NovelToon NovelToon
DENDAM SANG TERKHIANATI

DENDAM SANG TERKHIANATI

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: Uswatun Kh@

Kala Azure adalah seorang kapten agen rahasia legendaris yang ditakuti musuh dan dihormati.

Namun, karier cemerlangnya berakhir tragis, saat menjalankan operasi penting, ia dikhianati oleh orang terdekatnya dan terbunuh secara mengenaskan, membawa serta dendam yang membara.

Ajaibnya, Kala tiba-tiba terbangun dan mendapati jiwanya berada dalam tubuh Keira, seorang siswi SMA yang lemah dan merupakan korban bullying kronis di sekolahnya.

Berbekal keahlian agen rahasia yang tak tertandingi, Kala segera beradaptasi dengan identitas barunya. Ia mulai membersihkan lingkungan Keira, dengan cepat mengatasi para pembuli dan secara bertahap membasmi jaringan kriminal mafia yang ternyata menyusup dan beroperasi di sekolah-sekolah.

Namun, tujuan utamanya tetap pembalasan. Saat Kala menyelidiki kematiannya, ia menemukan kaitan yang mengejutkan, para pengkhianat yang membunuhnya ternyata merupakan bagian dari faksi penjahat yang selama ini menjadi target perburuannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uswatun Kh@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perasaan Baru yang Keira Rasakan

Siang itu, Keira sudah sampai di kafe Avenue 77. Saat turun dari motor, ia segera melepas helm dan di berikannya pada tukang ojek itu. Setelah menerima bayaran sang ojek pergi meninggalkan Keira.

Ia berhenti tepat di garis tepi trotoar, menatap bangunan satu lantai dengan gaya klasik perpaduan moderen, membiarkan pantulan wajah lelahnya menyatu dengan cahaya hangat dari lampu kuningan di dalam. Kafe tampak seperti kotak kaca rahasia di mana semua konflik dapat dicerna dengan elegan.

Ia menarik napas, mengatur ekspresi wajahnya, dan melangkah menuju pegangan pintu kuningan itu. Saat ia hendak melangkahkan kaki memasuki kafe tiba-tiba tangan besar kekar ikut memegang gagang pintu itu dan mendorongnya bersamaan.

"Permisi, ya," ucap suara berat itu ramah.

Sontak Keira yang sempat terkejut mendongak. Tiba-tiba darahnya terasa mendidih. Matanya membelalak, seakan waktu terhenti beberapa detik sebelum pria itu menepuk pundaknya.

"Apa kau baik-baik aja. Kau terkejut ya dik?" tanyanya lagi, senyum ramah menghiasi bibirnya. Tangannya masih menahan gagang pintu menunggu Keira masuk.

Ia memiringkan kepalanya sedikit, mencoba membuyarkan lamunan Keira. "Masuklah, tanganku capek kalau harus memegang pintu ini terus."

Keira segera memundurkan langkahnya dari ambang pintu. "Maaf, saya lupa sesuatu ... saya harus pergi."

Keira langsung berbalik dan pergi dari sana. Ia masih tidak bisa menyangka akan bertemu dengan orang yang telah melenyapkannya.

Sesampainya di trotoar tak jauh dari sana, Keira terjongkok, kakinya terasa lemah tak berdaya.

Dorion pasti mengikuti orang yang ingin ia temui. Hingga Keira memutuskan untuk membatalkan janji, ia juga meminta orang itu untuk hati-hati dan segera pergi dari tempat itu.

Keira yang mulai mendapat kekuatannya lagi segera bangkit dan meninggalkan tempat itu. Ia berjalan menyusuri trotoar dengan dada yang masih menggebu karena amarah. Senyum itu sungguh membuatnya ingin merampasnya dari wajah Dorion, bahkan ia berjanji akan membalas setiap rasa sakit yang ia rasakan.

Dalam kemelut dalam dirinya Keira memutuskan untuk pulang ke rumah. Dalam perjalanan pulang ia terus berlari melampiaskan sakit hatinya dan melatih tubuh barunya itu. Namun, saat sampai di depan rumah fokusnya segera buyar saat melihat mobil putih terparkir di depan rumahnya.

Keira dengan ragu melangkahkan kaki lebih dekat. Siluet wanita terlihat dari kaca jendela yang buram. Bayangan dan potongan ingatan tubuh itu mengenali siapa sosok wanita yang tengah mengamuk di dalam.

Jessy ibu Keira yang sudah lama bercerai dengan Marvin ayahnya. Bahkan kini ia sudah menikah dan mempunyai anak lain. Keira yang merasa kecewa memilih menutup diri dan menyalahkan sang ayah.

"Jadi dia ibumu, Keira. Jadi selama ini ... ini alasanmu bersikap dingin pada ayahmu. Kau kecewa sebab ayahmu gak bisa membuat ibumu tetap bersama," gumamnya pelan.

Ia lalu tersenyum simpul. "Setidaknya kau masih punya mereka, bukan? Tidak sepertiku, yang gak tau siapa kedua orang tuaku. Masih hidup atau sudah matikah mereka, aku pun gak tau."

Sementara di dalam rumah suasana terasa menegang. Marvin hanya bisa duduk menunduk penuh penyesalan, sedang Jessy berdiri tegak dengan kedua tangan mengepal di atas meja.

Matanya memerah penuh amarah. "Ini bukan perjanjian awal kita ingat! Kau janji gak akan buat anakku jadi sepertimu, pecundang! Tapi ini apa, bahkan dia hampir membunuh seseorang," cecarnya dengan suara tinggi sambil menunjuk-nunjuk ke arah Marvin.

"Kalau aja dia gak ngotot buat tinggal denganmu, dia pasti jadi anak berguna sekarang. Liat sekarang, dia bahkan di keluarkan dari sekolah, Marvin!" pekiknya tajam.

BRUAK!

Jessy menggebrak meja keras. Hingga membuat Keira yang masih berdiri di depan pintu tersentak kaget.

Keira yang tak ingin Marvin terus di salahkan memutuskan untuk menghadapi mereka. Namun, sesosok tangan mungil menggenggam tangannya.

Keira menunduk melihat sosok mungil yang menggenggam jemarinya.

"Kak, apa kau akan masuk?" tanya Milla adiknya. Matanya berbinar saat menatap Keira.

Keira berjongkok menyamakan tinggi mereka. Gadis lima tahun nan cantik dengan mata belo' itu terlihat ketakutan. "Hai, apa kau takut?"

Gadis kecil itu mengangguk. "Iya. Apa mereka sedang bertengkar, Keira? Aku takut sekali."

Keira mengelus rambut Milla dengan kedua tangannya tulus. "Panggil aku kakak oke. Dan kau jangan takut, aku akan masuk untuk mendamaikan mereka. Jadi, kau tetap di sini, ya?"

Milla segera mengangguk. Keira kembali berdiri tegak. Mencoba mengatur nafas sebelum masuk ke dalam.

Sementara di dalam suasana semakin panas saling beradu argument. Keira melangkah mendorong gagang pintu yang sudah tampak berkarat. Seketika pandangan mereka teralih menatap ke arahnya.

Keira mendekat. Menatap mereka bergantian, ia tahu ini semua harus segera di hentikan. "Cukup Bu. Jangan salahkan ayah terus."

Langkah Keira kini menuju arah Marvin, ia berdiri di samping Marvin hingga membuat Jessy merasa semakin geram.

"Kau masih aja belain ayahmu yang gak becus itu. Sekarang ayo ikut ibuk. Tinggal sama ibuk," ajak Jessy, tangannya terulur mencoba meraih Keira.

Keira dengan gerakan pelan mencoba menghindar. "Gak, Buk. Aku gak mau, dan mulai sekarang jangan terus menyalahkan ayah. Dia gak salah."

Marvin terkejut dengan pengakuan putrinya. Pasalnya dari dulu Keira selalu menyalahkan dirinya karena memilih melepas Jessy ibunya.

Kini Marvin benar-benar bingung. Ia bingung harus merasa senang atau sebaliknya sebab kata-kata itu jelas bukan gaya bahasa putrinya.

"Kau itu kenapa sih, Keira. Kau kan tau karena ayahmu hidup kita jadi seperti ini sekarang. Apa kau akan tetap marah karena ibu memilih menikah lagi? Jangan gini dong, Nak," ujar Jessy memelas, matanya berkaca-kaca.

"Ini pasti ulah ayahmu kan? Kau di ajari buat membantah dan berbuat kasar ke temanmu itu. Dulu kau itu anak baik dan penurut Nak, kenapa sekarang kayak gini sih?"

"Cukup!" bentak Keira. "Aku tidak pernah berbuat kasar dengan siapa pun, bahkan ibu juga menuduhku. Apa aku harus diam aja saat mereka mem-bullyku? Apa aku di suruh pasrah saat tubuhku merasakan sakit."

Perasaan apa yang sedang Keira rasakan saat ini, ia pun tak mengerti. Entah mengapa ia merasa dadanya terasa sangat sakit. Ia merasa ingin mengungkapkan semua rasa sakit dalam dadanya.

Dirinya mulai menyadari mungkin ini kemauan Keira. Ia ingin kedua orang tuanya tahu apa yang selama ini ia rasakan.

Tak ingin memasuki emosi yang semakin dalam yang belum pernah ia rasakan. Keira memilih pergi, ia bergegas menaiki anak tangga.

Keira berhenti dan berbalik. "Aku lelah! Aku mau istirahat," katanya lalu berlari menuju kamarnya.

1
ɑׁׅ݊ꪀꫀׁׅܻ݊tׁׅɑׁׅ
hati² kei jngn mudah percaya sm orang, belajar dari pengalaman bahwa sedekat apapun kita sm seseorang tidak menjamin dia tidak menusuk dari belakang
ɑׁׅ݊ꪀꫀׁׅܻ݊tׁׅɑׁׅ
pantas saja kala diburu ternyata dia memegang kunci rahasia kebusukan orang² di pemerintahan dan komplotannya , yang suatu saat akan menjadi boom waktu yang siap meledak menghancurkan mereka
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝ˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©🦐
wahh betul tuhh zero
🏡s⃝ˢ⍣⃟ₛ🇸𝗘𝗧𝗜𝗔𝗡𝗔ᴰᴱᵂᴵ🌀🖌
astaghfirullah, astaghfirullah dunia mulai bobrok
🏡s⃝ˢ⍣⃟ₛ🇸𝗘𝗧𝗜𝗔𝗡𝗔ᴰᴱᵂᴵ🌀🖌
wkwkwk sekolah seperti itu juga ada kasta nya 🤦‍♀️
🏡s⃝ˢ⍣⃟ₛ🇸𝗘𝗧𝗜𝗔𝗡𝗔ᴰᴱᵂᴵ🌀🖌
ya Alloh gurunya juga seperti itu, gak ada wibawa
🏡s⃝ˢ⍣⃟ₛ🇸𝗘𝗧𝗜𝗔𝗡𝗔ᴰᴱᵂᴵ🌀🖌
anak SMA bicara nya seperti mafia 🤦‍♀️
🏡s⃝ˢ⍣⃟ₛ🇸𝗘𝗧𝗜𝗔𝗡𝗔ᴰᴱᵂᴵ🌀🖌
jujur di daerah ku belum pernah mendengar sekolah seperti itu, sekolah tanpa peraturan
WDY
gak diRL gak di novel ternyata musim pembulian ya.
WDY
Lah yang mulai dulu siapa. Kesihan kiera ya kena
Meee
Penasaran gebrakan apa lagi yang bakal Keira lakuin. Semangat-semangat!
Meee
Dari nama kontaknya sih, enggak keliatan kayak dua orang bermusuhan yang mau duel, ya 🤭 hayooo ada apaaa
Dew666
👄👄👄👄👄
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
weh sekolah apa nih 🤭
btw gimana kabar sekolah lama keira thor, penasaran sama gebrakan keira membuka aib sekolah lamanya😂
Its me
jadi Keira yang memasukkan orang ke dalam koper. yah, untung selamat, kalau orang itu Mati pasti Keira akan merasa bersalah seperti ayahnya.
Its me
Keira semangat ya
apakah dia ketemuan sama pahlawan merah
D'Mas0712
bertemu siapa tuh? apa temannya dulu?
D'Mas0712
wah .. suka aku sama ayah seperti marvin..
Addb_Rh
keira.. bersiaplah.. pembalasan sakit mu akan di mulai.. ayo kala! you're strong woman.
Addb_Rh
pahlawan merah, jangan lari ke palang merah ya.. beda soalnya, problemnya😌
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!