Seorang istri yang merasa lelah dengan tingkah suami serta keluarganya. Hatinya begitu sakit melihat sang suami lebih menyayangi keponakannya di banding anaknya sendiri. Arumi layaknya seorang pembantu di dalam rumah mertuanya sendiri.
Suatu hari tanpa sengaja iya melihat putri kecilnya terjatuh karena didorong oleh keponakannya ingin meminta pertolongan, namun siapa sangka malah suaminya memilih membantu dan mengendong keponakannya tersebut. Puncak dari semua, ketika suami Arumi datang. kerumah membawa Siska pulang kerumah dan mengenalkannya sebagai calon istri Nico.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvazkha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPS 12
setelah mengatakan apa yg sudah dia pendam. Bu Sartika masih tidak terima dengan apa yang di ucapkan oleh Arumi. Dia merasa jika, dia lebih berhak dari pada Arumi.
"dengar Arumi. Nicholas itu putraku, dan kau tahu. Anak laki laki itu harus berbakti kepada orang tuanya sampai kapan pun. Jadi aku yang lebih berhak atas gaji milik Nicholas. Dan kau hanya bisa menerima sisanya saja. Dan jika Nicholas meminta uang lagi padamu. seharusnya nya, kamu bisa memberikannya. Karena mau bagaimanapun uang nya juga ada di kamu?" jawab Bu Sartika dengan santai.
"baiklah, kalau begitu mau mama. mulai sekarang, aku aka memberikan uang pada Nicholas setiap kali dia minta uang. tapi, dengan jaminan. Aku tidak akan pernah mau belanja apalagi memasak dan juga berbenah rumah. Karena apa? Aku bukan menantu di rumah ini. Dan aku bukan babu di rumah ini.
Jika selama ini semua kebutuhan di rumah ini aku yang menanggung. sekarang ya giliran mama dan juga mbak Monica yang menggantikannya." ucap Arumi.
"oke, siapa takut. Kalau memang begitu. Kamu tidak usah lagi dapat uang jatah dari Nicholas. Biarkan mama saja yang mengatur uangnya. Lagian kamu itu terlalu boros untuk ukuran ibu rumah tangga" jawab Monica menyindir Arumi.
"iya, sekarang mana sisa uang bulanan yang di berikan oleh Nicholas. setalah ini kamu lihat. meskipun tanpa bantuan kamu, kebutuhan rumah tetap akan terjamin" ujar Bu Sartika menengadahkan tangannya di hadapan Arumi.
"uang apa yang mama maksud. Uang 5 juta yang selalu saja minus untuk kebutuhan bulanan di rumah ini. sudahlah kebutuhan bahan makanan lebih dari 5 juta, belum lagi uang untuk iuran keamanan kompleks dan juga sampah. Air, listrik dan juga kebutuhan sabun dan juga masih banyak lainnya. Itupun aku harus menggunakan uang pribadi aku sendiri untuk menutupi segala kekurangannya. Jadi, uang apa lagi yang kalian inginkan?"
"jangan bohong kamu Arumi. pasti sisa uangnya kamu buat foya foya bukan?" ucap Monica menuduh Arumi.
"foya foya kamu bilang. Kalau begitu tunggu saja satu Minggu lagi. Bukankah Nicholas akan menerima gajinya. Kalian lihat sendiri dan gunakan uang itu untuk segala kebutuhan yang ada di rumah ini. tapi minus aku dan putriku. Aku akan membantu membayar uang iuran keamanan dan juga sampah. Untuk Ari dan listrik kalian bisa gunakan uang yang nantinya kalian dapatkan" jelas Arumi pada keduanya.
.
Karna masih tidak bisa mendapatkan uang dari arumi. Bu Sartika dan juga Monica memilih untuk meninggalkan Arumi di sana. Nicholas yang sedari tadi diam menyimak baru mengeluarkan ucapannya saat mama dan kakak iparnya pergi.
"kamu berubah Arum! kamu bukan lagi Arumi yang penurut. Kamu lebih sering membangkang akhir akhir ini. kenapa?" tanya Nicholas yang akhirnya buka suara.
"kamu masih tanya kenapa? seharusnya aku yang tanya sama kamu Nic. Kita nikah nggak sehari dua hari. Tapi sudah hampir 4 tahun kita bersama. kamu bahkan sudah memiliki seorang putri. Yang bahkan tak pernah kamu anggap ada keberadaanya.
Ialu sekarang kamu tanya kenapa kau jadi seperti ini? sepertinya kamu butuh dokter jiwa Nic. Kamu yang bermasalah malah kamu yang merasa sebaliknya. Aku jadi seperti ini juga karena kamu tak lagi perduli dengan aku ataupun dengan Michelle" jelas Arumi pada Nicholas.
"aku tak bermaksud mengabaikan kalian berdua. hanya saja, yang aku inginkan dari awal kehamilan kamu adalah seorang anak laki laki. karena aku sudah memiliki keponakan perempuan. tapi kmu malah melahirkan ana perempuan juga. Itu yang membuat aku jadi hilang respek sama kamu dan anak pembawa si@l itu" jawab Nicholas membuat Arumi semakin kesal dan murka.
"heh, kamu kira aku bisa memilih jenis kelamin anak yang aku kandung. kamu ingat tidak kata dokter saat itu. Jenis kelamin anak itu tergantung pada si ayah. kenapa kamu malah salah in aku!"
"sudahlah tidak usah di lanjutkan. Jika sudah seperti ini. Memang ada baiknya aku cari perempuan lain saja. Agar aku bisa segera memiliki anak laki laki. Aku itu butuh penerus Arumi. Jadi aku butuh anak laki laki untuk keturunanku!" ujar Nicholas lalu meninggalkan Arumi.
"heh, penerus katanya. Apanya yang mau di teruskan pada anaknya. gaji saja masih di pegang mama dan iparnya. Ini maa sibuk mau cari perempuan lainnya. Cih,
Dasar laki laki otak selangkangan" ujar Arumi membatin