NovelToon NovelToon
Antara Ada Dan Tiada

Antara Ada Dan Tiada

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Enemy to Lovers
Popularitas:333
Nilai: 5
Nama Author: Sazzzy

"Apa yang kamu bicarakan Lin Yi? A-aku sudah kotor sejak kecil haha, dan kamu, dan kalian kenapa masih tertarik pada perempuan sepertiku? Sepertinya kalian kurang berbaur ya, diluar sana masih banyak loh gadis yang lebih dariku dari segi fisik dan mental, so, kerjasama kita bertiga harus profesional ya!" Sebenarnya Safma hanya mengatakan apa yang ada dalam pikirannya, walaupun Safma sendiri tidak terlalu paham dengan maksud dari kalimatnya secara mendalam. Tidak ada airmata dari wajah Safma, wajahnya benar-benar pintar menyembunyikan emosinya.

"Safma!" Sudah habis kesabaran Lin Yi, kemudian menarik tangan Safma pelan juga tiba-tiba namun dapat membuat gadis itu terhuyung karena tidak seimbang. "Jangan bicarakan hal itu lagi, hatiku sangat sakit mendengarnya. Kamu terlalu berharga untukku, Please biarkan aku terus mencintaimu!" Lirih Lin Yi dibarengi air mata yang mulai berjatuhan tanpa seijinnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sazzzy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kakek tua

"Terimakasih banyak atas makanannya, Safma izin pamit pulang dulu." Sopan Safma membungkukkan badannya.

"Tunggu dulu nak!" Pinta kakek tua.

Benar saja, langkah Safma terhenti kemudian berbalik ke belakang. "Ya kakek?"

"Sudah hampir malam, izinkan Lin Yi mengantarmu."

Eh, Safma tak sadar jika hari sudah hampir malam, kenapa cepat sekali. Efek datang bulan kah?

"Maaf kakek, tapi Safma bawa sepeda." Tolak Safma secara halus.

"Kamu menolak permintaan kakek ya? Lagipula sepeda tadi sudah kembali ditempat semula. Kamu mau pulang dengan apa jika begitu? Sudah, kamu akan diantar cucu kakek." Kekeuh kakek lebih ke maksa sih.

"Tapi kek--" belum juga selesai sudah lebih dulu dipotong oleh pria muda yang dari tadi diam saja.

"Oh ya, ayo! Aku juga mau ke minimarket. Bareng saja," ujar Lin Yi dengan menampilkan raut wajah yang seakan memberikan kode yang Safma sendiri bingung mengartikannya.

"Eh?" Kaget Safma saat Lin Yi memegang tangannya.

Lalu berbisik, "Turuti saja, kakek itu orangnya sangat keras kepala, jika terus menolaknya mungkin saja kamu pulang tengah malam."

Akhirnya Safma paham, "Baiklah kakek, kami pamit dulu. Sekali lagi terimakasih banyak untuk makanannya." Sopan Safma kemudian melenggang pergi.

Diperjalanan tidak ada pembicaraan yang berarti, mereka terlalu asing dan sibuk dengan pikirannya.

Di keheningan itu Lin Yi bertanya, "Alamatnya sudah benarkan?"

"Ya, benar."

"Oke."

Kembali hening.

Sesampainya di gedung apartemen, tak sengaja mereka berdua berpapasan dengan River yang baru memarkirkan motornya.

Safma keluar dari mobil dibarengi dengan Lin Yi, sebenarnya niat Lin Yi akan membukakan pintu untuk Safma, namun gadis itu dengan mandirinya membuka pintu.

Mereka bertiga bertemu, River mengernyitkan keningnya seakan bertanya namun pertanyaan yang ingin dia ajukan sulit untuk dikeluarkan.

"River?" Kaget Safma, entah kenapa ia merasa seperti terciduk selingkuh saja oleh pacarnya. "Ah, perkenalkan dia River temanku dan ini Lin Yi."

"Hi, River teman Safma." Kenal River.

"Lin Yi." Balasnya dengan wajah datar.

Dingin sekali nada suaranya pria muda itu, sampai-sampai Safma bergidik kedinginan karena suasana juga musim dingin.

"Wah, kalian sepertinya terlihat akrab yah," kaku Safma seolah ingin mencairkan suasana malah ia beku sendiri.

Eh, Lin Yi tersenyum? Tipis sekali, kenapa nanggung jika ingin senyum?

"Sepertinya aku akan mengantarkan dirimu hanya sampai sini, kalau begitu aku pulang dulu." Pamit Lin Yi.

"Oh baiklah, sampai jumpa." Balas Safma ramah.

"Selamat malam dan sampai jumpa kembali." Ramah Lin Yi tiba-tiba. Kemudian hilang di kegelapan malam.

"Ayo masuk, sudah malam, dingin." Ajak River.

"Hem." Turut Safma mengekori River.

Di tempat lain, tepatnya di rumah mewah yang barusan Safma berada di sana. Pria muda masuk dengan angkuhnya, terlihat sedikit kepuasan di raut wajahnya.

"Kamu terlihat senang sepertinya ya cucuku." Celetuk kakek tua yang sedang membaca koran.

"Kakek belum tidur?" Agak kaget sebenarnya.

"Kamu pikir kakek setua apa? Hanya lupa alamat rumah bukan berarti kakek setua itu ya." Kesal kakek.

"Ah ya, kakek memang selalu awet muda jiwanya, tapi untuk raga itu terlihat jujur."

Puk!

Dilempar bantal sofa, cucunya ini mulutnya kenapa tidak bisa di filter sih, dapat sifat itu dari gen siapa coba? Pikir kakek kesal.

"Bagaimana jalan kalian?" Tanya kakek.

"Aku hanya mengantarnya pulang, itu tidak masuk hitungan jalan bareng atau ngedate seperti yang kakek pikirkan." Elak Lin Yi membenarkan.

"Ya ya, dilihat saat di meja makan tadi, ternyata cucuku masih normal yah." Santai kakek yang berhasil menyulut emosi cucunya.

"Kakek." Kesal Lin Yi, enak saja mengatakan dirinya tidak normal.

"Kamu tertarik dengan gadis cantik dan manis itu?" Tebak kakek walaupun sudah tau jawabannya.

"Aku hanya sedikit tertarik, ya sedikit, lagipula itu hanya first impression ku padanya." Jelas Lin Yi agar kakeknya paham.

"Kasihan sekali, dia sudah memiliki kekasih." Celetuk kakek.

"Bagaimana kakek tau? Ah tidak, pemuda itu hanya temannya." Ralat Lin Yi.

"Kakek tadi mengikuti kalian, kakek takut kamu macam-macam dengan gadis polos sepertinya." Santai kakek yang kembali menyulut emosi cucunya.

"Enak saja, apakah aku terlihat sebrengsek itu? Kurasa tidak, lagipula gadis itu tidak terlihat polos, dia cukup berhati-hati pada orang asing." Bela Lin Yi.

"Apalagi padamu." Celetuk kakek lagi.

"Terserah apa kata kakek." Pasrah saja sudah Lin Yi, daripada naik darah.

"Cih, pria lemah." Julid kakek entah apa maksudnya.

"Aku duluan." Pamit Lin Yi.

"Padahal kakek yang sudah tua tapi kamu lebih minta untuk pamit duluan? Ck, ck," cibir kakek menutup korannya.

Menggelengkan kepala pasrah, Lin Yi lelah menghadapi sifat kakek satu-satunya itu, melanjutkan langkahnya ke kamar.

Kembali pada suasana apartemen Safma, River menyiapkan makanan untuk mereka berdua. Ternyata jauh juga ya jarak rumah kakek dengan gedung apartemennya.

Namun kenapa saat ia menggunakan sepeda, tak merasa sejauh itu? Ah entahlah, Safma tak mau ambil pusing.

Dan yang sebenarnya terjadi adalah, Lin Yi sengaja berputar-putar dahulu sebelum sampai ke tujuan karena Lin Yi ingin berlama-lama dengan gadis itu. Entah gadis sadar atau tidak, Lin Yi tak tahu.

Kini ia merasa lapar lagi, mereka berdua pun makan bersama dengan makanan yang sudah dibuat oleh Safma lebih tepatnya tinggal memanaskan sih.

"Bagaimana ceritanya bisa bertemu dengan pria tadi?" Penasaran River.

"Tadi setelah pulang dari minimarket, aku bertemu kakek tua yang terlihat memprihatinkan, dan ternyata itu kakek pria muda itu, lalu aku diajak makan bersama sampai aku diantar olehnya seperti tadi." Jelasnya sangat singkat.

"Kamu terlalu baik." Jujur River.

Mendengar itu, Safma tentu saja menggelengkan kepalanya tak setuju. "Tidak juga, aku sering kali membiarkan ikan tenggelam, membiarkan cacing tertimbun tanah, dan kadang juga memukul nyamuk sampai berbunyi kretek kretek." Bela Safma.

"Jadi, kamu merasa tidak baik sebagai orang?"

"Gak tahu, yang dapat menilai diriku kan orang lain." Balas Safma santai.

"Kapan kira-kira kamu pulang ke negara kamu?"

"Minggu depan tanggal 19," tahu Safma seraya memakan makanannya.

"Seminggu lagi dong?"

"..." Mengangkat kedua bahunya sebagai jawaban.

"Iya seminggu lagi kalau dihitung-hitung."

"Kamu mau menginap disini?" Tanya Safma penasaran dengan River yang membawakan mie khas lokal versi halal, tentu saja Safma tak bisa menolak rezeki toh.

"Kalu boleh sih, tapi aku ada kerjaan dari klien dan harus selesai besok."

"Kerjakan saja di laptop ku, filenya tinggal dikirim ke email kamu. Toh ini sudah malam, hemat uang dan bahan bakar." Usul Safma, kasihan juga dengan River yang harus bangkit dari awal lagi.

"Baiklah jika kamu memaksa." Senyum tipis.

"Aku tidak memaksa, hanya memberi usul." Ralat Safma.

"Hehe, oke oke, kamu memberi usul."

"Hem, nanti aku tidur duluan, kamu pakai laptop ku saja nanti aku ambilkan."

Akhirnya mereka selesai makan malam, "Kamu mienya beli atau buat sendiri?" Penasaran dong.

"Beli, tapi ini yang halal kok."

"Aku tahu," tangannya ikut membereskan alat makan dan dibawanya ke dalam wastafel. "River, aku tadi melihat mu membawa motor, itu motor kamu? Lalu, jika kamu ikut ke Indonesia, bagaimana dengan motor kamu itu?"

"Oh, itu motor kakakku, aku pinjam darinya, biasanya dia pakai saat kuliah." Jelasnya.

"Oh ya? Em, ngomong-ngomong umur kamu berapa kalo boleh tahu?" Sambil mencuci piring dan gelas.

"Aku dua puluh satu mau dua puluh dua tahun ini." Jawabnya dengan tangan membantu membilas cucian yang dicuci Safma.

"Sudah ku tebak." Celetuk Safma.

"Tentu saja, aku masih terlihat muda begini, ga mungkin aku umur 50 tahun kan?" Canda River.

Safma terkekeh kecil, "Ya, coba kamu tebak umurku sekarang. Jika benar, kamu akan aku beri coklat yang tinggal satu di lemari pendingin." Pancing Safma.

Terlihat River sedang berfikir, apakah gadis disampingnya ini lebih tua atau lebih muda darinya. Fisiknya memang mungil, sedikit berisi, wajah juga mendukung untuk terlihat baby face, benar-benar sulit.

"Delapan belas?" Tebaknya.

"Haha, apakah aku terlihat semuda itu? Aku kelahiran 2003 bulan februari, coba hitung deh."

"Dua puluh satu tahun? Kenapa terlihat seperti anak sekolah menengah pertama? Apalagi tubuh kamu sangat mendukung."

"Oh, benarkah? Haha," tawa Safma agak puas.

Mengangguk membenarkan, "Kau tahu, bahkan tadi aku akan menjawab empat belas tahun, tapi tidak mungkin jika kamu berani keluar negeri sendiri apalagi dari bicara kamu terlihat sudah dewasa."

Akhirnya acara mencuci mangkuk dan piring kotor sudah selesai, Safma melepaskan sarung tangannya. "Sudah selesai, aku akan ambilkan laptop ku," bergegas mengambil laptop di kamarnya.

Beberapa menit kemudian datang membawa laptop dan beberapa cemilan yang dibawanya dari kamar untuk menemani teman barunya itu.

"Kamu tidak takut aku membuka file rahasia mu?" Tanya River penasaran, Safma menatap wajah River tanpa ekspresi.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!