NovelToon NovelToon
DEWA PERANG NAGA TERLARANG: Menantu Sampah Yang Mengguncang Langit

DEWA PERANG NAGA TERLARANG: Menantu Sampah Yang Mengguncang Langit

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Balas Dendam / Robot AI / Anak Yang Berpenyakit / Kultivasi Modern
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Zen Feng

Baskara—menantu sampah dengan Sukma hancur—dibuang ke Jurang Larangan untuk mati. Namun darahnya membangunkan Sistem Naga Penelan, warisan terlarang yang membuatnya bisa menyerap kekuatan setiap musuh yang ia bunuh. Kini ia kembali sebagai predator yang menyamar menjadi domba, siap menagih hutang darah dan membuat seluruh kahyangan berlutut. Dari sampah terhina menjadi Dewa Perang—inilah perjalanan balas dendam yang akan mengguncang sembilan langit!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zen Feng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 11: DUEL MEMATIKAN KING BLOOD APE

Waktu seolah berhenti.

Baskara dan King Blood Ape saling menatap.

Jarak: 10 meter.

Mata hitam kelam Baskara bertemu dengan sepasang mata merah menyala yang dipenuhi amarah dan dendam kesumat.

Tidak ada kata-kata.

Tidak ada negosiasi.

Tidak ada belas kasihan.

Hanya ada satu hal yang akan terjadi:

SALAH SATU DARI MEREKA AKAN MATI.

Keheningan sesaat itu terasa seperti selamanya—lalu pecah oleh auman yang mengoyak jiwa.

GRAAAAAHHH!!!

King Blood Ape melesat ke depan dengan kecepatan yang mustahil untuk tubuh sebesar itu—sebuah blur merah yang melahap jarak 10 meter hanya dalam setengah detik!

Cakar sebesar pedang panjang menyabet horizontal—siap membelah Baskara menjadi dua bagian!

[LANGKAH BAYANGAN]!

Tubuh Baskara menghilang sesaat sebelum cakar itu mencapainya—muncul kembali 5 meter di belakang, sudah dalam posisi lari penuh!

TIDAK ADA RENCANA MELAWAN!

HANYA BERTAHAN HIDUP!

Baskara melesat menyusuri lorong gua dengan kecepatan maksimal—kakinya mendorong tanah dengan Prana yang dipadatkan, setiap langkah meninggalkan retakan kecil di batu granit.

[Tuan! Dia mengejar! 15 meter di belakang!]

Baskara tidak perlu diberitahu—ia bisa merasakan tekanan aura King Blood Ape seperti badai yang mengejar punggungnya!

BOOM!

Suara ledakan dari belakang. Baskara menoleh sekilas—

Monster kera itu menghancurkan stalagmit besar dengan satu ayunan lengan! Serpihan batu beterbangan seperti peluru—beberapa melintas di samping kepala Baskara dengan bunyi siulan mematikan!

"Sial!"

Baskara mengambil tikungan tajam ke kanan—lorong yang lebih sempit—

CRASH!!!

Monster buas itu tidak peduli geometri lorong. Ia menghantam dinding samping, menghancurkannya, membuat jalur lurus dengan tubuhnya sendiri!

[10 meter! 8 meter! Tuan, dia semakin dekat! Kecepatan mode 'Blood Rage'-nya terlalu tinggi!]

Pikiran Baskara berputar cepat—mencari solusi—mencari strategi—

Lalu Sistem berbicara dengan nada yang berbeda:

[Tunggu! Tuan, analisis perilaku selesai! King Blood Ape sekarang diliputi emosi murni! Serangannya brutal tapi TIDAK TERKONTROL! Battle IQ-nya menurun drastis! Dia hanya fokus membunuh Anda—tidak peduli lingkungan, tidak peduli ancaman lain!]

"Tidak terkontrol...?"

Mata Baskara menyala.

"Kalau begitu... aku bisa menggunakannya!"

[Apa maksud Anda—]

"Sistem! Di mana sarang Katak Magma terdekat?!"

Sistem diam sesaat—lalu memahami rencana gila Baskara.

[...300 meter, lorong kiri depan, turun 20 meter! Tapi Tuan, jika Anda salah kalkulasi—]

"Aku tidak akan salah!"

Baskara melesat ke lorong kiri—lebih gelap, lebih panas, aroma belerang tercium kuat.

King Blood Ape mengikuti tanpa ragu—mata merah menyala tidak melihat apa-apa selain mangsa yang membunuh anaknya!

Suhu naik drastis. Tanah mulai terasa panas membara di bawah kaki.

[200 meter! Sarang Katak Magma 50 meter di depan—ada lubang besar di lantai, berisi kolam lava dan puluhan telur Katak Magma!]

Baskara bisa melihatnya sekarang—cahaya oranye kemerahan dari lubang besar di lantai lorong. Panas memancar seperti oven terbuka.

Dan di sekitar lubang itu—

Beberapa Katak Magma Dewasa (Pengumpul Prana Bintang 6-7) sedang menjaga telur-telur mereka. Kulit batu mereka bersinar merah, mata bulat kuning menatap waspada ke sekitar.

Baskara tidak melambat—ia mempercepat lari!

Melompat—

Melintas tepat di atas lubang sarang—

Mendarat dengan mulus di sisi lain—

Lalu berbalik!

Raja kera itu juga melompat—tubuh raksasa 4 meter itu melayang di udara—

Tapi koordinasinya buruk! Emosi telah membutakan kalkulasinya!

Ia mendarat—

TEPAT DI TEPI LUBANG!

CRACK!!!

Batu tepi lubang retak di bawah berat 500 kilogram otot dan tulang!

King Blood Ape kehilangan keseimbangan sesaat—lengan panjangnya melambai mencari pegangan—

Dan secara tidak sengaja—

Tangannya menghantam tumpukan telur Katak Magma di tepi lubang!

SPLAT! SPLAT! SPLAT!

Lima telur pecah! Cairan kuning kental muncrat! Embrio katak setengah jadi terjatuh ke lava di bawah, terbakar seketika!

Waktu membeku.

Semua Katak Magma dewasa di sekitar lubang menoleh serentak.

Lalu—

KROOOAAK!!! KROOOAAK!!! KROOOAAK!!!

Auman kolektif yang memekakkan telinga! Bukan auman predator—tapi auman orang tua yang melihat anak-anaknya dibunuh!

Delapan Katak Magma dewasa menyerang King Blood Ape sekaligus!

Lidah panjang berduri melesat dari berbagai arah—menusuk kulit keras monster kera itu!

Semburan lava dimuntahkan dari mulut mereka—mengenai wajah, dada, dan lengan monster itu!

GRAAAHHH!!!

King Blood Ape meraung marah—mengayunkan lengan brutal—memukul dua Katak Magma hingga hancur jadi bubur batu!

Tapi enam lainnya tidak mundur! Mereka terus menyerang dengan keganasan induk yang melindungi anak!

Lava membasahi tubuh monster mengerikan itu—meskipun kulitnya keras, panas ekstrem itu tetap menyakitkan! Bulu-bulunya mulai terbakar! Bau daging gosong tercium!

Dan yang paling penting—

King Blood Ape terdistraksi!

Baskara tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia berbalik dan berlari sekuat tenaga menjauhi medan perang itu!

[Tuan, itu brilian! Battle IQ menurun membuatnya tidak waspada terhadap jebakan lingkungan!]

"Belum selesai!" Baskara berteriak sambil berlari. "Monster sekuat itu tidak akan mati hanya karena beberapa ekor kodok! Kita butuh jarak sebanyak mungkin!"

Ia melesat melalui lorong—200 meter—400 meter—600 meter—

[Aura King Blood Ape mulai menjauh! Sepertinya dia masih bertarung dengan—]

BOOM!!!

Ledakan masif terdengar dari arah belakang!

Baskara refleks menoleh—

Dan melihat pemandangan yang membuat jantungnya berhenti.

Dari lorong belakang—diselimuti magma yang masih melekat di tubuhnya—King Blood Ape muncul!

Setengah tubuhnya terbakar! Kulit merah pekat kini ada yang menghitam! Tapi mata merahnya masih menyala—lebih marah dari sebelumnya!

Dan yang lebih mengerikan—

Ia memegang sesuatu di tangan kanannya.

Kepala Katak Magma Alpha yang masih meneteskan lava dari leher yang terputus.

King Blood Ape melempar kepala itu seperti bola—dengan kekuatan yang mengerikan—langsung ke arah Baskara!

WHUUUSH!!!

Baskara refleks [LANGKAH BAYANGAN] ke kiri—

BOOM!!!

Kepala Katak Magma menghantam dinding di belakang Baskara—meledak—lava muncrat ke segala arah!

Beberapa percikan mengenai lengan kiri Baskara—

"ARGH!"

Kulit terbakar! Rasa sakit menusuk!

Tapi tidak ada waktu untuk mengeluh—monster kera itu sudah melesat lagi dengan kecepatan penuh! Magma yang melekat di tubuhnya meninggalkan jejak api di tanah yang ia lalui!

[800 meter! 600 meter! 400 meter! Tuan, dia lebih cepat dari sebelumnya! Reseptor rasa sakitnya mati total karena Blood Rage Mode!]

"Aku tahu!"

Baskara melompat ke celah sempit antara dua dinding batu—tubuhnya menyamping—mencoba memperlambat pengejaran—

CRASH!!!

King Blood Ape menghancurkan celah itu dengan satu hantaman! Batu beterbangan!

Baskara terpaksa keluar—terus berlari—mencari strategi baru—

Lalu ia mendengarnya.

Suara lemah. Merengek. Tinggi.

"Cree... cree... cree..."

Anak burung.

Mata Baskara menyipit. Ide gila kedua muncul.

"Sistem! Arah suara itu!"

[50 meter, lorong kanan atas! Sarang burung—kemungkinan besar Gagak Petir! Tapi Tuan—]

"Sempurna."

Baskara tidak ragu—ia memanjat dinding dengan kecepatan tinggi—masuk ke lorong kecil yang mengarah ke atas—

Lorong kecil itu berakhir di rongga terbuka.

Dan di sana—di sarang besar yang terbuat dari ranting dan tulang monster—terdapat lima ekor anak Gagak Petir.

Masih muda. Bulu abu-abu belum sepenuhnya tumbuh. Mata biru kecil menatap Baskara dengan ketakutan.

Mereka merengek lebih keras saat melihat predator asing.

"Cree! Cree! Cree!"

Baskara tidak punya waktu untuk merasa bersalah. Ini tentang bertahan hidup.

[CAKAR PENELAN NAGA 30%]!

Tangan kanan berubah—cakar hitam bersisik muncul—

SLASH! SLASH!

Dua gerakan cepat.

Dua kepala anak Gagak Petir terpenggal bersih.

Darah biru elektrik muncrat—menyembur ke udara seperti air mancur—

Dan tepat saat itu—

BOOM!

Monster itu menghancurkan dinding rongga—masuk dengan aura membunuh yang pekat—

Darah anak Gagak Petir menyembur langsung ke tubuhnya!

Membasahi wajah! Dada! Lengan!

King Blood Ape berhenti sesaat—bingung dengan darah biru yang bau listrik—

Baskara tidak menunggu. Ia melompat keluar rongga—kembali ke lorong utama—terus berlari!

10 detik berlalu.

20 detik.

30 detik.

Lalu—

SKREEEEEE!!!

Suara mengerikan dari langit-langit gua!

Baskara menoleh—dan melihat pemandangan yang membuatnya tersenyum dingin.

Gagak Petir Induk (Pengumpul Prana B7)—raksasa dengan lebar sayap 10 meter, bulu hitam berkilat listrik biru—muncul dari lorong atas!

Mata kuningnya menyala dengan amarah yang sama seperti King Blood Ape—amarah ibu yang melihat anak-anaknya dibunuh!

Dan target amarahnya adalah—

Monster yang berlumuran darah anak-anaknya!

SKREEEE!!!

Gagak Petir menyambar—cakar sebesar lengan manusia mencakar wajah monster kera itu!

SLASH!

Luka dalam di pipi! Darah merah muncrat!

King Blood Ape meraung marah—berusaha menangkap burung itu—

Tapi Gagak Petir terlalu cepat! Ia terbang melingkar—lalu—

ZAP!!!

Petir biru menyambar dari paruhnya—menghantam tubuh monster kera itu!

GRAAHHH!!!

King Blood Ape tersengat! Otot-ototnya kejang! Bau daging terbakar tercium lagi!

Dan kemudian—

SKREE! SKREE! SKREE!

Dari berbagai arah—kawanan Gagak Petir lainnya datang!

Ayah! Paman! Bibi! Keluarga besar dari sarang itu! Semuanya melihat darah biru di tubuh King Blood Ape—semuanya mengira dialah pembunuhnya!

Langit lorong gua dipenuhi sayap hitam dan kilatan listrik biru!

Sambaran demi sambaran petir menghujani monster kera itu!

ZAP! ZAP! ZAP! ZAP! ZAP!

GRAAAAAAHHH!!!

King Blood Ape mengamuk! Ia melompat tinggi—mencoba menangkap Gagak Petir terdekat—cakar teracung—

Tapi Baskara menyerangnya di tengah lompatan!

[LEDAKAN PRANA]!

BOOM!

Gelombang energi menghantam perut kera itu dari samping—mengacaukan keseimbangannya—membuatnya jatuh dengan kasar!

THUD!

Sekarang menjadi enam lawan satu!

Baskara dan kawanan Gagak Petir vs King Blood Ape!

Pertarungan kacau dimulai!

Baskara menyerang dari tanah—cakar, pukulan, tendangan—mengincar kaki dan perut!

Gagak Petir menyerang dari udara—cakar, paruh, dan sambaran petir bertubi-tubi!

King Blood Ape berputar brutal—mengayunkan lengan panjang ke segala arah—mencoba menghancurkan semua musuh sekaligus!

WHAM!

Satu pukulan punggung tangan mengenai rusuk kiri Baskara!

CRACK!

Tulang rusuk retak seperti ranting kering!

"GUAH!"

Baskara terpental 5 meter—menghantam dinding—batuk darah!

Rasa sakit meledak di dada! Napas tercekat!

[Tuan! Tiga tulang rusuk retak! Fungsi paru-paru menurun 30%!]

"Aku... tahu..." Baskara meludah darah. "Tapi... dia juga terluka..."

Benar.

King Blood Ape sekarang dipenuhi luka.

Wajah: Tiga goresan dalam dari cakar Gagak Petir.

Dada: Luka bakar dari lava Katak Magma.

Lengan: Bekas sambaran petir—kulit menghitam.

Kaki: Luka sayat dari cakar Baskara.

Dan yang paling penting—

Satu luka dalam di dada kiri.

Luka itu... tidak sembuh secepat luka lainnya.

Regenerasinya... melambat.

[Tuan! Energi King Blood Ape terkuras drastis! Bertarung melawan Katak Magma Alpha, berlari sejauh ini, bertarung melawan kawanan Gagak Petir dan Anda—semuanya menguras reservoir Prana-nya! Regenerasi-nya menurun 60%!]

"60%... masih terlalu tinggi..."

Mata Baskara menyipit—otaknya bekerja dengan cepat meski tubuhnya penuh luka.

Lalu ia teringat sesuatu.

"Sistem... darahku... apa masih ada residu racun dari Kalajengking Kristal yang kuserap kemarin?"

[...Ya. Konsentrasi rendah, tapi masih ada. Kenapa—]

"Kalau aku melukai diriku sendiri... dan darahku masuk ke luka terbuka King Blood Ape..."

Sistem diam sesaat. Lalu:

[...Tuan, itu GILA. Anda akan kehilangan banyak darah! Tapi... secara teoritis... jika racun masuk ke sistem peredaran darahnya, ditambah kelelahan ekstrem yang sudah ia alami... regenerasinya bisa turun hingga 90%. Dia akan jadi... rentan.]

Baskara tersenyum—senyum dingin yang penuh determinasi.

"Kalau begitu..."

Ia berdiri—meski rusuk retak membuat setiap napas terasa seperti ditusuk pisau.

Mengangkat [Cakar Penelan Naga] yang masih aktif di tangan kanan.

Dan tanpa ragu—

SLASH!

Ia merobek lengan kiri atasnya sendiri! Dalam! Vertikal!

"ARGH!"

Darah merah pekat mengucur deras! Rasa sakit luar biasa! Tapi Baskara tidak peduli!

Ia membiarkan darah mengalir ke telapak tangannya—membasahi jari-jari tangan kirinya—

Kini jari-jari itu basah oleh darah beracun!

Lalu—

SLASH!

Lengan kanan atas! Robekan kedua! Lebih banyak darah!

Telapak tangan kanan kini juga basah darah beracun!

[Tuan! Kehilangan darah 15%! 20%! Anda harus cepat atau Anda yang akan pingsan duluan!]

"Aku tahu!"

King Blood Ape masih mengamuk—menghadapi lima Gagak Petir yang terus menyerangnya dari udara—

Ia menghantam tanah dengan kedua tangan—BOOM!—tanah retak jadi serpihan batu besar!

Lalu ia ambil batu-batu itu—melemparnya ke Gagak Petir dengan kecepatan peluru!

WHAM! WHAM! WHAM!

Dua Gagak Petir terkena—terjatuh—mati seketika akibat serangan itu!

Tapi sambaran petir dari tiga Gagak tersisa terus menghujani—

ZAP! ZAP! ZAP!

Monster mengerikan itu seperti tidak merasakan sakit lagi—listrik menyambar tubuhnya tapi ia tidak peduli—ia hanya ingin membunuh semua yang mengganggunya!

Baskara melihat momen itu.

Luka di dada kiri.

Terbuka lebar.

Regenerasi lambat.

Target sempurna.

[LANGKAH BAYANGAN—KECEPATAN MAKSIMAL]!

Baskara melesat—tubuh blur hitam—melintasi jarak 20 meter dalam satu detik!

King Blood Ape merasakan kehadirannya—berbalik—cakar kanan menyabet horizontal—

Baskara meluncur di bawah ayunan itu—bergeser di tanah batu—

Muncul tepat di depan dada kiri King Blood Ape—

Dan dengan gerakan yang dilatih dari puluhan pertarungan—

JARI KIRI MENUSUK LANGSUNG KE LUKA TERBUKA!

JLEB!

Jari-jari yang basah darah beracun masuk ke dalam daging!

"MASUK KE DALAM, SIALAN!"

Baskara memutar pergelangan tangan—memastikan darah beracunnya menyebar di dalam luka—mencapai pembuluh darah—

GRAAAAAHHH!!!

King Blood Ape auman kesakitan—untuk pertama kalinya, ia benar-benar kesakitan—karena racun mulai menyebar di sistem peredaran darahnya!

Ia mengayunkan lengan kiri brutal ke arah Baskara—

Baskara mundur tapi tidak cukup cepat—

WHAM!

Lengan King Blood Ape menghantam bahu kanan Baskara—

CRACK!

Tulang belikat retak! Bahu lepas dari sendi!

"AARRGH!"

Baskara terpental 10 meter—jatuh berguling di tanah—bahu kanan mati rasa—

[TUAN! Bahu kanan dislokasi! Lengan kanan tidak bisa digunakan!]

"Tidak apa-apa..." Baskara bangkit dengan susah payah—lengan kanan menjuntai lemah. "Racunnya... sudah masuk..."

[Analisis konfirmasi! Racun Kalajengking Kristal terdeteksi di aliran darah King Blood Ape! Efek akan mulai terlihat dalam 30-60 detik!]

"Bertahanlah... sedikit lagi..."

Baskara dan tiga Gagak Petir tersisa terus menyerang—tidak memberi monster kera itu waktu istirahat—

15 detik.

30 detik.

45 detik.

Lalu—

King Blood Ape terhuyung.

Hanya sesaat. Tapi jelas.

Matanya yang tadinya menyala merah terang... redup sedikit.

Gerakannya yang tadinya brutal dan cepat... melambat sedikit.

RACUN MULAI BEKERJA.

[SEKARANG! INI KESEMPATAN TERBAIK!]

Baskara melihat medan sekitar dengan cepat.

50 meter di belakang King Blood Ape—ada lubang besar.

Ia mengenalinya—itu adalah sarang Kalajengking Kristal—tempat ia berburu di hari pertama!

"Sistem... aku punya rencana terakhir..."

[...Saya mendengarkan.]

"Aku akan mendorongnya ke lubang Kalajengking Kristal. Di sana, racun dari sengatan akan menumpuk. Regenerasinya akan berhenti total."

[Itu ide bagus, Tuan, tapi pastikan Anda tidak terseret masuk.]

“Tentu saja, aku tidak selemah yang kau kira!”

[...Baiklah. Saya akan membantu menghitung timing.]

Baskara mengambil napas dalam—meski rusuk retak membuat napas itu sangat menyakitkan.

Lalu ia berlari—dengan lengan kiri yang masih berfungsi—menuju King Blood Ape!

King Blood Ape melihatnya—auman lemah—mencoba mengayunkan lengan—

Tapi gerakannya lambat! Racun bekerja!

Baskara menghindar dengan mudah—

Lalu—dengan sisa tenaga di kaki—

TENDANGAN MAKSIMAL KE DADA!

WHAM!!!

King Blood Ape terhuyung mundur—1 meter—2 meter—5 meter—

Terus mundur—kaki tersandung batu—

Tepi lubang Kalajengking Kristal tepat di belakangnya—

Dan dengan gravitasi yang tidak bisa ditipu—

Monster kera itu jatuh ke dalam lubang!

THUD!!!

Suara benturan keras dari dasar lubang 20 meter di bawah!

Baskara tersenyum, hanya soal waktu hingga monster itu mati.

'Saat kalajengking-kalajengking itu berhasil membunuhnya, aku akan turun menyerapnya. Aku tak perlu mempertaruhkan hidupku lagi.'

Namun,—

diluar perkiraannya.

GRAWWRR

Erangan Raja Kera Darah terdengar semakin jelas.

Baskara melihat ke bawah.

Monster kera itu memanjat naik ke atas dengan susah payah. Potongan ekor kalajengking masih menancap di punggungnya, meneteskan darah hijau pada bagian terputus.

“Brengsek, monster ini harus benar-benar dituntaskan sampai akhir!”

Ia mundur beberapa langkah dan berlari menuju lubang itu.

[Tuan itu berbahaya!]

Baskara tidak berhenti. Ia melompat—

Terjun langsung ke dalam lubang!

“Aku kebal racun ini!” serunya, melesat ke bawah.

WHOOSH!!!

Angin menderu di telinga! Kegelapan menelan! Cahaya kristal samar menerangi dinding lubang!

BUK!

Telapak kaki Baskara sukses menghantam wajah King Blood Ape dari atas, tendangan berlapis prana itu membuat satu taringnya terlempar keluar.

Raja kera itu kembali terjerembab di dasar lubang.

Dan di dasar—

Puluhan Kalajengking Kristal (Pengumpul Prana B5-B7) sudah mengelilingi King Blood Ape yang jatuh! Mereka marah karena sarang mereka diganggu!

Baskara mendarat—kaki bengkok untuk meredam loncatannya—

THUD!

Rusuk retak berteriak kesakitan! Tapi ia tidak peduli!

Kalajengking-kalajengking itu berbalik ke arahnya—mendeteksi penyusup kedua—

Tapi kemudian mereka merasakan aura Baskara—aura yang sudah mereka kenali—

Predator yang pernah membunuh saudara-saudara mereka di hari pertama.

Mereka mundur sedikit—ragu.

Tapi King Blood Ape?

Dia adalah ancaman baru.

Ancaman besar. Ancaman yang harus dieliminasi.

Kalajengking Kristal menyerang monster kera itu dari semua arah!

STAB! STAB! STAB!

Ekor beracun menusuk berulang kali!

Kulit keras King Blood Ape menahan sebagian—tapi tidak semua!

Beberapa sengatan menembus! Racun masuk ke tubuh yang sudah dilemahkan!

GRAAHHH!

King Blood Ape mengamuk—memukul Kalajengking—menghancurkan tiga sekaligus jadi serpihan kristal—

Tapi ada puluhan lainnya!

Dan Baskara tidak diam.

Dengan lengan kiri yang masih berfungsi—dengan [Cakar Penelan Naga 40%] aktif—

Ia menyerang dari belakang King Blood Ape!

SLASH!!!

Cakar menggores punggung! Luka dalam!

King Blood Ape berbalik—mencoba menangkap Baskara—

Tapi Baskara sudah bergerak—menggunakan tubuh Kalajengking sebagai perisai—

King Blood Ape menghantam Kalajengking—

Kalajengking menyengat balik—

Racun menumpuk!

Regenerasi semakin lambat!

Pertarungan kacau di dalam lubang berlangsung selama lima menit yang terasa seperti selamanya.

Baskara kaki kanan patah saat terkena tendangan King Blood Ape.

Lengan kiri patah saat terjepit antara tubuh King Blood Ape dan dinding.

Tiga tulang rusuk tambahan retak.

Tapi ia tidak berhenti.

King Blood Ape juga tidak berhenti.

Meski tubuhnya dipenuhi luka.

Meski racun sudah memenuhi sistem peredaran darahnya.

Meski regenerasinya berhenti hampir total.

Ia masih berdiri.

Masih bernapas.

Masih ingin membunuh.

Tapi semakin lemah.

Semakin lambat. Semakin rentan.

Dan akhirnya—

Baskara melihat celah final.

King Blood Ape terhuyung—kaki kiri lemas karena racun—

Jatuh ke satu lutut.

Dada terbuka.

Jantung tepat di balik tulang rusuk yang retak.

Baskara tidak punya waktu untuk berpikir.

Dengan satu kaki yang masih bisa digunakan—ia melompat—

Tubuh melayang—

Tangan kiri dengan [Cakar Penelan Naga] teracung lurus seperti tombak—

Dan menghantam dada King Blood Ape—

JLEB!!!

Cakar menembus kulit! Menembus otot! Menembus tulang rusuk yang sudah retak!

MASUK KE DALAM RONGGA DADA!

Baskara merasakan tangannya menyentuh sesuatu yang berdetak.

JANTUNG.

King Blood Ape mata melebar—cahaya matanya perlahan pudar.

Ia menatap Baskara.

Baskara menatap balik—mata hitam bertemu mata merah.

"Maafkan aku..." bisik Baskara. "Tapi salah satu dari kita harus mati."

Lalu—

Ia MEMUTAR pergelangan tangannya di dalam dada—

Dan MENCENGKERAM JANTUNG—

CRUSH!!!

REMUK!!!

Jantung King Blood Ape hancur di dalam genggamannya—darah hangat membasahi tangan—

King Blood Ape tubuhnya bergetar hebat—wajahnya menengadah—

Mulutnya terbuka lebar tanpa suara.

Baskara mengira monster di depannya mengalami proses kematian.

Namun, sedetik kemudian...

GRRAAAAHHHHGG

Auman terakhir sang raja.

Bukan auman amarah.

Tapi auman... pemanggil.

Calling roar.

Memanggil keluarga.

Memanggil kawanan. Memanggil bantuan.

[OH TIDAK! ITU CALLING ROAR! TUAN, HENTIKAN DIA!]

Dengan sigap, cakar kanan naga Baskara mencekik leher King Blood Ape itu, hingga aumannya berhenti.

Namun, terlambat.

Mereka telah mendengar auman singkat itu.

Dari atas lubang—dari berbagai arah—

AURA.

Banyak aura.

[TUAN! BANYAK AURA MENDEKAT! KECEPATAN TINGGI!]

Baskara menengadah ke atas lubang—

[500 meter... 400 meter...]

[Cepat Serap King Blood Ape, Tuan!]

Napas Baskara masih memburu, tubuhnya masih bergetar.

Ia menghela napas panjang.

“Semoga pranaku bisa menyerap energi semasif ini...”

Lengan kiri masih tertanam di dalam dada King Blood Ape—ia menariknya keluar dengan susah payah.

[200 meter... 100 meter... Mereka semakin mendekat!]

[Satu. Tiga. Lima. Tujuh. Sepuluh. LIMA BELAS BLOOD APE (Pengumpul Prana Bintang 5-8) kurang dari 100 meter!]

“Baik... ABSORB!”

[BERSAMBUNG KE 12]

1
Meliana Azalia
Hahahaha 🤣
Ronny
Alamak ngerinyoo, lanjut thor🔥
Heavenly Demon
anjayy manteb manteb keren ni Baskara
Zen Feng
Feel free untuk kritik dan saran dari kalian gais 🙏
Jangan lupa like dan subscribe apabila kalian menikmati novelku 😁😁
Ren
mantab saya suke saya suke /Drool/
Ren
kedelai tidak jatuh di lubang yang sama dua kali👍
Ren
nasib orang lemah dimana mana selalu diremehin 😭
apang
toorrrrr si wibawa harus dimatiin ya
Ronny
Nekat si mc nekat banget
Heavenly Demon
suka banget pembalasan dendamnya, mntabss
Heavenly Demon
pembalasan dendam yang satisfying
Heavenly Demon
mantab dari cupu jadi suhu
Abdul Aziz
anjay seru banget figtnya ga cuma ngandelin otot tapi otak juga, brutal parah 😭 jangan sampe berhenti di tengah jalan thor, harus sampe tamat ya!!!
oya untuk tingat ranah bisa kamu jelasin lebih detail thor di komen agak bingung soalnya hehe
Abdul Aziz
gila gila bener bener brutal! mantab👍
Abdul Aziz
hoho balas dendam pertama
Abdul Aziz
lanjut lanjut thor gila fightnya brutal banget keren👍👍👍
Abdul Aziz
anjai modyar kan lo hampir aja
Abdul Aziz
kena batunya lo bas, keras kepala si lo
Abdul Aziz
huahahaa🤣 otaknya uda sengklek
Abdul Aziz
blak blakan banget ini mesin 🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!