Sera, harus kehilangan calon anak dan suaminya karena satu kecelakaan yang merenggut keluarganya. Niat ingin berlibur malah menjadi petaka.
Sera bersedih karena kehilangan bayinya, tapi tidak dengan suaminya. Ungkapannya itu membuat sang mertua murka--menganggap jika Sera, telah merencanakan kecelakaan itu yang membuat suaminya meninggal hingga akhirnya ia diusir oleh mertua, dan kembali ke keluarganya yang miskin.
Sera, tidak menyesal jatuh miskin, demi menyambung hidup ia rela bekerja di salah satu rumah sakit menjadi OB, selain itu Sera selalu menyumbangkan ASI nya untuk bayi-bayi di sana. Namun, tanpa ia tahu perbuatannya itu mengubah hidupnya.
Siapakah yang telah mengubah hidupnya?
Hidup seperti apa yang Sera jalani setelahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dini ratna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bawa Dia Kembali
Darren, dan Maudy langsung menuju rumah sakit. Lio digendong Darren, menuju ruang IGD yang langsung mendapat tindakan dari para dokter dan perawat di sana, kebetulan pemilik rumah sakit itu kenalan Maudy, juga dokter anak yang menangani Lio, adalah teman dekat Darren. Jadi mereka semua sigap ketika Darren datang.
Darren, dan Maudy, tidak bisa masuk ke dalam, yang hanya bisa melihat Lio dari jauh. Darren, terduduk lemas di atas lantai, hari ini bukan untuk pertama kalinya Lio, di bawa ke RS. Maudy, hanya bisa berdoa semoga Lio baik-baik saja.
Akan tetapi amarahnya kepada Darren, masih belum bisa mereda, Maudy menatap Darren tajam, lalu menyeret tangan putranya itu keluar.
"Mama tidak akan memaafkan kamu Darren, jika Lio, kenapa-napa. Ini semua salahmu, karena keegoisan kamu Lio berakhir di sini."
Darren, memilih diam, bagaimanapun ia tetap salah, yang tidak berhak membantah.
"Lio pasti baik-baik saja, Mah," ucap Darren demikian.
"Kamu masih bisa bilang Lio, baik-baik saja setelah masuk IGD. Lio di bawa masuk ke IGD itu artinya Lio tidak baik-baik saja Darren!"
Darren langsung menunduk, ia siap dengan tamparan yang akan diberikan Maudy. Akan tetapi, tangan Maudy tetap menggantung di udara kala seorang dokter memanggilnya.
"Tante," panggil Clara, dokter Lio sekaligus teman dekat Darren.
Maudy langsung menurunkan tangannya.
"Lio, sudah membaik sekarang, jika cairan infusnya sudah habis Lio bisa pulang."
"Terima kasih Clara," ucap Maudy yang menoleh pada Clara. "Kalau boleh tahu, kenapa Lio bisa kejang-kejang begitu? Lio tidak kenapa-napa, kan?"
Clara, hanya tersenyum. "Tante, lupa kasih Lio obat, ya? Tadi pagi, kan Clara sudah bilang untuk langsung dikasih obat, karena imunisasi ini bisa membuat Lio demam."
Maudy, baru Ingat karena tadi ia pergi ke butik dan menitipkan Lio kepada Sera, mungkin karena Darren, mengusir Sera, jadi Lio telat di berikan obat.
"Iya, Tante lupa tadi. Soalnya Tante menitipkan Lio ke pengasuh, dan Tante harus pergi dulu tadi. Tapi sekarang Lio, nya tidak apa-apa, kan?"
"Tidak apa-apa kok Tante, jangan khawatir."
"Terima kasih, ya Clara. Tante mau menjenguk Lio dulu."
Maudy kembali masuk ke dalam IGD sementara Darren, dia terduduk di antara kursi tunggu. Clara, yang melihat temannya bersedih langsung menemani Darren, yang duduk di sampingnya.
"Aku tidak tahu apa masalahmu dengan Tante Maudy. Apa kamu melakukan kesalahan, sampai tangan Tante Maudy hampir menamparmu?"
Clara melihat apa yang terjadi tadi, itu sebabnya ia langsung memanggil Maudy, agar tidak jadi menampar Darren.
"Ini memang salahku, aku yang egois Ra," balas Darren menyandarkan punggung seraya menatap kosong ke depan.
"Aku tahu kamu ingin yang terbaik untuk Lio. Tapi, cukup sulit memang ... merawat dan membesarkan bayi tanpa ibunya, ditambah Lio tidak bisa menerima protein susu lain selain ASI."
Darren hanya manggut-manggut.
Clara pamit ke dalam Karena masih ada pasien yang harus ditindak olehnya. Darren masih diam, pria itu butuh ketenangan. Tiba-tiba Alex, datang mengejutkannya.
"Tuan," panggilnya demikian. Darren mendongak ke arah Alex yang duduk di sampingnya.
"Tuan sepertinya kita salah mengusir Sera. Sera, bukan pencuri."
"Kenapa kamu sekarang ikut-ikutan membela dia. Mau dia pencuri atau bukan, saya tetap tidak rela jika dia ada di rumahku."
"Tuan, lihatlah rekaman ini" kata Alex memberikan sebuah flashdisk. "Setelah melihatnya kamu pasti berubah pikiran. Sera, tidak seburuk itu. Jangan sampai kita salah memilih orang untuk melindungi Lio," ucapnya membuat Darren semakin tidak mengerti.
Alex, memberikan flashdisk nya lalu ia pergi meninggalkan IGD. Darren, menatap benda itu dengan datar, lama-lama rasa penasarannya pun semakin tinggi. Akhirnya Darren, pergi menuju mobilnya, yang di mana ada sebuah laptop di dalamnya.
Darren, memasangkan flashdisk itu ke laptopnya. Jari tangannya berkutat di atas keyboard sebelum akhirnya meng-klik rekaman CCTV.
Mata Darren, semakin fokus dan menyipit, seketika membola dengan lebar kala melihat Nia, yang memasukkan kalung itu ke dalam koper milik Sera.
Nia, baby sitter yang dipercaya ternyata mempunyai sifat buruk, Daren melihat beberapa video lainnya, ternyata Nia, sering masuk ke dalam kamarnya, mengambil beberapa barang miliknya hingga pakaian dalam. Entah, untuk apa.
Darren, bergidik ngeri ia mendadak takut dengan sus Nia pengasuh bayinya.
"Jangan sampai dipelet nanti kamu Tuan."
"Astaga!"
Alex, muncul di belakang tiba-tiba. Darren, terkejut padahal Alex, sedari tadi berbaring di sana.
"Kamu ngagetin saja Alex," hardik Darren. Namun, ekspresi Alex sangat datar.
"Tuan, sekarang tahu, kan siapa yang buruk? Kita sudah mengusir orang yang salah dan memelihara binatang buas di rumah. Pakaian dalam milikmu saja bisa ia ambil, bagiamana nanti ... pisangmu yang dia ambil."
"Dasar!" Darren langsung memukul Alex.
"Aku tidak salah, kan. Aku hanya bicara sesuai kenyataan," ucap Alex demikian. "Sepertinya Nia, sudah mengambil kalung itu sebelum ada Sera, tapi dia malah memfitnah Sera, dengan memasukkan kalung itu supaya kita menuduhnya. Entah, motif apa dia melakukan itu."
"Alex, kamu putar arah mobil ini. Aku harus menemui Mama dulu, setelah aku kembali kita pergi ke rumah untuk melaknat wanita itu. Aku akan pastikan dia tidak akan diterima kerja di mana pun."
Darren, turun lalu pergi menuju ruang IGD. Ia hanya ingin memberitahukan Maudy tentang pengasuh pilihan ibunya itu. Darren hanya tidak ingin jika dia disalahkan lagi memecat pengasuh Lio.
"Mama," panggilnya setelah tiba di ruangan. Maudy, melemparkan muka yang seolah tidak ingin melihat Darren.
"Mama, stop marahnya! Lanjut nanti aja, sekarang ada hal yang lebih penting," ujar Darren, membuat Maudy menoleh.
Darren, meletakkan laptopnya di depan Maudy, lalu memutar rekaman CCTV itu. Seketika bola mata Maudy melebar.
"Maaf, aku salah Mama. Aku terlalu percaya kepada Nia, seharusnya aku curiga ketika Nia, bilang padaku jika Sera mencuri barang milik Tamara."
"Sekarang aku sudah tahu, jika Sera tidak bersalah."
"Tuh, kan .... apa yang Mama bilang, Sera tidak seperti itu. Sekarang ke bukti, kan."
"Iya, Maaf Ma."
"Pokoknya Mama gak mau tahu, kamu harus membawa Sera kembali ke rumah."
Darren, tercengang padahal ia tidak ingin Sera kembali dan berniat mencari ibu susu lain. Namun, sepertinya Maudy dan Lio sudah sangat nyaman bersama Sera.
"Darren, pikirkan dulu. Sekarang Darren ingin memecat Nia, apa Mama tidak keberatan?"
"Tidak!" Maudy menggeleng. Alex, langsung pergi meninggalkan ruangan, menaiki mobil yang sudah Alex, siapkan.
Alex, mengambil alih kemudi menuju kediaman Darren.
"Nia! Nia turun kamu!" Suara Darren menggema di seluruh ruangan. Para pekerja langsung mengintip yang penasaran.
Nia, yang berada dikamar Lio, langsung lari menuruni tangga untuk menghampiri Darren.
"Iya Tuan," ucapnya.
Darren menatap sinis Nia, ia berdiri lalu menampar Nia, di area pipi kirinya. Nia, tercengang begitu pun Inah yang mengintip dibalik dapur.
"T-Tuan Darren, kenapa menampar saya? Apa salah saya? Apa terjadi hal buruk kepada Lio?"
"Kamu masih tidak ingin mengakuinya?" tanya Darren, yang hanya ingin tahu apa Nia akan jujur. Namun, wanita itu masih tidak mengakui.
"Alex, perlihatkan padanya."
Alex, mengarahkan layar laptop kepada Nia, seketika Nia tercengang ia terbelalak sesaat melihat kelakuan dirinya yang terekam CCTV. Nia, sangat b0d0h yang tidak memikirkan hal itu.
"Sekarang kamu mau mengakui kesalahanmu?"
"Tuan ... saya minta maaf, saya khilaf saya hanya iri karena setelah ada Sera, Nyonya lebih memperhatikannya." Nia, bersimpuh memohon maaf di hadapan Darren. Tetapi Darren, ia malah menendang tubuh wanita itu.
"Saya, tidak peduli dengan alasanmu, sekarang juga kamu pergi dari rumah ini. Kamu saya pecat!"
Nia, mendongak , ia menggeleng cepat laku bersimpuh lagi di bawah kaki Darren.
"Tidak, Tuan jangan pecat saya."
"Saya kecewa sama kamu, Nia," ujar Maudy yang tiba-tiba datang. Maudy, datang bersama Jojo, yang membawa Lio.
"Nyonya!" Nia, beringsut maju menyentuh kaki Maudy. Tetapi Maudy, ia tidak pedulikan Nia yang langsung pergi menuju kamar Lio.
"Nyonya ... Nyonya maafkan saya!"
Jojo menyuruh kedua pengawal untuk menyeret Nia keluar. Suasana rumah menjadi tegang, sedangkan Darren, ia langsung menuju kamar Lio untuk melihat keadaan Lio, yang baru saja pulang dari rumah sakit.
"Mama, bagaimana dengan Lio?" Darren hendak menyentuh Lio, tetapi Maudy langsung mencegahnya. Maudy menjauhkan tangan Darren, dari cucunya.
"Mama, aku ingin melihat Lio," ucap Darren demikian.
"Selama Sera, belum kembali ke rumah ini, kamu dilarang menyentuh Lio."
Larangan itu membuat Darren terbelalak.
"Bawa kembali Sera, ke rumah ini."
...----------------...
Sudah, ya double upnya. Kembali lagi besok pagi terima kasih yang sudah setia menunggu update GODAAN IBU SUSU, jangan lupa dukungannya, ya reader 🤗
LIKE, VOTE, HADIAH DAN KOMENTAR
RATING 5 JANGAN LUPA!