NovelToon NovelToon
Transmigrasi Calon Ibu Muda

Transmigrasi Calon Ibu Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Sistem
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: Q Lembayun

Tamara adalah seorang wanita muda yang independen dan mandiri. Ia bisa hidup bahagia dan kaya tanpa dukungan seorang laki-laki. Ia juga membenci anak-anak karena menurutnya mereka merepotkan dan rewel.
akan tetapi takdir membuatnya harus mencicipi kehidupan yang paling ia benci yaitu bertransmigrasi menjadi seorang ibu muda dari anak yang bernasib malang...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Q Lembayun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dia masih hidup

"Apakah sudah ketemu?" ucap seorang laki-laki berpakaian tentara.

"Belum."

"Hahh... Sial, Vin akan membunuh kita jika dia tau anak dan istrinya menghilang."

Keduanya merupakan anggota elit pasukan tentara yang sempat satu tim dengan Vin. Keduanya kembali dengan selamat dan berhasil menyelesaikan misi dengan sangat baik. Akan tetapi nasib Vin berkata lain, dia harus gugur di tengah misi dan tak bisa kembali pulang seperti teman-teman lainnya. Setidaknya itulah fakta yang mereka terima beberapa bulan yang lalu. Namun fakta itu berubah saat Vin menghubungi mereka melalui saluran radio khusus. Di mana ia menyatakan bahwa Vin ternyata hidup dan berhasil selamat.

"Lagi pula siapa yang akan tahu bahwa di tengah tragedi yang begitu mengerikan ternyata dia masih hidup."

Galang pun menjambak rambutnya sendiri sambil berpikir dengan keras. Ia tak bisa membayangkan bagaimana marahnya Vin saat mengetahui Tamara dan putra mereka telah meninggalkan rumah dinas. Tapi apa boleh buat, saat itu mereka benar-benar percaya bahwa Vin sebenarnya tak selamat dan tak meninggalkan mayat yang utuh.

"Iya, lagi pula kita juga yang salah. Kita seharusnya mencegah kakak ipar pergi dari rumah dinas pada saat itu."

Dalam ketentaraan setiap individu yang menyatakan gelar sebagai seorang prajurit dianggap sebagai saudara setanah air. Mereka maju di medan perang dan menyelesaikan misi dalam keadaan hidup dan mati. Sehingga ikatan mereka menjadi begitu kuat bahkan melebihi saudara sedarah itu sendiri. Saat Vin dipastikan mati dan gugur dalam misi. Mereka dapat melihat dengan jelas bahwa Tamara mengalami guncangan yang begitu hebat. Mereka tak menahannya ketika ia benar-benar ingin pergi, karena mereka berpikir mungkin dengan Tamara pergi ia dapat melupakan tentang Vin lebih cepat.

"Lalu apa yang akan kita lakukan sekarang?"

"Vin tidak bisa pulang dengan cepat. Mengingat ia masih bertahan di lingkungan para gangster. Jadi kita masih memiliki waktu beberapa bulan ke depan untuk mencari Tamara dan Dave. Pastikan keduanya pulang sebelum Vin kembali."

Setelah itu keduanya pun berpisah, Galang pergi untuk mencari informasi lebih lanjut terkait keadaan Vin saat ini. Sedangkan untuk Dharma, ia lebih fokus untuk mencari keberadaan Tamara dan banyak kembali ke rumah dinas. Sebelum itu ia perlu membuat izin resmi pada atasannya dan memulai perjalanannya untuk membawa Tamara kembali.

"Siap, selamat siang Pak, saya mau mengambil surat izin untuk pergi mencari Tamara dan Dave."

Sang atasan pun mengerutkan kening dengan sedikit kesal. "Memangnya kamu tau Tamara ada dimana?"

"Siap, belum tau pak."

"Hahh, Vin merupakan tentara yang berprestasi dan juga merupakan salah satu prajurit terbaik yang kita miliki. Akan tetapi nasibnya tak terlalu beruntung begitu pula dengan keluarganya. Akte kematian Vin telah diterbitkan sejak lama dan Tamara telah mengklaim dana pensiunan beberapa hari yang lalu. Hanya saja kita tak bisa melacaknya mengingat itu merupakan informasi warga sipil yang bersifat rahasia. Akan tetapi satu hal yang aku tahu dana itu diambil untuk membiayai kecelakaan yang terjadi akibat pendarahan."

"...pendarahan? Pendarahan apa?"

Sang atasan pun memberi isyarat pada Dharma dengan tangan seolah memperlihatkan perut yang membuncit. Hal tersebut membuat Dharma langsung memucat dan kakinya langsung menjadi lemah.

"Ma-maksudmu, ka-kakak ipar tengah mengandung?"

"Ya. Berdoalah semoga Tamara tengah mengandung anak Vin. Karena kalau tidak dia mungkin akan benar-benar membunuh mu. Kamu tau bagaimana cintanya Vin pada Tamara. Kalau sampai Tamara menikah lagi dan memiliki anak bersama laki-laki lain. Aku tak bisa membayangkan hal kriminal apa yang akan Vin lakukan pada suami baru Tamara."

Vin bukanlah prajurit biasa, dia adalah pasukan elit yang terbiasa menyelesaikan misi-misi yang sulit. Prestasinya di bidang ketentaraan terbilang memuaskan dan berhasil. Akan tetapi hal tersebut bukan sepenuhnya hasil latihan di ketentaraan. Vin merupakan seorang anak yatim piatu dan memiliki pengalaman di jalanan. Ia pernah melihat bagian dunia yang paling buruk dan yang paling indah. jadi dapat disimpulkan bahwa Vin bukanlah orang yang suci. Garis bawahnya adalah Tamara dan Dave, jika terjadi sesuatu pada mereka berdua maka siapapun yang terlibat di dalamnya akan berada dalam bahaya.

Leher Dharma perlahan mendingin, ia tak bisa membayangkan bagaimana marahnya Vin saat mengetahui hal ini. Ia pun mulai berdoa semoga Tamara benar-benar mengandung anak Vin. Karena kalau tidak maka tamatlah sudah riwayat mereka karena menjadi orang yang membiarkan Tamara dan Dave pergi dari tempat ini.

Sang atasan yang melihat warna wajah Dharma yang mulai memucat pun merasa kasihan. Ia menyerahkan sebuah kertas pada Dharma yang berisi beberapa tulisan.

"Aku telah mendesak beberapa instansi untuk memberikan informasi terkait pencairan dana pensiun dari Vin. Dan inilah yang aku dapatkan. Tidak ada alamat pasti yang begitu terperinci, tapi kamu dapat memulai dari provinsi ini."

"Siap, terimakasih pak!"

Dharma segera mengambil kertas itu dan bersumpah akan membawa Tamara secepat mungkin. Jangan sampai Vin mengamuk hanya karena masalah ini.

Berbeda halnya dengan Dharma, Tamara saat ini justru menjadi sangat bahagia. Dengan perut besarnya ia berjalan-jalan sambil menggandeng Dave untuk pergi berbelanja kebutuhan sehari-hari serta kebutuhan untuk bayi kecilnya. Ia merasa sangat bahagia karena ia tak lagi khawatir tentang uang mengingat uang yang diberikan oleh dokter Adam dan pensiunan Vin telah berhasil menutupi semua kebutuhannya.

Tamara memilih perlengkapan dengan berbagai macam bentuk dengan warna yang dominan merah muda. Mengingat bahwa anak yang ia kandung berjenis kelamin perempuan. Apalagi ini pertama kalinya ia berbelanja sebagai seorang ibu. Jadi tak ada alasan untuknya berhemat sedikitpun. Ia akan membeli barang yang paling bagus dengan bahan yang paling nyaman untuk putrinya.

Dave yang melihat sikap antusias ibunya pun hanya mampu tersenyum. Ia tahu kondisi keuangan sang ibu jadi ia tak berani mengambil barang-barang yang tak penting. Ia hanya memilih beberapa kebutuhan seperti sabun sikat gigi dan pasta gigi. Selebihnya ia akan memilih beberapa cemilan sehat untuk dimakan bersama sang ibu. Hal tersebut membuat Tamara berkecak-pinggang karena melihat anaknya yang begitu berhemat.

"Kenapa kamu tak mengambil mainan?"

"Tak usah Bu, di rumah sudah banyak mainan. Aku tak terlalu membutuhkannya."

Dave telah menjadi anak yang begitu bijaksana. Akan tetapi entah kenapa Tamara ingin melihat sikap Davr layaknya anak-anak pada umumnya. Namun apa boleh buat karakternya telah terbentuk sejak anak ini belum bertemu dengannya. Jadi Tamara hanya mampu menganggukkan kepala dan tersenyum kecil.

"Kalau begitu kita akan membeli gadget untukmu. Nanti bisa kamu gunakan untuk bernyanyi dan belajar membaca bersama adik bayi."

Jika menyebut nama adik bayi maka segala macam rujukan sudah tak dibutuhkan. Dave akan selalu setuju dengan semua hal yang dapat membahagiakan adik kecilnya. Hal tersebut membuat Tamara senang mengingat di masa depan putrinya akan memiliki seorang kakak yang akan melindunginya dengan sangat baik.

1
Travel Diaryska
up, semangat author ✨
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!