NovelToon NovelToon
Trapped In Revenge

Trapped In Revenge

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Mafia / Roman-Angst Mafia
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: GraceAnastasia

Rocella gadis berusia 24 tahun, yang dijual oleh ayahnya sendiri pada seorang mafia berpengaruh di dataran Amerika dan Eropa. Kehadiran orang ketiga dalam keharmonisan keluarga menghancurkan semuanya, hidupnya hancur seketika kala ayahnya berselingkuh. Ibunya meninggal dunia karena syok dan kakak laki-laki yang tiba-tiba menghilang dihari kematian ibunya, dan demi membalaskan rasa sakit itu Roce mulai bersekutu dengan mafia yang telah membelinya. Bertekad untuk membalaskan semua dendamnya kepada ayah dan wanita selingkuhannya.

"Aku punya segalanya maka manfaatkan aku yang hanya bisa kamu miliki." ~Killian Leonardo Dextor (Killian Victorious Leonardo De Dextor)

⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆

Latar cerita Eropa dan Amerika kalau emang nggak suka budaya mereka skip aja ya guys ya, love you all♡

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GraceAnastasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ossobuco

Jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi waktu setempat, bahkan matahari sudah tinggi. Namun sepasang anak manusia masih saja tertidur pulas di sebuah kamar mewah dengan begitu rapat. Killian terbangun terlebih dahulu, saat menoleh kearah samping terlihat Roce masih tertidur pulas sambil memeluk lengannya. Ada rasa lega dalam hati Killian, dengan perlahan tangannya satunya dia gunakan untuk mengelus helaian rambut Roce.

Wanita itu begitu cantik, bahkan saat tidur pun masih saja membuat Killian gila. Tatapan Killian memandang bibir Roce yang sexy terlihat sedikit terbuka, tanpa ragu Killian mendaratkan sebuah kecupan di sana. Beberapa saat memandangi Roce, Killian segera menutup matanya pura-pura tertidur saat melihat pergerakan dari Roce.

Benar saja tak selang lama Roce membuka matanya, meregangkan tubuhnya.

"Eughhh," Erangnya sambil merentangkan tangannya, sambil mengumpulkan kesadaran Roce berguling ke samping menghadap Killian yang masih pura-pura tidur.

"Gantengnya," Puji Roce.

Pagi hari memang enaknya di suguhkan pemandangan indah, contohnya melihat Killian yang masih tertidur dengan keadaan toples. Di jamin mampu memperbaiki mood dan menjadi menu sarapan yang enak.

Roce bangkit perlahan duduk bersila memandangi setiap pahatan wajah Killian yang begitu indah, jari lentiknya mulai menjalar menyentuhnya.

"Kalau begitu kan enak wajahnya polos nggak serem sama sekali," Gumam Roce kagum, Killian yang pendengaran tajam pun mendengar.

"Coba aja kamu lembut di depan publik aku yakin semua perempuan pasti deketin kamu, untungnya kamu di kenal kejam jadi mereka nggak berani deketin kamu." Ujar Roce.

Tangan Roce mulai menyentuh Alis, mata, hidung, pipi, rahang, hingga bibir.

"Bibir kamu enak banget." Entah sengaja atau tidak Roce mengatakan itu sambil berbisik di telinga Killian.

Killian yang masih pura-pura tidur mengumpati Roce dalam hatinya, Killian ingin membuka matanya dan langsung menyerang Roce karena sudah berani menggodanya. Killian yang terlanjur kecanduan pada tubuh Roce tidak bisa mengendalikan dirinya saat mendapatkan sentuhan sedikit saja darinya.

"Aku nggak nyangka kalau tidur polos banget, like a good boy."

"Tapi kamu brutal banget semalem, aku hampir aja pingsan kalau kamu nggak berhenti saat itu." Ucap Roce, dirinya tengah curhat dengan Killian yang masih tidur.

Perlahan Roce mengelus kepala Killian guna membangunkan Killian karena hari semakin siang dan mereka belum sarapan, Roce sudah merasakan lapar.

"Ian bangun yuk." Bisik Roce pelan, namun Killian masih ogah-ogahan membuka matanya.

"Ian, Ian bangun udah siang yuk." Bujuknya sambil menutup hidup Killian.

Hal tersebut membuat Killian lansung terbangun karena tidak bisa bernafas, tatapan matanya masih polos namun penuh protes pada Roce. Killian berani bersumpah Roce adalah satu-satunya orang yang berani bersikap kurang ngajar padanya, tapi Killian tidak bisa marah padanya entahlah dirinya juga bingung.

Melihat Killian menatapnya Roce hanya menampilkan senyum tak bersalahnya, Roce kira Killian akan langsung bangun dan mandi namun nyatanya tidak. Killian malah tidur di pangkuan Roce sambil memeluk perut Roce erat, sedangkan tangan Roce dia pindahkan di kepalanya.

"Elus aku." Pintanya.

Roce pun hanya menurut saja, Killian terlihat begitu berbeda dari Killian yang pertama dia temui. Killian yang kali ini terlihat begitu manja, tidak ada itu sifat kejam yang muncul.

"Ayok bangun mandi, ini sudah siang kita harus sarapan." Ujar Roce, Killian menggeleng.

"Nanti saja, aku masih mau bermanja-manja denganmu." Roce menghela nafas pelan menyetujui.

30 menit Roce membiarkan Killian bermanja-manja dengannya.

"Ayo sudah, ini sudah hampir jam 10." Bujuk Roce, Killian masih tidak mau melepaskan Roce.

"Ian," Panggil Roce lembut.

Dengan kesal Killian duduk di hadapan Roce dengan wajah di tekuk.

"Dasar pelit!" Ucapnya kesal, Roce lagi-lagi menghela nafas dirinya seperti mengurus bayi besar.

"Tidak pelit, nanti bisa manja-manja lagi okey. Sekarang harus mandi dulu, kita belum sarapan aku sudah lapar." Ucap Roce memberi pengertiannya.

"Nanti manja-manja lagi?" Tanya Killian polos, Roce mengangguk.

"Janji?"

"Iya janji." Setelah mengatakannya Killian langsung bangun dan menggendong Roce menuju kamar mandi.

Tak selang lama mereka keluar, Killian sebenarnya memintanya lagi tadi di kamar mandi. Namun Roce menolaknya, karena Roce tahu Killian tidak bisa bermain sebentar. Sedangkan mereka harus makan terlebih dahulu, Roce membutuhkan nutrisi lebih untuk mengurus bayi besar yang lebih melelehkan dari mengurus bayi kecil.

Dengan tangan saling bertaut mereka berjalan santai di iringi obrolan ringan. Sesampainya di meja makan, di sana sudah di suguhkan banyak menu Italian food.

Killian menarik kursi Roce sebelum duduk di tempatnya.

"Ian ingin makan apa?" Tanya Roce ingin mengambilkan makanan untuk Killian.

"Tidak, kamu tidak boleh melayaniku. Ingat di perjanjian tidak ada ketentuan kamu menyiapkan makanan dan lainnya." Tolak Killian.

"Tapi kamu banyak membantuku, aku hanya ingin mengambilkan makanan itu tidaklah sulit." Ujar Roce.

"Tidak tetap tidak boleh." Tegas Killian.

"Ian—" Bujuk Roce, lagipula dirinya tidak keberatan.

Killian menghela nafas dirinya mengaku kalah, melihat tatapan Roce.

"Okey, tapi dengan syarat kita harus makan 1 piring bersama." Final Killian tidak bisa diganggu gugat.

"Tap—"

"Tidak ada tapi Roce!" Tegas Killian, dengan satu tangan Killian menarik kursi Roce untuk mendekat kearahnya.

Mengambil piringnya diletakkan di tengah-tengah mereka.

"Ossobuco." Ujar Killian, dengan cekatan Roce mengambilnya diiringi senyum tipis di bibirnya.

Ossobuco adalah salah satu makanan favoritnya, makanan khas Italia itu terbuat dari daging kaki sapi muda yang dimasak menggunakan sayur, kaldu, serta anggur.

"Do you like Italian food, right?" Tanya Killian.

"Yes," Killian menyeringai "I'm also Italian food and you like me."

Roce melotot mendengar ucapan Killian, "Hey don't say that!" Kesalnya.

Killian terkekeh mendengar omelan Roce yang menurutnya sangat imut.

Killian mengambil alih garpu yang akan akan di suapkan kepadanya, "Ladies first." Ucapnya sambil menyuapi Roce.

Mereka makan dengan saling menyuarakan satu sama lain secara bergantian.

"Aku ingin menonton." Ujar Roce setelah mereka selesai makan.

"Okey, di lantai 3 ya." Killian segera meminta pelayan untuk mengambilkan troli dan menyiapkan berbagai cemilan.

Setelahnya mereka pergi kembali ke atas dengan Killian mendorong troli makanan itu, pintu lift terbuka mereka berjalan menuju ruangan di pojok yang mana merupakan ruang untuk bersantai. Setelah memastikan Roce nyaman dan senang, Killian meminta izin untuk pergi ke kamar sebentar.

Di kamarnya Killian mulai membereskan kekacauan yang mereka perbuat semalam. Sebelum menghampiri Roce Killian mengambil selimut dan membawanya ke ruang santai.

Cup

Killian mencium pucuk kepala Roce yang masih begitu fokus menonton film Harry Potter, film kesukaan Roce.

Roce menoleh saat Killian mendudukkan diri di sampingnya, "Sudah selesai?" Killian mengangguk.

"Terima kasih." Ucap Roce saat Killian mengatur sofa menjadi lebih panjang untuk kakinya, bahkan dengan perhatian memberikannya selimut karena ruangan terasa dingin.

"Sini!" Killian menyuruh Roce untuk bersandar di dadanya agar ia bisa memeluknya.

Dengan patuh Roce memeluk Killian, mereka saling berpelukan dalam selimut. Menonton film diselingi obrolan ringan, dan adegan saling suap menyuap cemilan.

1
So
Yang semangat yang semangat/Determined/
Browniecat: okey say, thanks dah mampir. Love sekebon ❤
total 1 replies
An
/Doge/
An
Hidung
Browniecat
NOTE:

Guys latar cerita ini budaya barat ya, kalau emang kalian merasa ini melenceng dari budaya kita it's okey emang ini faktanya. Jadi kalau emang nggak suka bisa langsung skip ya say, see you guys.
Bian cha
*Kalian?
So
jadi di up nih?
Browniecat: iya👉🏻👈🏻
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!