NovelToon NovelToon
My Secret Wife

My Secret Wife

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Perjodohan
Popularitas:79.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: Almaira

Persahabatan dua generasi.

Antara seorang pemuda dengan seorang kakek tua pensiunan pegawai negeri.

Lucunya, sang kakek tidak mengetahui bahwa sahabatnya sebenarnya seorang CEO dari perusahaan terkenal.

Persahabatan yang telah terjalin beberapa tahu itu sangat terjalin erat hingga akhirnya, di penghujung akhir hayatnya, sang kakek meminta sahabatnya untuk menikahi cucu satu satunya.

Akankah sang CEO akan menuruti permintaan sahabatnya untuk menikahi cucunya yang ternyata adalah sekretaris yang bekerja dengannya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Almaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Suka..

"Asha..ke ruangan saya.." Ucap Devan sambil membuka pintu.

Asha melihat Gio.

"Maaf..saya harus pergi.."

"Baiklah.." Jawab Gio menatap Asha lekat. Matanya tidak lepas dari Asha yang berjalan memasuki ruangan Devan.

Sementara itu.

Devan membuka jasnya, menyimpannya di sandaran kursi, masih berdiri dengan kedua tangannya bertumpu di atas meja, menundukkan kepalanya menahan kekesalan di hatinya.

Tak lama Asha masuk. Berjalan perlahan menghampiri meja.

"Iya pak.." Tanya Asha pelan.

Devan mengangkat kepalanya. Melihat Asha dengan tajam.

"Aku mengikuti semua keinginanmu, termasuk idemu untuk masih bekerja disini dan menyembunyikan pernikahan kita, tapi kamu tetap harus sadar akan statusmu sekarang.."

"Kamu seorang istri sekarang, jangan lupakan itu.." Ucap Devan tegas.

Asha kaget, namun tidak mengerti apa maksud ucapan Devan.

Devan kini sedang mengingatkan status dirinya yang sudah menjadi istrinya, terdengar seperti dia yang menginginkan Asha untuk menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri, apakah seperti itu?

"Aku tidak suka melihatmu berdekatan dengan lelaki lain, siapapun itu.." Lanjut Devan dengan kesal.

Asha menganggukan kepalanya, mengerti dengan maksud ucapannya kini, yang ternyata rupanya Devan marah melihat Asha yang tadi mengobrol dengan Gio.

"Akan saya ingat pak.." Jawab Asha pelan.

Devan menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar jawaban Asha.

"Pak..!?" Gumam Devan semakin kesal.

Terdengar suara pintu diketuk, Nando masuk dan sedikit kaget melihat ekspresi wajah Devan yang terlihat kesal, begitu juga ketika melihat Asha yang berdiri menunduk seperti tengah dimarahi.

Nyalinya sedikit menciut, ini masih pagi, entah apa yang telah diperbuat oleh Asha sehingga Pak Devan sudah memarahinya sepagi ini.

"Maaf pak.. ada beberapa dokumen yang harus anda tanda tangani.." Nando menyimpan beberapa map diatas meja.

"Baiklah..kalian boleh keluar.." Devan duduk di kursinya. Membuka map satu persatu.

Asha dan Nando serentak memutar badan, berjalan keluar dari ruangan direktur mereka.

"Ada apa..?" Tanya Nando penasaran sesampainya mereka di luar ruangan.

"Apanya..?" Tanya Asha tidak mengerti.

"Barusan kamu dimarahi pak Devan kan..?"

Asha menggelengkan kepalanya.

"Tidak.."

"Oh ya..tapi sepertinya wajah Pak Devan terlihat sangat kesal barusan.." Gumam Nando pada dirinya sendiri sambil berjalan mendekati mejanya.

Asha terdiam. Berpura pura sibuk dengan pekerjaannya, namun pikirannya dipenuhi dengan pertanyaan, apakah pak Devan cemburu karena melihat Pak Gio yang menyapanya tadi.

"Tidak dekat dengan lelaki lain, siapapun itu.." Ucapan Devan kembali terngiang di telinganya.

Permintaan Devan sepertinya sangat tidak mungkin, mengingat tidak ada satupun yang mengetahui status Asha yang sudah menjadi seorang istri sekarang.

Sementara, beberapa karyawan secara terang-terangan mencoba menggoda dan mendekatinya, termasuk Pak Gio, sahabat Pak Devan sendiri.

Sementara di ruangan Devan.

Devan menyelesaikan semua dokumen yang harus ditandatangani.

Menyandarkan badannya pada kursi. Memijat keningnya perlahan. Menyesali sikapnya yang memarahi Asha tadi.

Bukan salah Asha jika Gio terus mendekatinya, karena memang setahu Devan, Gio tergila gila kepada Asha, dan itu sudah diutarakan Gio beberapa kali padanya, bahkan sahabatnya itu tidak sabar menanti Asha yang akan menjadi sekretarisnya sebentar lagi.

Seminggu lagi, rencananya Asha akan dipindahkan, dia akan menjadi sekretaris Gio menggantikan Diah yang cuti hamil, sementara saat ini mereka sedang mencari sekretaris baru untuk Devan sebagai pengganti Asha.

Mengingat itu, Devan segera berdiri, memakai jasnya dan berjalan dengan segera keluar dari ruangannya.

Asha dan Nando kaget melihat Devan yang keluar ruangannya tergesa-gesa.

Mereka saling berpandangan.

Devan memasuki ruangan Gio.

Gio kaget dengan kedatangan sahabatnya itu.

"Apa kamu sudah mendapatkan sekretaris baru..?"

"Rencananya hari ini akan ada wawancara dengan para pelamar.."

"Tapi agak sedikit susah, mencari sekretaris yang tua dan sudah menikah, kebanyakan dari mereka lajang dan cantik.."

"Pilihlah sekretaris sesuai dengan tipemu.."

"Heh..?" Gio keheranan.

"Aku tidak mau berganti sekretaris lagi, sudah merasa puas dengan kinerja sekretaris yang sekarang, jadi Asha tetap bersamaku.."

"Maksudmu..?"

"Carilah sekretaris untukmu sendiri, pilih yang paling cantik dan seksi.."

"Kenapa tiba-tiba sekali, baru beberapa hari kemarin kamu meminta Asha segera dipindahkan.."

"Itu karena Angel, tapi sekarang dia sudah mengerti.."

"Berganti sekretaris baru lagi akan merepotkanku, mulai mengajarinya dari awal lagi sementara pekerjaanku sangat banyak.." Lanjut Devan.

Gio terlihat mengerti. Dia menganggukan kepalanya.

"Aku hanya ingin mengatakan itu, jadi carilah sekretaris untukmu sendiri, menurut tipemu sendiri.." Devan beranjak dari duduknya.

"Baiklah..baiklah.." Jawab Gio.

Ada perasaan sedih dan kecewa dihatinya, mengingat Asha yang batal dipindahkan menjadi sekretarisnya.

***

"Agenda anda hari ini bertemu klien di hotel The World sekalian dengan makan siang bersama mereka.." Ucap Asha sambil melihat jurnal berisi agenda direktur.

"Sesudah makan siang, anda ada kunjungan ke beberapa pabrik hingga sore hari.."

"Setelah itu bla..bla..bla..."

Devan mendengarkan sembari terus melihat beberapa dokumen di mejanya.

"Baiklah..Nando siapkan mobil, kita berangkat sebentar lagi.." Perintah Devan.

"Tapi pak, bagaimana pertemuan kita dengan pemenang tender kemarin, mereka sedang dalam perjalanan menuju kesini karena ada beberapa poin kontrak yang akan direvisi.."

Devan mendesah.

"Saya lupa tentang itu.."

"Bagaimana kalau anda pergi bersama Asha, biar saya yang tetap disini dan menemui mereka bersama wakil direktur menggantikan Anda.."

Asha terlihat kaget.

Devan melihat Asha.

"Baiklah..Asha bersiaplah, sebentar lagi kita berangkat.."

"Baik pak.." Jawab Asha pelan, kemudian melihat Nando, dan mereka pergi meninggalkan ruangan itu bersama.

"Tidak apa apa.. sesekali bekerja diluar ruangan itu menyenangkan loh.." Nando seakan mengerti kekhawatiran Asha.

"Tugas kamu hanya menemani Pak Devan, selalu berada di sampingnya sambil membawa beberapa dokumen yang diperlukan.."

"Ini..sudah aku siapkan semua dokumen yang diperlukan selama pertemuan di hotel dan yang ini untuk nanti kunjungan ke pabrik.." Nando memberikan beberapa map.

Asha menerimanya dengan bengong.

"Bersiaplah.. sebentar lagi pak Devan akan segera keluar, ingat jangan membuat kesalahan atau membuatnya kesal.."

Kali ini ucapan Nando benar benar membuatnya takut.

Benar saja, Devan sudah keluar ruangan, Asha langsung mengambil tasnya dan mengikutinya di belakang.

Mereka menaiki lift, tidak ada siapapun selain mereka berdua, dalam pantulan kaca di dalam lift, Devan melihat Asha yang berdiri di belakangnya terlihat gugup.

Devan tersenyum tipis.

Mereka telah sampai di lobby hotel, mobil telah disiapkan.

Devan segera menaiki mobil, rupanya dia menyetir sendiri, diikuti Asha yang duduk di sebelahnya.

Dia melajukan kendaraannya dan fokus menyetir, sementara Asha masih terlihat gugup.

"Apa yang membuatmu takut, aku lihat kamu sangat gugup.." Devan sekilas melihat Asha di sampingnya.

"Ini kali pertama saya harus bekerja diluar ruangan, saya takut melakukan kesalahan.."

"Oh..bukan karena kita akan terus bersama seharian ini..?"

Asha kaget. Dia melihat Devan di sampingnya.

"Bukan pak.." Jawab Asha cepat sambil memalingkan wajahnya ke arah jendela mobil.

Devan tersenyum.

Mereka terjebak di lampu merah.

Devan melihat Asha.

"Maafkan aku tadi yang memarahimu.."

Asha kembali kaget, dia melihat Devan yang sedang memandanginya.

"Tidak apa apa saya mengerti.." Jawab Asha sambil menundukkan kepalanya.

"Bagian mana yang kamu mengerti.."

"Heh..?"

"Apa kamu mengerti kalau saja aku marah karena mungkin aku cemburu..?"

Lagi lagi Asha kaget dan langsung melihat Devan lagi.

Mereka saling berpandangan.

"Bisa saja itu karena aku menyukaimu.."

Mereka saling bertatapan.

1
Sabaku No Gaara
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
pikir tdi bnran jetua gangster ...
Sabaku No Gaara
s7 pak!!!
Sabaku No Gaara
doyan boss!!!
Sabaku No Gaara
ahhh...kirain cerai beneran ...untung aja gk terjadi
Sabaku No Gaara
ahhh ...sdh negthink dah .. syukur gk
Sabaku No Gaara
denaaaaa ⚘utuk mu
Sabaku No Gaara
semangat nando...bunga dr bayikk
Sabaku No Gaara
Luar biasa
Ratnasihite
inikah rasanya cinta😍🥰
Raras Istivania
Lumayan
Raras Istivania
Kecewa
A&R
bagus
sya mil
Ga pernah failed klo bikin ceritaa. Bagus bagus semuuaa. Semangat terus menuliss😍😍😍😍
sya mil
Siap laksanakan booss
sya mil
Ya ampun tiap baca mesam mesem sendri. Kek org gila🤣
sya mil
Satukan kekuatan kalian, Nando Dena!!!
sya mil
Nando, cubit boleh? GMZ IH
sya mil
Hidup NANDOOOO🔥🔥🔥🔥🔥
Erna Yunita
kabur aja nando.... nanti takutnya jadi sambalado 😅😅😅😅😅😅😅
Erna Yunita
Fighting
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!