NovelToon NovelToon
Cinta Laki-laki Penghibur

Cinta Laki-laki Penghibur

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Dikelilingi wanita cantik / Selingkuh / Cinta Terlarang / Beda Usia / PSK
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ibnu Hanifan

Galih adalah seorang lelaki Penghibur yang menjadi simpanan para Tante-tante kaya. Dia tidak pernah percaya Cinta hingga akhir dia bertemu Lauren yang perlahan mulai membangkitkan gairah cinta dalam hatinya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ibnu Hanifan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAAB 12

Hidup Galih perlahan berubah.

Bukan karena keadaan, bukan karena keberuntungan, tapi karena satu nama: Lauren.

Hari-hari yang dulu hanya diisi dengan kekosongan dan kepura-puraan, kini mulai terasa hangat. Wajah Lauren, tawanya, caranya memiringkan kepala saat bingung, bahkan cara ia tertawa menutupi mulutnya—semuanya, diam-diam telah menjadi rumah bagi hati Galih yang dulu kosong.

Mereka sering pergi bersama. Kadang ke taman kota saat sore, kadang makan malam di tempat sederhana yang penuh tawa, kadang hanya duduk di mobil sambil mendengar lagu lawas. Dan dalam setiap momen itu, cinta tumbuh perlahan—tanpa mereka sadari, namun begitu dalam.

Malam itu, hujan turun rintik-rintik. Mereka berdua duduk di bangku taman yang basah karena embun, tapi dilindungi kanopi kayu yang nyaman.

Galih menatap Lauren yang sedang menggigit ujung sedotan es tehnya.

"Kamu sadar enggak sih," ujar Galih pelan, "kita makin sering bareng belakangan ini?"

Lauren menoleh sambil tersenyum.

"Emang kenapa? Kamu bosen?"

"Enggak… justru aku pengen kayak gini terus," ucap Galih sambil menatap mata Lauren lebih dalam.

Lauren sedikit terkejut, senyumnya perlahan memudar menjadi ekspresi serius. Hujan semakin deras. Aroma tanah basah menguar di udara.

Galih menghela napas, lalu berkata dengan nada rendah namun pasti:

"Aku suka sama kamu, Laur."

Lauren menatapnya lama. Tak ada tawa. Tak ada canda.

Waktu seakan berhenti.

Lalu... Lauren tersenyum.

Senyuman itu—bukan senyum biasa. Tapi senyuman yang muncul dari hati, yang penuh perasaan.

"Aku juga, Galih... Aku suka kamu."

Angin pelan menerpa wajah mereka. Tangan mereka yang saling bersentuhan menjadi lebih erat.

Dan malam itu, tanpa pelukan, tanpa ciuman, mereka tahu—bahwa hati mereka sudah saling bertaut.

Dalam diam, Galih menguatkan tekad.

Dia ingin menjaga perasaan itu. Menjadi lebih baik, demi gadis yang membuatnya merasa hidup kembali.

Bukan besok. Tapi segera. Untuk Lauren, dan untuk dirinya sendiri.

----

Mobil hitam itu berhenti perlahan di depan rumah bergaya klasik dua lantai milik keluarga Handoko. Lampu-lampu teras menyala temaram, memantulkan bayangan hujan yang belum sepenuhnya reda sejak senja.

Dari dalam mobil, Galih menatap rumah itu dengan tatapan berat. Tangannya masih menggenggam setir, sementara di sebelahnya, Lauren tersenyum penuh semangat.

“Kamu mampir sebentar, ya? Aku pengin kenalin kamu sama mamah dan papah,” kata Lauren sambil menyentuh lengannya lembut. “Aku pengin mereka tahu, kamu pacar aku.”

Galih diam sejenak. Di dalam hatinya, ada sesuatu yang tak bisa dijelaskan. Perasaan ragu, takut, dan firasat buruk yang menekan dadanya.

“Lauren… Kamu yakin mau ngenalin aku ke mereka? Gimana kalau mereka gak suka sama aku?”

Lauren tersenyum menenangkan.

“Tenang aja, mereka baik kok. Apalagi kamu kan… pacar aku.”

Galih akhirnya mengangguk pelan.

Mereka turun dari mobil dan menuju teras rumah. Lauren mendorong pintu dan memanggil dengan riang:

“Maaah… Paah! Aku pulang. Nih, kenalin pacar aku!”

Dari ruang tengah, dua orang keluar bersamaan. Tante Liana dan Pak Gunawan Handoko.

Waktu seakan berhenti.

Tante Liana membeku. Matanya membelalak.

Galih membatu. Napasnya tercekat.

“Galih…” bisik Tante Liana dengan suara nyaris tak terdengar.

Lauren menoleh ke ibunya, lalu ke Galih, lalu kembali ke ibunya.

“Mah? Mah kenal sama Galih?”

Tante Liana tak langsung menjawab. Wajahnya pucat. Matanya tak bisa lepas dari Galih, seperti melihat hantu dari masa lalunya.

Akhirnya, dengan suara yang bergetar:

“Iya. Mamah kenal dia. Dan kamu gak boleh pacaran sama dia, Lauren.”

Lauren terbelalak.

“Apa? Kenapa, Mah? Ada apa?”

Tante Liana tiba-tiba menarik tangan Lauren menjauh dari Galih.

“Dia bukan orang yang tepat buat kamu. Dia itu…”

Lidahnya tercekat. Ia tak sanggup mengucapkan kenyataan di hadapan suami dan anaknya. Tentang siapa Galih sebenarnya… Tentang malam-malam mereka di hotel… Tentang kebodohan dan dosa yang tak bisa ia tarik kembali.

Galih melihat mata Tante Liana. Mata yang dulu memandangnya penuh hasrat, kini penuh penolakan dan ketakutan.

Rasa malu, marah, dan kecewa berputar dalam dadanya.Ia mundur selangkah, lalu tanpa sepatah kata pun… berlari pergi. Baru saja dia merasakan kebahagiaan namun hanya dalam hitungan jam dunia menghancurkan kebahagiaannya. Mengapa dunia begitu tidak adil padanya.

“Galih! GALIHH!!” teriak Lauren mengejarnya, namun langkahnya tertahan.

Tangan ibunya mencengkeram lengan Lauren kuat-kuat.

“Jangan kejar dia!”

“Kenapa? Mah, kenapa aku gak boleh tahu?KENAPA??” Lauren menangis dan berteriak.

Tante Liana tak menjawab. Ia hanya berdiri, menunduk, menggenggam lengan anaknya seolah jika ia melepasnya, semua rahasia akan tumpah dan menghancurkan segalanya.

Di kejauhan, suara langkah kaki Galih yang semakin menjauh hilang ditelan hujan dan malam.

Dan malam itu, cinta yang tumbuh perlahan hancur dalam sekejap oleh rahasia yang selama ini tersembunyi di balik senyuman seorang ibu.

1
Mawar Agung
saya suka ceritanya semangat ya Thor💪😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!