang berpikiran sempit. Urusan rumah tangga kalian aku tidak berani ikut campur. Hanya saja aku dengar hari ini kau berbuat onar di istana dengan menembak putri Guru Agung Kekaisaran sampai jatuh ke kolam. Nona Ying itu memang sulit dihadapi, tapi dia adalah putri pejabat tinggi. Kau menyinggungnya begitu, itu akan menyulitkan Adik Kesembilan.”

Memang itu yang kuharapkan, batin Lin Muwan. Dia berencana menyeret Murong Changfeng ke dalamnya jika Zhou Ying mengadu pada ayahnya dan mencari perhitungan. Dia ingin melihat apakah seorang guru agung lebih mementingkan reputasi putrinya dan menyinggung pangeran atau tidak.

“Kalau Pangeran Kedua begitu khawatir, bantulah dia. Siapa tahu jika dua pangeran bersatu, guru agung jadi bisa berpikir dua kali ketika ingin mencariku.”

Murong Tianlei menatapnya sejenak. Tidak sederhana, pikirnya. Lidahnya sangat fasih dan tajam.

Setiap perkataannya selalu dibalas dengan ucapan yang jauh lebih menjengkelkan untuk didengar. Barusan saja Lin Muwan mencoba menjebaknya untuk terlibat dalam masalah yang baru saja diciptakan olehnya.

“Nona berlebihan. Aku tidak pernah ikut campur dalam urusan keluarga orang. Aku mengatakannya agar kau berhati-hati.”

“Pangeran tidak perlu khawatir.”

Murong Changfeng dan Murong Zhiyang menghadiri perjamuan, hanya Murong Tianlei yang tidak hadir. Saat perburuan pun begitu.

Jika bukan karena ingatan dan kejadian di hutan saat itu, Lin Muwan mungkin akan benar-benar berpikir Murong Tianlei adalah orang baik yang sakit-sakitan.

Wajahnya meski tampan, tapi terlihat kasihan. Murong Tianlei bisa menipu orang lain dengan penampilan dan sikap pura-puranya.

Tapi, dia tidak bisa menipu Lin Muwan. Dia sekarang merasa sakit hati untuk Kaisar. Memiliki tiga putra, namun semuanya tidak ada yang baik.

“Nona Lin, kau tidak tahu jalan pulang, kan? Jika tidak, kau tidak akan berputar-putar di sini larut malam begini. Perlukah aku bantu kau pulang ke kediaman Adik Kesembilan?”

Kalau setuju, Lin Muwan takutnya akan dikuliti hidup-hidup oleh Murong Changfeng. Tapi kalau tidak setuju, dia akan butuh waktu lama untuk tiba di kediaman sebelum fajar tiba. Tubuhnya juga sudah lelah.

“Tidak usah. Kakak Kedua tidak perlu repot.”

Murong Changfeng tiba-tiba muncul entah dari mana. Lin Muwan sedikit membelalak. Murong Changfeng masih mengenakan pakaian yang sama, namun jelas emosi di matanya jauh berbeda.

“Kau ini. Aku sudah bilang agar kau bersikap lebih baik padanya. Kau malah membuatnya tersesat. Jika ayahanda tahu, kau mungkin akan dimarahi,” ucap Murong Tianlei sambil menempuk-nepuk pundak Murong Changfeng.

Jelas sekali Murong Changfeng merasa risih. Ketenangannya itu diusik oleh Murong Tianlei yang bersikap baik kepadanya.

Dia menatap Lin Muwan dengan tajam seolah ingin memakannya hidup-hidup. Aura membunuhnya sangat kuat sampai Lin Muwan harus menegarkan dirinya sendiri.

“Dia hanya jalan-jalan sebentar. Itu bukan tersesat.”

“Baiklah, terserah kau saja,” ucap Murong Tianlei. “Nona Lin, kalau begitu aku pergi dulu. Adik Kesembilan sudah di sini, kau tidak perlu repot mencari arah lagi.”

Lin Muwan hanya mengangguk kecil. Sekarang tersisa dia dan Murong Changfeng. Sepertinya akan terjadi pertarungan besar kali ini.

Lin Muwan tampaknya harus merelakan jam tidurnya berkurang untuk menanggung akibat dari tindakannya.

1
zansen
ya ampun lin kamu ketinggalan 🤣🤣🤣🤣
zansen
tidak bisa!!! tidak bisa pangeran, kalo kalian kalem²an sepi dong..
zansen
jlebb.. banget lin /Sob//Sob/
zansen
zifang sabar² ya.. kn mayan tontonan gratis.. seru juga 😂😂😂😂
zansen
/Sneer//Sneer//Sneer/
Alan Banghadi
Muring Ziyang dan Mu Qian benar2 berani menjebak Lin muwa dan juga Shen jiayi astaga 🤦🏻
💖 sweet love 🌺
memang.. tau nya nyalahin orang kan..
pengen getok aja tu kepala si changfeng
Santy Susanti
hahaha keren bisa maksa mkan pangeran ke 9🤣🤣🤣🤣
Santy Susanti
jeng..jeng..jeng.. penyelidikan dimulai💃🏻💃🏻💃🏻💃🏻💃🏻
Andi Ilma Apriani
mantaapp thoorrr
Sulati Cus
biar adil pangeran kedua sm nona Shen pgn tau reaksi si chengfang 😅
Sulati Cus
makanya jgn kebanyakan istri
Sulati Cus
mungkin kasusnya berhubungan dg permaisuri dan permaisuri pasti py backingan yg g main2
Sulati Cus
tp yg diotak pangeran ke4 kyknya ada double target membuat malu sm menjadi menantu perdana menteri untuk menunjang ambisinya mengejar tahta lbh kearah mendapatkan dukungan sih klu menurut ku
Sulati Cus
aku selalu baca "chengfang" 😂
trie
biar tambah seru sebentar lagi akan ada drama baru nich
sahabat pena
masih teka teki. apa mgkn yg koruspi dana militer menteri Pertahanan. ayah nya sheng jiayin.dia ingin memberontak dan bekerjasama dgn salah satu pangeran. mknya kaisar ga setuju pangeran sembilan dan sheng jiayin menikah. hanya thor yg tau🤣🤣🤣lanjut kak💪💪💪
trie
pasangan yg rumit ....
pada akhirnya jadi fatner yg sangat cocok karna tujuan yg sama
@haerani-d
dibalik keberhasilan suami ada istri tercinta yang luar biasa, walaupun rasa cinta itu masih samar dan belum pada ngeuh, tapi otw nongol /Chuckle/
zansen
lin muwan pak kaisar.. ancamannya g main² lansung kicep tuh anak nya /Applaud//Applaud//Joyful//Joyful/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!