JUARA 2 KONTES BERTEMA BERBAGI CINTA
NOTE : Ide kisah ini berdasar pengalaman author sendiri yang dikembangkan sebagus mungkin.
Season 1 :
Perjuangan seorang wanita cantik bernama Sena yang berusaha menggapai cinta sang suami, Regan Anggara. Regan merupakan mantan dosen killernya yang harus menikah dengannya akibat perjodohan. Sudah 2 tahun hubungan pernikahan mereka namun Sena tak membuahkan hasil untuk mengambil hati dari sang suami, namun alangkah terkejutnya saat Sena memergoki sang suami yang tengah mesum dengan rekan kerjanya. Hati Sena mendadak sakit, pantas saja selama ini tak mau menyentuhnya, rupanya Regan sudah mempunyai wanita lain dan mengaku sudah menikah sirih dengan Maya dan kini tengah mengandung anak dari Regan. Parahnya, orang tua Regan yang selama ini baik dengan Sena ikut menyembunyikan rahasia itu.
Dan jangan lupakan Devan! Pria duda yang selalu ada untuk Sena bahkan siap menjadi suami baru untuk Sena.
Season 2 :
Ketika semuanya tak bisa ia gapai. Dia hanya bisa berusaha untuk tegar. Lika-liku kehidupan ini membuatnya menjadi sangat kuat.
Sena dan Devan berjuang keras untuk mendapatkan momongan.
Namun...... semuanya tak semudah itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ria Mariana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13 : Rahasia
Tengah malam, Sena terbangun setelah mendengar suara teriakan seseorang. Suara itu adalah Devan dan sang istri yang bertengkar.
Sena terduduk dan mencermati setiap percakapan mereka. Regan pun yang tidur disebelahnya tidak terganggu sama sekali dengan suara itu.
"Van, kau tidak ingat saat itu? Kau yang membuatku pergi darimu," ucap Winda.
"Pergilah! Kau yang berselingkuh dan kau juga yang menyalahkanku," ucap Devan.
Terdengar suara anak kecil menangis histeris dan itu suara Askia. Sena sangat penasaran dan hanya mengintip dari jendela kamar villa itu.
Pyaaar ....
Winda melempar gelas ke arah sang suami namun untung saja Devan menghindar.
"Tunggu saja surat cerai datang ke rumahmu! Aku sudah muak menjadi istrimu." Winda pergi menggunakan mobilnya sendiri.
Sementara Kia hanya bisa menangis sedih melihat pertengkaran orang tuanya. Dia mengajak ke villa dekat pantai supaya ingin mendekatkan orang tuanya namun malah menjadi seperti ini.
"Sena? Kenapa berdiri di sana?" tanya Regan dengan suara seraknya.
"Ah, tidak apa-apa."
"Sena kemarilah!"
Sena mendekati Regan, Regan langsung memangkunya. Sebenarnya Sena sangat risih namun ini cara untuk berpura-pura baik di depan Regan.
"Kapan ingin malam pertama denganku?"
"Ah, saat ini aku sedang menstruasi. Maaf." Sena berbohong demi kebaikannya.
"Baiklah, aku tidak sabar untuk membuka segelnya. Ehmm... Kau masih perawan 'kan?"
Dahi Sena berkerut heran dengan pertanyaan Regan yang seolah merendahkannya. Sena saja tidak pernah punya pacar dan tiba-tiba menikah, tentu saja masih perawan.
"Kok diam?"
"Aku masih perawan."
"Syukurlah! Istriku menjaga hakku dengan baik tidak seperti Maya yang tidak perawan."
Regan membaringkan Sena di sisinya lalu mengelus kepalanya dengan lembut. "Tidurlah! Esok hari bangun lagi dan kita bisa melihat matahari terbit di pantai."
Sena mengangguk, ia segera memejamkan mata dan berpura-pura tidur.
Setengah jam kemudian.
Sena mengintip Regan yang sudah tertidur.
Cih ... minta perawan. Dia saja sudah tidak perjaka lagi. Batin Sena dengan kesal.
Sena bangun dari tempat tidurnya lalu tak sengaja melihat seorang laki-laki berdiri di depan pantai. Postur laki-laki itu seperti Devan. Sena yang penasaran segera menghampirinya.
Sena berjalan selama 1 menit untuk mendekatinya, benar saja jika itu adalah Devan.
"Pak Devan?"
Devan menoleh dan ditangannya terdapat alkohol. Devan melempar alkohol tersebut dan mencium bibir Sena. Sena memberotak dan mendorongnya sekuat tenaga.
"Lepaskan!"
Devan malah menggendongnya sampai di dalam kamar villa. Sena terus berteriak namun kali ini tidak ada yang mendengarnya karena waktu sudah tengah malam.
Brukk...
Tubuh Sena dilempar ke ranjang, ia bisa melihat Devan yang haus akan nafsu.
"Pak Devan, sadarlah! Kita sudah punya pasangan."
"Pasangan? Pasangan kita hanya kepalsuan, mereka tidak tulus mencintai kita."
Sena menyadari Devan yang sudah mabuk segera berlari ke arah pintu namun Devan menahannya dan membanting tubuh Sena di sofa, Devan menindihnya dengan kuat dan melepas kaos Sena dengan paksa.
"Bagaimanapun pasangan kita, kita tidak boleh sama seperti mereka. Sadar, Pak! Jangan seperti ini," teriak Sena sudah hampir menangis.
Sena mendorong Devan dengan kuat sampai pria itu terjatuh di lantai, rupanya Devan sudah tidak terkendali lalu tak sengaja mendorong Sena dan pahanya mengenai sudut meja.
"Ah..." Sena merintih kesakitan serta pahanya sedikit mengeluarkan darah.
Devan yang setengah sadar membopong Sena dan mengobati luka di pahanya. Dia tidak sengaja melukai Sena membuatnya merasa sangat menyesal.
"Aku akan mengobatimu. Bertahanlah!"
Devan mengobati Sena dengan hati-hati, Sena merasakan perih yang menyiksa di pahanya. Darah segar terus mengalir, Sena memperhatikan tangan Devan yang bergetar.
"Aku tidak apa-apa. Lebih baik aku pulang ke villaku sendiri." Sena lekas berdiri, ia menyibak rok yang dipakainya.
"Alasanku bertahan dengan istriku karena putriku, lalu apa alasanmu bertahan dari suami mu?"
Sena terdiam lalu segera berdiri ketika Devan melonggarkan pelukannya pada Sena.
"Tidak perlu alasan, aku bertahan karena keinginanku sendiri. Oh ya, kejadian ini lupakan saja! Aku tidak akan memberitahu ini pada orang lain jika aku masuk ke villamu. Kau juga harus bisa menjaga rahasia ini," ucap Sena.
Sena segera keluar dari villa itu dan kembali ke villanya. Pahanya begitu nyeri dan terluka akibat ulah pria itu. Sesampainya di kamar, ia menatap Regan dan menganggap dirinya sama saja dengan Regan.
Pukul 5 pagi.
"Sena, sudah bangun?" Regan mengucek matanya dan melihat jam yang menunjukan pukul 5 pagi. "Kenapa wajahmu lesu seperti itu seperti habis maraton?" tanya Regan.
"Tidak apa-apa. Aku hanya mimpi buruk. Oh ya, aku lapar. Aku ingin pesan makanan, kau mau?"
Regan mengangguk, Sena segera menelpon pemilik villa untuk membawakan makanan sementara Regan membuka jendela kamarnya. Udara pagi memang menyejukkan.
Tak berselang lama kemudian makananpun datang, mereka makan bersama-sama sambil menatap pantai.
"Oh ya, sementara rumah yang aku beli untuk Maya sedang dalam proses dan belum bisa ditinggali, aku meminta mu kali ini saja untuk memperbolehkan Maya tinggal bersama kita dulu."
Sena langsung tidak berselera makan, dia meletakan sendoknya lagi membuat Regan paham pada reaksi Sena yang seolah tidak setuju.
"Di surat perjanjian 'kan..."
"Aku tahu, hanya sementara saja, mungkin 1 bulan lagi rumah untuk Maya bisa cepat ditinggali dan rumah kita sekarang adalah milikmu."
Sena memalingkan wajah, ia mengangguk pertanda memperbolehkan. Dia harus siap jika melihat kemesraan mereka lagi.
"Aku tidak selera makan, aku ingin jalan-jalan di pantai," ucap Sena lalu berdiri meninggalkan Regan.
Regan mengikutinya dari belakang dan menggandeng tangan Sena. Pantai masih gelap, matahari belum terbit namun sudah ada anak kecil yang bermain di sana.
"Tante...."
"Kia?"
Askia memeluk Sena dengan erat. Devan yang ada di belakangnya saling bertatapan dengan Regan.
"Kia, kenapa main pasir di jam segini?" tanya Sena.
"Kia bosan, Mama malah sudah pergi duluan ninggalin kita," jawab Askia sambil cemberut.
Sena lalu menatap sekilas Devan, Devan juga menatapnya.
Regan yang kesal sang istri ditatap segera merangkulnya.
"Sena-ku, kita ke sana saja. Di sini hawanya panas," ucap Regan.
Regan membawa Sena pergi sementara Kia sangat kecewa. Setelah menjauh dari Devan, Regan menatap Sena dengan lekat.
"Jangan dekat-dekat dengan dia maupun anaknya!" ucap Regan.
Aku dan Pak Devan sama-sama dikhianati pasangan masing-masing. Kita kuat dan bertahan karena suatu alasan. Pak Devan memiliki Kia yang harus dijaga perasaannya sedangkan aku punya Bapak yang harus aku jaga juga perasaannya. Tak ada titik terang yang pasti dalam pernikahanku.
Kak Regan seolah merantaiku dan mengikatku sekencang mungkin namun dia bebas bisa berkeliaran diluar.
untung sena udah cerai....
jadi ga ketularan virus edan
obral janji sana.sini...
q baca aja ikutan emosi😡😡
kok bapaknya sena dibawa2