MASA LALU YANG KEMBALI

Kinara berjalan sambil mendorong kursi roda di mana Yumna sedang duduk, dan di sampingnya ada Lusiana dan suaminya yang hari ini sedang berkunjung ke rumah sakit pas bertepatan Yumna sudah di perbolehkan pulang.

Luka yang di alami Yumna tidak begitu Serius jadi cukup dua hari luka Yumna sudah pulih kembali, dan kini mereka akan pulang ke rumah bersama Lusi dan suaminya.

" Banyak sekali mainannya Kin, apa benar ini dari pria yang menolong kita kemarin?" tanya Lusi yang membantu membawa mainan Yumna.

" iya mbak, aku jadi nggak enak, bahkan biaya rumah sakit ini juga dia yang melunasinya, mbak tahu berapa biaya kamar vvip perhari...hampir lima juta mbak, belum termasuk perawatan obat dan Dokternya, ini kalau di hitung tiga hari mbak, aku lihat tadi hampir 25 juta mbak perawatan dan kamar untuk Yumna, bagaimana aku harus menggantinya mbak " ucap Kinara.

" Apa dia minta ganti Kin?" tanya Abbas suaminya Lusi.

" Nggak tahu mas Abbas, tapi semalam saat ia berkunjung lagi ia meninggalkan amplop di meja, tapi belum aku buka, karena semalam Yumna agak rewel, itu masih ada di dalam tas " ucap Yumna.

" Dan ini pakaian juga dari mereka mas, aku kan nggak sempat pulang, mau minta tolong sama mbak lusi, kunci kamar kebawa di dalam tasku " ucap Kinara.

" Wah baik sekali dia Kin, apa kamu yakin dia tidak ada niatan apa-apa?" tanya Abbas.

" Maksud mas Abbas apa?"

" Ya mungkin saja ia menyukaimu Kin " ucap Abbas.

" Benar Kin, kan kamu cerita kalau pertama kali kalian bertemu ia langsung memberimu coklat " ucap Lusi.

" Ndak mungkin lah mbak, orang kalau ke rumah sakit dia pasti main sama Yumna " ucap Kinara.

" La kan bisa itu strategi Kin, deketin anaknya dulu baru ibunya " ucap Abbas.

" Mas ini ada-ada saja nggak mungkinlah mas " ucap Kinara sambil mencoba membuka pintu mobil Abbas.

" belum tak buka kin " ucap Abbas yang melihat kinar menarik pintu mobil.

" hehehe iya mas " ucap kinar sambil tertawa pelan.

" Dia pasti orang kaya Kin, bisa membayar uang rumah sakit segitu besarnya " ucap Lusi sambil memasukkan semua mainan ke dalam bagasi mobilnya.

" Sepertinya sih iya mbak, iya juga ninggalin kartu Namanya " sahut Kinara sambil memasukkan Yumna ke dalam mobil.

" Bunda Om ganteng tidak kesini, kemarin katanya mau main sama Yumna lagi " tanya Yumna yang sedari tadi matanya mencari keberadaan Lucas.

" Tidak sayang, Omnya harus kerja " sahut Kinara.

" Sudah siap, ayo kita pulang " ucap Abbas.

Kinara tersenyum dan mengangguk.

" Bunda kalau om ganteng mencari Yumna gimana, Yumna belum Pamitan sama Om ganteng " ucap Yumna sambil kepalanya menoleh kebelakang.

" Nanti sampai rumah Yumna boleh telepon Omnya, dan bilang kalau Yumna sudah sehat dan sudah pulang kerumah dan Yumna bilang terimakasih juga ya " ucap Kinara.

" Iya Bunda siaap " ucap Yumna.

" Pintar nya anak Bunda " ucap Kinara sambal mengusap kepala Yumna.

Mobil Abbas melaju melewati jalanan yang padat dengan kendaraan.

******

Di sebuah gedung pencakar langit seorang pria duduk di kursi kebesarannya.

" mereka sudah keluar dari rumah sakit tuan " ucap Rico.

Lucas menghela nafasnya dan kemudian memutar kursinya ke arah kaca besar yang menghadap ke arah gedung gedung lainnya.

" Bagaimana cara mengatakannya pada wanita itu kalau gadis kecil itu benar-benar putriku ric " ucap Lucas.

" kita tunggu sampai hasil tes DNA keluar tuan, tapi kalau saya boleh memberi saran sebaiknya tuan bersabar dulu jangan langsung memberitahu nyonya Kinara, kita awasi terlebih dahulu saja, kita cari waktu yang baik untuk memberitahu kepada nyonya Kinara " ucap Rico.

" Apa pihak panti asuhan belum mau memberitahu tentang informasi tentang siapa yang mengadopsi bayi yang 5 tahun lalu di temukan di depan panti asuhan itu " ucap Lucas.

" mereka hanya bilang memang menemukan seorang bayi di depan panti asuhan dalam keadaan kritis karena hipotermia tuan, mereka mengatakan kalau bayi itu sudah di adopsi dan mereka mereka merahasiakan nama keluarga yang mengadopsinya, tapi kita akan tahu nanti dengan hasil tes DNA tuan " jelas Rico.

" Hemm...awasi terus keluarga itu Ric, suami wanita itu bukan orang yang baik, dia sudah menyelingkuhi wanita itu dengan pegawai nya " ucap Lucas.

" Tuan tahu dari mana?" tanya Rico.

" Waktu aku membawa mobilku ke bengkel, aku melihat dan mendengar semuanya, dia istri dari pemilik bengkel di mana kamu biasanya kesana "

" Bengkel Candra abadi " ucap Rico terkejut.

" iya " sahut Lucas.

" Aku pikir pak Candra orang yang baik, ternyata dia...."

" cari bengkel lain Ric...." ucap Lucas.

" Untuk sekarang tidak usah tuan, kita akan tetap ke bengkel itu, kita bisa mencari informasi dari situ " sahut Rico.

" betul juga, lakukan yang terbaik Ric jangan sampai putriku kenapa-napa " ucap Lucas.

" Siaap tuan, kalau begitu saya akan keruangan saya dulu tuan " ucap Rico .

" Hem...." sahut Lucas.

Lucas menatap ke arah luar jendela kaca besar dengan tatapan penuh ke marahan.

" Aku akan membuatmu menyesal Irene, karena telah membuang putriku seenakmu, hanya demi sebuah karier kamu tega membuang bayi yang tak mengerti apa-apa, aku akan membuat kariermu meredup perlahan, kita akan lihat apa kamu bisa bertahan hidup tanpa karier yang selalu kamu banggakan " gumam Lucas.

" Dan kamu Candra kalau sampai benar kamu yang membuat putri terluka maka akan aku buat kamu membayar setiap tetes darah yang keluar dari tubuh putriku"

*****

Mobil Abbas berhenti di depan rumah Candra.

" motormu masih di rumahku Kin, aku nggak berani bawa kesini takut di kuasai sama si rubah " ucap Lusi.

" iya mbak nggak apa, terimakasih " ucap Kinara.

" Suami dan mertuamu memang benar-benar ya Kin, masa ia nggak ingin cari tahu bagaimana kabarnya Yumna setelah peristiwa itu, kemarin malah aku lihat ketiganya habis belanja banyak barang " ucap Lusi.

Kinara hanya tersenyum tipis, hatinya semakin sakit, ia mengingat bagaimana reaksi Candra saat ia mengabarinya kalau Yumna harus di rawat di rumah sakit.

" itu bukan urusanku, dia bukan anakku, kalian sendiri yang membuat ulah pagi itu, seandainya kamu nurut maka kejadian itu tidak akan terjadi " ucap Candra saat Kinara memberitahu keadaan Yumna.

Setelah itu kinara sudah tidak mengabari lagi tentang keadaan Yumna, dan memang benar suami dan mertuanya tidak pernah menjenguk mereka kerumah sakit.

Kinara mengendong Yumna yang masih terlihat lemas, Lusi dan Abbas membantu membawa barang-barang Kinara.

Kinara langsung membuka pintu rumah dan langsung masuk ke dalam rumah, di dalam rumah terlihat sepi.

" Mungkin mereka sedang tidur siang " pikir Kinara.

Kinara berjalan ke arah kamarnya dan saat berada di depan pintu kamarnya Kinara hendak memasukkan kuncinya ke dalam lubang kunci tapi dahinya berkerut saat melihat gagang pintunya telah berubah bukan gagang pintu sebelumnya, ini gagang pintu baru.

" Kenapa gagangnya berubah " gumam Kinara.

#####

Assalamualaikum readers HAPPY READING salam sehat selalu.