⚠️Warning! MC badboy garis keras!
Lelah dengan sulitnya hidup, Yofan memutuskan melakukan pesugihan mbah jenggot. Mencari tumbal perawan, itulah yang harus dilakukan oleh Yofan.
Dengan wajah tampan dan kekayaan, Yofan menjebak banyak gadis untuk dijadikan tumbal. Gadis itu akan ditiduri olehnya, lalu meregang nyawa. Yofan sudah terbiasa dengan sesi penumbalan setiap bulan purnama. Namun semuanya berubah saat Yofan bertemu Amel dan Rona, kedua gadis itu berbeda dari wanita yang pernah dia temui.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 11 - Menemukan Sasaran
"Benarkah?" tanya Yofan.
Marvel tersenyum miring, lalu menepuk pundak Yofan. "Keinginanmu itu terlalu susah, Bro. Lagian kayaknya kebelet banget. Apa ada alasan lain?" ujarnya yang malah berbalik tanya.
"Alasan lain? Nggak ada. Cuman mau cari kenalan aja gitu," tanggap Yofan. Ia berusaha tenang sebisa mungkin. Tidak mungkin juga Yofan bilang kalau dirinya membutuhkan perawan untuk tumbal pesugihan.
Dahi Marvel mengernyit. Merasa heran dengan sikap Yofan yang tampak kikuk.
"Ya sudah. Sebaiknya aku pulang. Kau dan yang lain nikmati saja sampai puas," ujar Yofan. Kali ini dia yang menepuk pundak Marvel. Ia hampir beranjak pergi.
"Aku sepertinya tahu dimana kau bisa mendapatkan gadis perawan. Karena aku mengenal beberapa gadis," imbuh Marvel. Membuat langkah Yofan seketika berhenti.
"Aku nanti akan mengirimkan identitasnya padamu dan membuat kencan buta untukmu," lanjut Marvel.
"Yang benar? Kalau begitu makasih banyak!" sahut Yofan.
"Anggap saja ini balasanku untukmu karena sudah membayarkan ruang vip," balas Marvel.
"Santai saja. Itu bukan hal besar."
"Kau itu siapa sebenarnya? Sepertinya bukan orang biasa? Apa kau CEO perusahaan besar? Kayaknya uangnya banyak banget."
"Yang jelas aku tidak sekaya yang kau bayangkan. Atau mungkin bisa dibilang belum sekaya itu." Usai berucap begitu, Yofan beranjak meninggalkan balkon.
Yofan beranjak dari klub dengan motornya. Dia berkendara dengan kecepatan sedang. Ia berhenti saat lampu merah menyala.
Atensi Yofan kala itu tak sengaja tertuju ke arah sebuah mini market. Di sana ada sosok tidak asing baginya. Di sana Yofan melihat ada preman yang sering memukulinya. Semua orang mengenali preman itu dengan panggilan Gogon.
Gogon saat itu tak sendiri. Ia bersama anak perempuannya yang tampak berseragam SMA. Yofan sebenarnya mengenal anak gadis Gogon tersebut. Namanya Vera, dia dikenal punya sikap berbanding terbalik dengan bapaknya.
Jika Gogon dikenal jahat dan kasar, maka Vera memiliki sikap baik. Ia bahkan dikenal sebagai pekerja keras. Meskipun punya sikap yang berlawanan, Gogon diketahui sangat menyayangi Vera. Dia sangat baik pada putrinya. Namun walau begitu, Gogon punya banyak catatan kejahatan yang tak terhitung. Termasuk kepada Yofan sendiri.
Seringai terukir di bibir Yofan. Tebersit dalam pikirannya untuk menjadikan Vera sasarannya. Entah kenapa Yofan yakin kalau gadis itu perawan. Mengingat dirinya tahu bahwa Vera tak pernah terlihat dekat dengan cowok mana pun.
"Kenapa aku nggak kepikiran dari awal? Kan orang-orang yang pernah jahat padaku punya keluarga. Dalam keluarga itu, mereka pasti punya perawan," gumam Yofan. Bersamaan dengan itu, lampu hijau menyala. Ia segera melajukan motor.
Yofan sengaja melewati kubangan air yang ada tepat di pinggir jalan. Kebetulan juga di sana ada Gogon dan Vera yang berdiri karena ingin menyeberang.
Pyar!
Sontak air kubangan yang dilewati Yofan menciprat ke arah Gogon dan Vera.
"Woy! Sialan kau! Berhenti! Biar kupatahkan kepalamu itu!" geram Gogon dengan segala umpatan dan kekasarannya.
"Sudah, Pak! Sudah. Malu tahu dilihatin orang." Vera berusaha menenangkan Gogon. Ia mengajak ayahnya untuk segera menyeberang jalan.
"Kamu tuh selalu saja begitu kalau dijahatin orang. Harusnya kalau ada yang jahat, itu ya dilawan," omel Gogon. Wajahnya cemberut, ia beberapa kali mengusap kepala botaknya untuk menenangkan diri.
"Kalau orang yang jahat itu jahat ke aku karena kejahatan Bapak gimana?" balas Vera. Membuat Gogon seketika membisu.
"Memang ada?" tanya Gogon serius. Ia tentu cemas.
"Nggak, Pak. Aku cuman bercanda. Aku udah gede. Bisa jaga diri," sahut Vera. "Tapi seperti saranku yang sudah-sudah, sebaiknya Bapak berhenti jadi preman. Berhenti kerja sama rentenir itu," lanjutnya. Dia dan Gogon berjalan berdampingan. Vera selalu melangkah menunduk sambil memegangi tas ranselnya.
"Astaga, Ver. Kamu kok bahas ini lagi. Berapa kali Bapak bilang, kalau Bapak susah buat berhenti. Andai berhenti pun, susah juga. Karena pasti nggak ada orang yang mau kasih kerja sama mantan preman," jelas Gogon.
"Bapak belum coba udah pesimis. Setidaknya dicoba dulu."
"Udah! Bapak bisa urus urusan Bapak sendiri. Mending kau belajar yang rajin, biar nggak jadi seperti Bapak." Gogon mengusap puncak kepala Vera.
...____...
*Oke, petualangan Yofan bersama gadis-gadis perawan sudah dimulai guys. Aku cuma mau kasih tahu kalau pemain utama di sini anti-hero ya. Dia jahat, tapi juga kadang baik. Pemain utama di sini mungkin akan mengingatkan kalian sama Elang di novel Berondong plus-plus. Btw nanti aku bakalan bikin kuis berhadiah lagi di novel ini. Pokoknya tunggu aja. Aku ucapkan terima kasih buat readers yang selalu baca karyaku 🤗
Ibarat pepatah "menyelam sambil minum air".
Biasanya yg sering terjadi pelaku pesugihan akan hidup dalam ketakutan konstan karena mereka selalu dibayangi oleh arwah korbannya dan seringkali berakhir dengan kesengsaraan dan ketidakbahagiaan bagi pelakunya.
Selain itu, kesialan dan musibah akan menghantui hidup mereka, seolah-olah harga yang harus dibayar untuk mencapai tujuan dengan cara yang sangat gelap.
🤔🤔🤔