Sebatas Ibu Susu Untuk Anakmu

Tubuh Lea tergeletak bersimbah darah di depan mobil yang bagian depannya telah rusak parah dengan lampu sinnya yang terus menyala.

Di dalam mobil,

nampak dua orang dengan kondisi yang hampir sama dengan Lea yakni bersimbah darah juga terlihat tak sadarkan diri.

Kemacetan segera mengular di area jalan raya itu.

Orang orang segera berkerumun namun tak ada yang berani berbuat apa apa hingga rombongan mobil polisi dan ambulan datang.

Setelahnya baru pihak kepolisian yang melakukan evakuasi.

Namun berbeda dengan korban di dalam mobil, jika tubuh Lea di naikkan ke mobil ambulan setelah pihak polisi yang lebih dulu memeriksa singkat keadaannya.

Korban di dalam mobil justru langsung di masukkan ke dalam ambulan oleh beberapa orang berpakaian serba hitam.

Dan pihak kepolisian hanya memberikan pengawalan.

Tak lama,

Ambulan yang membawa kedua korban di dalam mobil melaju dan lebih dulu pergi meninggalkan tempat itu dengan pengawalan motor motor besar kepolisian.

Baru setelahnya mobil ambulan yang membawa Lea mulai melaju pelan meninggalkan tempat itu.

Karena tanpa pengawalan seperti mobil ambulan sebelumnya.

Maka mobil ambulan yang membawa Lea hanya melaju biasa saja dengan tetap menyalakan lampu sirenenya.

" ada apa ?! Apa yang terjadi ?! " Reyhan yang baru saja sampai dan berada di keramaian itu bertanya kepada seseorang yang ada di sana.

" baru saja terjadi kecelakaan mas...." jawab orang yang di tanya Reyhan itu.

" apa ?! Kecelakaan ?! "

" iya...

kabarnya ada seorang wanita yang melakukan bunuh diri dengan menabrakkan diri ke mobil pengguna jalan di jalan raya " jelas seseorang itu lagi yang seketika membuat Reyhan termangu.

Ingatannya melayang kepada Cassandra.

( tidak....tidak mungkin Caca melakukan hal gila seperti itu,

aku tahu persis Caca wanita yang kuat dan berkepribadian kuat.

itu tidak mungkin dia...)

Reyhan berkata di dalam hati dengan wajah chengo dan bodohnya.

" lalu di mana korban sekarang ?! " tanya Reyhan kemudian.

" mereka sudah di bawa ambulan mas "

" mereka...?! " cicit Reyhan.

" iya mas...korbanya tidak hanya satu, tapi tiga orang..." terang seseorang yang di tanya Reyhan itu lagu.

Mendengar itu Reyhan menghela nafas lega.

( tiga orang...jelas itu bukan Caca kan, bukankah Caca hanya seorang diri tadi )

Bisik hati Reyhan lagi,

Ia lupa dan tak terpikirkan hal lain.

Tak lama pria itu segera berlalu dan berniat melanjutkan kembali niatnya mencari Cassandra.

Keputusannya sudah bulat, ia akan kembali menikahi Cassandra dan memperbaiki hubungan di antara keduanya.

Ia akan menuruti keinginan wanita itu untuk tinggal terpisah dengan kedua orang tuanya.

Ia merasa apa yang di lakukan oleh kedua orang tuanya sudah keterlaluan.

Dia juga menyadari jika cintanya kepada wanita yang masih ia anggap istrinya itu masih begitu besar.

Ia yakin ia tak akan pernah bisa menggantikan posisi Cassandra di hatinya dengan orang lain.

Sementara itu di tempat lain,

Tepatnya di tempat kos Lea.

Dokter Liam baru saja memarkirkan mobilnya dan baru saja akan melangkah ke arah tangga untuk menuju ke kamar Lea ketika ibu Laila melangkah kepadanya dan menyapanya.

" pak dokter...lama tidak kelihatan ?! " sapa wanita baya itu.

Dokter Liam tersenyum tipis.

" iya bu...saya sibuk sekali " jawabnya berbohong, karena yang benar adalah Lea yang sengaja memintanya untuk tidak sering sering datang.

" oh begitu..."

" iya bu, permisi saya naik dulu...."

" tapi kayaknya mbak Sandra belum pulang pak dokter, karena saya juga tak melihatnya kembali sejak dia keluar tadi "

kata bu Laila yang sontak membuat kening dokter Liam berkerut dan menghentikan langkahnya kemudian kembali menatap wanita baya yang berdiri di sisinya itu.

" belum kembali ?! Sejak keluar ?! Dia keluar...?! " tanya dokter Liam dengan wajah yang seketika berubah cemas.

" iya dokter, apa mbak Sandra tidak mengabari pak dokter lebih dulu ?! " tanya bu Laila kepo.

" jam berapa dia keluar ?! Apa yang dia bawa ?! " tanya dokter Liam dengan tatapan mata tajam tanpa menjawab pertanyaan bu Laila lebih dulu.

" tidak ada selain tas slempang kecil pak dokter "

" ibu yakin ?! "

" ya dokter...saya yakin karena tadi kami sempat berbincang sebentar "

" ibu tanya akan kemana dia ?! "

" iya....

saya tanya sih tadi dan mbak Sandra jawab cuma mau cari angin saja " jawab ibu Laila.

Dokter Liam sontak bernafas lega,

" baiklah bu....terima kasih informasinya, saya ke atas dulu.

saya akan menunggu Sandra di kamar " pamit dokter Liam kemudian.

" e dokter....liam..." panggil bu Laila lagi menghentikan langkah dokter muda itu lagi

" ya...ada apa bu ?! "

" maaf jika saya terkesan ingin tahu dan ikut campur, tapi benar tidak ada apa apa kan di antara dokter dan mbak Sandra ?! " tanya bu Laila takut takut.

" kenapa bu ?! " tanya Liam dengan wajah serius.

" tidak ada apa apa dokter,

hanya saja saya sudah lama tidak melihat dokter. Sementara saya selalu melihat kesedihan di wajah mbak Sandra.

Seperti sedang banyak pikiran dan sedih banget begitu lo dokter " kata ibu Laila lagi.

Dokter Liam menarik nafas panjang. Kemudian pria tampan berkulit putih itu nampak menggigit bibirnya kuat kuat.

Jujur ia juga tidak tahu apa yang sebenarnya tengah terjadi pada wanita yang entah kenapa seolah mampu meraup semua perhatiannya hanya kepadanya itu.

Yang ia tahu,

Wanita itu telah keguguran dan seakan di abaikan dan di telantarkan oleh keluarga bahkan suaminya sendiri.

" tidak ada apa apa bu...

biasalah, kami ini hanya pasangan muda. Ibu tentu mengertilah bagaimana kondisi pasangan muda seperti kami.

Kami hanya sedang menyesuaikan diri kami masing masing.

Cassandra juga pasti sangat merindukan kedua orang tuanya.

Sementara aku tidak bisa libur begitu saja " dokter Liam mencoba mencari alasan.

" ah iya dokter...ibu mengerti,

yang sabar ya dokter, sayang kalau sampai terjadi apa apa dengan hubungan dokter dan istri dokter itu.

Saya suka melihat kalian berdua. Kalian pasangan yang sangat cocok.

Yang perempuan cantik dan dokter sangat tampan.

Nggak kebayang bagaimana nanti anak anak dokter dan mbak Sandra,

Pasti cantik cantik dan ganteng ganteng seperti ayah dan ibunya "

Seloroh ibu Laila yang terdengar seperti doa di telinga dokter Liam.

Dokter Liam pun tanpa sadar tersenyum lebar sehingga ia terlihat semakin tampan hingga membuat ibu Laila menatapnya tak berkedip.

" terima kasih bu...saya anggap ini adalah doa ibu untuk kami berdua " kata dokter Liam kemudian ia pamit dan melanjutkan langkahnya menapaki anak tangga menuju lantai atas.

Di mana kamar yang ia sewa untuk Cassandra berada.

Sepanjang langkahnya menuju kamar wanita itu, pria tampan berwajah oriental itu tak henti menyunggingkan senyum.

Entah kenapa kata kata bu Laila tadi sangat membuatnya bahagia hingga tanpa sadar ke dua sudut bibirnya terus tertarik ke atas.