Serpihan Badai Rindu Cosmic Galaxy Senja

Serpihan Badai Rindu Cosmic Galaxy Senja

Senja Jingga

Senja tengah menyiapkan segala keperluannya untuk sekolah barunya besok, karena mulai besok Senja akan bersekolah di salah satu SMA internasional di Jakarta. Sebelumnya Senja menempuh pendidikan di Nanyang Junior College, Singapura.

Satu minggu lalu Senja baru saja tiba di Jakarta sendirian, kedua orang tuanya baru akan ke Indonesia setelah menyelesaikan semua urusannya di Singapura.

Alice sang mama membekali senja dengan pemahaman dan pendidikan yang luar biasa, di usianya yang tujuh belas tahun Senja bersama Xabiru kakaknya sudah memiliki bisnis. Bisnis mereka di jalankan di Indonesia yang biasa di urus Xabiru, namun sejak tiga tahun yang lalu kakaknya tiba-tiba menghilang.

Kedua orang tuanya dan bahkan keluarganya sampai saat ini belum bisa menemukan di mana Xabiru berada, karena itulah mereka kembali akan menetap di Indonesia agar lebih fokus mencari keberadaan Xabiru.

Tok

Tok

“Non Jingga?”

“Iya bi. Ada apa?” Senja membuka pintu kamarnya.

“Makan dulu, non. Bibi sudah masak sayur kesukaan non Jingga,” ucap wanita paruh baya tersebut.

“Cuzz bibi cayang,” ucapnya sambil menggoda asisten rumah tangga tersebut.

Bi Nah hanya bisa menggeleng melihat kelakuan nona keduanya tersebut, meskipun lebih sering tinggal di Singapura tapi tidak lupa kalau dia adalah orang Indonesia. Meskipun dalam darahnya mengalir darah campuran Indo-China-Jerman, sikap dan sifatnya seperti remaja Indonesia pada umumnya.

Di rumah dia lebih suka di panggil Jingga, kenapa? Tentu karena dia punya alasan tersendiri.

Senja langsung menuju meja makan, bi Nah sudah menyiapkan beberapa menu. Saat ini Senja tinggal di temani dua asisten rumah tangga keluarganya, satu supir pribadi dan juga satu tukang kebun.

“Bi Nah, mb Susi ayo makan. Temani aku,” pinta Senja.

“Non Jingga duluan saja. Nanti bibi dan Susi makan di belakang,” ucap bi Nah.

Senja kemudian bangkit dari tempat duduknya, dia menarik bi Nah dan Susi untuk ikut duduk di meja makan bersamanya. “Mommy bilang kan tidak apa-apa. Jadi bi nah sama mba Susi harus temenin aku makan,” titahnya pada kedua asisten rumah tangga tersebut.

Mereka berdua hanya bisa menuruti, Alice memang mengajarkan kedua putrinya untuk tidak membeda-bedakan siapapun.

Kadang bi Nah dan Susi merasa heran dengan putri ke dua majikannya tersebut, Senja terlahir dengan sendok emas. Tapi dia tetap sederhana, bahkan makanan kesukaannya adalah sayur bening dengan tempe goreng dan sambal khas Indonesia.

“Pelan-pelan non. Tidak ada yang mau rebut makanan non Jingga,” ucap Susi sambil terkekeh melihat Senja seperti terburu-buru makan.

“Mbak Susi kan tahu aku jarang makan sayur bening kalau di sana. Rasanya kayak dapat hadiah pas makan ini,” ucapnya.

“Apalagi sayur bening bi Nah the best pokoknya. Tempe gorengnya sama sambalnya mantul,” lanjut Senja.

“Ah non bisa saja,” tutur bi Nah.

“Kalau anak sultan lain mungkin mintanya pizza, spageti atau apa kek. Ini non Jingga yang aneh apa bagaimana? Mintanya sayur bening yang ada bayamnya sama tempe goreng anget,” ujar Susi sambil geleng-geleng.

“Ya mau gimana mbak. Habis aku lahirnya dari mommy Alice yang sukanya jajan batagor sama siomay Bandung, belum lagi telur gulung. Kalau kata aunty Kia, aku kemasan saset mommy yang punya gen 80% kecerdasan daddy.” Jingga menyendok nasi dengan sayur bening dan tempe kedalam mulutnya.

Mereka bertiga kemudian terkekeh mendengar ucapan Senja. “Bi Nah sama mbak Susi ayo dong makan. Jangan cuma liatin aku,”

“Iya-iya non Jingga,” bi Nah dan Susi ikut mengambil nasi dan sayur juga lauk pauk yang sudah mereka siapkan di meja makan.

Mereka menikmati makan siang sambil sesekali bercanda, yang tidak pernah Senja lakukan kalau di sana ada Alice maupun Anres. Karena kedua orang tuanya memberlakukan sikap makan dengan tenang saat di meja makan, yang terdengar hanya suara dentingan sendok yang menyentuh piring.

“Jadi kangen kak Biru,” ucap Senja.

“Non Biru pasti baik-baik saja. Mbak yakin pasti suatu saat dia kembali pada kita semua,” ujar Susi.

“Aamiin,” ucap Senja dan bi Nah bersamaan.

Mereka kemudian melanjutkan makan siangnya hingga habis. “Alhamdulillah aku kenyang. Terimakasih bi Nah mbak susi,” ucapnya pada kedua asisten rumah tangga tersebut.

“Sama-sama non,”

Senja kembali ke kamarnya, dia memastikan kembali semua sudah masuk kedalam tasnya. Senja juga melihat seragam barunya yang sudah siap untuk dia pakai besok. “Semoga besok berjalan dengan baik,” dia bermonolog dengan dirinya sendiri.

Drrrt

Drrrt

Drrrt

Senja mengambil ponselnya karena dari tadi berbunyi dan bergetar, dia kemudian mengangkat vidio call dari Alice.

“Assalamualaikum mommy,”

“Wa’alaikumussalam sayangnya mommy. Sudah makan nak?” tanya Alice pada putri bungsunya.

“Baru selesai mom. Sayur bening sama tempe goreng bi Nah memang the best mom, tapi masih the best lagi masakan mommy. Daddy mana mom?”

“Daddy masih meeting sayang. Jingga sudah siapkan keperluan untuk sekolah besok?”

“Sudah rebes mom,”

“Maafin mommy sama dad ya sayang! Mommy sama daddy tidak bisa mengantarmu,”

“No … no mom, Jingga tahu daddy masih sibuk mengurus kepindahan.”

“Ya sudah. Jangan begadang, kesekolah jangan sendiri. Kamu harus diantar jemput pak Supri,”

“Rebes mom. Jingga kangen mommy sama daddy,”

“Daddy lebih kangen Jingga tuh,” Anres tiba-tiba muncul di belakang Alice.

“Iya-iya daddy yang paling kangen,” ucap Senja.

Mereka kemudian mengakhiri vidio call, Senja menaruh ponselnya di nakas. Dia kemudian menyalakan TV, melihat kartun kesukaannya.

***

Di Singapura Alice tengah menemani Anres meeting dengan klien, dia sengaja menyempatkan waktu untuk melakukan vidio call dengan putrinya yang sudah lebih dulu ke Indonesia sejak satu minggu yang lalu.

Anres memeluk istrinya, mengusap lembut lengan Alice. “Dia pasti baik-baik saja, sayang. Kamu tahu Jingga seperti apa,” ucapnya menenangkan Alice yang sedang khawatir pada Senja.

“Aku tahu hubby. Tapi tetap saja khawatir, besok adalah hari pertamanya pindah ke sekolah baru.”

“Kita doakan saja semua lancar untuk Jingga besok, sayang. Lagi pula anak-anak Kia juga sekolah di sana, sabar sebentar lagi. Kita akan menemani Jingga setiap hari di sana,” Anres membawa Alice ke dalam pelukannya.

Anres memang memutuskan untuk menetap di Indonesia, setelah tiga tahun mencari putri sulungnya yang menghilang karena suatu hal. Anres yakin putrinya ada di Indonesia, jadi akan lebih mudah mencari Xabiru jika mereka tinggal di Indonesia kembali.

Dia berharap kabar mereka akan kembali tinggal di Indonesia bisa sampai pada Xabiru, dengan begitu akan lebih mudah untuk menemukan Xabiru. Membawanya kembali bersama mereka, mereka selalu menanti Xabiru pulang.

Anres maupun Alice tidak marah dengan yang terjadi pada Xabiru, mereka menerima apapun yang terjadi dengan putrinya. Namun Xabiru yang merasa bersalah pada kedua orang tuanya, justru memilih pergi menghilang tanpa kabar.

 

Terpopuler

Comments

SJR

SJR

Assalamu'alaikum, mampir thor saling suportnya 🙏

2025-04-20

0

lihat semua
Episodes
1 Senja Jingga
2 Nafes Galaxy Orion
3 Menjadi Murid baru
4 Mampir ke Cafe
5 Alice & Anres Pulang ke Indo
6 Kejutan untuk Senja Jingga
7 Melepas rindu daddy & mommy
8 Tukar tempat duduk
9 VC dari Kala (Revisi)
10 Senja saat bersama daddy Anres
11 Kebersamaan
12 Boleh duduk di sini?
13 Firasat Anres
14 Merindukan Xabiru
15 Kemasan saset Anres x Alice
16 Masalah baru
17 saling kenal
18 Keresahan Jingga
19 Kecelakaan
20 Tindakan operasi
21 Anres siuman
22 Orang yang sama
23 Aku bersedia
24 Koma
25 Lebih kental dari ikatan sedarah
26 Menggantikan daddy menjagamu
27 Jingga siuman
28 Tatapan Jingga
29 Ruang untuk mereka
30 Tau yang sebenarnya Daddy & mommy
31 Kenapa harus Jingga?
32 Pengakuan Gavin
33 Sejauh itu Anres tahu
34 Nasehat Zico pada Kala
35 Jangan muncul di hadapan Jingga
36 Dari aunty menjadi bunda
37 Xabiru Rain
38 Deeptalk Gavin & Xabiru
39 Bukan tipeku
40 Jingga mulai terapi
41 Teman kecil Galaxy
42 Kamu bisa tertawa
43 Tamparan untuk Langit
44 Akhirnya Jingga pulang
45 Pulang ke rumah Galaxy
46 Siapa? apa dia?
47 Selamat malam, Jingga
48 Sampai di Jakarta
49 Kembali sekolah
50 Hari pertama kembali ke sekolah
51 Mo-mom ada dua
52 Rain vs Attar
53 Birunya Jingga
54 Rain sang bintang utama
55 Rain saingan baru Galaxy
56 Gangguan di pagi hari
57 Kelompok Project saint
58 My future
59 I'm here
60 Kita sekarang teman
61 Ruang keluarga manggala
62 Duo pangerannya Jingga
63 Pembawa ceria di saat duka
64 Rencana Xabiru untuk mommy & daddy
65 Pergi ke Sea World
66 Ndak mau sama uncle
67 Kebahagiaan kecil mereka
68 Bertemu
69 Langit Biru
70 Galaxy senja
71 Langit frustasi
72 Apapun demi Rain
73 Mengantar Jingga dan Galaxy sekolah
74 Ruang rahasia Jingga di sekolah
75 Kita pernah bertemu
76 Rencana Galaxy
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Senja Jingga
2
Nafes Galaxy Orion
3
Menjadi Murid baru
4
Mampir ke Cafe
5
Alice & Anres Pulang ke Indo
6
Kejutan untuk Senja Jingga
7
Melepas rindu daddy & mommy
8
Tukar tempat duduk
9
VC dari Kala (Revisi)
10
Senja saat bersama daddy Anres
11
Kebersamaan
12
Boleh duduk di sini?
13
Firasat Anres
14
Merindukan Xabiru
15
Kemasan saset Anres x Alice
16
Masalah baru
17
saling kenal
18
Keresahan Jingga
19
Kecelakaan
20
Tindakan operasi
21
Anres siuman
22
Orang yang sama
23
Aku bersedia
24
Koma
25
Lebih kental dari ikatan sedarah
26
Menggantikan daddy menjagamu
27
Jingga siuman
28
Tatapan Jingga
29
Ruang untuk mereka
30
Tau yang sebenarnya Daddy & mommy
31
Kenapa harus Jingga?
32
Pengakuan Gavin
33
Sejauh itu Anres tahu
34
Nasehat Zico pada Kala
35
Jangan muncul di hadapan Jingga
36
Dari aunty menjadi bunda
37
Xabiru Rain
38
Deeptalk Gavin & Xabiru
39
Bukan tipeku
40
Jingga mulai terapi
41
Teman kecil Galaxy
42
Kamu bisa tertawa
43
Tamparan untuk Langit
44
Akhirnya Jingga pulang
45
Pulang ke rumah Galaxy
46
Siapa? apa dia?
47
Selamat malam, Jingga
48
Sampai di Jakarta
49
Kembali sekolah
50
Hari pertama kembali ke sekolah
51
Mo-mom ada dua
52
Rain vs Attar
53
Birunya Jingga
54
Rain sang bintang utama
55
Rain saingan baru Galaxy
56
Gangguan di pagi hari
57
Kelompok Project saint
58
My future
59
I'm here
60
Kita sekarang teman
61
Ruang keluarga manggala
62
Duo pangerannya Jingga
63
Pembawa ceria di saat duka
64
Rencana Xabiru untuk mommy & daddy
65
Pergi ke Sea World
66
Ndak mau sama uncle
67
Kebahagiaan kecil mereka
68
Bertemu
69
Langit Biru
70
Galaxy senja
71
Langit frustasi
72
Apapun demi Rain
73
Mengantar Jingga dan Galaxy sekolah
74
Ruang rahasia Jingga di sekolah
75
Kita pernah bertemu
76
Rencana Galaxy

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!