Follow IG : @aryani aza
Ini kisah tentang seorang Rania yang tidak diinginkan oleh sang ibu. Seorang Rania yang tumbuh besar tanpa kasih sayang, yang selalu tegar dalam menghadapi segala ujian dalam hidupnya.
Seorang Rania yang tengah berusaha keras untuk terlihat baik-baik saja, padahal dia sendiri ingin melarikan diri dari hidupnya.
Begitu keras kisah hidupnya yang menabrak dirinya untuk pergi jauh dari kehidupan yang tengah dia jalani. Hingga Rania kehilangan arah dan tidak ada yang menuntunya ke jalan yang benar.
Tidak ada yang memberi pelukan kasih sayang terhadapnya, seorang Rania yang mencoba untuk berdiri di atas kakinya sendiri dan menopang segala beban kehidupan nya sendirian..
Akankah Rania bisa mengubah takdirnya? Dan menemukan pria yang bisa membuat hatinya bergetar serta menerima dirinya apa adanya?
LIKE.KOMEN.VOTE.BUNGA
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aryani_aza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SLR. Mencoba untuk mengubah takdir
Kukkuruyuuukkk... Ayam jago berkokoko di pagi buta, membangunkan orang orang kampung agar bangun di pagi hari. Dan bersiap untuk melakukan aktivitas layaknya orang-orang kampung pada umumnya..
Jika orang orang kampung dulu, pagi buta adalah waktu bangun yang terbaik karna saluran pernafasan bisa leluasa untuk menghirup udara segar di pagi hari yang masih asri dan belum tercemari polusi..
Jam menunjukkan pukul 4:30 menit. Seorang gadis belum memejamkan matanya dari peristiwa yang sudah dia lalui dan masih saja terisak dalam tangisannya..
Rania mencoba bangun dan bersandar di sandaran ranajang, ''Aahhkk..'' ringis Rania merasakan sakit di bagian sensitif nya..
Area sensitifnya begitu perih dan lecet, karna Danang terus saja menggempur nya hingga Rania tak sadarkan diri bahkan pingsan. Ia pun menoleh ke arah Danang yang masih tertidur pulas dengan posisi tengkurap karna sudah puas menggagahinya hingga dini hari barulah Danang melepaskannya..
Hati kecil Rania, ingin sekali mencekik pria yang sudah bersetatus suaminya itu. Namun apalah daya jika rasa takut Rania lebih besar di bandingkan nyalinya. ''Ya Tuhan pria macam apa yang kau kirimkan padaku.'' gumam Rania dalam hati, lalu turun dari ranjang dengan perlahan melangkah sambil menahan sakit..
Perlahan tapi pasti, akhirnya Rania bisa masuk kedalam toilet untuk membersihkan tubuhnya yang kotor..
•
Syuuurrr...
Rania mengguyur kepala dan badannya yang terasa panas, lalu menggosok tubuhnya dengan kasar dan berharap jika semua ini hanyalah sebuah mimpi buruk..
Sampai sampai Rania tidak memperdulikan jika tubuhnya sudah menggigil karna kedinginan, dan merasakan perih akibat ulah Rania yang menggosok kulitnya dengan Kasar! Rania merasa bahwa tubuhnya saat ini sudah kotor, bahkan Rania berpikir jika tubuhnya tidak akan bisa bersih lagi seperti dulu..
Hisk.. Hiks.. Hiks.. ''Lihatlah penderitaan yang aku alami ibu, apakah kamu disana pernah memikirkan bagaimana nasib anak anakmu? Mengapa kamu tidak pernah melihatku sekali saja, bahkan aku ingin melihat bagaimana rupamu ibuu.. Hiks.. '' Rania terus bergumam di kamar mandi, tanpa mau berhenti menangis tanpa suara.
Di umurnya yang masih menginjak empat belas tahun. Apakah dia pantas mendapatkan perlakukan se*sual dan kekerasan. Bahkan mungkin butuh bertahun tahun untuk menyembuhkan luka serta trauma yang di alami Rania..
Andai saja Rania punya keberanian untuk pergi, maka Rania pasti akan pergi jauh dari kehidupan bagaikan neraka yang tengah dia jalani. Namun di usianya yang masih belia, dia selalu berfikir jika dia kabur. Maka dia akan pergi kemana? bahkan Rania sangat takut jika hidupnya terlunta lunta di jalan..
Dor.. Dor.. Dor.. Pintu di ketuk dengan kasar, membuat Rania terperanjat kaget, saat mendengar ada yang menggedor pintu dengan kencang..
''Rania, kau di dalam! buka pintunya.'' Teriak Danang dari luar..
''Se_sebentar Kang.'' Rania langsung berdiri dan mengelap sia air di tubuhnya lalu memakai baju, dan membuka pintu..
''Ngapain sih di kamar mandi lama banget. Minggir!'' Danang mendorong Rania keluar dari kamar mandi dengan kasar. Lalu danang menutup pintu dengan kasar di depan Rania..
Braaakk!
''Astagfirullah.''Rania mengelus dadanya dengan sabar dan ikhlas. Lalu Rania pergi menjalankan kewajibannya menghadap sang maha pencipta walau Rania sering merasa kecewa padanya..
•
•
•
•
•
•
Waktu berlalu dengan cepat, hari berganti minggu, minggu pun berganti bulan. Tanpa terasa Rania menjalani peran sebagai istri Danang dengan ikhlas dan sabar..
Walau dia selalu di perlakukan buruk oleh suami dan mertuanya, tak membuat Rania mempunyai dendam atau sekedar membalas omongan sang mertua. Rania sudah lelah dan capek hanya untuk berdebat saja, kini ia lebih banyak diam tak sedikit pun bicara bahkan ia menjadi pribadi yang tertutup..
Pada awalnya....
Namun Rania juga mempunyai hati dan batas kesabaran yang tidak bisa dia pendam samanya. Rania juga mempunyai emosi yang sangat kuat di dalam hatinya, yang siap kapan saja untuk meledak seperti bom waktu..
Pagi ini, seperti biasanya Rania selalu melakukan pekerjaan rumah dan membuat sarapan untuk Danang suaminya..
Sedangkan Danang sendiri, dia selalu pulang jam empat pagi dari tempat hiburan malam yang selalu dia lakukan setiap hari bersama teman-teman nya, dan itu membuat Rania menjerit tak tahan melihat kelakuan Danang karna dia lah yang akan menjadi bahan kekerasan se*sual saat Danang pulang dengan keadaan mabuk..
''Kang, bangun udah siang.''
''Aahh masih ngantuk.''
''Tapi katanya suruh di bangunin, bukannya mau pergi sama bapak yaa?'' Rania mencoba lembut..
''Cerewet! pergi sana.''
Bugh... Danang melempar bantal tepat di depan Rania, membuat Rania geram dengan tikah suaminya. Rania pun tak mau meladeninya lalu pergi ke luar dari kamar untuk pergi ke depan membeli sayur untuk masak pagi ini..
•••••
Sesampainya di depan tukang sayur, para ibu ibu menyapa Rania dan Rania mebalas sapaan mereka dengan anggukan dan senyuman.
''Eeehhh si neng Ranran, mau masak Neng?'' tanya salah satu ibu yang baru saja datang.
Rania yang di tanya hanya memaksakan senyum dan mengangguk lagi.
''Eehhh tau gak kalian, si Entin pergi jadi tkw ke arab loh! ninggalin anak dan suaminya.'' ucap salah satu ibu-ibu.
''Yang beber kamu? kalau si Entin jadi tkw ke arab kasian yaa anak sama suaminya di tinggal.'' timpal ibu ibu yang lain..
''Emang kalau pergi ke arab itu pake uang gak sih?'' tanya yang lain..
Rania yang awalnya tidak tertarik, kini dia dengan seksama mendengarkan para emak-emak yang sedang bergosip. Entah mengapa hatinya tertarik untuk bekerja ke luar negri..
''Katanya kalau kita mau jadi tkw, kita di bayar oleh Pt yang akan memberangkatkan kita. Tapi kita harus punya sponsor untuk masuk Pt yang akan bawa kita ke Jakarta.''
Khemm.. Rania berdehem terlebih dahulu. ''Maaf bu, emang kalau nyari sponsor dimana? trus gajinya besar gak?'' tanya Rania..
Entah keberanian dari mana yang membuat Rania begitu tertarik saat mendengar perkataan para emak-emak untuk menjadi Tkw. Di benak Rania, terlintas berpikir jika dia pergi ke Arab maka hidupnya mungkin tidak akan menderita, mungkin jika dia pergi dari kampung ini dia akan merubah nasibnya menjadi lebih baik..
Rania terus mengorek informasi dan keperluan menjadi tkw. Setelah Rania mendapatkan informasi yang jelas dan persyaratan nya apa saja, Rania pun berpamitan untuk pulang karna dia sudah selesai membeli apa yang kurang di dapur..
Di jalan menuju ke rumahnya, Rania memikirkan bagaimana cara untuk keluar dari genggaman Danang.. ''Apa yang harus aku lakukan?'' gumam Rania dalam hati.
Dan cara satu satunya agar terlepas dari Danang. Yaitu membuat Danang menalaknya karna pernikahan mereka hanya pernikahan siri karna Rania belum cukup umur untuk menikah..
''Apa aku harus membuat ulah dengan ibu, Agar ibu mau menghasut Akang supaya menalakku? aahh yaaa sepertinya harus begitu, karna Akang selalu menuruti perkataan ibunya..
Hati Rania sudah bertekad dengan bulat, bahwa dia akan pergi dari kehidupan yang sangat menyiksa hati, jiwa, dan raganya dan akan segera mengubah takdirnya menjadi lebih baik..
Bahkan jika Rania bisa keluar dari kehidupan ini, Rania tidak mau kembali lagi ke sini dan bertemu dengan orang-orang yang selalu menindasnya..
''Dari mana kamu?'' bentak sang ibu mertua berkacak pinggang tak jauh dari arah Rania.
•
...••••...
...LIKE.KOMEN....
tpi kok g lanjut lagi kongslett ya author nya 🤔🤔🤔
tetap semangat kak