Arunika Senja Jingga Manggala gadis berusia tujuh belas tahun, putri ke dua dari Anres Manggala dan Alice Renata. Menghilangnya Nayanika Xabiru Manggala sang kakak membuatnya harus kembali ke Indonesia dan melanjutkan sekolah di Indonesia.
Nafes Galaxy Orion remaja pria berusia tujuh belas tahun, putra ke dua dari Orion Attrikck dan Nasya Raiden. Seorang most wanted di sekolahnya.
Kecerobohan yang di sebabkan Hasta Langit Orion yang tidak lain adalah kakak Galaxy saat berkendara, menyebabkan mobil keluarga Senja terlibat kecelakaan dengannya.
Langit bersedia bertanggung jawab dengan gadis tersebut atas cidera yang di alami.
Namun Anres justru menolak, dan meminta Galaxy adik dari langit untuk menjaga Senja dan menikah dengan Senja. Dan apa alasan Anres menolak Langit yang jelas-jelas adalah penyebab Senja cidera serius?
Lalu apakah galaxy menerima permintan Anres?
Lalu bagaiamana reaksi Senja dengan semua yang terjadi padanya setelah siuman?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Anfi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Boleh duduk di sini?
Alice baru saja keluar dari kamarnya, seperti biasa setiap pagi dia akan membuatkan kopi atau teh untuk Anres suaminya.
Untuk makanan Alice memang tidak setiap hari memasak untuk Anres, tapi untuk minuman hanya boleh Alice yang membuatkan untuk suaminya.
“Lhoh. Susi, Jingga belum turun?” tanya Alice karena biasanya putri ke duanya tersebut bangun pagi.
“Belum bu. Apa perlu Susi panggil non Jingga?” jawab Susi.
“Tidak usah Sus, kamu bantu bi Nah saja. Aku saja yang bangunkan,”
“Baik bu,” mbak Susi kembali membantu bi Nah yang tengah menyiapkan sarapan.
Alice membuatkan kopi dulu untuk Anres, sebelum dia naik ke atas untuk membangunkan Senja.
"Sayang. Kopinya ada di meja makan, aku ke atas dulu. Takut Jingga belum bangun,” ucap Alice saat melihat suaminya menuju meja makan.
“Memangnya Jingga belum bangun?”
“Sepertinya dia ke siangan, sayang. Bisa jadi semalaman dia VC dengan kala,” tutur Alice.
Alice naik ke lantai atas, baru sampai tangga paling atas. Ternyata Senja sudah ke luar dengan menenteng tas. “Mommy,” ucap Senja saat melihat Alice ada di tangga.
“Jangan bilang kalau adek ke siangan karena VC dengan Kala semalaman?” tanya Alice.
Sang putri hanya bisa tersenyum sambil menggaruk pelipisnya. “Maaf mommy,” ucapnya merasa bersalah kalau melanggar larangan Alice yang tidak mengijinkan Senja begadang.
“Jangan di ulangi lagi. Atau nanti mommy bilang mami Eris biar kalian tidak bisa saling VC lagi,” ancam Alice pada pada Senja, walaupun sebenarnya Alice tidak serius dengan ucapannya.
“Iya mommy. Jingga usahakan, mommy tidak marah lagi, kan?”
“Tadinya mommy mau marah. Tapi mana bisa mommy marah kalau lihat putri mommy yang menggemaskan ini,” kesal Alice yang tetap saja tidak bisa marah pada Senja.
Alice kemudian kembali menuju meja makan, di susul Senja yang berjalan di belakangnya.
“Pagi daddy,” sapa Senja saat melihat Anres tengah menikmati kopinya di meja makan.
Mereka kemudian memulai sarapan pagi, seperti biasa Alice sudah menyiapkan bekal untuk makan siang putrinya.
selesai sarapan, Anres sudah siap menuju kantor dan juga mengantarkan Senja ke sekolah.
Mereka berangkat setelah berpamitan dengan Alice, akhir-akhir ini Anres selalu melihat senyum terukir dari ke dua sudut bibir putrinya tersebut.
Anres mengusak kepala putrinya yang tertutup hijab. “Anak daddy sepertinya sedang bahagia,” ucap Anres.
Senja menoleh ke arah daddy Anres yang tengah menyetir. “Bahagia karena di temani mommy dan daddy, setiap hari di antar daddy ke sekolah.”
Anres tersenyum ke arah putrinya. “Maafkan daddy dan mommy yang lebih sering sibuk. Percayalah mommy dan daddy sangat menyayangi adek dan kak Biru,” ucap Anres.
“Jingga tahu. Karena itu daddy tidak perlu minta maaf,” suara lembut Senja dengan sula senyuman yang tersungging selalu bisa membuat Anres merasa damai.
Selama di Singapura hampir tidak pernah memang Anres mengantarkan Senja ke sekolah, selain karena jarak sekolah Senja yang dekat dari rumah. Anres juga sangat sibuk, jadi tidak ada waktu untuk memanjakan putrinya seperti saat ini.
“Terimakasih sayang. Jingga selalu bisa mengerti mommy dan daddy,” ucap Anres.
Hingga tak terasa mereka sudah sampai di depan gerbang sekolah Senja, gadis itu langsung membuka pintu. Dia keluar dari mobil setelah berpamitan dengan Anres.
Senja berjalan dari gerbang menuju ruang kelasnya, hari-hari Senja semakin padar. Karena memang Senja sudah kelas dua belas, sebentar lagi dia melaksanakan ujian akhir.
“Jingga,” sapa seseorang yang baru saja sampai.
Senja menoleh ke belakang, mengarahkan pandangan ke sumber suara.
“Aya, Jerino. Kalian selalu berangkat bersama?” tanya Senja pada mereka berdua.
Aya salah tingkah mendengar ucapan Senja, sedangkan Jerino hanya tersenyum. Dari sana Senja cukup tahu apa hubungan antara ke duanya.
Mereka bertiga kemudian bersama menuju kelas, Senja tetap memilih duduk dengan Aya. Baik Aya maupun Jerino tidak masalah, Senja juga mulai akrab dengan mereka berdua.
Memilih untuk menghindar dari Attar dan teman-temannya, itulah saat ini yang Senja lakukan.
Senja bisa melihat ke tulusan dari Aya dan Jerino, mereka ingin berteman dengan Senja. Jadi Senja juga tidak perlu menghindari mereka berdua.
Senja tengah mengobrol dengan Aya dan juga Jerino, Attar menghela napas panjang begitu juga dengan Galaxy.
Mereka berdua sama-sama merasa tidak enak dengan Senja, karena ke jadian beberapa waktu lalu.
Karena jam pelajaran sudah di mulai, Jerino kembali ke kursinya. Guru masuk ke dalam kelas dan mereka mulai mempersiapkan diri untuk menerima pelajaran.
“Hari ini kita ulangan,” ucap bu Nina sang guru Biologi.
“Yah bu kok dadakan sih,” ucap salah satu siswa.
“Iya bu,” serempak satu kelas riuh karena ada ulangan dadakan.
“Sudah. Sudah, kalian jangan berisik atau ibu tambah jumlah ulangannya. Kamu, ini bagikan ketas ulangan pada yang lain,” tunjuk bu Nina pada salah satu murid.
Semuanya tenang setelah mendapatkan kertas ulangan. “Bagi yang selesai lebih dulu, ibu ijinkan untuk istirahat lebih awal”
Senja melihat kertas ulangan yang ada di hadapannya, belum satu bulan dia jadi murid baru. Tapi sudah harus ulangan, dia menghela napas. Senja kemudian memejamkan matanya, entah apa yang tengah dia lakukan.
Galaxy tanpa sadar menatap gadis itu dari mejanya, jarak duduk Galaxy dan Senja berseberangan. Galaxy duduk di baris ke tiga sedangkan Senja ada di paling depan di seberang barisan tempat duduk Galaxy.
Beberapa saat kemudian Senja membuka matanya, dia mengambil alat tulisnya. Setelah itu dia mulai membaca soal ulangan yang tadi di berikan padanya.
Galaxy masih menatapnya, hingga dia melihat jari jemari Senja bergerak menulis pada lembar jawaban. Barulah Galaxy juga kembali fokus pada soal ulangan miliknya sendiri.
“Bu Nina,” panggil Senja dari mejanya.
“Iya Jingga. Ada apa?” jawab bu Nina.
“Saya sudah selesai,”
“Bawa ke mari kalau begitu,”
Semua murid yang ada di kelas ternganga, pasalnya bu Nina memberi mereka waktu satu jam. Namun Senja menyelesaikan hanya dalam waktu empat puluh menit.
Senja membawa kertas ulangan bersama lembar jawabannya, dia mengumpulkan pada bu Nina.
“Saya juga sudah selesai bu,” Galaxy berdiri dari kursinya dan menuju ke arah meja bu Nina untuk menyerahkan soal ulangan beserta lembar jawabannya.
Senja menatap ke sumber suara dengan tatapan datar, kemudian berjalan melewati Galaxy begitu saja. Senja mengambil ponselnya dan sebuah buku dari dalam tasnya, dia keluar kelas.
Karena belum jam istirahat, jadi dia memilih pergi ke perpustakaan. Senja belum terlalu tahu seluruh area sekolahan, karena memang baru beberapa minggu dia di sana.
Jadi memilih ke perpustakaan akan lebih baik untuk Senja, selain itu dia bisa bersantai sejenak untuk membaca buku.
Senja mencari tempat duduk yang paling sepi dan dekat jendela, dia menggunakan earphone dan mulai menyalakan musik ke gemaran nya. Setelah itu dia mulai membaca buku yang di bawanya tadi.
Tok!tok
Galaxy mengetuk meja Senja, gadis tersebut lalu mendongakkan kepala dan melepaskan earphonenya.
“Boleh aku duduk di sini?” tanya Galaxy.
“Silahkan. Lagi pula ini tempat umum,” jawabnya datar.
Galaxy tersenyum kecut mendengar ucapan Senja, dia tahu sejak ke jadian tempo hari. Senja memang memperlihatkan rasa tidak suka pada dirinya.
“Aku minta maaf,” ucap Galaxy tiba-tiba.
Senja menoleh ke samping, dia memastikan kalau ucapan Galaxy di tujukan untuk dirinya. “Kamu bicara padaku?”
“Memangnya di sini ada orang lain? Tentu saja padamu,” kesal Galaxy.
“Oh. Minta maaf untuk apa?” tanya Senja pura-pura tidak tahu.
“Untuk ke jadian tempo hari. Karena sudah salah menuduhmu,”
“Oh ok. Sudah ku maafkan,” Senja masih menjawab dengan datar.
Suasana kemudian menjadi hening, tidak ada lagi pembicaraan antara ke duanya. Senja sibuk dengan bukunya, sedangkan galaxy sibuk dengan ponselnya. Mereka menunggu di perpustakaan sampai pelajaran bu Nina selesai.
up lagi kak
orang yang sama
jangan dibuat pak arnez dan istri meninggal thor..masih terlalu awal
berasa jd anak sma lg