Warung sate milik Pak Parmin selalu ramai pengunjung, setiap yang makan di sini selalu saja kembali karena ketagihan akan rasa nya.
namun semakin ramai maka semakin banyak juga yang menyebarkan kabar tidak sedap, konon kata nya mereka pakai pesugihan sehingga dagangan laris manis.
pesugihan apa yang mereka anut?
Apa kah mereka memang memiliki pesugihan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12. Melihat proses memasak
Hari berganti dengan siang begitu cepat nya dan yang harus mencari nafkah sudah berangkat, ada yang kerja enak dengan pakaian rapi dan ada juga yang memikul cangkul karena kerja di sawah. semua nya sudah siap untuk membuat pekerjaan masing masing, semua di lakukan dengan kewajiban yang sabat besar untuk menafkahi anak dan istri.
Yang berjualan malam pun pagi begini sudah sibuk memasak, di mulai belanja di pasar sejak jam lima shubuh dan sejak itu pula mereka bekerja terus tiada henti. apa lagi rumah Pak Min yang selalu ramai dengan anak anak nya serta para pegawai, mereka menusuk daging sambil bercanda gurau saja.
Mulai dari daging ayam dan juga daging kambing, bukan cuma ratusan tusuk saja melainkan sampai ribuan tusuk. untuk satu porsi saja berisi sepuluh tusuk, sedangkan Pak Min dalam satu malam bisa puluhan porsi untuk sate nya saja dan masih dengan tongseng kambing serta gulai kepala kambing yang sangat lezat.
Bu Endah sibuk membuat bumbu untuk sate dan juga untuk tongseng nya, pagi begini memang semua bumbu di racik dengan baik lalu saat malam tinggal ambil saja yang ada di mangkuk. untuk sate sendiri yang bagian kacang hanya di beri bumbu olesan saat membakar, aroma bumbu bakar nya itu lah yang menggoda hidung pembeli.
"Assalamualaikum." Pak Lurah datang kerumah dan langsung bisa melihat bagian belakang rumah nya Pak Min yang tidak di pagar.
"Walaikum sallam, masuk sini Pak." walau pun sibuk tapi Pak Min tetap menyambut tamu nya.
"Oalah lagi sibuk begini, maaf ya saya bertamu pagi pagi." Pak Lurah agak sungkan juga.
"Enggak apa apa, Pak! duduk saja, memang lagi memasak kalau pagi begini." Bu Endah pun sama ramah nya.
"Ada perlu apa ya, Pak Lurah?" Pak Min menduga ada yang di butuhkan oleh lurah mereka.
"Ini loh istri saya minta tolong, bisa tidak pesan sate kacang nya untuk nanti malam lima puluh porsi?" Pak Lurah menatap Pak Min yang sambil memotongi daging.
"Bisa, mau jam berapa ya di antar nya?" Pak Min harus tau jam nya dulu.
"Acara habis isya, jadi kalau bisa sebelum itu lah ya di antar nya." pinta Pak Lurah sambil tersenyum dan mengeluarkan uang.
"Alhamdulilah sudah dapat pelaris, nanti saya lebihkan dia porsi lah ya." Bu Endah tersenyum ramah.
"Wah terima kasih." Pak Lurah juga senang mendengar nya.
Pak Lurah mengeluarkan uang ratusan ribu untuk membayar pesanan nya, lima puluh bungkus seharga satu juta karena satu bungkus nya dia puluh ribu. setara dengan rasa nya yang lezat serta porsi nya juga tidak medit, maka nya banyak yang suka dan pesan di sini.
"Langsung cash ya, Pak." gurau Pak Min ketika menerima uang.
"Iya, nanti tinggal kirim barang nya saja ya." Pak Lurah melihat kuah sate yang lagi di aduk.
"Ini bumbu kacang nya, Pak Lurah." Bu Endah memberi tahu.
"Sebanyak ini kalau buat setiap hari ya?" tanya Pak Lurah memperhatikan.
"Iya, sebenar nya ya capek karena tiap hari ngaduk begini." Bu Endah tersenyum karena dia memang kadang ya lelah juga.
"Capek nya terbayar kan, tiap malam laris jadi semangat gitu jualan nya." Pak Lurah pun tersenyum.
Pak Min tertawa mendengar ucapan Pak Lurah barusan, setelah berbasa basi dan sempat melihat lihat apa saja yang ada di sana. Lurah ini segera pergi karena masih ada urusan lain pula, lewat belakang bisa karena pagar nya memang belum full rumah Pak Min ini, alasan dia karena lebih enak jalan yang di sini.
"Gimana, Pak?" tanya Amir yang menangani di luar.
"Enggak ada yang salah kok, ku rasa memang mereka iri dengki saja maka nya membuat gosip." jawab Pak Lurah saat masuk mobil.
"Memang sangat ramai, maka nya ada saja yang tidak suka sehingga membuat gosip." angguk Amir pula.
"Saingan bisnis sudah pasti begitu, ini saja aku baru naik jadi Lurah dan ada saja yang tidak suka." jawab Masri lurah baru alias anak nya lurah yang lama.
"Biarkan saja lah, toh mereka juga belum tentu bisa jadi lurah." sahut Amir yang benar juga.
"Kasihan juga kadang kalau melihat Pak Min, susah payah membangun usaha tapi malah mau di runtuhkan oleh orang iri." ujar Pak Lurah.
"Nama nya juga orang punya penyakit hati, maka pasti nya akan begitu." jawab Amir.
"Kalau di lihat mereka yang sedang memasak, maka kasihan sekali karena semua itu butuh tenaga." ujar Pak Lurah.
Amir mengangguk paham apa yang membuat Lurah nya ini iba, pekerjaan seperti itu memang kadang menguras tenaga yang amat besar. bisa saja sama sekali tidak ada waktu untuk istirahat walau sedikit pun, tidur siang mungkin tidak pernah mereka lakukan karena sangking tidak ada waktu untuk melakukan itu semua, kerja nya hanya menusuk dan jualan.
Malam hanya tidur beberapa jam saja, setelah itu jam lima harus bangun lagi untuk pergi kepasar. pulang dari pasar sudah sibuk menusuk sate, jadi benar benar waktu yang di habiskan amat sangat luar biasa, bagi yang fisik nya tidak kuat maka jangan pernah coba coba jualan seperti ini.
"Kalau menurut ku sih Uda Jhon yang kesal sekali dengan Pak Min." ujar Amir.
"Karena Pak Min ini ada sate Padang nya juga, kan Uda Jhon jualan sate Padang." jawab Masri.
"Ya nama nya saja jualan jadi harus nya mereka bisa dong menerima saingan." sahut Amir.
"Nanti malam kita lihat sate yang dari Pak Min, apa kah ada yang aneh." Masri berkata pelan.
"Mbak Pur sama Mas Arya di undang tidak, Pak?" tanya Amir.
Masri mengangguk karena ini memang yasinan yang Ibu Ibu jadi ya tidak masalah mau mengundang siapa saja, bagi siapa pun yang ikut yasinan maka bisa datang kerumah. memang semua Ibu Ibu di sana ikut, tapi kadang ada juga yang tidak berangkat.
"Kalau dia sudah merasakan nya maka aku yakin Mbak Pur akan bertindak." yakin Amir.
"Dia aneh sekali memang ya, padahal jelas tua dia dari pada aku tapi wajah nya tetap begitu saja." heran Masri.
"Memang nya Pak Lurah lama tidak memberi tau?" tanya Amir.
"Ada sih, tapi aku agak kurang percaya saja soal itu." jawab Masri.
Amir diam saja kalau sudah tidak percaya begini, mungkin nanti akan ada saat nya untuk Masri melihat bagai mana wujud ular nya Purnama, dia sudah di beri tahu oleh lurah lama kalau Purnama bukan lah manusia tapi malah tidak percaya.
Selamat pagi, kemarin enggak mood ya jadi up cuma satu.
wlpn cm beban Davin pasti Davin jg sdih ya
aku kom ngk rela ya klu smpai tu serigala putih musnah
lagian sih kerjaan nya cm molor ja mknya jd lemah dn akhirnya turun jabatan dech 🤣🤣🤣🤣
seperti nya sebentar lagi peperangan akan di mulai 😏😏😏
tapi semoga saja berhasil ya
tengah MLM Thor aku mewek,,walopun kadang ngeselin Krn SK tidur tp klo musnah ya ttp kehilangan🥺☹️