NovelToon NovelToon
CEO Dalam Tubuh Gadis Terlupakan

CEO Dalam Tubuh Gadis Terlupakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Identitas Tersembunyi / Wanita Karir
Popularitas:10.4k
Nilai: 5
Nama Author: To Raja

CEO paling disegani meninggal dan bangun di tubuh Anggun, putri yang sudah dilupakan semua orang.

Bagaimana bisa Anggun mendapatkan kerja sama dengan Alvin?

Dari mana kemampuan bahasa inggris,, oh, dia juga bisa bahasa arab?

Gawat!

Beberapa orang merasa terancam!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12. Menggoda pria lain

"Dengan bangga kalian berkata kalian susah payah membuatnya? Ck,,, bahkan anak sekolah masih jauh lebih pintar berbohong daripada kalian!" Tukas Anggun.

"Kau!" Berlin menggertakkan giginya, "Jangan bicara omong kosong! Aku katakan padamu, jangan melakukan hal bodoh, akulah yang akan membuat proposal dan bertemu lagi dengan Alvin! Kau sebaiknya diam saja di tempatmu!" Bentak Berlin sebelum akhirnya berdiri dan pergi dari sana dengan kesal.

Agata menghela nafas, "Apa yang kau lakukan di sini? Berani-beraninya datang ke hotel ini, memangnya kau pikir kau masih punya hak pada hotel ini? Sekarang juga tinggalkan tempat ini dan jangan pernah lagi menginjakkan kakimu di sini!" Perintah Agata.

"Heh," Anggun tersenyum kecut, dia berdiri dan menatap Agatha dengan tatapan tajamnya, "hotel ini milik kedua orang tuaku, kau dan putrimu lah yang tidak memiliki hak untuk berada di sini!" Kata Anggun dengan berani.

"Ck! Memangnya kemampuan apa yang kau miliki? Jika tidak ada aku dan putriku, maka hotel ini sudah lama bangkrut! Sekarang juga keluarlah dari tempat ini sebelum kau memancing amarahku lebih jauh! Ingat, ayahmu ada di tanganku, aku bisa melakukan apapun padanya jika aku mau! Hidup dan matinya tergantung pada perilakumu di hadapanku!" Tegas Agata sebelum berbalik pergi meninggalkan Anggun.

Anggun menggertakkan giginya, dia benar-benar kesal pada perempuan itu, tetapi tidak bisa berbuat banyak karena sampai saat ini dia belum mengetahui keberadaan ayahnya, jadi dia harus menahan diri sampai dia tidak memiliki kelemahan yang dipegang oleh Agatha.

Anggun pun berjalan keluar, lalu melihat Harni telah menunggunya.

"Nona, Nona baik-baik saja?" Tanya Harni dengan cemas.

"Jangan khawatir, aku baik-baik saja," ucap Anggun lalu bersama-sama Harni memasuki lift.

Di dalam lift, Harni berkata, "Saya sudah melakukan apa yang Nona perintahkan, semuanya berjalan sesuai yang nona harapkan."

"Bagus," Anggun mengangguk, "aku akan memeriksa data-data hotel di rumah, kalau dua perempuan itu berani menggelapkan dana hotel, maka kupastikan mereka akan membusuk di penjara!" Kata Anggun dengan tegas.

"Nona harus melakukannya, Aku akan memberikan bantuan apapun yang Nona perlukan!" Kata Harni penuh semangat.

Ting!

Lift tiba di lantai 3, Bryan berdiri di depan lift dengan kening berkerut melihat Anggun berada dalam lift.

Harni memutar bola matanya saat Brian memasuki lift lalu bergumam, 'Kenapa pria bodoh ini ada di sini? Bukankah seharusnya dia mengurusi tunangannya yang kegenitan pada pria lain?'

Meski Harni bergumam pada dirinya sendiri, tetapi karena lift tersebut senyap, jadi Brian bisa mendengar ucapan Harni sehingga dia menatap Harni sambil berkata, "apa maksud mu? Jangan bicara omong kosong tentang Berlin, dia tidak seperti perempuan lain yang akan melakukan apapun untuk kesenangannya!" Tegas Bryan.

"Oh ya?" Harni melototi pria di hadapannya, "kalau tidak demikian, Kenapa tunanganmu yang kau bangga-banggakan itu menemui Alvin tanpa menggunakan cincin tunangan kalian? Dia bahkan sengaja berdandan seperti seorang pengantin untuk memikat Alvin. Untungnya Alvin adalah orang yang pintar, tidak mungkin tertipu dengan rubah busuk seperti dia! Sangat berbeda dengan seseorang!" Kata Harni dengan nada mengejek.

Bryan sangat kesal pada Harni, tetapi dia tidak menjawab apapun dan memilih mengabaikannya setelah melihat Anggun tertawa kecil atas ucapan Harni.

Ting!

Lift akhirnya tiba di lobby hotel, ketiga orang itu keluar dan saat itu Berlin berdiri di meja resepsionis sambil berbicara dengan salah seorang resepsionis.

"Wah,,, panjang umur sekali, akhirnya kita benar-benar melihat rubah licik itu benar-benar tidak menggunakan cincin tunangannya. Apa jangan-jangan seseorang sudah dicampakkan sebanyak dua kali? Saking tidak lakunya kasihan...." Ejek Harni sambil melangkah menyusul Anggun yang sudah lebih dulu menuju pintu keluar.

Brian yang mendengar ucapan Harni pun memperhatikan jari-jemari Berlin, dan benar saja di jari manis Berlin tidak ada cincin tunangan mereka sehingga Brian menghampiri Berlin.

"Sayang," kata Brian mengejutkan Berlin.

"Sayang, lho, kau ada di sini? Kenapa tidak menghubungiku kalau kau datang ke hotel?" Tanya Berlin.

"Tadi ada urusan mendesak dengan salah seorang klien yang menginap di sini. Kau dari mana?" Tanya Brian sambil memperhatikan perempuan di hadapannya yang sama seperti dikatakan Harni, berpenampilan lebih mewah dari biasanya.

"Ah,, baru saja bertemu dengan klien untuk membahas sebuah proyek kerjasama," ucap Berlin.

"Bertemu dengan Alvin?" Tanya Brian.

Berlin bingung, dari mana pria ini tahu?

"Ya," Berlin mengangguk dengan perasaan masih bingung dari mana Bryan mengetahuinya, "hotel kami akan menjadi salah satu hotel yang memfasilitasi tamu-tamu yang akan menghadiri acara ulang tahun Kakek Alvin, jadi--"

"Kau menemui Alvin tanpa menggunakan cincin tunangan kita? Kenapa?" Tanya Brian Entah kenapa mulai meragukan perempuan di hadapannya.

"Eh?" Berlin menatap jari-jarinya, dia lupa menggunakan kembali cincin tunangan mereka, "ah,, jangan-jangan aku meninggalkannya di toilet? Aku harus mencarinya, itu cincin tunangan kita. Astaga,, kenapa aku bisa sampai lupa mengambilnya kembali saat cuci tangan tadi?" Ucap Berlin berpura-pura lupa sambil berlari menuju lift.

"Aku akan menemanimu," kata Brian mengejar Berlin.

"Tidak usah, aku bisa pergi sendiri, kau mungkin sibuk," ucap Berlin menghalangi Bryan, karena Tentu saja dia tidak ingin pria itu mengetahui bahwa dia hanya berbohong.

"Aku tidak sibuk sama sekali," kata Brian dimasuki lift bersama Berlin.

Berlin menggigit bibir bawahnya, dia akan ketahuan berbohong kalau pria ini mengikutinya.

Tetapi untungnya saat itu dia memiliki sebuah ide sehingga dia mengeluarkan ponselnya dan diam-diam menghubungi asistennya agar segera membawa cincin tunangannya ke dalam toilet.

Sementara Bryan yang berdiri di samping Berlin dia malah teringat akan pertemuannya dengan Anggun di lift.

Selama ini Anggun selalu menempel padanya, namun Entah kenapa selama beberapa waktu terakhir ini Anggun benar-benar seperti telah melupakannya. Bahkan tadi dia bisa melihat tatapan dingin Anggun ditujukan padanya.

Entah kenapa Bryan merasa tidak senang dengan Anggun yang sekarang ia lihat.

1
Soraya
lanjut thor
Safitra
rasain kamu regina
Safitra
lanjut kak
Soraya
lanjut
kaylla salsabella
mampus deh lo Regina🤣🤣
kaylla salsabella
lanjut thor
Safitra
anggun knpa diem bae si
Narti Narti
ih bikin kesel aja si anggun masa d hina gitu tetap diam
Allea
knp si anggun ga bales sih meneng bae 😑
Aurel Bundha
lanjut 🥰🥰🥰 semangat
Anindita keisha
lnjut thor
Safitra
lanjut kak
Aurel Bundha
lanjut 🥰🥰🥰 semangat
Safitra
lanjut kak thor
Safitra
lanjut kak
Teteh
lanjut
Dwi Setyaningrum
yaelah knp ga kerjasama dg polisi sih pura2 mati biar bisa usut tuh siapa yg membunuhnya🤪
Allea
dh tau pernah mati knp ga belajar beladiri kaya novel2 laen 🤣
Anindita keisha
ya ampun harni. kok si anggun gak bisa beladiri sih
kaylla salsabella
kasihan harni
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!