Follow;
FB~Lina Zascia Amandia
IG~Deyulia2022
WA~ 089520229628
Seharusnya Syapala sangat bahagia di hari kelulusan Sarjananya hari itu. Namun, ia justru dikejutkan dengan kabar pertunangan sang kekasih dengan perempuan lain.
Hancur luluh hati Syapala. Disaat hatinya sedang hancur, seorang pria dewasa menawarkan cinta tanpa syarat. Apakah Syapala justru menerima cinta itu dengan alasan, ingin membalaskan dendam terhadap mantan kekasih?
Ikuti terus kisahnya dan mohon dukungannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 Pertemuan Dengan Erlaga
"Jadi, hanya karena foto ini? Kamu tahu Kak, foto ini adalah kebersamaan kami para mahasiswa Unisa (karangan Author). Tapi di dalam foto itu tidak hanya aku berdua, melainkan banyak. Itu acara saat seminar. Dan foto ini, semua tidak benar, aku dan ketua BEM belum pernah pergi seprivat ini atau berdua. Semua ini fitnah...."
Laga menggeleng, dia tidak percaya dengan sangkalan Syapala. Dia menganggap Syapala sedang membela diri. Tanpa segan lagi, Laga membongkar semua penyebab di balik keputusannya mengakhiri diam-diam hubungannya dengan Syapala.
Syapala lebih terhenyak, karena menurut Laga, dirinya selalu menyampaikan salam dan salam itu adalah ingin berpisah, Syapala juga menyampaikan pada dokter Prita kalau ternyata Erlaga bukanlah pria idamannya.
"Apa, salam? Dokter Prita menyampaikan itu sama kamu, dan Kak Laga percaya begitu saja? Sumpah demi apapun aku tidak pernah sepatah katapun menyampaikan salam atau berkata kalau Kak Laga bukan pria dambaan aku. Kenapa kamu percaya begitu saja ucapan dokter Prita, Kak? Kamu tahu dokter Prita itu ternyata pembohong."
Syapala berkata setengah menjerit di depan danau buatan itu. Dia tidak terima atas tuduhan yang disampaikan dokter Prita pada Laga. Semua yang dikatakan dokter itu tidak benar dan hanya kebohongan. Bahkan salam yang menyebutkan dirinya menyampaikan salam perpisahan, itu sama sekali tidak benar.
"Dokter Prita, dia benar-benar keterlaluan." Syapala membatin.
Dada Syapala tiba-tiba sesak, ingin mati-matian membela diri bahwa dirinya tidak salah, tapi percuma. Hatinya sudah terlanjur sakit. Ternyata Erlaga, sudah termakan omongan dan hasutan dokter Prita, tanpa kroscek terlebih dahulu.
"Kamu sudah termakan omongan dokter Prita Kak. Aku punya bukti kalau ucapan aku benar. Dokter Prita mengarang cerita dan berbohong. Dengarkan ini," ujarnya seraya memperlihatkan ponselnya, lalu membuka rekaman saat dirinya berada di ruangan dokter Prita tempo hari.
Rekaman suara perdebatan antara Syapala dan dokter Prita mulai terdengar jelas.
Laga begitu serius mendengar setiap kalimat yang diucapkan dalam rekaman itu. Berbagai reaksi wajah terlihat di sana. Entah apa yang akan dia lakukan setelah Laga mendengar pembicaraan dalam rekaman itu.
Syapala memasukkan kembali Hp nya setelah semua bukti rekaman itu diperdengarkan. Dia ingin tahu seperti apa reaksi Laga.
Sementara Laga, setengah hatinya mulai redup dan benar-benar terperangah setelah mendengar pengakuan dokter Prita mengenai sangkalannya bahwa ia tidak pernah menyampaikan salam apa-apa dari Syapala.
"Apa-apaan Prita ini. Kenapa di rekaman ini dia justru menyangkal. Jadi, semua yang dia sampaikan padaku tentang Syapala, bohong? Akhhhh, bisa-bisanya aku percaya begitu saja," kata Laga dalam hati. Rasa perdayanya mulai goyah.
"Aku tidak menyangka Kak Laga percaya begitu saja dengan omongan dokter Prita. Kalau memang kakak punya sikap seperti yang Kak Laga katakan tadi, kenapa tidak kroscek dulu, baik foto maupun omongan dokter curang itu."
Syapala kembali melayangkan protesnya. Wajahnya yang tadi basah air mata, kini sudah mengering. Ia menyeka air mata itu bersama sirnanya rasa cinta dirinya pada Laga yang dulu begitu menggebu.
"Jadi, semua itu karangan Prita?" Laga bersuara, nadanya sedikit bergetar.
"Tidak perlu pura-pura bodoh, bukankah tadi sudah jelas dari bukti rekaman."
"Hhhhhhh." Laga menghela napas dalam. Entah apa yang kini dia rasakan. Penyesalan atau apa, tapi bagi Syapala itu sudah tidak berarti. Dia terlanjur sakit hati.
"Tapi, foto-foto itu?" Ada nada keraguan dalam pertanyaan Laga barusan.
Syapala tersenyum sinis, dia menggeleng. Betapa bodohnya seorang aparat masih bisa dibodoh-bodohi seperti itu.
"Setelah semua bukti aku perdengarkan, dan Kak Laga masih belum yakin dengan bukti itu, aku bisa menyimpulkan bahwa Kak Laga tidak pantas jadi seorang aparat," ejeknya sambil mendorong lengan Laga dengan kasar. Emosinya meluap, rasanya tidak terima jika dirinya difitnah seperti itu.
"Sya, jangan kaitkan dengan pekerjaanku. Ada kalanya siapapun termasuk aku berada dalam posisi seperti ini. Kemakan adu domba atau hasut, itu manusiawi. Tapi, tolong, jangan bawa-bawa aparat...."
"Bukan manusiawi tapi bodoh. Kamu tahu tidak, Kak? Saat kelulusanku, ketika orang-orang sudah mulai pulang, aku dan keluargaku masih menunggu di aula kampus yang mulai sepi, berharap kamu tida-tiba datang sesuai janji.Tapi, ternyata janji tinggal janji. Kamu tidak datang dan sama sekali tidak memberi kabar...."
"Kabar yang aku lihat justru pertunangan dua pengkhianat," sambung Syapala tidak gentar.
Laga terdiam cukup lama, dia merasakan kekecewaan Syapala begitu dalam.
"Sya, andai kamu di posisi aku, kamu tidak mungkin katakan kalau aku pengkhianat." Laga kembali bersuara.
"Sudah, tidak perlu lagi memberikan pembelaan. Tidak ada gunanya. Aku malah bersyukur dengan kejadian ini. Tidak terjatuh pada pria yang hanya gagah saat pakai seragam doang. Tapi, isi kepalanya kosong."
Erlaga tersentak mendengar kalimat tegas dan tajam yang diucapkan Syapala barusan. Gadis didekatnya itu, berubah garang ketika hatinya tersakiti.
"Mulai sekarang, aku akan lupakan apapun kenangan tentang kita. Aku hanya menganggap hubungan kita adalah angin yang lalu."
Terdengar tegas, tapi sejujurnya hati Syapala sakit ketika mengatakan itu. Dia segera bergegas setelah itu. Air matanya berlinang tidak lama dari itu.
"Syapala, tunggu."
"Jangan kau kejar, biarkan dia sendiri dan tenang. Dia sudah terlanjur sakit hati dan kecewa olehmu."
Arkala tida-tiba sudah berada di sana. Erlaga terkejut, ternyata keberadaannya di taman ini, diketahui sang abang. Dia tentu tahu resikonya jika sang abang tahu kalau dirinya sudah membuat Syapala terluka.
"Aku rasa tidak ada laki-laki yang bodoh kecuali kamu. Melepaskan berlian demi pengobat yang culas," tukas Arlaka sembari berlalu meninggalkan Laga yang masih tertegun di Taman Cinta.
"Prita, kamulah penyebab semua ini." Tangan Syapala terkepal kuat menahan amarah.
jngan2 nanti ni prita mau jdi plakor lagi
masih bnyak cewek kain dan mu harus robah sikap da pemikiran kmu laga jngan mudah di hasut
jodohin si laga teman pala thoor
ud putusin aja tunangannya biar kapok dia,tau GK,sesuatu yg kita dpt dngn cr yg tidak baik tu,akibatnya jg GK akan awet dan membahagiakan...
.pala udah bajagia sm kala..jgn ganggu ya😄😄