Tanggal pernikahan sudah ditentukan, namun naas, Narendra menyaksikan calon istrinya meninggal terbunuh oleh seseorang.
Tepat disampingnya duduk seorang gadis bernama Naqeela, karena merasa gadis itu yang sudah menyebabkan calon istrinya meninggal, Narendra memberikan hukuman yang tidak seharusnya Naqeela terima.
"Jeruji besi tidak akan menjadi tempat hukumanmu, tapi hukuman yang akan kamu terima adalah MENIKAH DENGANKU!" Narendra Alexander.
"Kita akhiri hubungan ini!" Naqeela Aurora
Dengan terpaksa Naqeela harus mengakhiri hubungannya dengan sang kekasih demi melindungi keluarganya.
Sayangnya pernikahan mereka tidak bertahan lama, Narendra harus menjadi duda akibat suatu kejadian bahkan sampai mengganti nama depannya.
Kejadian apa yang bisa membuat Narendra mengganti nama? Apa penyebab Narendra menjadi duda?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arion Alfattah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 - Tentang Narendra
Kendaraan yang membawa Narendra melaju ke suatu tempat. Tempat dimana dia ingin menemui seseorang, rumah sakit adalah tujuannya saat ini.
Mobilnya berhenti, seperti biasa, ia dibantu oleh sopir andalannya yang sudah bekerja di keluarganya sejak lama.
"Pak, bisa tolong jaga rahasia ini lagi, saya minta jangan sampai semua kegiatan saya diketahui oleh mama saya," pinta Narendra pada sopirnya.
"Siap, Den. Bapak janji akan menjaga semua rahasia ini."
Narendra tersenyum, dia pun masuk kedalam tanpa ditemani sopirnya dan membiarkan sang sopir menunggu di luar.
Sesampainya di kamar pasien, Narendra masuk kedalam, seketika matanya berembun menangisi sosok perempuan yang dia sayangi. "Lintang," ucapnya begitu lirih.
Kursi rodanya maju mendekati ranjang Lintang, tangannya ia gapai dan ia kecup secara lembut.
"Apa kabar? Sampai kapan kamu tidur terus? Sudah dua Minggu ini kamu terbaring dalam keadaan koma, aku butuh penjelasan dari kamu." Kepalanya menunduk, menahan tangis yang sedang ia tahan.
Lintang adalah orang yang dia sayangi yang sudah ia anggap sebagai adik, ia juga bertanggungjawab melindunginya. Lintang adalah anak dari teman papanya yang meninggal karena kecelakaan saat bersama dia dan papanya.
Pada hari itu, hari dimana Narendra terpukul mengetahui Lintang menjadi korban p3mbunuhan. Dia marah dan menyalahkan orang yang sudah membuat calon istrinya begini.
Lintang mulai sadar.
"Hei, kamu bangun."
"Kak Re-rendra, a-aku sudah ti-tidak kuat lagi, aku i-ingin jujur sama kamu." Suara lintang terbata-bata, deru nafasnya semakin tidak terkendali dengan suara tersendat-sendat.
"Jangan banyak bicara dulu, Lintang. Kamu harus sehat dulu, baru banyak bicara."
Lintang menggelengkan kepalanya, "tapi i-ini penting. Ma-maafkan aku, a-aku hamil."
"Dengan siapa?" tanya Narendra begitu dingin.
Padahal Narendra sudah tahu dari penjelasan dokter 2 Minggu lalu. Ada janin yang tak terselamatkan akibat tusukan.
"Ke-kekasihku se-selain kamu, ca-calon suami Naqeela, te-tetanggaku. To-tolong se-selamatkan dia, dia tidak bersalah, di-dia berusaha menyelamatkan aku dari dua orang pe-perampok. Kamu hati-hati sama orang di dekatmu dan aku minta jaga Naqeela demi aku, di-dia baik, Kak. Aku mohon!" Dan seketika mata Lintang terpejam setelah mengungkapkan kejujurannya.
Tangan Narendra mengepal kuat, mencoba tenang dalam emosi yang menguasai.
Narendra merupakan seorang anak pengusaha di kotanya, dia kehilangan papanya saat kuliah s2 dan tragedi kecelakaan itulah yang menyebabkan dia kehilangan Papanya dan juga papanya lintang sebab dia yang mengendarainya dan harus mengalami kelumpuhan dikakinya.
Belum 6 bulan lamanya, mamanya sudah berencana menikah lagi, hal itu semakin membuat Narendra murka tidak merestui hubungan mereka. Kini hubungan ibu dan anak itu merenggang, sering terjadi pertengkaran.
Sudah lima tahun dari kecelakaan itu, Narendra menjadi sosok yang arogan karena merasa papanya dan papanya lintang tiada karena dia. Setiap ada masalah sedikit sekali marah-marah sama orang dan selalu bersikap dingin. Di usianya yang baru ke 29 ini, ia hendak melangsungkan pernikahan atas janjinya pada almarhum papanya lintang namun sayang, kandas di tengah jalan. Akan tetapi takdir membawanya pada Naqeela, perempuan yang ada di TKP dan sempat menjadi tersangka dalam tragedi malam itu.
Kebenaran terungkap saat dia berada di kota B, sampai ia membuat suatu keputusan yang telah ia pikirkan secara matang, melindungi Naqeela dari pria yang sempat menjadi kekasih gelap calon istrinya, ingin menyelamatkan mamanya juga. Demi mencari tahu maksudnya, Narendra sampai diam-diam mencari tahu tentang Seto dan sebuah kenyataan pun terkuak.
Demi mencari kebenaran yang sulit dipecahkan, demi mendapatkan pelaku yang sesungguhnya. Rencananya membuahkan hasil, ternyata dalang dibalik itu semua tak lain dan tak bukan ialah suami mamanya sendiri dengan alasan ingin menguasai harta peninggalan papanya dan membuatnya tak berdaya agar tidak bisa menjalankan tugasnya sebagai pemilik Alexandria.
Sekarang tinggal dia menyusun rencana lagi agar bisa menjebloskan Seto kedalam jeruji besi mendekam dalam kurun waktu cukup lama.
Perencanaan pembunuhan, korupsi di tempat usahanya, hingga perjudian mungkin akan memberatkan Seto nanti. Lagi-lagi Narendra harus sabar menyusun rencana agar laki-laki itu tidak kabur ataupun menyakiti orang-orang disekitarnya.
Ceklek.
Tim medis masuk keruangan itu.
"Dokter, bagaimana perkembangannya? Tadi dia sempat sadar, Dok."
Kemudian dokter itu memeriksa keadaan Lintang.
Dokter itu menghela nafas, dia menggeleng-gelengkan kepalanya. "Tidak ada harapan, saudari Lintang sudah meninggal. Tidak ada respon apapun, jantungnya pun sudah tidak berdetak lagi."
Deg.
Kedua tangannya mengepal kuat, marah pada diri sendiri karena tidak bisa melaksanakan amanah orangtuanya Lintang, marah karena dia gagal melindungi Lintang. Semakin bersalah menjadi penyebab Lintang seperti itu.
*******
Tempat lain.
"Apa! Kamu gagal membawa wanita itu pada saya? Mengapa bisa, hah? Kamu sudah janji sama saya akan memberikan dia sebagai jaminannya, tapi mana buktinya? Nol besar."
"Maafkan saya, Bos. Gadis itu sulit saya temukan, dia sudah pergi dengan suaminya."
"Saya tidak mau tahu, kamu harus membawa dia kepada saya karena saya menginginkan dia! Atau ... Kamu saya habisi!"
"Jangan, jangan habisi saya, Bos. Saya janji akan membawa Inara kembali, tapi kasih saya waktu untuk membawanya." Pria itu ketakutan, lebih takut dirinya di lenyapkan.
"Ok, satu Minggu saya berikan kamu waktu."
Deg.
"Seminggu? Apa saya mampu?" ucapnya dalam hati.
"Tapi itu silit, Bos Seto."
"Ya kamu usaha dong Fadhil, saya mau Naqeela bukan yang lain! Atau keluargamu yang menjadi jaminannya? Saya menginginkan Naqeela! Kamu paham!"
"Paham Bos." Kepala Fadhil mengangguk.
Sejujurnya dia mendekati Naqeela bukan karena cinta, tapi karena suruhan seseorang agar dia bisa menikahi Naqeela dan ujungnya dia menyerahkan Naqeela pada Seto, laki-laki berumur yang sudah banyak memberikan uang.
Kini Seto menagih janji sebagai bentuk bayar utang setelah membantunya memberikan pinjaman.
Awal mula Seto menginginkan Naqeela tentunya berawal dari pertemanan dengan Mulyana dari jaman kuliah, ia telah menyukai anaknya Mulyana dari dulu. Perlahan makin lama perasaannya makin dalam hingga mengutamakan niat ingin menjadikan Naqeela istri.
Sayangnya Mulyana menolak mengingat selisih umur mereka begitu jauh dan tidak akan memaksa Naqeela. Penolakan itu justru membuat Seto menggila, melampiaskannya ke hal negatif. Terpaksa dia menikahi Wulan agar dia bisa berkuasa dan bisa bersikap sesuka pada Mulyan. Sialnya sekalipun dia sudah melakukan banyak cara nyatanya Mulyana tidak luluh juga. Hingga akhirnya menyuruh Fadhil mendekati Naqeela dengan iming-iming uang, tentunya.
Rencana dia hampir berhasil, selepas Fadhil menikahi Naqeela, Seto sudah merencanakan agar Naqeela pindah dan dia meminta Fadhil menceraikannya lalu dia nikahi. Sialnya rencana pun gagal total oleh hal mengejutkan jika Naqeela sudah dinikahi orang lain.
Ped0fil, mungkin itu sebutan yang pas untuknya.