Pelet Sukmo Kenongo adalah jalan ninja Lisa untuk memperbaiki hubungannya dengan sang kekasih yang sedang tak baik-baik saja.
Sayangnya, air yang menjadi media pelet, yang seharusnya diminum Reza sang kekasih, justru masuk ke perut bos besar yang terkenal dingin, garang dan garing.
Sejak hari itu, hidup Lisa berubah drastis dan semakin tragis. Lisa harus rela dikejar-kejar David, sang direktur utama perusahaan, yang adalah duda beranak satu, dengan usia lebih tua lima belas tahun.
Sial beribu sial bagi Lisa, Ajian Sukmo Kenongo yang salah sasaran, efeknya baru akan hilang dan kadaluarsa setelah seratus hari dari sejak dikidungkan.
Hal itu membuat Lisa harus bekerja ekstra keras agar tidak kehilangan Reza, sekaligus mampu bertahan dari gempuran cinta atasannya.
Di akhir masa kadaluarsa Ajian Sukmo Kenongo, Lisa malah menyadari, siapa sebenarnya yang layak ia perjuangkan!
Karya hanya terbit di Noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Al Orchida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wanita Muda Cantik
Tak terasa sudah seminggu Lisa bekerja sebagai sekretaris direktur utama. Hanya saja, dari Senin sampai Jumat, Lisa tidak melayani pak bos secara langsung.
Sang direktur utama sedang ada keperluan ke luar negara, sehingga pekerjaan Lisa secara keseluruhan dikirim via email. Hal itu memberikan Lisa cukup waktu untuk belajar banyak dan tidak tampak bodoh di depan David.
Waktu seminggu itu juga digunakan Lisa untuk menata hatinya. Ia menyibukkan diri sesibuk-sibuknya di tempat kerja, hingga tak ada kesempatan untuk meratapi nasib sial atau memikirkan hubungan Reza dan asistennya. Sedangkan weekend ini digunakan Lisa untuk me time dan hangout ke mall bersama Nina.
Nomor Reza sudah diblokir, Lisa juga sudah berhenti mengikuti akun sosial media mantan kekasihnya. Lisa sudah setuju untuk putus, jadi untuk apa ia masih kepo dengan urusan Reza? Bukankah hal itu hanya akan menambah sakit hatinya saja?
Apalagi masa efektif ajian sukmo kenongo masih lama, jadi tak ada yang bisa dilakukan Lisa selain menyingkir dulu dari kehidupan Reza. Menurut Lisa, menepi bukan berarti kalah. Ia hanya perlu waktu untuk menyusun strategi mengambil Reza dari Viona setelah pelet salah sasaran masuk masa kadaluarsa.
“Mau kemana lagi kita, Lis? Nonton udah, makan udah, cuci mata udah!”
“Cari parfum yuk! Udah mau habis punyaku,” ajak Lisa. Tiba-tiba ingat kalau ia pernah membahas parfum dengan bosnya. Dan untuk pertama kalinya Lisa merasa agak kangen setelah seminggu penuh tak bertemu sang direktur utama.
Lisa mulai membenarkan penilaian Nina, kalau bos mereka itu keren, berwibawa, tidak kelihatan tua, dan jelas-jelas jauh dari yang namanya buruk rupa, walaupun tetap lebih ganteng Reza.
Tapi bagi Lisa sekarang, ganteng bukanlah prioritasnya. Ganteng bukan segalanya, dan menurut Lisa : makin ganteng seorang pria, makin susah dijaga hatinya. Apalagi jika paras ganteng itu berteman baik dengan kebrengsekan. Reza contohnya!
“Ya udah kebetulan aku juga mau cari pakaian dalam seksi yang agak bagusan, tapi nggak mahal-mahal banget buat kado sepupu yang mau nikah. Keknya body mist di Victoria Secret lagi discount up to 30% deh, kita lihat-lihat kesana yuk!”
“Oke,” sahut Lisa menyetujui. Keduanya masuk ke toko yang dimaksud karena memang sedang ada di dekat sana.
Lisa langsung memisahkan diri dari Nina. Ia menuju counter parfum, sementara Nina sibuk dengan salah satu pegawai toko yang menemaninya memilih kado untuk sepupunya.
“Kalau kakak butuh bantuan, saya ada di sini. Silahkan pilih-pilih dulu, wangi mana yang sekiranya cocok dengan selera kakak!” ujar pegawai toko, ramah dan simpatik.
Lisa tidak mau membuang banyak waktu dengan memilih sendiri, ia langsung minta rekomendasi yang cocok untuknya. “Saya mau wangi yang cocok untuk dipakai di kantor, yang feminim dan tidak membuat pusing orang lain saat menciumnya.”
Pelayan toko menunjuk empat varian berikut penjelasan mengenai notes-notes dan wanginya. Lisa juga disarankan untuk sniff sendiri demi memastikan seleranya yang mana.
“Kalau untuk kerja kantoran, profesional dan feminim seperti sekretaris, saya rekomendasikan dua pilihan ini, kak! Yang ‘aqua kiss’ kalau kakak ingin wangi segar dan netral, atau yang ‘velvet petals’ untuk wangi yang lebih lembut dan feminin.”
Lisa memilih velvet petals setelah berpikir selama sepuluh detik. Ia lalu menuju antrian di kasir begitu pegawai toko selesai menyiapkan barangnya.
Lisa berdiri di belakang seorang wanita muda, seperti anak kuliahan yang penampilannya selebriti banget. Tinggi wanita muda itu semampai, dan masih ditunjang dengan heels 7 cm, rambutnya hitam berkilau, panjangnya menutupi bahu. Lekuk tubuh wanita muda itu juga seksi dan proporsional. Lisa juga melihat tas yang melekat pada wanita ini adalah Hermes Birkin.
Lisa maju selangkah saat wanita di depannya akan melakukan pembayaran di kasir. Wanita itu membuka tas, dan selang beberapa detik, tanpa sengaja menjatuhkan kartu hitam yang akan digunakan untuk transaksi.
Kartu hitam itu mendarat dekat dengan kaki Lisa. Dalam gerak reflek, Lisa langsung berjongkok untuk mengambilnya. Namun, ketika ia mengulurkan benda itu, si wanita muda masih sibuk membenahi dompetnya, sehingga Lisa sempat membaca nama yang tercetak di kartu tersebut.
Lisa terkejut bukan kepalang, dadanya bahkan bergemuruh entah karena perasaan apa. Di kartu itu tertera nama yang mirip dengan nama bosnya : David Sagara D.
“Terima kasih, maaf merepotkan!” ucap si wanita saat menerima kartunya. Kalimatnya terkesan ramah, sopan dan juga lembut.
“Sama-sama,” sahut Lisa dengan seulas senyum canggung. Jujur ia masih shock dengan apa yang baru saja dilihatnya.
Mungkinkah kartu itu milik bosnya? Memangnya berapa banyak orang yang punya nama sama persis dengan David Sagara Dewantara? Dan jika kartu itu milik bosnya, lalu siapa wanita cantik yang kulitnya kinclong bak porselen ini?
Lisa tak berani berasumsi liar.
Begitu si wanita cantik selesai. Lisa membayar barangnya dan segera merapat ke tempat Nina. Ia menyikut Nina pelan, lalu berbisik, “Lihat arah jam sembilan, cewek yang lagi beresin belanjaan, yang pake tas birkin!”
“Kenapa dia?” Nina melihat dengan gaya pura-pura mengepaskan pakaian seksi pilihannya pada Lisa. Kemudian mulai ikut berbisik-bisik, “Belanjaannya banyak banget, Lis? Siapa sih dia? Kamu kenal? Kek artis ya?”
“Aku nggak kenal, aku nyuruh kamu lihat dia karena…,” Lisa menjeda kalimatnya karena rasa sesak yang menghampiri. Entah mengapa hatinya merasa nyeri saat membayangkan kalau wanita cantik itu adalah seseorang yang spesial untuk pak bosnya.
Apakah mungkin Lisa sudah terlanjur nyaman karena diperlakukan begitu istimewa oleh bosnya? Sehingga ia berani cemburu dengan wanita itu.
“Karena apa? Buruan kasih tau kok, aku penasaran banget ini,” desak Nina tak sabar. Ia kembali melihat si wanita muda cantik yang kini sedang keluar toko menenteng beberapa tas belanja.
“Cewek itu tadi bayar pakai black card atas nama David Sagara D.” Lisa menjelaskan kronologi ia mengetahui kartu pembayaran tersebut.
Nina menatap Lisa dengan ekspresi tegang, “Hah? Serius? Jangan-jangan cewek itu peliharaannya pak bos?!”
“Mungkin nggak sih kalau cewek itu pacarnya? Kalau peliharaan kok kayaknya pak bos bukan type orang yang seperti itu,” jawab Lisa dengan nada lemas. Melihat penampakan si cewek cantik tadi, membuatnya insecure. Padahal, Lisa juga cantik. Yang membedakan, Lisa tidak memakai tas birkin dan outfit mahal.
“Gimana kalau kita selidiki? Kita ikutin tuh cewek perginya kemana? Tunggu ya, aku tak bayar ini dulu!” kata Nina cepat-cepat ke kasir.
Lisa mengekori dengan langkah gontai, “Nggak perlu lah, Nin! Ngapain juga kepo sama urusan orang. Kita balik aja, aku udah janji mau bantu ibuk beresin gudang sore ini.”
“Nggak penasaran?”
“Jujur aku penasaran, tapi logic aja lah, orang yang punya nama sama di negara ini banyak banget, dan bukan mustahil itu tadi hanya kesamaan nama doang. Kalaupun kartu itu memang punya pak bos juga nggak ada hubungannya sama kita, kan?”
“Nggak bisa gitu dong, Lis! Pak bos itu calon suami kamu,” sanggah Nina sambil tergelak, khas dengan gaya usilnya.
Lisa ikut terkekeh, “Trus aku harus bilang aamiin gitu?”
“Harus!”
“Aamiin,” ujar Lisa dengan sepenuh hati. Setelah itu, ia kembali sadar kalau dirinya mungkin tak layak untuk seorang David.
Bersambung,
temen yg super konyol masabiya mau dipelet yg pke seumur hidup hadeh
lama kelamaan juga reza pasti nyesel lis apalagi kalo kualitas kamu makin bagus..
jd selama ajian belum berakhir pepet trroos mas dave nya jd pas ajian itu kadaluarsa mas dave udh ngerasa nyaman ama kamu lisa..dan kalaupun reza kembali hushus hempas jauh2 mantan bastard mu itu😆😆😆
salah soal masa expired tuh pelett. bener tak sih...
seratus juta little kiss hemm, gimna klo......