NovelToon NovelToon
Calon Suamiku Ternyata Kakakku Sendiri

Calon Suamiku Ternyata Kakakku Sendiri

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh
Popularitas:41.2k
Nilai: 5
Nama Author: Cha Yoka

Ikutin kisahnya yang berakhir dengan perpisahan dan air mata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cha Yoka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

Edy yang sudah menahan hasratnya harus mencoba meredam gairahnya yang hampir memuncak akibat genggaman tangan Dae yang naik turun. Tapi harus berhenti karena kesadaran Dae. Dia pasrah dan ingin segera kembali ke rumah dan mendinginkan tubuhnya yang bergairah.

"Ayo kita kembali Bu Dae," ajak Presdirnya.

Lalu mereka keluar dari ruangan itu dan berjalan terus kearah lantai bawah. Edy menghubungi seseorang untuk menjemput mereka di depan.

Setelah berada di dalam mobil, Edy mengantar Dae kembali ke rumahnya.

"Saya naik mobil online saja Tuan. Saya gak aku merepotkan Tuan," pinta Dae.

"Biar diantar," balas Edy datar.

Edy sengaja memasang wajah datarnya karena dia masih menahan gairahnya yang hampir memuncak.

Dae hanya diam disamping Presdirnya, dia merasa canggung karena kejadian tadi.

"Ya ampuuun ingin rasanya gw tenggelam di dasar laut yang paling dalam, agar tak bertemu dengan Presdir gw ini lagi. Rasanya malu sekali melihatnya. Semua yang dilakukannya, dialah yang pertama melakukannya," bathin Dae.

Hingga akhirnya mobil sampai di depan rumah Dae. Dae pun membuat pintu mobilnya dan berpamitan dengan Presdirnya.

"Tuan, terima kasih atas tumpangannya," ucap Dae yang tidak mau melihat kearah Edy.

"Heum," Edy menjawabnya.

Lalu Dae buru-buru keluar dari mobil itu. Dan masuk ke dalam area ruamhnya.

Edy tidak lantas pergi dari rumah Dae. Dia masih menatap Dae yang berdiri di depan pintu memanggil Mamanya.

"Tok tok tok Ma...!" panggil Dae dari luar.

Namun tak ada sahutan. Tapi sesaat kemudian pintu dibuka lebar dan Dae disambut oleh pembantu rumahnya.

"Loh Bu, Mama belom pulang ya?" Dae yang melangkah masuk ke dalam rumahnya.

"Iya non, Nyonya belom pulang. Non mau makan malam biar bibi siapkan?" tanya bibinya.

"Iya bi, saya laper banget nih. Bibi siapkan aja makanannya. Saya mau bersih-bersih dulu," ucap Dae. Dia berlalu dari hadapan bibinya dan naik kelantai atas dimana kamarnya berada dilantai atas.

Sedangkan diluar rumah Dae, Edy masih berada disitu. Hingga beberapa menit kemudian, dia meninggalkan rumah itu.

Di dalam rumah Dae, tepatnya di kamar, Dae merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur. Pikirannya melayang ke waktu kejadian tadi bersama Presdirnya. Dae menyentuh bibirnya yang sedikit membengkak, akibat ulah Presdirnya yang ganas. Dae merasa malu dan menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Betapa iya merasa seperti wanita ****** yang maunya menuruti arahan Presdirnya begitu saja, memegang milik Presdirnya.

"Oh ya ampuuun betapa besar milik Presdir gw. Dan tangannya meraba milik gw, ini benar-benar sudah salah. Gw sudah tak perawan.....! Gw sudah disentuhnya..!" teriak Dae di kamarnya.

Dae menghela nafasnya dan dia beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Beberapa menit berlalu, Dae keluar dari dalam kamar menuju meja makan. Dae melihat banyak hidangan yang tersedia hingga membuatnya sangat berselera. Dia makan di meja makan sendirian tanpa Mama dan Papanya. Ada rasa sedih dihatinya, karena harus makan sendirian. Dia rindu akan kebersamaan mereka kembali. Namun apalah daya, ornag tua nya begitu sibuk. Tapi terkadang Mamanya masih meluangkan waktu untuknya.

Hingga selesai makan, Mamanya belom juga pulang. Dae bergegas ke lantai atas menuju kamarnya. Di dalam kamar, Dae mengambil ponselnya lalu dia berbaring ditempat tidur. Dae membuka ponselnya dan melihat banyak notifikasi di dalam ponselnya. Dan yang membuat Dae terdiam adalah pesan dari Presdirnya.

"Bu Dae, kamu harus bertanggung jawab atas kejadian tadi. Kamu sudah menyentuh saya! Jadi kamu harus bertanggung jawab. Besok pagi temui saya diruangan," begitulah pesan Presdirnya.

"Apa-apaan dia. Seenaknya mengatakan gw yang harus bertanggung jawab. Bukannya seharusnya gw yang ngomong begitu. Kenapa jadi dia yang protes, hahhh," gumam Dae yang masih menatap layar ponselnya.

Selain pesan dari Presdirnya, ada juga pesan dari ani sahabatnya.

"Dae.....! Cepat hubungi gw, gimana nasib Lo habis kencan sama Presdir?" isi pesan Ani.

"Hah...nih anak, kepo banget urusan gw. Kayak Mama gw aja yang selalu menginginkan informasi tentang gw," gumam Dae.

Lalu dia mencampakkan ponselnya ditempat tidur. Dae tidak ingin membalas pesan dari siapapun. Dia hanya ingin beristirahat dan menenangkan pikirannya yang kacau akibat perbuatan Presdirnya.

Malam semakin larut, banyak bintang yang bertaburan dilangit, memberikan cahaya kerlap-kerlip menjadikan langit tampak semakin indah. Dae pun larut dalam lelapnya. Meninggalkan beban pikiran sejenak hingga esok menjelang pagi.

Pagi menyapa, sang matahari mulai memperlihatkan wujudnya menerangi bumi yang tampak cerah. Dae yang masih enggan untuk membuka matanya, menarik selimutnya semakin keatas menutupi wajahnya.

Hingga suara ketukan di kamarnya terdengar kencang.

"Tok tok tok, Dae....., bangun...! Mau jam berapa ke kantor..?! Apa atasanmu tidak marah kalau terlambat?" teriak Mamanya dari luar kamarnya.

Dae merasa males berangkat ke kantor hari ini. Rasanya dia malu untuk memperlihatkan wajahnya ke Presdirnya. Kejadian kemaren masih terngiang-ngiang di kepalanya. Menari-nari mengisi pikiran Dae.

"Dae...bangun!! Kalau kamu tidak bangun, akan Mama ajak ke tempat pertemuan Mama hari ini, dan Mama akan menjodohkanmu dengan anak teman Mama," ancam Mamanya.

Mendengar ancaman seperti itu, Dae langsung bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan kearah pintu kamarnya. Lalu Dae membuka pintu itu dan terlihatlah sosok wanita cantik tapi sedikit menyeramkan.

"Iya Ma...Dae udah bangun dari tadi. Kalau baru bangun, gak baik Ma, langsung bangkit. Kan nyawanya belum utuh sepenuhnya berada dalam tubuh Dae," ucap Dae dengan pura-pura polos dan mengedip-ngedipkan matanya.

Mamanya yang melihat wajah anaknya yang lucu dan mendengar kata-katanya, membuat emosinya menurun drastis.

"Kamu benar sayang, kalau baru bangun, tidak baik langsung berdiri. Tapi, kamu bisa menjawab teriakan Mama dari luar kan sayang Mama...," ucap Mamanya sambil menekan setiap kalimatnya.

"Hehehe, maaf Ma. Dae hari ini lagi males ke kantor," balas Dae jujur.

"Kenapa, apa ada masalah dengan Presdir kamu kemaren malam?" tebak Mamanya.

"Ah tidak Ma, Dae hanya males nanti takutnya dikasih kerjaan tambahan lagi. Dae masih capek Ma!" ucap Dae yang berbohong.

"Oh sayang Mama.., nanti bilang sama Mama kalau dia masih ngasih kamu tambahan kerjaan, akan Mama ulek jadi rujak," balas Mamanya serius.

Dae merasa lucu mendengar ucapan Mamanya dengan ekspresi yang tak ada takutnya. Emang emak-emak powernya selalu luar biasa.

"Emang Mama berani ngulek-ngulek atasan Dae?" tanya Dae senyum-senyum.

"Tentu dong sayang.., itu soal gampang," Mamanya Dae menjentikkan jarinya dengan ekspresi arogannya.

"Mama Dae emang ia the best lah. Ya udah, Dae mau siap-siap ya Ma, biar sarapan dan langsung ke kantor."

"Iya buruan, Mama tunggu dibawah."

Dae masuk ke dalam kamarnya dan mulai membersihkan dirinya di dalam kamar mandi. Setelah selesai mandi, Dae bergegas memakai pakaian kerjanya.

Beberapa saat kemudian, Dae berjalan ke lantai bawah menuju meja makan. Dae melihat Mamanya sudah rapi dan sedang menunggunya.

"Pagi Ma...," sapa Dae sambil mencium pipi Mamanya.

"Pagi sayang!" sahut Mamanya.

Dae mengambil tempat duduk diseberang Mamanya. Lalu dia mengambil sarapan untuk Mamanya dan dirinya.

"Dae, gimana dengan tugas lembur kemaren malam?" tanya Mamanya.

Dae terdiam menghentikan kunyahan di mulutnya dan menatap kearah Mamanya.

"Gak mungkin gw bilang kejadian kemaren malam kan? Bisa marah Mama kalau sampai tau," bathin Dae sambil geleng-geleng kepalanya.

"Dae, kamu kenapa? Kok kayak orang kesurupan gitu?" tanya Mamanya ngeledek.

"Ah, anu Ma, kerjaan Dae tadi malam berjalan baik. Tapi masih dikit lagi yang belom selesai," bohong Dae.

Dae melanjutkan acara makannya. Dan dia kembali mengunyah makanan di dalam mulutnya.

Mamanya Dae menatap curiga keanaknya. Dia melirik sekilas menatap wajah anaknya yang sedang berbohong.

"Apa yang dikerjakan, sehingga belom selesai?" tanya Mamanya menyelidik.

"Dae mengerjakan tugas untuk membuat persiapan promosi Minggu ini Ma. Jadi banyak rangkaian yang harus Dae jabarkan agar bisa dilaksanakan pekerja lainnya dalam event nanti," jawab Dae sedikit terbata.

Mamanya bisa melihat ada kebohongan di wajah anaknya. Tapi dia masih menahannya untuk tidak terlalu bertanya. Dia akan mengetahui jika Dae sendiri yang mengungkapnya.

1
Insyirah Harito
wah..... hadir lg nh, smangt thor tgs nya
Nizam Aufar
kok gak lanjut kak
Insyirah Harito
loh gimn tuh dae ditinggal keduanya. hmmm makanya jngn coba-coba mendua
Hantu: Hahaha, sabar-sabar
total 1 replies
Insyirah Harito
Nah lo, hampir kepergok
Yoga Andri
ceritanya bgs bags ya, suka bngt. Tp alurnya belum begitu jelas thor
Nizam Aufar
kok lama amat ini
Nizam Aufar
lanjut kak....
Nizam Aufar
lanjut kak
Insyirah Harito
Edy pasti tau masa lalu ilyas
Hantu: sepertinya begitu ya
total 1 replies
Nizam Aufar
lanjut kak
Yoga Andri
cinta segitiga ya
🌹🌹💐
up yng banyak donk
🌹🌹💐
lanjut donk
Hantu: Pantau terus ya kisah Dae...
total 1 replies
Insyirah Harito
Gw ngakak baca ceritanya di episode ini. Ani emang friend terbaik
Hantu: Semoga terhibur ya
total 1 replies
Insyirah Harito
Dua cowok satu cewek
Hantu: cinta segitiga
total 1 replies
🌹🌹💐
lanjut, aq suka ceritanya😍
🌹🌹💐
kok ga ada sambungannya ya, bikin penasaran aja 🙄
Insyirah Harito
karya-karyamu keren thor.... ku suka..
Hantu: Terima kasih.., silahkan dilanjut
total 1 replies
Insyirah Harito
Sepertinya cerita yg bgs
Hantu: makasih sudah mampir dikarya baruku..
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!